PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam kegiatan
pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar agar tidak
menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu,
tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini agar dapat mencapai
tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus terus
mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran. Tapi
sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode
pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat diterapkan yang sesuai
dengan kondisi pembelajaran.
Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan salah satu metode pembelajaran
kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan diuraikan secara jelas dan
terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk menerapkan metode ini di kemudian
hari.
PEMBAHASAN
METODE GROUP INVESTIGATION
A. DEFINISI
Height menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara
rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah proses penyelidikan yang
dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya,
dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat
diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan demikian akan dapat dibiasakan untuk lebih
mengembangkan rasa ingin tahu. Hal ini akan membuat siswa untuk lebih aktif berpikir dan
mencetuskan ide-ide atau gagasan, serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil
diskusinya di kelas.[1] Model Pembelajaran Group Investigation adalah suatu tipe Model
Pembelajaran Berbasis (Proyek Project-based Learning).[2]
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif
yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi
(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui
investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation
dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa
secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Pengembangan belajar koorperatif GI didasarkan atas suatu premis bahwa proses
belajar disekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial dan intelektual, dan proses yang
terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua domain tersebut. Oleh karena itu, GI tidak
dapat diimplementasikan kedalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung
terjadinya diaolog interpersonal (atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif
pembelajaran). Aspek sosial-afektif kelompok, pertukaran intelektualnya, dan materi yang
bermakna, merupakan sumber primer yang cukup penting dalam memberikan dukungan
terhadap usaha-usaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif
diantara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik, jika pembelajaran dilakukan lewat
kelompok-kelompk belajar kecil.
Kesuksesan implementasi teknik koopertif GI sangat tergantung dari pelatihan awal
dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial. Tugas-tugas akademik harus
diarahkan kepada pemberian kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai
macam kontribusinya, bukan hanya sekadar didesain untuk mendapat jawaban dari suatu
pertanyaan yang bersifat faktual (apa, siapa, di mana, atau sejenisnya).[3]
Model ini lebih menekankan pengembangan kemampuan memecahkan permasalahan
dalam suasana yang demokratis dimana pengetahuan tidak diajarkan secara langsung kepada
siswa, tetapi diperoleh melalui proses pemecahan masalah.[4]
B. PRINSIP PENGGUNAANNYA
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran
Kooperatif tipe group invetigation, yaitu:
a. Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan
proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit
mendukung kreativitas.
b. Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting
daripada yang irasioanl, dan
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan harus lebih dahulu
memahami komponen emosional dan irrasional.[5]
Siti Maesaroh mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group
Investigation adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat
kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari
berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas. Kemudian siswa mengumpulkan
informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka
butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek
mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-
kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur
pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.[6]
Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.[7]
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat
terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
mempresentasikan laporannya di depan kelas.
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan Model Pembelajaran GI
Setiawan mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1. Secara Pribadi
Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah
2. Secara Sosial / Kelompok
Meningkatkan belajar bekerja sama
Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
Belajar menghargai pendapat orang lain
Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
Kekurangan Model Pembelajaran GI
Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
Sulitnya memberikan penilaian secara personal
Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI. Model pembelajran GI
cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu
bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
Menurut Pieget bahwa pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk
perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung,
perkembangannya dapat distimulasi oleh konfrontasi kritis, khususnya dengan teman-teman
setingkat. Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran GI ini,
kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran secara ekspositori.[8]
D. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN
Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang
biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi
kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan
2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun
kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan
tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari
langkah (1) diatas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (2).
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas
dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam
maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah (3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik
di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang
telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif
yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap
pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara
individu atau kelompok, atau keduanya.[9]
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode
Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode
Group Investigation.[10]
Tahap I Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
Mengidentifikasi topik dan memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.
membagi siswa ke dalam Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
kelompok.
Tahap II Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh
Merencanakan tugas. anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah
yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa
yang akan dipakai.
Tahap III Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi
Membuat penyelidikan. informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan
bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam
mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan
Mempersiapkan tugas akhir. dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain
Mempresentasikan tugas akhir. tetap mengikuti.
Tahap VI Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah
Evaluasi. diselidiki dan dipresentasikan.
