PENDAHULUAN
dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada,
maupun psikomotor.
dan menciptakan suasana belajar mengajar dengan baik sehingga dalam hal ini
guru dituntut harus inovatif, profesional, dan proaktif dalam melaksanakan tugas
IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat sekolah
dasar masih dianggap mata pelajaran yang sulit, memperhatikan tujuan dan esensi
pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di
1
2
tercapainya tujuan IPS terebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang
pengaruh yang sangat besar terhadap gairah dan keberhasilan belajar siswa.
Salah satu kesulitan belajar yang dialami siswa ialah pada mata pelajaran
IPS akibatnya terjadi banyak kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal, baik
soal-soal ulangan harian, ulangan umum, dan soal-soal ujian nasional yang
segera diatasi agar hasil belajar siswa meningkat. Salah satu alternatif adalah
Division (STAD) yang dapat diterapkan guru dalam mengajar untuk mencapai
ketuntasan belajar atau hasil belajar siswa. pendekaan kooperatif tipe STAD
yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran
kooperatif dalam kelas, selain dari pada hal tersebut diatas STAD juga merupakan
utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan
penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan
bahwa tidak selamanya proses belajar mengajar IPS pada suatu sekolah berjalan
mengingat bahwa dalam setiap kelas yang dihadapi terdiri dari beranekaragam
kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Dalam Mata
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas V dalam
mata pelajaran IPS melajaran koperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
C. Tujuan Penelitian
belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPS melalui penerapan pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memmberikan manfaat bagi guru dalam
1. Manfaat teoritis
Tipe STAD.
belajarnya
2. Manfaat praktis
BAB I
A. Tinjauan Pustaka
kurikulum 1975. Dikatakan baru karena cara pandangnya bersifat terpadu, artinya
bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi,
pendidikan IPS adalah membina siswa menjadi warga negara yang baik, yang
together yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas
cooperative learning, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan
oleh guru dalam pembelajaran, melainkan dapat belajar dari siswa lainnya serta
2. Pengertian Belajar
disimpulkan bahwa orang belajar memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui sesuatu
yang belum diketahui serta untuk berubah dari tidak baik menjadi baik. Proses
belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan
siswa atau dengan kata lain interaksi tersebut dapat disebut sebagai suatu
Hilgard (Sanjaya, 2006) Belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau
alamiah.
merupakan suatu kebutuhan manusia agar pada dirinya terjadi suatu perubahan-
perubahan baik pengetahuan, sikap dan nilai-nilai moral yang membentuk pribadi
sekitarnya.
7
siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang
seseorang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki
oleh orang itu dalam suatu pelajaran. Dalam kaitannya dengan usaha belajar, hasil
belajar ditunjukkan oleh tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa terhadap
materi yang diajarkan setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam kurun
waktu tertentu. Syah (2008: 150) mengemukakan “hasil belajar adalah hasil
pengungkapan belajar yang meliputi ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif),
Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang
telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama
atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta
dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih
baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja
4. Pembelajaran Kooperatif
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar
kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat
dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar
bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran.
9
(STAD)
presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi
dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau
kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran
10
melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara
individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu
diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak
berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor
Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain,
perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis
saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pembelajaran melalui
tutorial, kuis satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Tipe pembelajaran inilah
yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Inpres Minasa
a. Penyajian kelas.
b. Belajar kelompok.
c. Kuis
d. Skor perkembangan.
e. Penghargaan kelompok.
a. Kelebihan :
1) Meningkatkan kecakapan individu
2) Meningkatkan kecakapan kelompok
3) Meningkatkan komitmen
4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
5) Tidak bersifat kompetitif
6) Tidak memiliki rasa dendam
b. Kekurangan :
1) Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan
karena peran anggota yang pandai lebih dominan
kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Inpres Minasa
dalam setiap proses belajar mengajar yang dilaksanakan sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang direncanakan secara maksimal. Maksimal dalam hal ini
adalah meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS itu sendiri.
B. Kerangka Pikir
khususnya pada mata pelajaran IPS adalah kooperatif tipe STAD digunakan
kelompok yang juga merupakan bagian dari proses belajar mengajar bertujuan
untuk menciptakan rasa saling kerja sama, pengertian dan tanggung jawab serta
perannya masing-masing dimana dalam satu kelompok kerja yang telah dibentuk
13
terdapat ketua kelompok yang dapat menjadi ujung tombak keaktifan siswa
memungkinkan adanya saling koreksi, diskusi dan kerja sama yang baik antar
siswa dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan sebagai tugas yang harus
diselesaikan.
Hal ini juga dilakukan saat hasil akhir tugas yang diselesaikan masing-
kelompok lainnya, dan sesudah itu maka pekerjaan atau tugas yang telah dibuat
dikumpulkan pada guru untnuk memperoleh penilaian. Lebih jelas dapat dilihat
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian pada kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang dapat
diajukan dalam penelitian ini adalah : “jika pembelajaran kooperatif tipe STAD
diterapkan pada mata pelajaran IPS, maka hasil belajar siswa di kelas V SD Inpres
BAB II
METODE PENELITIAN
kualitatif karena data yang diperoleh melalui observasi untuk melihat gambaran
aktivitas guru dan siswa. Penelitian ini terdiri dari 1 siklus dimana masing-masing
siklus terdiri dari empat langkah yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan,
B. Fokus Penelitian
pembelajaran.
hasil belajar yang dimaksud adalah nilai dari hasil tes dari tiap siklus.
