0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi siswa kelas XI SMAN 5 Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap peningkatan kedua keterampilan siswa melalui observasi awal dan rumusan masalah yang menyatakan bahwa siswa kurang kreatif dan kolaboratif.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi siswa kelas XI SMAN 5 Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap peningkatan kedua keterampilan siswa melalui observasi awal dan rumusan masalah yang menyatakan bahwa siswa kurang kreatif dan kolaboratif.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi siswa kelas XI SMAN 5 Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap peningkatan kedua keterampilan siswa melalui observasi awal dan rumusan masalah yang menyatakan bahwa siswa kurang kreatif dan kolaboratif.
Pendidikan merupakan suatu hal atau kegiatan yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia juga menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Salah satu peranan pendidikan adalah meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia). Masa depan seorang individu salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang diberikan kepadanya. Oleh sebab itu, dibutuhkan pendidikan yang berkualitas. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nassional, menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mampu secara aktif menyumbangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh individu-individu yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta untuk bekal kehidupannya kelak. Pendidikan merupakan sarana proses humanisasi, proses pemberdayaan, dan sosialisasi, dalam kerangka mana terjadi proses pembangunan manusia yang inovatif, berdaya kritik, berpengetahuan, berkepribadian, dan taat. Pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan individu-individu yang dapat dan mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman. Proses pembelajaran adalah komponen penting dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran terbentuk interaksi antara guru dengan siswa maupun antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Proses pembelajaran yang efektif atau ampuh akan meningkatkan kualitas pendidikan. Keefektifan sebuah proses pembelajaran pastinya tidak terlepas dari peran guru serta para siswa itu sendiri. Jika dalam pelaksanaan suatu pembelajaran seorang pendidik atau guru mampu berperan aktif dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan didukung oleh peserta didik yang memiliki semangat belajar yang tinggi, maka akan tercipta proses pembelajaran yang efektif. Dimana menurut Sanjaya: 2013: 132) aktivitas yang dimaksudkan tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas psikis seperti aktivitas mental. Oleh sebab iu, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efisien, maka siswa harus mampu berperan aktif dalam kegiatan yang dimaksud. Proses pembelajaran hendaknya mampu mengkondisikan dan memberikan motivasi sehingga dapat membangkitkan potensi siswa serta menumbuhkan aktivitas dan daya cipta (kreativitas) sehingga tidak terjadi sikap pasif dan rasa bosan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang inovatif sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan perhatian siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Ceramah di depan kelas saja tidak cukup, hal ini akan membuat siswa merasa bosan apabila hanya gurunya saja yang berbicara di depan, sedangkan siswanya hanya duduk diam dan mendengarkan. Dimana kebosanan tersebut dapat mematahkan dan mematikan semangat atau antusias belajar siswa. Oleh karena itu dibutuhkan penggunaan model pembelajaran yang bervariasi agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran fisika yaitu model pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran kooperatif ini siswa bekerja sama denga siswa lain dalam satu kelompok yang bertujuan agar dapat memahami materi yang disampaikan guru serta meningkatkan kemampuan siswa dalam berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Disini, siswa termotivasi untuk saling bekerja sama serta berperan aktif dalam kelompoknya untuk meningkatkan pemahaman tentang materi pelajaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pendekatan STEM. Menurut Antara (2016), model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, dimana disini peserta didik tidak hanya sekedar belajar, akan tetapi juga mengajarkan kepada temannya terkait materi pembelajaran yang dipelajarinya. Seperti yang dijelaskan oleh Kurniawati et al (2017) bahwa model pembelajaran ini mewajibkan peserta didik lebih aktif saat pembelajaran berlangsung dengan cara berpartisipasi dalam forum diskusi, saling bertukar informasi dengan peserta didik lain, serta mencari solusi terkait dengan masalah yang dihadapi. Dalam artian bahwa dalam keberlangsungan pembelajaran peserta didik diharuskan untuk saling bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya sehingga mendapat solusi atas permasalahan yang diberikan atau dihadapi. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu pendekatan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic). Pendekatan STEM merupakan suatu pendekatan yang mengutamakan atau memprioritaskan keterkaitan antara permasalahan dengan disilplin ilmu dalam suatu pembelajaran yang berlangsung. Pendekatan STEM menurut Dare et al (2019) mengacu pada pengajaran, pembelajaran, dan mengintegrasikan disiplin ilmu dan keterampilan sains, teknologi, matematika dan teknik dalam topik STEM, dimana dengan menggunakan penekanan pada pemecahan masalah dunia nyata. Lebih lagi ditegaskan oleh Sundari et al (2021) bahwa pendekatan pembelajaran yang berpusat peserta didik dapat mengoptimalkan kinerja peserta didik dalam pendekatan STEM. Oleh karena itu, model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematic (STEM) yang dimana peserta didik diharuskan untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara berinteraksi satu sama lain (Setiawan, 2015). Disini peserta didik diminta untuk memiliki sikap tanggung jawab dalam menguasai pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi siswa sehingga menjadikan seorang peserta didik yang kreatif dan mampu bekerja sama. Pembelajaran berbasis STEM ini merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang sangat relevan dengan keterampilan abad ke-21. Tuntutan kerja abad ke-21 mengharapkan untuk memiliki keterampilan terkait berpikir kreatif, pemecahan masalah dan berkomunikasi. Sebagaimana dinyatakan ole National Education Association (2012) bahwa jika siswa ingin bersaing di era global maka mereka harus memiliki kemampuan communication (komunikasi), collaboration (kolaborasi), critical thinking (berpikir kritis) serta creativity (kreativitas), atau yang biasa dikenal dengan sebutan 4C. Untuk itu dalam menghadapi abad ke-21 generasi penerus harus dibekali dengan keterampilan dan kemampuan yang baik sesuai keterampilan abad 21 yaitu 4C agar mereka dapat bersaing dengan bangsa lain. Penelitian ini akan berfokus pada keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi. Keterampilan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain serta bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Ciri-ciri siswa kreatif yaitu mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya atau dengan kata lain tidak terpengaruh dengan pendapat orang lain, mengajukan pemikiran atau ide pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain serta dapat mengembangkan atau merinci suatu gagasan. Keterampilan kolaborasi adalah keterampilan kerja sama, berbagi tanggung jawab dan peran untuk mencapai tujuan bersama tentang suatu masalah dan solusinya. Ciri-ciri siswa yang dapat berkolaborasi atau bekerja sama yaitu berkenan berkelompok secaraa beragam atau heterogen, memiliki sikap tanggung jawab untuk mengerjakan tugas kelompok yang menjadi bagiannya serta berani membuat sebuah putusan dengan cara mempertimbangkan kepentingan bersama. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMAN 5 Kupang, pada saat pembelajaran berlangsung guru bertanya mengenai materi yang telah diajarkan, terlihat bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapatnya sendiri dan biasanya hanya mengikuti pendapat peserta didik lain yang lebih pandai. Dari sini bisa disimpulkan bahwa peserta didik masih kurang kreatif. Bukan hanya itu saja, peserta didik juga masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kelompok yang menjadi tugasnya dengan tepat waktu, belum berpartisipasi (hanya diam) dalam mengemukakan pendapat pada saat berdiskusi dalam kelompok, serta enggan untuk mencari sumber belajar guna menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu, peserta didik juga masih mengalami kesulitan dalam mengambil kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan, serta kurang percaya diri jika diminta untuk melakukan presentasi di depan kelas. Kenyataan dalam kelas seperti yang sudah disebutkan berkaitan dengan permasalahan peserta didik yang belum maksimal dalam melakukan ketrampilan kolaborasi. Berawal dari kenyataan itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS STEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 KUPANG”. 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu Apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi siswa kelas XI? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi siswa kelas XI 1.4. BATASAN MASALAH Untuk memfokuskan penelitian ini pada masalah yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis STEM 1.4.2. Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi 1.4.3. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Kupang Kelas XI 1.5. DEFINISI OPERASIONAL Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sebuah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan antara sains atau pengetahuan alam, teknologi, teknik/mesin/rekayasa dan matematika dalam satu pengalaman belajar siswa. 1.6. MANFAAT PENELITIAN Untuk peserta didik : Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbasis STEM dapat mempermudah peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kolaborasi. Untuk pendidik : menjadi acuan untuk memenuhi kemampuan abad 21 dan menciptakan kemampuan berpikir kreatif dan kolaborasi siswa melalui bentuk-bentuk penanganan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk sekolah : munculnya penelitian ini dapat menjadi data penting bagi kepala sekolah untuk memerlukan pendekatan yang tepat sehubungan dengan upaya menampilkan teknik pembelajaran yang menarik dan efektif dalam rangka mewujudkan kemajuan pendidikan sekolah.
Efektifitas Penggunaan Metode Cooperative Learning Untuk Meningkatan Kecerdasan Sosial Siswa Dalam Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Pada Kelas Vii Mts Labbaika Loa Janan Ilir
Model Pembelajaran Interaktif Adalah Suatu Cara Atau Teknik Pembelajaran Yang Digunakan Guru Pada Saat Menyajikan Bahan Pelajaran Dimana Guru Pemeran Utama Dalam Menciptakan Situasi Interaktif Yang Edukatif
Berbicara Tentang Pendidikan Dan Pembelajaran Adalah Berbicara Tentang Sesuatu Yang Tidak Pernah Berakhir Sejak Manusia Ada Dan Berkembang Di Muka Bumi Sampai Akhir Zaman Nanti