F. CARA MENGEVALUASI
Pada tahap pengevaluasian ini kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai
berikut :
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah
mereka lakukan dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, (misal: siswa merangkum
dan mencatat setiap topik yang disajikan)
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telak
dilaksanakan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau
keduanya.
c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman (misalnya: guru
mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus mencakup seluruh topik yang
telah diselidiki dan dipresentasikan).[11]
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah pemakalah paparkan dalam makalah ini. Maka dapat
kami disimpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan
metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya: (1)
pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling
bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang,
(3) siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya
motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama
sampai tahap akhir pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan pemaparan pemakalah mengenai model pembelajaran GI
tersebut, dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar
lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan
dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih
terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan
pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA
Http://Akbar-Iskandar.Blogspot.Com/2011/05/Pembelajaran-Kooperatif-Metode-Group.Html.
(Diakses tgl 06 Mei 2012, jam 21:33)
Http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/.
(Diakses Tgl 18 Maret 2012, Jam 21:15)
Http: //gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/13/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/.
(Diakses tgl 25 Maret 2012, Jam 23:21)
Http://Hayardin-Blog.Blogspot.Com/2012/04/Model-Pembelajaran-Group-Investigation.Html
(Diakses tgl 18 Maret 2012, jam 21:00)
Nana Sudjana dan Wari Suwariyah, 1991, Model-model Mengajar CBSA, Bandung : CV Sinar
Baru
Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Pers
Siti Maesaroh, 2005, Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group
Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah
GROUP INVESTIGATION
OLEH :
ARI ALFIAN (E1B113010)
PATHURRONI (E1B113056)
RIDHO ADTIYA (E1B113060)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya sehingga dapat kami menyusun makalah mengenai Model Pembelajaran
Group Investigation tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi
persyaratan mengikuti mata kuliah Setrategi Pembelajaran.
Dalam pengumpulan data, kami dibantu oleh berbagai pihak yang terkait termasuk
sesama rekan mahasiswa lainnya. Atas terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Setrategi Pembelajaran.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.Dengan
segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
kelompok kami.
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
A. BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
B. BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Pembelajaran Grup Investigatis
2. Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigasi
3. Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigasi
4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Grup Investigasi
5. Tahap-tahap model pembelajaran Grup Investigasi
6. Kerangka Model Pembelajaran Grup Investigasi
7. Ciri-Ciri Model Group Investigation
8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran GI
C. BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam kegiatan
pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar agar tidak
menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu,
tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini agar dapat mencapai
tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus terus
mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran. Tapi
sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode
pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat diterapkan yang sesuai
dengan kondisi pembelajaran.
Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan salah satu metode pembelajaran
kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan diuraikan secara jelas dan
terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk menerapkan metode ini di kemudian
hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran grup investigasi ?
2. Bagaimana prinsip penggunaan model pembelajaran grup investigasi ?
3. Apa tujuan model pembelajaran grup investigasi ?
4. Bagaimana Langkah-langkah model pembelajaran Grup Investigasi ?
5. Bagaimana tahap-tahap model pembelajaran Grup Investigasi ?
6. Bagaimana kerangka pembelajaran grup investigasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran kooperatif GI merupakan metode pembelajaran dengan siswa
belajar secara kelompok, kelompok belajar terbentuk berdasarkan topik yang dipilih siswa.
Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur yang lebih rumit daripada pendekatan yang
lebih berpusat pada guru. Dalam pembelajaran koo[eratif GI siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan anggota 2-6 orang siswa yang heterogen. Kelompok memilih topik untuk
diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topic yang dipilih, selanjutnya
menyiapkan dan mempresentasikan laporan di depan kelas.
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling
kompleks dan paling sulit untuk diterapkan (Trianto, 2012). Model ini dikembangkan
pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh
Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam
perencanaan baik topic yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka.
