NIM : 2202125
Kelas : 3A PGSD
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah, karena model
pembelajaran merupakan salah satu sarana interaksi antara guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas tidak
asal pakai, akan tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan
instruksional pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut yang diperlukan oleh seorang guru
adalah mempertimbangkan dan memilih metode pembelajaran yang efektif dan tepat.
Manik (2014:48) menyatakan bahwa, pemilihan model pembelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar merupakan kerangka konseptual yang melukiskan suatu prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran
yang dipilih dan digunakan oleh guru adalah model yang dapat membuat siswa aktif serta
mampu mengembangkan kreativitas sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa. Maka dari itu,
diperlukan model pembelajaran yang cocok untuk mewujudkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
Model pembelajaran adalah salah satu sarana interaksi guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas tidak
asal pakai akan tetapi, telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan
instruksional pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, yang diperlukan oleh seorang guru
adalah mempertimbangkan
Situmorang (2016:15) menjelaskan bahwa, model pembelajaran adalah suatu perencanaan
(planning) atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat
pembelajaran yang termasuk buku, film, komputer, kurikulum, dan sebagainya.
Model pembelajaran adalah cara atau strategi yang digunakan oleh guru untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. Model pembelajaran dapat
mempengaruhi kualitas dan hasil pembelajaran, sehingga perlu disesuaikan dengan tujuan,
materi, dan karakteristik siswa. Model pembelajaran juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran yang efektif, seperti aktif, interaktif, kreatif, inovatif, menyenangkan, dan
bermakna.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa, model
pembelajaran merupakan salah satu rencana atau pola yang dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar di kelas agar interaksi antara guru dan siswa dapat mengalami kolaboratif
yang menyenangkan.
Model Pembelajaran ini memiliki berbagai macam model diantaranya yaitu:
A. Model Pembelajaran Kooperatif (Kerjasama)
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling bekerja sama, saling berbagi dan berdiskusi
dengan temannya.25 Kooperatif mengandung pengertian bekerja sama dalam mencapai tujuan
bersama. Jadi hakikat sosial dan penggunaaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan pendekatan kooperatif adalah miniatur dari
konsep hidup bermasyarakat. Sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial, ia memiliki
ketergantungan pada orang lain, memiliki kekurangan dan kelebihan, memiliki rasa senasib,
serta mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama. Model ini menekankan pada kerjasama
antara siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama.
Model ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan sosial, komunikasi, dan pemecahan
masalah siswa. Beberapa jenis model pembelajaran kooperatif adalah jigsaw, think-pair-share,
numbered heads together, dan student teams achievement division.
Dengan asumsi tersebut, melalui belajar kelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan
dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab.
Sehingga yang mampu dapat membantu yang lemah dengan asumsi what I teach I master (apa
yang saya ajarkan saya kuasai). Yang lemah juga akan terbantu sehingga lebih muncul minat,
motivasi dan percaya dirinya, karena tidak mesti bertanggung jawab secara individu tetapi lebih
menonjolkan kebersamaan. Dalam konteks ini siswa saling membantu dan berlatih
berinteraksi-komunikasi dan sosialisasi.
Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, mengerjakan
tugas, menyelesaikan masalah/ persoalan, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
bersama lainnya. Bukanlah cooperative learning namanya jika siswa duduk bersama dalam
kelompok-kelompok kecil dan mempersilahkan salah seorang diantaranya untuk menyelesaikan
pekerjaan seluruh kelompok. Terdapat lima macam unsur yang terdapat dalam pembelajaran
kooperatif menurut (Roger and David Johnson) yakni:
Model Project Based Learning digunakan untuk melatih siswa melakukan analisis terhadap
permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi, dan
penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang dikaji.
Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreativitasnya dalam
merancang dan membuat proyek yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan.
Selain model-model pembelajaran di atas, ada juga beberapa model pembelajaran terbaru
yang berbasis pada teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Model-model
pembelajaran ini menggunakan algoritma-algoritma yang dapat belajar dari data dan
menghasilkan pengetahuan atau keterampilan baru. Beberapa model pembelajaran berbasis AI
yang sedang berkembang yakni:
a) Model ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan persiapan yang lebih matang dari
guru, karena guru harus merancang rangsangan, masalah, data, dan evaluasi yang sesuai
dengan materi pembelajaran.
b) Model ini membutuhkan kesiapan dan kemampuan siswa yang cukup tinggi, karena
siswa harus memiliki pengetahuan atau pengalaman sebelumnya, keterampilan belajar,
dan motivasi belajar yang baik untuk dapat menemukan sendiri pengetahuan, konsep,
atau prinsip yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
c) Model ini membutuhkan bimbingan dan umpan balik yang efektif dari guru, karena
guru harus dapat membantu siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan, konsep,
atau prinsip yang berkaitan dengan materi pembelajaran, tanpa memberikan jawaban
atau solusi secara langsung.
1. Guided (bimbingan), yaitu guru membimbing siswa dengan cara mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pembelajaran kemampuan analogi siswa; untuk membangun
2. Organizing (pengorganisasian), yaitu guru membagi kelompok belajar siswa secara heterogen,
kelompok belajar di sini untuk memudahkan siswa agar dapat membangun kemampuan
analoginya:
3. Leaflet (lembar balik), yaitu guru mengarahkan kepada siswa untuk menyusun kalimat dalam
bentuk game puzzle leaflet yang telah disediakan untuk membentuk sebuah Leaflet. Kalimat
yang telah disusun berisi kalimat yang berisi pernyataan dengan pertanyaan yang mengarahkan
siswa agar dapat membangun kemampuan analoginya; dan 4. Discovery (penemuan), yaitu guru
meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil penemuannya di depan kelas (di
depan teman-temannya), kemudian guru mengarahkan kepada kelompok lain untuk
mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang presentasi memaparkan hasil temuannya.