1. Setting Penelitian
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Inpres Minasa Upa Kota
D. Prosedur Penelitian
belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran IPS melalui pembelajaran kooperatif
Tipe STAD di SD Inpres Minasa Upa Kota Makassar. Pelaksanaan penelitian ini
PERENCANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN
PENGAMATAN
SIKLUS N
Gambar 3.1 : Prosedur penelitian tindakan kelas oleh Arikunto, dkk (2008 : 16)
16
1. Observasi
suatu proses belajar, perhatian siswa pada saat proses belajar, siswa yang
2. Tes
atau kelompok.
3. Dokumentasi
media pembelajaran.
menyeluruh dan utuh dari obyek yang diteliti guna mendapatkan kesimpulan yang
bersifat deskriptif sesuai dengan kondisi dan waktu. Adapun data yang diperoleh
∑fX
M=
n
Dimana:
M : Mean (rata-rata)
n : Jumlah siswa
Umar (2017: 15)
2. Indikator Keberhasilan
apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa terhadap bahan ajar setelah
BAB IV
A. Hasil Penelitian
SD Inpres Minasa Upa Kota Makassar pada tanggal 11 Maret sampai tanggal
13 Mei 2022. Metode pelakanaannya mengikuti prinsip kerja PTK yang terdiri
melakukan tes hasil belajar pada siklus pertama dan kedua, sedangkan data
checklist.
a. Perencanaan
mengacu pada penerapan metode kooperatif tipe STAD dalam proses belajar
kemampuannya (heterogen) agar saling bekerja sama dan aktif dalam kegiatan
diskusi.
b. Tindakan
berikut:
akan dipelajari.
5) Memberikan tes atau kuis untuk mengetahui skor awal siswa secara
individual.
20
c. Observasi
dan pada kegiatan inti guru memberi kuis atau tes untuk mengetahui skor
21
kelompok lain.
dalam belajar karena siswa saling bertukar pendapat dan bekerja sama
dalam kelompok
berikut:
bervariasi. Ada yang selesai dengan tepat waktu, dan ada yang telah
c) Persentasi dari tiap-tiap kelompok sudah lebih baik karena siswa dari
dalam mengerjakan soal tetapi masih ada yang kurang teliti dan
siklus I.
3) Evaluasi
hasil belajar siswa, maka rangkuman statistik tes hasil belajar IPS siswa dengan
berikut:
Subjek 31
Skor Terendah 70
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar IPS melalui
metode Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas IV SD Inpres Minasa Upa
Kota Makassar pada siklus I sebesar 83,3. Skor yang dicapai responden
23
terbesar dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 70 dari skor tertinggi yang
mungkin dicapai 100 dan skor terendah yang mungkin dicapai 0. Hal ini
35 – 54 Rendah 0 0,00
55 – 64 Cukup 0 0,00
65 – 84 Tinggi 17 54,83
Jumlah 31 100
Minasa Upa Kota Makassar persentase skor hasil belajar IPS setelah
persen) yang berada pada kategori sangat rendah, tidak ada siswa yang berada
pada kategori rendah, tidak ada siswa yang berada pada kategori cukup, 17
siswa (54,83 persen) berada pada kategori tinggi dan 14 siswa (45,16 persen)
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, maka skor rata-rata hasil
belajar siswa adalah 83,3. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar IPS siswa
24
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan I dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tes Persentase
Interval Nilai Kategori Frekuensi
Belajar (%)
kemampuan siswa pada siklus I persentase yang diperoleh sebesar 100 persen
atau 31 siswa berada dalam kategori tuntas dan tidak ada siswa berada dalam
d. Refleksi
dengan baik.
2) Siswa sangat termotivasi dalam kegiatan diskusi dan aktif bekerja sama
jelas.
(heterogen) agar saling bekerja sama dan aktif dalam kegiatan diskusi.
dan pada kegiatan inti guru memberi kuis atau tes untuk mengetahui
diskusinya.
berikut:
bervariasi. Ada selesai dengan tepat waktu, dan ada yang telah selesai
sebelum waktunya.
c) Persentasi dari tiap-tiap kelompok sudah lebih baik karena siswa dari
dalam mengerjakan soal tetapi masih ada yang kurang teliti dan
siklus I.
dan pelaksanaan siklus berikutnya tidak perlu lagi untuk dilakukan. Dengan
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Inpres Minasa Upa Kota
Makassar.
28
BAB V
A. Kesimpulan
tipe STAD dapat meningkatkan hasil beajar IPS pada siswa kelas IV SD
Inpres Minasa Upa Kota Makassar. Hal ini dapat nampak pada siklus I bahwa
B. Saran
belajar yang lebih bermakna dan siswa akan merasa senang, tertarik,
DAFTAR PUSTAKA