Pembelajaran ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan
yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan
komunikasi dan proses kelompok yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Pengampu:
Dr. Nahor Murani Hutapea M.Pd
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Strategi
Pembelajaran Matematika yang berjudul Model Pembelajaran Investigasi Kelompok .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea M.Pd
sebagai dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang telah menjadi
pembimbing dalam penyelesaian makalah ini. Tidak lupa pula kepada semua pihak yang
telah turut serta membimbing dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan
penulisan makalah ini, sehingga dengan adanya bimbingan dan pengarahan tersebut makalah
ini dapat penulis selesaikan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sudah berusaha semaksima mungkin dalam
menyusunnya, tetapi penulis menyadari, makalah ini jauh dari kesempurnaan, sebab
kesempurnaan hanya milik Allah semata, namun selaku manusia penulis menginginkan yang
terbaik, oleh karena itusegala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan
sekali demi kebaikan tulisan ini untuk masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA..23
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan
tujuannya ialah sebagai berikut :
1. Menjelaskan mengenai apa saja yang mencakup konsep dan karakteristik model
pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation)
2. Menjelaskan mengenai apa saja yang termasuk kedalam peran guru dalam pembelajaran
investigasi kelompok (Group Investigation)
3. Memaparkan apa yang dimaksud dengan model pembelajaran investigasi kelompok (Group
Investigation) dan perencanaan kurikulum
4. Menejelaskan bagaimana pengalaman siswa dalam model pembelajaran investigasi
kelompok ( Group Investigation)
5. Memaparkan Bagaimana implementasi model pembelajaran investigasi kelompok ( Group
Investigation)
6. Menjelaskan Bagaimana intisari model pembelajaran investigasi kelompok ( Group
Investigation)
7. Menjelaskan bagaimana petunjuk bagi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan model
pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
1.4 MANFAAT
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan diatas, maka
dapat ditentukan manfaatnya sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis (memperkaya pengetahuan)
Semua kalangan khususnya peserta didik dan pendidik dapat mengetahui penjelasan
mengenai konsep, karakteristik, peran guru, proses belajar, desain masalah, pengembangan
kurikulum, perencanaan kurikulum, e-learning, pengalaman siswa, implementasi, intisari,
teori belajar, dan petunjuk bagi guru mengenai model pembelajaran Investigasi Kelompok (
Group Investigation).
2. Manfaat praktis (aspek penerapan)
Model pembelajaran Investigasi Kelompok dapat mendorong siswa untuk belajar
lebih aktif dengan selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan
dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama dan
lebih bermakna. Selain itu, siswa juga dituntut selalu berfikir aktif tentang suatu persoalan
dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Investigasi
Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang dan rumit
kepada siswa. Pada proses ini siswa mencari sumber, informasi, gagasan penda-pat dengan
bekerja sama dengan rekan mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Interaksi
Menurut Sharan (2009:147) interaksi di antara siswa penting bagi investigasi
kelompok. Karena pada saat siswa berinteraksi dengan kelompoknya dengan percakapan,
kontak, saling membantu, dan saling mendukung diantara siswa merupakan bagian dari
proses dari investigasi kelompok. Ini berarti siswa secara berkelompok mendiskusikan
tugasnya, mempelajari dari berbagai sumber, bertukar gagasan dan informasi, serta
meringkas dan menyatukan temuan me-reka, lalu mereka berusaha menyajikan hasil
pekerjaan mereka di depan kelas.
3. Penafsiran
Siswa bersama teman sekelompoknya membuat penafsiran atas hasil penelitian
mereka yang diperoleh dari sumber dan informasi yang mereka dapatkan. Penafsiran atas
temuan-temuan mereka lalu digabungkan, pada saat penggabungan ini akan mendapat
pengetahuan baru karena gagasan dan informasi yang diperoleh anggota kelompok yang lain
akan disampaikan pada saat menghubungkan gaga-san-gagasan yang mereka peroleh untuk
menarik simpulan.
4. Motivasi Intrinsik
Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif dan menentukan apa
yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar. Hal ini melihat mereka untuk
membuat pilihan serta keputusan terhadap masalah yang mereka amati.
