Anda di halaman 1dari 14

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE LEARNING

TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN KECERDASAN


SOSIAL SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI KELAS
VII A MTs LABBAIKA LOA JANAN ILIR

Disusun Oleh:
Fatkurohmanudin

Kependidikan Islam Jurusan Tarbiyah


Sekolah Tinggi Agama Islam negeri (STAIN) Samarinda
Tahun 2013
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai
usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin
mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di
sekolah-sekolah

telah

menunjukkan

perkembangan

yang

sangat

pesat.

Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut,


sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan
peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa.
Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan
pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai
materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar,
gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.
Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif
juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa
merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan
nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti

luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,


mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu
pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan
dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa. (Depdikbud)
Pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks di
mana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut di
antaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang
peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat
ditentukan oleh faktor guru.1
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan
pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru
memiliki cara dan strategi mengajar yang baik dan mampu memilih strategi
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang
akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih metode atau
cara dalam menyampaikan materi pelajaran. Misalnya dengan mcmbimbing
siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu
membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih
menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.

1 Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta:


Ciputat Pers,2002), hal. 1.

Dalam kegiatan belajar mengajar Aqidah Akhlak di MTs Labbaika yang


masih bersifat konvensional, yaitu metode ceramah tanpa memperhatikan
keaktifan belajar peserta didik. Sehingga peserta didik hanya duduk, diam,
mendengar, mencatat, dan menghafal materi pelajaran. Kegiatan belajar
mengajar (KBM) di kelas terkesan monoton dan membosankan. Kondisi seperti
ini tidak akan mewujudkan keefektifan belajar dan rendahnya daya berfikir pada
peserta didik dalam proses belajar.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dapat diterapkan
model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa
baik kemampuan kognitif maupun kemampuan afektif. Di antara model
pembelajaran yang dapat dipilih adalah pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think
Pair Share), yang diharapkan dapat membuat siswa aktif sejak dini dan dapat
memotivasi serta meningkatkan kecerdasan sosial siswa.
Model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) memberi waktu kepada
siswa selama fase berfikir dengan menggunakan waktu tunggu. Jika cerita
diberikan selama pelajaran berlangsung, banyak siswa yang tidak punya waktu
untuk menghentikan dan memikirkan apa yang terjadi. Pemikiran dan artikulasi
digunakan untuk membantu siswa memahaminya.
Dengan pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu siswa untuk
mencapai hasil belajar yang maksimal dan mengembangkan keaktifan siswa serta
keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
mengadakan

penelitian

dengan

judul

Efektifitas

Penggunaan

Metode

Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Dalam Peningkatan Kecerdasan


Sosial Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Kelas VII A MTs Labbaika
Loa Janan Ilir.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
suatu permasalahan yaitu: Apakah penggunaan metode cooperative learning Tipe
Think Pair Share dapat meningktakan kecerdasan sosial siswa dalam mata
pelajaran aqidah akhlak di kelas VII A MTs Labbaika Loa Janan Ilir?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui keefektifan

penggunaan metode cooperative learning Tipe Think Pair Share dalam


peningkatan kecerdasan sosial siswa dalam mata pelajaran aqidah akhlak di kelas
VII A MTs Labbaika Loa Janan Ilir
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadinya kesalahpahaman dalam memahami dan menafsirkan
judul penelitian ini, maka penulis akan memberikan pengertian dan menguraikan
beberapa kata yang terkandung dalam judul: Efektifitas Penggunaan Metode
Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Dalam Peningkatan Kecerdasan
Sosial Siswa Dalam Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VII A MTs Labbaika
Loa Janan Ilir.
Metode Cooperative Lerning adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan
pengajaran tahap-tahap dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas.2
Tipe Think Pair Share adalah salah satu model pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada
orang lain. ada tiga hal mendasar yang harus dilakukan dalam model

2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, (Surabaya:


Prestasi Pustaka, 2007), hal. 1

pembelajaran Think Pair and Share antara lain; berfikir (thinking), berpasangan
(pairing), dan berbagi (share)
Kecerdasan Sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam
pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang
di sekeliling atau sekitarnya.
Jadi yang dimaksud dengan efektivitas penggunaan metode cooperative
learning tipe TPS dalam peningkatan kecerdasan sosial siswa di sini adalah
keberhasilan dalam suatu perencanaan pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran tipe TPS ( Think Pair Share) sebagai pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, sehingga siswa dapat
belajar dan berkolaborasi antara siswa satu dengan siswa yang lainnya dalam
meningkatkankecerdasan sosial siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Ho: Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Think Pair Share tidak efektif
terhadap peningkatan

Kecerdasan Sosial Siswa Dalam Mata Pelajaran

Aqidah Akhlak di Kelas VII A MTs Labbaika Loa Janan Ilir.


Ha: Penerapan Metode Cooperative Learning Tipe Think Pair Share efektif
terhadap peningkatan

Kecerdasan Sosial Siswa Dalam Mata Pelajaran

Aqidah Akhlak di Kelas VII A MTs Labbaika Loa Janan Ilir.


F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penulisan ini antara lain:
1. Sebagai deskripsi Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe
Think Pair Share Dalam Peningkatan Kecerdasan Sosial Siswa Pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Di Kelas VII A MTs Labbaika Loa Janan Ilir.
2. Memberikan informasi mengenai metode cooperative learning untuk
meningkatkan kecerdasan sosisal siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak di
kelas VII A MTs Labbaika Loa Janan Ilir yang efektif.
3. Memberi masukan pada pendidik sebagai pedoman pembelajaran khususnya
dalam menggunakan metode cooperative learning.
4. Sebagai bahan informasi bagi siapa saja yang melakukan kajian untuk
penelitian selanjutnya yang relevan dengan hasil penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian ini diatur dalam sistematika sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan yang memuat tentang Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Definisi Operasional, Kegunaan Penelitian, Dan
Sitematika Penulisan.
BAB II: Kajian Pustaka yang memuat mengenai Pengertian Cooperative
Learning, Macam-macam Cooperative Learning, Langkah-langkah Cooperative
Learning Tipe Think Pair Share, Kelemahan dan Kelebihan Cooperative
Learning Tipe Think Pair Share, Pengertian Kecerdasan Sosial, Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kecerdasan Sosial
BAB III:Metode Penelitian
BAB IV:Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB V: Kesimpulan memuat kesimpulan dan saran-saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning tipe Think Pair Share
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama.3
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi dari model
pembelajaran kelompok, di mana di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok - kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan.
Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif:
1) Adanya peserta dalam kelompok
3 Bahruddin, H. dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:
Ar- Ruzz, 2007), hal 28

2) Adanya aturan kelompok


3) Adanya upaya belajar setiap kelompok
4) Adanya tujuan yang hams dicapai.4
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok - kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. 5 Peserta
didik bekerja dalam kelompok- kelompok kecil saling membantu belajar satu
sama lainnya. Kelompok- kelompok tersebut beranggotakan peserta didik dengan
hasil belajar tinggi, rata - rata dan rendah, laki-laki dan perempuan, peserta didik
dengan latar belakang suku berbeda yang ada di kelas.
Model

pembelajaran

kooperatif

menciptakan

sebuah

revolusi

pembelajaran di dalam kelas. Tidak ada lagi sebuah kelas yang pasif selama
proses pembelajaran.
Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat
variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau
diskusi

membutulikan

pengaturan

untuk

mengendalikan

kelas

secara

keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat
memberi siswa lebih banyak waktu untuk berfikir, merespon dan saling
membantu.6

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 42.

5 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktek, (Bandung: Nusa
Media, 2008), hal. 4.

2. Karakteristik Cooperative Learning


Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok.7 Tujuan yang ingin
dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan
pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja
Dst
?????????
3. Langkah-langkah Cooperative Learning Think Pair Share
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS mi guru dapat membandingkan
tanya jawab kelompok keseluruhan dengan menggunakan langkah - langkah
sebagai berikut:
Langkah 1 : Think (Berfikir). Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah
yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan
waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.
Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan
bukan bagian berpikir.
Langkah 2 : Pair (Berpasangan). Guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama
waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu
pertanyaan yang diajukan atau yang menyatukan gagasan apalagi
suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru
memberi waktu tidak lebih dan 4 dan 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3 : Share (Berbagi). Pada Iangkah akhir, guru meminta pasangan
pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka
bicarakan. mi efektif dilakukan dengan cara berkeliling ruangan dan
6
Trianto,
Model-model
Pembelajaran
Inovatif
Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal 61.

7 Wina Sanjaya, Op.cit, hal. 44

Berorientasi

pasangan ke pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar sebagian


4.
5.
a)
1)

pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.8


Ciri-ciri dan Tujuan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share
Kelebihan dan Kelemahan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share
Kelebihan
Memberi murid waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling

membantu satu sama lain


2) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya
3) Murid lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam
kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang
4) Murid memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya
dengan seluruh murid sehingga ide yang ada menyebar
5) Memungkinkan murid untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaanpertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung
memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh
kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.
b) Kelemahan
1) Jumlah murid yang ganjil berdampak pada saat pembentukan
2)
3)
4)
5)

kelompok, karena ada satu murid tidak mempunyai pasangan


Jika ada perselisihan,tidak ada penengah
Jumlah kelompok yang terbentuk banyak
Menggantungkan pada pasangan
Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan

muridnya rendah..
6. Manfaat dan Alasan Perlunya Menggunakan Think Pair Share

B. Kecerdasan Sosial
1. Pengertian Kecerdasan Sosial

8 Ibid, hal 127

Kecerdasan Sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam


pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orangorang di sekeliling atau sekitarnya.
2. Elemen Kunci Kecerdasan Sosial
Ada lima elemen kunci dalam meingkatkan atau mengasah kecerdasan
social, yang di singkat SPACE
a) Situational Awareness (Kesadaran Situasional)
b) Presense (Atau Kemampuan Membawa Diri)
c) Authenticity (Autensitas)
d) Clarity (Kejelasan)
e) Empathy (Atau Empati)
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Sosial
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Dalam penelitian ini, tindakan perbaikan dilaksanakan dalam tiga siklus
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat
reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan
perbaikanperbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau
situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu ide ke
dalam praktek atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini seluruh siswa Kelas VII A
MTs Labbaika Loa Janan Ilir yang berjumlah 30 siswa
Penelitian ini dilakukan di Kelas VII A MTs Labbaika Loa Janan Ilir
dengan alamat Jl. K.H Harun Nafsi rt 12 no. Rapak Dalam Loa Janan Ilir,
Ssamarinda
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 3 siklus . Setiap siklus tediri dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu adapun perinciannya sebagai


berikut:
1)
2)
3)
4)

Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2013


Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2013
Siklus 3 dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2013
Pengumpulan data data dan analisis data dilaksanakan pada tanggal 27

Juni 2013
5) Penulisan laporan penelitian pada tanggal 8 Juli 2013
1. Siklus 1
Langkah-langkah proses belajar mengajar sebagai berikut:
a) Tahap perencanaan tindakan
Membuat rencana pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe
think pair share
b) Tahap Pelaksanaan tindakan
1) Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2) Menerapkan metode metode cooperative learning tipe think pair share
Adapun pelqaksanaan pembelajaran Pada siklus 1 ini adalah
sebagai berikut:
1) Membagai siswa menjadi 15 kelompok
2) Guru memberikan gambaran pelajaran yang akan dilaksanakan
3) Dst
c) Tahap Observasi
1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode cooperative
learning tipe think pair share
2) Mencatat
3) Dst
d) Tahap refleksi
1) Merefleksi proses pembelajaran menggunkan
2) Menganalisa hasil penelitian
3) dst
2. Siklus 2
a) Tahap perencanaann tindakan
1) Hasil refleksi dievaluasi dan didiskusikan untuk mencari upaya
perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutmnya.
2) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran
berlangsung.
3) Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 1.
b) Tahap pelaksanaan tindakan

c) Tahap observasi
d) Tahap refleksi
3. Siklus 3
a) Tahap perencanaann tindakan
b) Tahap pelaksanaan tindakan
c) Tahap observasi
d) Tahap refleksi

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1) Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh

hasil yang

diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes dilakukan pada


setiap akhir siklus untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan serta
untuk mengetahui peningkatan mutu hasil belajar siswa. Dengan kata lain
tes digukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sesuai dengan
siklus yang ada.
2) Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses
belajar mengajar berlangsung.
E. Teknik Analisis Data

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus 1
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
d. Refleksi

2. Siklus 2
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
d. Refleksi
3. Siklus 3
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
d. Refleksi
B. Pembahasan dan Analisis Data

BAB V
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai