Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL

KOOPERATIF PADA TINGKAT MI/SD

Alisa Hamidah

12205193041

Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

alisaham6@gmail.com

ABSTRAK
Dalam Pendidikan sekolah dasar sangat penting untuk menerapkan
pembelajaran yang baik dan sesuai, untuk itu penulis mengambi judul penelitian
penerapan pembelajaran IPS dengan model kooperatif pada tingkat Madrah
Ibtidaiyah (MI) atau sekolah dasar (SD). Dengan begitu tujuan dalam penelitian
ini untuk mengetahui bagaimana penerapaan model pembelajaran kooperatif ,
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian
kepustakaan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku,
jurnal, artikel dan karya ilmiah lain yang relevan. Data dikumpulkan dan
kemudian dilakukan analisis deskriptifuntuk mengetahui analisi yang mendalam.
Hasil penelitian ini bahwa model kooperatif ini merupakan pembelajaran secara
berkelompok sehingga dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
sebelumnya harus memperhatikan beberapa- hal dan juga unsur-unsur kemudian
dapat menerapkan model pembelajaran kooperarif sesuai langkah-langkah yang
sudah dijelaskan. Dengan begitu pembelajaran dengan menerapkan model
kooperatif bisa berjalan secara efektif.

Kata kunci : Penerapan pembelajaran, model kooperatif, IPS

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang wajib dan


harus diterima setiap warga negara untuk mendapatkan pengetahuan
atau informasi dari berbagai narasumber. Pendidikan yang
baik adalah pendidikan yang terencana untuk membantu dan

1
meningkatkan perkembangan potensi, karakter, dan mental seorang
anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai
seorang individu dan sebagai warga negara.

Pelaksanaan pendidikan juga tidak terlepas dari suatu


masalah. Masalah tersebut sering terjadi pada proses pembelajaran.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemah nya proses pembelajaran di kelas (Sanjaya, 2009). 1
Proses pembelajaran yang terjadi di kelas masih menggunakan
selera guru untuk mengajar sehinga proses pembelajaran yang
terjadi belum optimal. Banyak guru yang mengalami kesulitan
dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut
berlaku disemua jenjang pendidikan dan mata pelajaran, tidak
terkecuali mata pelajaran IPS atau yangs ering disebut Ilmu
Pengetahuan Sosial pada jenjang sekolah dasar. Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan kepada para siswa kelas sekolah dasar maupun madrasah
ibtidaiyah.2

IPS sangat penting dibelajarkan karena IPS merupakan


pembelajaran yang mempelajari tentang interaksi di dalam

1
Sanjaya, Wina dan Andi Budimanjaya, Paradigma Baru Mengajar.
(Jakarta : Kencana, 2017).
2
Ni Kd. Novi Sukmadewi, Luh Putu Putrini Mahadewi, Kadek Yudiana,
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle terhadap
Hasil Belajar IPS. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan.Vol. 3 (3) pp.
190-199. 2019.

2
masyarakat (Virgawati, 2017). IPS dikembangkan dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang nilai, sikap,
dan pengetahuan serta kecakapan dasar siswa yang berpijakpada
kehidupan nyata, khususnya kehidupan sosial di masyarakat
tersebut. Menurut Surahman (2017) IPS dalam pendidikan
merupakan suatu konsep yang mengembangkan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan sosial dalam rangka membentuk dan
mengembangkan pribadi warga negara yang baik, juga telah
menjadi bagian dari wacana kurikulum dan sistem pendidikan di
Indonesia, dan merupakan program pendidikansosial pada jalur
pendidikan sekolah. 3

Dalam pembelajaran IPS seorang guru dituntut untuk


memberi konsep-konsep yang benarsehingga materi IPS yang
diberikan sama dengan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat.4
Untuk itu IPS penting bagi jenjang pendidikan dasar karena siswa
yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda.
Seharusnya dalam kegiatan belajar siswa dapat dibawa langsung ke
lingkungan alam danmasyarakat. Selain itu, pembelajaran perlu
dirancang dengan cara berinteraksi antara guru dengan siswa guru
dengan guru maupun siswa dengan siswa.

Dengan demikian pembelajaran dapat menumbuhkan


hubungan timbal balik yang positif. Pembelajaran yang demikian

3
Ibid. hal. 78
4
Irfan Tamwife, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial 1, Edisi Pertama,
(Surabaya : Penerbit Amanah Pustaka, 2009), hal.1-10.

3
dapat memberikan pengalaman belajaryang bermakna di sekolah
sehinga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Selain
menumbuhkan interaksi yang baik upaya yang dapat dilakukan
dengan mengunakan model pembelajaran yang menarik.
Kenyataanya upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut belum
memberikan hasil yang optimal danmasih rendahnya hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran IPS. Permasalahan yang sama tidak
jarang ditemukan di beberapa sekolah.

Dalam pembelajaraan IPS terdapat bermacam-macam


prinsip salah satu yang akan di bahas yaitu prinsip kooperatif
dengan menerapak prinsip kooperatif dalam pembelajaran ini di
harapkan pembelajaran bisa terencana sesuai tujuan dan berjalan
efektif . Pembelajaran kooperatif (cooperative learning ) sendiri
merupakan metode pembelajaran yang berdaya besar dalam
meningkatkan keterlibatan siswa, dukungan akademik, dan
dukungan sosial terhadap keberhasilan peserta didik dalam
mempelajari materi pelajaran. Sebagai metode pembelajaranyang
menekankan pada kerjasama, salingmembantu dan mendorong
kegiatan diskusi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
maka metode koperatif palingefektif diterapkan.5 Untuk itu dalam
pembelajaran IPS tingkat sekolah dasar ini dengan menerapkan

5
Ino budiatman dan patrisurya, “Teknik Pembelajaran
Yang Efektif Dalam Disain pembelajaran Kooperatif Untuk Mata Pelajaran Ips”
Academia.edu. https://www.academia.edu/ 51787225/
Teknik_Pembelajaran_Yang_Efektif_Dalam_Disain_Pembelajaran_Kooperatif_
Untuk_Mata_Pelajaran_Ips Jurnal Cakrawala Pendas Vol 5 No 2 Edisi Juli 2019

4
pembelajaran kooperatif diharapkan siswa dapat menghasilkan hasil
belajar akademik dengan bagus, bisa saling bertoleransi, bisa
menerima terhadap keragaman dan siswa dapat melatih
meningkatkan keterampilan sosial.

METODE

Metode dalam penelitian ini penulis menggunakan


penelitian kualitatif dengan jenis kajian kepustakaan atau library
research. Bahwa Kajian kepustakaan atau library research
merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, informasi dan berbagai macam data-data
lainnya yang terdapat dalam kepustakaan. Dalam hal ini akan
menampilkan argumentasi penalaran keilmuan dari hasil kajian
pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah atau
topik kajian. Maka dari itu pembahasan pada penelitian didasarkan
pada hasil dari pembelajaran kooperatif pada peserta didik usia
dasar. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berupa buku, jurnal, artikel, website, makalah, skripsi dan karya
ilmiah lainnya. Bahan-bahan pustaka tersebut dibahas secara kritis
dan mendalam dalam rangka mendukung pembahasan pembelajaran
IPS dengan model prinsip kooperatif.

PEMBAHASAN

Pembelajaran Kooperatif mengandung pengertian sebagai


suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu

5
antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana
keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggota kelompok itu sendiri. Sehingga dapat diartikan sebagai
suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara
sesama anggota kelompok. Pembelajaran Kooperatif ini lebih dari
sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar
dalam menerapkan kooperatif ini harus ada “struktur dorongan dan
tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi secara terbuka dan hubungan-hubugan yang bersifat
interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok.6 Dengan
pembelajaran kooperatif membantu peserta didik dalam
mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan
kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara
bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan
meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan hasil belajar.
Dengan penerapan pembelajaran tersebut peserta didik lebih
mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan temanya.

Kegiatan peserta didik dalam belajar kooperatif antara lain


mengikuti penjelasan guru secara aktif, menyelesaikan tugas- tugas
dalam kelompok, memberikan penjelasan kepada teman
sekelompoknya, mendorong teman sekelompoknya untuk

6
Etin Solihatin, Cooperative learning analisis model pembelajaran IPS,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hal.4

6
berpartisipasi secara aktif, dan berdiskusi.7 Agar kegiatan peserta
didik berlangsung dengan baik dan lancar diperlukan keterampilan-
keterampilan khusus, yang disebut keterampilan kooperatif.
Keterampilan kooperatif dapat dibangun dengan mengembangkan
komunikasi dan pembagian tugas antara anggota kelompok.

Dalam pembelajaran IPS tingkat sekolah dasar untuk


menerapkan prinsip kooperatif ini bisa di gunakan dalam kelas atas,
misalnya kelas empat, lima, maupun enam pada sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah karena pada jenjang tersebut peserta didik lebih
mudah untuk melakukan kerjasama dan juga memiliki rasa empati
tinggi. Sehingga peserta didik dapat belajar bekerjasama dalam
sebuah kelompok kecil dalam sebuah aktivitas yang terstruktur,
saling berhadapan dan belajar untuk bekerja sebagai sebuah tim.
Meskipun demikian, Adam (2013:69) menekankan pentingnya
menstrukturkan aktivitas agar proses belajar dapat berjalan secara
lebih efektif. Melalui aktivitas yang terstruktur inilah para peserta
didik dapat belajar saling berbagi pengetahuan di dalam
kelompoknya dan terus meluas di dalam kelasnya.8 Dengan
demikian, belajar kooperatif pada dasarnya sebuah metode yang
menerapkan berbagai teknik untuk mendorong aktivitas belajar dan
meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran
IPS yang dibahas dengan menggunakan pendekatan terstuktur yang

7
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), hal.188
8
Op.cit hal. 72

7
menghendaki peserta didik menciptakan, menganalisis, dan
menerapkan konsep-konsep.

Agar proses proses pembelajaran dikelas berjalan lebih efektif,


mengutip pendapat Lundgren, Suyanto dan Jihad (2013:143)
menyatakan terdapat 7 unsur dalam pembelajaran kooperatif yang
perlu diperhatikan yaitu:

1. Siswa memiliki persepsi yang sama bahwa mereka


tenggelam dan berenang bersama
2. Siswa memliki tanggung jawab terhadap sisiwa lain dalam
kelompoknya disamping tanggungjawab mereka terhadap
diri sendiri dalam mempelajari materi yang sama
3. Siswa harus memiliki suatu pandangan bahwa mereka
memiliki tujuan yang sama dalam kelompok
4. Siswa harus melakukan pembagiantugas dan tanggung
jawab yang sama besar
5. Siswa akan diberi suatu evaluasi seluruh kelompok
6. Siswa berbagi kepemimpinan sementaramereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar
7. Siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yangdipelajari dalam kelompok kooperatif.9

9
Yatim, Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi
Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas
(Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hal. 265

8
Secara umum, ada enam langkah utama atau fase dalam
pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif
(Arends, 2012). Untuk itu dalam penerapan dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPS selanjutanya
dapat mengkuti beberapa langkah-langkah yaitu sebagai berikut :

1. Menyampaikan tujuan dan motivasi peserta didik.


Tingkah laku guru:
a) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran IPS tersebut.
b) Memotivasi peserta didik untuk belajar dengan
cara, menjelaskan pentingnya mempelajari materi (
lingkungan alam dan buatan )
2. Menyajikan informasi.
Tingkah laku guru:
a) Guru meyajikan informasi kepada peserta didik
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
b) Meminta siswa untuk membaca dan memahami buku
dan menggarisbawahi kata-kata yang penting
c) Menanya siswa misalnya dengan slaah satu kaata
penting yang telah digaris bawahi yaitu, apa
perbedaaan lingkungan alan dan lingkungan buatan ?
3. Mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok
Kooperatif.
Tingkah laku guru:

9
a) Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efisien.
b) Guru membagi kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 4-5 siswa
c) Membagikan gambar tentang lingkungan alam dan
lingkungan buatan
d) Guru menjelaskan prosedur dalam mengerjakan
tugas secara berkelompok
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Tingkah laku guru:
a) Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas mereka.
b) Guru selalu memberi pengauatan dan selalu
beriteraksi kepada peserta didik, dengan cara
berkeliling ke setiap kelompok dan menanyai siswa.
misalnya, apakah ada yang sulit dan kurang jelas ?
5. Evaluasi.
Tingkah laku guru:
a) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok dan
mempresentasikan hasil dari masing-masing
kelompok tersebut.

10
b) Memberi umpan balik kepada siswa terhadap hasil
yang sudah dipresentasikan
6. Memberikan penghargaan.
Tingkah laku guru:
a) Mengumumkan kelompok yang mendapat hasil
bagus dan benar
b) Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil bekerja kelompok. Misalnya guru
dapat memberi nilai A+ atau bintang bagi yang hasil
kerja kelompok nya bagus.

Dalam pembelajaran kooperatif ini terdapat beberapa variasi


model, sehingga terdapat empat pendekatan yang seharusnya
merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif. yaitu STAD, jigsaw, investigasi
kelompok atau teams games tournament (TGT), dan pendekatan
struktural yang meliputi think pair share (TPS) dan numbered head
together (NHT). Berikut beberapa gambaran perbedaan dari
masing-masing variasi medel dalam pembelajaran kooperatif.10

10
Triyatno, Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran. (Jakarta :
Prenada Media, 2017), hal. 117

11
Gambar 1 : Perbandingan empat pendekatan pembelajaran kooperatif

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa


model pembelajaran kooperatif sangat tepat untuk diterapkan dalam

12
dalam pembelajaran IPS tingkat sekolah dasar karena dengan model
kooperatif ini dapat membantu peserta didik dalam
mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan
kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara
bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan
meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan hasil belajar.
Sebelum melakukan pembelajaran model kooperatif juga harus
melihat unsur-unsur dalam model tersebut dan memperhatikan hal-
hal yang penting seperti pentingnya menstrukturkan aktivitas agar
proses belajar dapat berjalan secara lebih efektif. Dengan begitu
guru dapat menerapkan pembelajaran model kooperatif sesuai
mengkuti langkah-langkah seperti Menyampaikan tujuan dan
motivasi peserta didik, menyajikan informasi, mengorganisasikan
peserta didik kedalam kelompok Kooperatif, membimbing
kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan
penghargaan.

13
DAFTAR RUJUKAN

Ino Budiatman dan Patrisurya, “Teknik Pembelajaran Yang Efektif Dalam


Disain pembelajaran Kooperatif Untuk Mata Pelajaran Ips”
Academia.edu. https://www.academia. edu / 51787225/
Teknik_Pembelajaran_Yang_ Efektif_ Dalam_Disain_Pembelajaran_
Kooperatif_Untuk_Mata_ Pelajaran_IpsJurnal Cakrawala Pendas Vol 5
No 2 Edisi Juli 2019.

Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik


Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Sani, Ridwan Abdullah, Inovasi Pembelajaran Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.

Sanjaya, Wina dan Andi Budimanjaya, Paradigma Baru Mengajar. Jakarta :


Kencana, 2017.
Solihatin, Etin. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta :
PT Bumi Aksara, 2007.

Sukmadewi, Ni Kd. Novi, Luh Putu Putrini Mahadewi, Kadek Yudiana,


“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside Outside Circle
terhadap Hasil Belajar IPS”. Academia.edu. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan.Vol. 3 (3) pp. 190-199. 2019.
Tamwife, Irfan dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial 1, Edisi Pertama, Surabaya :
Penerbit Amanah Pustaka, 2010.

Triyatno, Ibnu Badar. Mendesain Model Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media,


2017.

14

Anda mungkin juga menyukai