Ada empat karakteristik pada model ini, yaitu :
a. Kelas dibagi menjadi ke dalam sejumlah kelompok (grup)
b. Kelompok siswa dihadapkan pada topik dengan berbagai aspek untuk meningkatkan daya
kuriositas (keingintahuan) dan saling ketergantungan yang positif di antara mereka.
c. Di dalam kelompoknya siswa terlibat dalam komunikasi aktif untuk meningkatkan
keterampilan cara belajar.
d. Guru bertindak selaku sumber belajar dan pimpinan tidak langsung, memberikan arah dan
klarifikasi hanya jika diperlukan, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
2. kegiatan inti
guru menyampaikan informais kepada siswa dan menentukan topic permasalahan
(merumuskan topic permasalahan)
guru mengkondisikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dan mengingatkan siswa
untuk dapat bekerja sama dalam kelompok
guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap anggota kelompok
dari LKS yang telah diberikan, guru menghadapkan siswa pada situasi yang dapat
menyelesaikan masalah dan merencanakan penyelesaian masalah (merencanakan tugas)
siswa menyusun investigasi / penyelidikan dari hasil analisis yang dilakukannya (melakukan
investigasi)
guru memeriksa investigasi yang telah ditemukan oleh siswa
siswa membuat kesimpulan kelompok dalam bentuk laporan akhir kelompok dari hasil
investigasi dan diskusi dalam mengerjakan LKS (menyiapakan laporan akhir kelompok )
tiap kelompok siswa mempresentasikan hasil penemuan investigasi dan diskusinya. siswa
diminta memberikan pendapat atau komentar tentang temuannya (mempresentasikan laporan
akhir). guru mengkonfirmasi jawaban yang diberikan dan menegaskan jawaban yang benar
serta memberikan penghargaan. guru memberikan pengharagaan kepada kelompok
3. kegiatan akhir
guru mengulas secara singkat mengenai materi dan kegiatan yang telah dilaksanakan
guru menyimpulkan hasil penyelidikan yang telah dipresentasikan
guru memberikan pekerjaan rumah
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung volume kubus dan balok
2. Siswa dapat menghitung perubahan pada kubus dan balok
oleh karena itu merupakan luas alas, maka volume balok dapat dinyatakan sebagai
berikut :
volume balok = luas alas x tinggi
2. Volume kubus
Kubus memiliki ukuran panjang, lebar, dan tingginya sama. Oleh karena itu, rumus untuk
volume kubus dapat diperoleh dari volume balok dengan cara berikut ini :
B. Kegiatan inti
Siswa mendengarkan informasi tentang cara belajar dari guru dan mendengarkan topic
permasalahan yang akan diselesaikan didalam kelompoknya ( merumuskan topic
permasalahan)
Guru menyuruh siswa menempati kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan dan
mengingatkan siswa untuk dapat bekerja sama dalam kelompok
Siswa menerima lembar kerja siswa
Dari LKS yang telah diberikan, guru mendapatkan siswa pada situasi yang dapat
menyelesaikan masalah dan merencanakan penyelesaian masalah dengan cara menyusun,
memproses, mengorganisir, dan menganalisis data, sedangkan guru memberikan bimbingan
seperlunya ( merencanakan tugas)
Siswa mengerjakan LKS dan menyusun investigasi dari hasil analisis yang dilakukannya (
melaksanakan investigasi )
Siswa menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru, sedangkan guru membnatu
siswa sebagai fasilitator dengan berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi
kerja siswa seperlunya.
Siswa membuat laporan / kesimpulan kelompok yang akan dipresentasikan berupa hasil
investigasi dari diskusi kelompok tentang volume kubus dan balok yang telah ditemukan
pada karton yang telah disediakan oleh guru dengan petunjuk yang ditentukan guru
(menyiapkan laporan akhir kelompok).
Perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya tentang penemuan
volume kubus dan balok didepan kelas. Beberapa siswa yang lainnya diminta memberikan
pendapat atau pertanyaan tentang jawaban temannya. Guru mengkonfirmasikan jawaban
yang diberikan dan menegaskan jawaban yang benar ( mempresentasikan laporan akhir ).
Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memantapkan pemahaman siswa
Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru bersama siswa membahas latihan tersebut
dengan meminta beberapa siswa mengerjakan kedepan.
VI. Penilaian
Jenis Tes : Tes Individu
Bentuk Tes : Tes Uraian
Instrumen :
1. Tentukan volume balok yang berukuran panjang= 2 dm. lebar = 9 cm , dan tinggi = 8 cm !
8 8 cm
9 cm
2dm
Alternatif jawaban :
1. Panjang = 2 dm = 20 cm
lebar = 9 cm
tinggi = 8 cm
v=pxlxt
= 20 x 9 x 8
= 1. 440
Jadi, volume balok tersebut adalah 1. 440
2. Perencanaan kooperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang
konsisten dengan subtopic yang telah dipilih pada tahap pertama.
peran guru : 1. Membantu kelompok-kelompok merumuskan rencana realita.
2. Membantu menjaga norma kooperatif.
3. Membantu kelompok menemukan sumber-sumber yang tepat.
3. Impelementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalam tahap kedua.
Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas
dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik
didalam atau diluar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
menawarkan bantuan bila diperlukan.
peran guru : 1. Membantu dengan keterampilan meneliti.
2. Membantu memeriksa sumber-sumber.
3. Membantu menemukan hubungan baru di antara sumber-sumber.
4. Membantu menjaga norma-norma interaksi kooperatif.
6. Evaluasi
Dalam hal ini kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topic yang
sama,siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai
suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.
Menurut Slavin (2009), dalam Model pembelajaran Group Investigation para siswa
bekerja dalam enam tahap. Tahap-tahap dan komponen-komponennya dijabarkan dibawah ini
:
1. Mengidentifikasikan topic yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok
investigasi , dengan anggota tiap kelompok 4 smapai 5 orang.
3. Melakukan investigsi
6. Evalusi
Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok. Guru
hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk
dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka serta menggunakan
pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru juga berperan dalam
mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja
kelompoknya. Kadang mereka memang memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat
menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui pengembangan pertanyaan-
pertanyaan yang lebih terarah, detail atau rinci. Dengan demikian guru harus selalu menjaga
suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah jalan.
Menurut Aunurrahman (2009:152) Seorang guru dapat menggunakan strategi
investigation kelompok di dalam proses pembelajaran dengan beberapa keadaan, antara lain
sebagai berikut:
1. Apabila guru bermaksud agar siswa-siswa mencapai studi yang mendalam tentang
isi atau materi, yang tidak dapat dipahami secara memadai dari sajian-sajian informasi
yang terpusat pada guru.
2. Apabila guru bermaksud mendorong siswa untuk lebih skeptis tentang ide-ide
yang disajikan dari fakta-fakta yang mereka dapatkan
3. Apabila guru bermaksud meningkatkan minat siswa terhadap suatu topik yang
memotivasi mereka membicarakan berbagai persoalan di luar kelas
4. Apabila guru bermaksud membantu siswa memahami tindakan-tindakan pencegahan yang
diperlukan atas interpretasi informasi yang berasal dari penelitian-penelitian orang lain yang
mungkin dapat mengarah pada pemahaman yang kurang positif
5. Apabila guru bermaksud mengembangkan keterampilan-keterampilan penelitian, yang
selanjutnya dapat mereka pergunakan di dalam situasi belajar yang lain, seperti halnya
cooperative learning
6. Apabila guru menginginkan peningkatan dan perluasan kemampuan siswa.
Menurut Killen ( dalam Aunurrahman, 1998 : 146) memaparkan beberapa ciri
essensial investigasi kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah: Para siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil dan memilki independensi terhadap guru
1. Kegiatan-kegiatan siswa terfgokus pada upaya menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
2. Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah
data, menganalisisnya dan mencapai beberapa kesimpulan
3. Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar
4. Hasil-hasil dari penelitian siswa dipertukarkan di antara seluruh siswa
BAB III
PENUTUP
1. kesimpulan
Investigasi kelompok merupakan strategi pembelajaran yang terdapat dalam
pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa belajar menggunakan
inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, diskusi kelompok, dan kemudian
mempresentasiakan penemuan mereka kepada kelas (Nur Wikandri, 1999). Menurut Gulu
(2005), investigasi kelompok merupakan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan mneyelidiki secara sistematis , kritis,
logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat dismpulkan
bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih
bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari
sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu
menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar
mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
2. Saran
Berhubung penulis masih dalam tahap pembelajaran , jadi bagi para pembaca yang
merasa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, dimohon kepada
para pembaca agar dapat memberi masukan ataupun kritik dan saran kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA