Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH GROUP INVESTIGATION

PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam kegiatan
pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar agar tidak
menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu,
tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini agar dapat mencapai
tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus terus
mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran. Tapi
sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode
pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat diterapkan yang sesuai
dengan kondisi pembelajaran.
Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan salah satu metode pembelajaran
kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan diuraikan secara jelas dan
terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk menerapkan metode ini di kemudian
hari.

PEMBAHASAN
METODE GROUP INVESTIGATION
A. DEFINISI
Height menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara
rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah proses penyelidikan yang
dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya,
dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat
diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan demikian akan dapat dibiasakan untuk lebih
mengembangkan rasa ingin tahu. Hal ini akan membuat siswa untuk lebih aktif berpikir dan
mencetuskan ide-ide atau gagasan, serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil
diskusinya di kelas.[1] Model Pembelajaran Group Investigation adalah suatu tipe Model
Pembelajaran Berbasis (Proyek Project-based Learning).[2]
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif
yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi
(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari
buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui
investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation
dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa
secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Pengembangan belajar koorperatif GI didasarkan atas suatu premis bahwa proses
belajar disekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial dan intelektual, dan proses yang
terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua domain tersebut. Oleh karena itu, GI tidak
dapat diimplementasikan kedalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung
terjadinya diaolog interpersonal (atau tidak mengacu kepada dimensi sosial-afektif
pembelajaran). Aspek sosial-afektif kelompok, pertukaran intelektualnya, dan materi yang
bermakna, merupakan sumber primer yang cukup penting dalam memberikan dukungan
terhadap usaha-usaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif
diantara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik, jika pembelajaran dilakukan lewat
kelompok-kelompk belajar kecil.
Kesuksesan implementasi teknik koopertif GI sangat tergantung dari pelatihan awal
dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial. Tugas-tugas akademik harus
diarahkan kepada pemberian kesempatan bagi anggota kelompok untuk memberikan berbagai
macam kontribusinya, bukan hanya sekadar didesain untuk mendapat jawaban dari suatu
pertanyaan yang bersifat faktual (apa, siapa, di mana, atau sejenisnya).[3]
Model ini lebih menekankan pengembangan kemampuan memecahkan permasalahan
dalam suasana yang demokratis dimana pengetahuan tidak diajarkan secara langsung kepada
siswa, tetapi diperoleh melalui proses pemecahan masalah.[4]

B. PRINSIP PENGGUNAANNYA
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran
Kooperatif tipe group invetigation, yaitu:
a. Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan
proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit
mendukung kreativitas.
b. Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting
daripada yang irasioanl, dan
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan harus lebih dahulu
memahami komponen emosional dan irrasional.[5]
Siti Maesaroh mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group
Investigation adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat
kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari
berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas. Kemudian siswa mengumpulkan
informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka
butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek
mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-
kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur
pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.[6]
Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.[7]
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat
terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
mempresentasikan laporannya di depan kelas.
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan Model Pembelajaran GI
Setiawan mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1. Secara Pribadi
Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah
2. Secara Sosial / Kelompok
Meningkatkan belajar bekerja sama
Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
Belajar menghargai pendapat orang lain
Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
Kekurangan Model Pembelajaran GI
Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
Sulitnya memberikan penilaian secara personal
Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI. Model pembelajran GI
cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu
bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
Menurut Pieget bahwa pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk
perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung,
perkembangannya dapat distimulasi oleh konfrontasi kritis, khususnya dengan teman-teman
setingkat. Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran GI ini,
kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran secara ekspositori.[8]

D. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN
Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang
biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi
kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan
2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun
kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan
tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari
langkah (1) diatas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (2).
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas
dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam
maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada
langkah (3) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik
di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang
telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif
yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap
pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara
individu atau kelompok, atau keduanya.[9]
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode
Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode
Group Investigation.[10]
Tahap I Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
Mengidentifikasi topik dan memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.
membagi siswa ke dalam Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
kelompok.
Tahap II Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh
Merencanakan tugas. anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah
yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa
yang akan dipakai.
Tahap III Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi
Membuat penyelidikan. informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan
bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam
mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan
Mempersiapkan tugas akhir. dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain
Mempresentasikan tugas akhir. tetap mengikuti.
Tahap VI Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah
Evaluasi. diselidiki dan dipresentasikan.

E. MATERI PAI YANG SESUAI


Penerapan model ini diawali dengan pengajuan suatu permasalahan, terutama
permasalahan sosial yang hangat, mengandung pro dan kontra. Selanjutnya dilakukan
pembahasan terhadap masalah itu dari berbagai segi, diikuti dengan identifikasi berbagai
topik yang perlu dikaji lebih lanjut dan pembagian kelompok untuk mengkaji topik-topik
tersebut dengan menggunakan berbagai sumber.
Dengan demikian pemakalah sepakat materi PAI yang cocok digunakan untuk
menerapkan metode GI ini yaitu Materi Akidah Akhlak yang mana kajian pembahasannya
banyak berhubungan langsung dengan lingkungan sosial siswa. Sehingga dapat
mempermudah kegiatan observasi yang akan dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini pemakalah
mengambil sub bagian pembahasan tentang Akhlak Terpuji yang meliputi diantaranya :
Kreatif, Dinamis, Sabar, Tawakal, Bijaksana, Amanah dan Mengembangkan sikap
berorientasi masa depan (Futuristik).
Selain itu, Materi pelajaran umum yang cocok menggunakan metode GI adalah
sejarah, geografi, pelajaran biologi tentang hutan hujan dan ekologi, dan tidak sesuai untuk
mata pelajaran eksak.

F. CARA MENGEVALUASI
Pada tahap pengevaluasian ini kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai
berikut :
a. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah
mereka lakukan dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, (misal: siswa merangkum
dan mencatat setiap topik yang disajikan)
b. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telak
dilaksanakan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau
keduanya.
c. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman (misalnya: guru
mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus mencakup seluruh topik yang
telah diselidiki dan dipresentasikan).[11]
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah pemakalah paparkan dalam makalah ini. Maka dapat
kami disimpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan
metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya: (1)
pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling
bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang,
(3) siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya
motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama
sampai tahap akhir pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan pemaparan pemakalah mengenai model pembelajaran GI
tersebut, dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar
lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan
dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih
terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan
pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.

DAFTAR PUSTAKA
Http://Akbar-Iskandar.Blogspot.Com/2011/05/Pembelajaran-Kooperatif-Metode-Group.Html.
(Diakses tgl 06 Mei 2012, jam 21:33)
Http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/.
(Diakses Tgl 18 Maret 2012, Jam 21:15)
Http: //gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/13/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/.
(Diakses tgl 25 Maret 2012, Jam 23:21)
Http://Hayardin-Blog.Blogspot.Com/2012/04/Model-Pembelajaran-Group-Investigation.Html
(Diakses tgl 18 Maret 2012, jam 21:00)
Nana Sudjana dan Wari Suwariyah, 1991, Model-model Mengajar CBSA, Bandung : CV Sinar
Baru
Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Pers
Siti Maesaroh, 2005, Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group
Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa, Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah

Trianto, 2007, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:


Prestasi Pustaka
Udin S. Winaputra. 2001, Model Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1
MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN

GROUP INVESTIGATION

OLEH :
ARI ALFIAN (E1B113010)
PATHURRONI (E1B113056)
RIDHO ADTIYA (E1B113060)

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya sehingga dapat kami menyusun makalah mengenai Model Pembelajaran
Group Investigation tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi
persyaratan mengikuti mata kuliah Setrategi Pembelajaran.
Dalam pengumpulan data, kami dibantu oleh berbagai pihak yang terkait termasuk
sesama rekan mahasiswa lainnya. Atas terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Setrategi Pembelajaran.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.Dengan
segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
kelompok kami.

Mataram, April 2015


penyusun

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
A. BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
B. BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Pembelajaran Grup Investigatis
2. Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigasi
3. Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigasi
4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Grup Investigasi
5. Tahap-tahap model pembelajaran Grup Investigasi
6. Kerangka Model Pembelajaran Grup Investigasi
7. Ciri-Ciri Model Group Investigation
8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran GI
C. BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan guru dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam kegiatan
pembelajaran baik itu dalam hal menerapkan beberapa metode belajar agar tidak
menimbulkan kebosanan pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu,
tujuan utama dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini agar dapat mencapai
tujuan dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan berhasil maka guru harus terus
mengembangkan dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran. Tapi
sebelumnya seorang guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode
pembelajaran itu sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat diterapkan yang sesuai
dengan kondisi pembelajaran.
Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan salah satu metode pembelajaran
kooperative yaitu : Metode Group Investigation yang akan diuraikan secara jelas dan
terperinci. Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk menerapkan metode ini di kemudian
hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran grup investigasi ?
2. Bagaimana prinsip penggunaan model pembelajaran grup investigasi ?
3. Apa tujuan model pembelajaran grup investigasi ?
4. Bagaimana Langkah-langkah model pembelajaran Grup Investigasi ?
5. Bagaimana tahap-tahap model pembelajaran Grup Investigasi ?
6. Bagaimana kerangka pembelajaran grup investigasi ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Grup Investigatisi


Height menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara
rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah proses penyelidikan yang
dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya,
dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat
diperoleh satu atau lebih hasil.
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif
yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi
(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,
Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group
investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara
langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara
mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran
yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan,
menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman
peserta didik (Budimansyah, 2007: 7).
Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa
dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills).
Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran
kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar
secara individual.
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation
adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik
atau objek khusus.

B. Prinsip Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigasi


Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran
Kooperatif tipe group invetigation, yaitu:
1) Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan
proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit
mendukung kreativitas.
2) Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting
daripada yang irasioanl, dan untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan
harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.

C. Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigasi


Metode Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait:
1) Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik secara
sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan
keterampilan penemuan dan membentu mencapai tujuan.
2) Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi.
3) Group Investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu
masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill)
yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran
GI dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar
untuk bekerjas secara kooperatif.
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Grup Investigasi
Sharan (dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran
pada model pemelajaran GI sebagai berikut.
1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3) Guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil materi tugas secara kooperatif
dalam kelompoknya.
4) Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara kooperatif dalam kelompoknya.
5) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu
anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
6) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya.
7) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan
memberikan kesimpulan.
8) Evaluasi.
E. Tahap-tahap model pembelajaran Grup Investigasi
` Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran di atas tentunya harus berdasarkan prinsip
pengelolaan atau reaksi dari metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation.
Dimana di dalam kelas yang menerapakan model GI, pengajar lebih berperan sebagai
konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar
seyogyanya membimbing dan mengarahkan kelompok menjadi tiga tahap:
Tahap pemecahan masalah,
Tahap pengelolaan kelas,
Tahap pemaknaan secara perseorangan.
1. Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa yang
menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah.
2. Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa yang
saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk memperoleh informasi
itu.
3. Tahap pemaknaan perseorangan berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok
menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apa yeng membedakan seseorang sebagai hasil
dari mengikuti proses tersebut (Thelen dalam Winataputra, 2001: 37)

F. Kerangka Model Pembelajaran Grup Investigasi


Dari kerangka operasional pembelajaran Group Investigation yang ditulis oleh Joise
& Weil ini dapat kita ketahui bahwa kerangka operasional model pembelajaran Group
Investigation adalah sebagai berikut:
1) Siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah
2) Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis.
3) Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan mengorganisasikan untuk
membangun suatu proses penelitian.
4) Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok.
5) Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses penelitian kelompok.
6) Siswa melakukan proses pengulangan kegiatan atau Recycle Activities.
G. Ciri-Ciri Model Group Investigation
Model pembelajaran Group Investigation merupakan model yang sulit diterapkan
dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mempunyai cirri-ciri, yakni sebagai
berikut:
1. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.
2. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar
siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok
memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam
memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi
kelompok.
3. pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi
yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari.
4. semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai
topik tersebut.
5. adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
6. pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih
efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa
untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan
teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.
H. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran GI
a) Kelebihan Pembelajaran GI
Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu
sebagai berikut:
1) Secara Pribadi dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
2) memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.
3) rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
4) Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah.
5) meningkatkan belajar bekerja sama.
6) belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.
7) belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.
8) belajar menghargai pendapat orang lain.
9) meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
b) Kekurangan model belajar GI
1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.
2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, meodel pembelajran GI cocok
untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari
pengalaman yang dialami sendiri.
4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran kooperatif GI merupakan metode pembelajaran dengan siswa
belajar secara kelompok, kelompok belajar terbentuk berdasarkan topik yang dipilih siswa.
Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur yang lebih rumit daripada pendekatan yang
lebih berpusat pada guru. Dalam pembelajaran koo[eratif GI siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan anggota 2-6 orang siswa yang heterogen. Kelompok memilih topik untuk
diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topic yang dipilih, selanjutnya
menyiapkan dan mempresentasikan laporan di depan kelas.
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling
kompleks dan paling sulit untuk diterapkan (Trianto, 2012). Model ini dikembangkan
pertama kali oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh
Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam
perencanaan baik topic yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka.
Pembelajaran ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan
yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar siswa keterampilan
komunikasi dan proses kelompok yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin, S. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Budimansyah. 2004. Belajar Kooperatif Model Penyelidikan Kelompok.
Maimunah. 2005. Pembelajaran Volume Bola dengan Belajar Kooperatif Model GI
Supandi. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode GI
TUGAS MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK
Oleh:
Asmarita (1205120903)
Hesti Wahyunaningsih (1205113363)
Siska Endah Sari (1205

Dosen Pengampu:
Dr. Nahor Murani Hutapea M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PEND. MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Strategi
Pembelajaran Matematika yang berjudul Model Pembelajaran Investigasi Kelompok .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea M.Pd
sebagai dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang telah menjadi
pembimbing dalam penyelesaian makalah ini. Tidak lupa pula kepada semua pihak yang
telah turut serta membimbing dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan
penulisan makalah ini, sehingga dengan adanya bimbingan dan pengarahan tersebut makalah
ini dapat penulis selesaikan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sudah berusaha semaksima mungkin dalam
menyusunnya, tetapi penulis menyadari, makalah ini jauh dari kesempurnaan, sebab
kesempurnaan hanya milik Allah semata, namun selaku manusia penulis menginginkan yang
terbaik, oleh karena itusegala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan
sekali demi kebaikan tulisan ini untuk masa yang akan datang.

Pekanbaru, 10 Oktober 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ...i


DAFTAR ISI.. .ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang. ....1
1.2 Rumusan masalah.. . ..3
1.3 Tujuan ................... ....3
1.4 Manfaat.......4
BAB II PEMBAHASAN

1. Konsep dan karakteristik model pembelajaran investigasi kelompok ................5


2. Peran guru dalam model pembelajaran investigasi kelompok ........8
3. Pembelajaran investigasi kelompok dan perencanaan kurikulum....10
4. Pengalaman siswa dalam Pembelajaran investigasi kelompok....11
5. Implementasi Pembelajaran investigasi kelompok..13
6. Intisari Pembelajaran investigasi kelompok.....18
7. Petunjuk bagi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran investigasi
kelompok.....23

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan....25
2. Saran......26

DAFTAR PUSTAKA..23

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, ditetapkan salah
satu tujuan mata pelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Asumsinya guru telah melaksanakan kurikulum 2006 atau yang disebut dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun kenyataan masih tidak sesusai
dengan harapan, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika masih kurang.
Siswa masih mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika, sedangkan guru
menghadapi kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan persoalan
tersebut.
Menurut Aunurrahman (2009:176) keberhasilan proses pembelajaran merupakan
muara dari seluruh aktifitas yang dilakukan guru dan siswa. Artinya, apapun bentuk kegiatan-
kegiatan guru, mulai dari merancang pembelajaran, memilih dan menentukan materi,
pendekatan, strategi dan metode pembelajaran, memilih dan menentukan tehnik evaluasi,
semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan belajar siswa. Meskipun guru secara
sungguh-sungguh telah berupaya merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan baik, namun masalah-masalah belajar tetap akan dijumpai guru. Hal ini merupakan
pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus
menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa di kelas.
Salah satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar adalah model pembelajaran GI (Krismanto, 2003:6). Sudjana (Mudrika, 2007:15)
mengemukakan bahwa GI dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk
mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses
pengkajian akademis. Kemudian Joyce dan Weil (1980:230) menambahkan bahwa model
pembelajaran GI yang dikembangkan oleh Thelen yang bertolak dari pandangan John Dewey
dan Michaelis yang memberikan pernyataan bahwa pendidikan dalam masyarakat demokrasi
seyogyanya mengajarkan demokrasi langsung.
Selanjutnya Aisyah (2006:15) mengutarakan bahwa model pembelajaran GI
kemudian dikembangkan oleh Sharan dan sharen pada tahun 1970 di Israel. Sementara itu
Tsoi, Goh, dan Chia (Aisyah, 2006:11) menambahkan bahwa model pembelajaran GI secara
filosofis beranjak dari faradigma konstruktivis. Dimana belajar menurut pandangan
konstruktivis merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan
penekanan bahwa pengetahuan kita adalah hasil pembentukan kita sendiri (Suparno, dalam
Trianto, 2007:28).
Selanjutnya Aunurrahman (2009:176) menyatakan masalah-masalah belajar bisa
muncul dari diri siswa maupun dari luar diri siswa. Masalah-masalah itu dapat dikaji dari
sumbernya dan dari tahapannya. Dari sumbernya yaitu dari faktor guru dan faktor siswa.
Yang bersumber dari siswa diantaranya sikap, motivasi, dan minat siswa, sedangkan yang
bersumber dari guru diantaranya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru Sedangkan
dikaji dari tahapannya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama
proses belajar dan sesudah belajar.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru menerapkan
model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa
secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat
pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan
prestasi yang optimal.
Dalam tulisan ini dipilih model pembelajaran investigasi kelompok karena dengan
pembelajaran model investigasi kelompok siswa belajar bersama, saling membantu, dan
berdiskusi bersama-sama dalam menemukan dan menyelesaikan masalah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas, rumusan
masalah yang dapat disimpulkan ialah sebagai berikut :
1. Apa apa saja yang mencakup konsep dan karakteristik model pembelajaran investigasi
kelompok (Group Investigation)
2. Apa saja yang termasuk kedalam peran guru dalam pembelajaran investigasi kelompok
(Group Investigation)
3. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation)
dan perencanaan kurikulum
4. Bagaimana pengalaman siswa dalam model pembelajaran investigasi kelompok ( Group
Investigation)
5. Bagaimana implementasi model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
6. Bagaimana intisari model pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
7. Bagaimana petunjuk bagi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan model pembelajaran
investigasi kelompok ( Group Investigation)

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan
tujuannya ialah sebagai berikut :
1. Menjelaskan mengenai apa saja yang mencakup konsep dan karakteristik model
pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation)
2. Menjelaskan mengenai apa saja yang termasuk kedalam peran guru dalam pembelajaran
investigasi kelompok (Group Investigation)
3. Memaparkan apa yang dimaksud dengan model pembelajaran investigasi kelompok (Group
Investigation) dan perencanaan kurikulum
4. Menejelaskan bagaimana pengalaman siswa dalam model pembelajaran investigasi
kelompok ( Group Investigation)
5. Memaparkan Bagaimana implementasi model pembelajaran investigasi kelompok ( Group
Investigation)
6. Menjelaskan Bagaimana intisari model pembelajaran investigasi kelompok ( Group
Investigation)
7. Menjelaskan bagaimana petunjuk bagi guru dalam pembelajaran dengan pendekatan model
pembelajaran investigasi kelompok ( Group Investigation)
1.4 MANFAAT
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan diatas, maka
dapat ditentukan manfaatnya sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis (memperkaya pengetahuan)
Semua kalangan khususnya peserta didik dan pendidik dapat mengetahui penjelasan
mengenai konsep, karakteristik, peran guru, proses belajar, desain masalah, pengembangan
kurikulum, perencanaan kurikulum, e-learning, pengalaman siswa, implementasi, intisari,
teori belajar, dan petunjuk bagi guru mengenai model pembelajaran Investigasi Kelompok (
Group Investigation).
2. Manfaat praktis (aspek penerapan)
Model pembelajaran Investigasi Kelompok dapat mendorong siswa untuk belajar
lebih aktif dengan selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan
dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama dan
lebih bermakna. Selain itu, siswa juga dituntut selalu berfikir aktif tentang suatu persoalan
dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya.

BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP DAN KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN GI (GROUP


INVESTIGATION)

1.1 Konsep model pembelajaran GI (Group Investigation)


Menurut Anwar (Aisyah, 2006:14) secara harfiah investigasi diartikan sebagai
penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta-fakta, melakukan peninjauan dengan
tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa atau sifat.
Selanjutnya Krismanto (2003:7) mendefinisikan investigasi atau penyelidikan sebagai
kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan
pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai pengembangan yang
dilalui siswa. Height (Krismanto, 2003:7) menyatakan to investigation berkaitan dengan
kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis.
Dari pendapat-pendapat tesebut dapat disimpulkan bahwa investigasi
kelompok adalah proses kegiatan belajar dalam kelompok dengan melibatkan kemampuan
siswa secara maksimal untuk merencanakan penyelidikan, melakukan penyeledikan ,
merumuskan hasil temuannya.
Thelen (Joyce dan Weil, 1980:332) mengemukakan tiga konsep utama dalam
pembelajaran GI, yaitu:
a) Inquiry
Inquiry artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,
akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dalam proses perencanaan, guru bukanlah
mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal , akan tetapi merancang pembelajaran
yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
Komponen menemukan merupakan kegiatan inti dari Model pembelajaran GI. Kegiatan ini
diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna
untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa . Dengan demikian
pengetahuan dan keterampilan yang dimilki oleh siswa tidak dari hasil mengingat
seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.
b) Knowledge
Pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak
langsung. Davenport and Prusak (1998) mendefinisikan pengetahuan secara luas dengan
pengetahuan merupakan campuran dari pengalaman, nilai, informal kontekstual, dan
pandangan pakar yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan
pengalaman baru dan informasi.
c) The dynamics of the learning group
Dalam model pembelajaran GI, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan
dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-
kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan
belajarnya, maupun dari bakat ataupun minatnya. Dalam pembelajaran kelompok diharapkan
setiap anggota dalam kelompok saling memberi; yang cepat belajar didorong untuk
membantu yang lemah, yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya
pada yang lain.
Prinsip-prinsip yang dapat diperhatikan guru pada saat menerapkan pembelajaran
yang berpusat pada komponen The dynamics of the learning group adalah sebagai berikut :
1. Pada dasarnya hasil belajar diperoleh dari kerjasama atau sharing dengan pihak lain
2. Sharing terjadi apabila ada pihak lain yang saling memberi dan saling menerima
informasi
3. Sharing terjadi apabila ada komunikasi dua atau multiarah
4. Learning group terjadi apabila masing-masing pihak yang terlibat didalamnya sadar
bahwa pengetahuan, pengalaman, dam keterampilan yang dimilikinya bermanfaat bagi
orang lain.
5. Siswa yang terlibat dalam Learning group pada dasarnya bisa menjadi sumber belajar
1.2 Karakteristik model pembelajaran GI ( Group Investigation)
Menurut Sharan (2009:147) empat fitur utama dalam investigasi kelompok adalah
investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik.

1. Investigasi
Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang dan rumit
kepada siswa. Pada proses ini siswa mencari sumber, informasi, gagasan penda-pat dengan
bekerja sama dengan rekan mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Interaksi
Menurut Sharan (2009:147) interaksi di antara siswa penting bagi investigasi
kelompok. Karena pada saat siswa berinteraksi dengan kelompoknya dengan percakapan,
kontak, saling membantu, dan saling mendukung diantara siswa merupakan bagian dari
proses dari investigasi kelompok. Ini berarti siswa secara berkelompok mendiskusikan
tugasnya, mempelajari dari berbagai sumber, bertukar gagasan dan informasi, serta
meringkas dan menyatukan temuan me-reka, lalu mereka berusaha menyajikan hasil
pekerjaan mereka di depan kelas.

3. Penafsiran
Siswa bersama teman sekelompoknya membuat penafsiran atas hasil penelitian
mereka yang diperoleh dari sumber dan informasi yang mereka dapatkan. Penafsiran atas
temuan-temuan mereka lalu digabungkan, pada saat penggabungan ini akan mendapat
pengetahuan baru karena gagasan dan informasi yang diperoleh anggota kelompok yang lain
akan disampaikan pada saat menghubungkan gaga-san-gagasan yang mereka peroleh untuk
menarik simpulan.

4. Motivasi Intrinsik
Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif dan menentukan apa
yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar. Hal ini melihat mereka untuk
membuat pilihan serta keputusan terhadap masalah yang mereka amati.
Ada empat karakteristik pada model ini, yaitu :
a. Kelas dibagi menjadi ke dalam sejumlah kelompok (grup)
b. Kelompok siswa dihadapkan pada topik dengan berbagai aspek untuk meningkatkan daya
kuriositas (keingintahuan) dan saling ketergantungan yang positif di antara mereka.
c. Di dalam kelompoknya siswa terlibat dalam komunikasi aktif untuk meningkatkan
keterampilan cara belajar.
d. Guru bertindak selaku sumber belajar dan pimpinan tidak langsung, memberikan arah dan
klarifikasi hanya jika diperlukan, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

2. PERAN GURU DALAM MODEL PEMBELAJARAN GI ( GROUP INVESTIGATION )


Setiawan (2006:12) mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran GI sebagai
berikut:
a. Memberikan informasi dan instruksi yang jelas
b. Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan siswa yang menunjang
pada pemecahan masalah (bukan menunjukan cara penyelesaianya)
c. Memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi
d. Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa
e. Memimpin diskusi pada pengambilan kesimpulan akhir
Dalam Investigasi Kelompok, guru berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator.
Guru berkeliling di antara kelompok-kelompok untu melihat apakah kelompok-kelompok itu
melakukan pekerjaannya dan menvcari jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi
dalam interaksi kelompok serta tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran.
Guru harus meberikan contoh (memodelkan) berbagai keterampilan sosial dan
komunikasi yang diharapkan dari siswa. Dalam diskusi-diskusi semacam ini guru
memodelkan berbagai macam keterampilan : mendengarkan, menguraikan dengan kata-kata
sendiri (memparafrasekan), memberikan reaksi tanpa menghakimi, mendorong partisipasi,
dan sebagainya.
Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok. Guru
hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk
dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka serta menggunakan
pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru juga berperan dalam
mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja
kelompoknya. Kadang mereka memang memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat
menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui pengembangan pertanyaan-
pertanyaan yang lebih terarah, detail atau rinci. Dengan demikian guru harus selalu menjaga
suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah jalan.
Secara umum guru menetapkan topik yang luas, kemudian dipecah-pecah oleh siswa
menjadi beberapa subtopik. subtopik-subtopik ini merupakan hasil pertumbuhan dari
berbagai latar belakang dan minat siswa, sekaligus sebagai pertukaran berbagai gagasan di
antara para siswa. sebagai bagian dari investigasi, para siswa menacari dan menemukan
informasi dari berbagai macam sumber di dalam dan di luar kelas. sumbersumber semacam
ini memberikan banyak sekali gagasan, opini, data, solusi, atau posisi tentang persoalan yang
sedang dikaji. kemudian para siswa mengevaluasi dan mensintesiskan semua informasi yang
disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok dan akhirnya dpat menghasilkan produk
berupa laporan kelompok.

3. MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK DAN PERENCANAAN


KURIKULUM

Pembelajaran adalah sebuah proses guru dalam membelajarkan siswa yang


diharapkan ada kegiatan belajar pada diri siswa. Hal ini yang menjadi dasar bagi guru agar
dapat menciptakan sebuah perencanaan pembelajaran sebagai usaha mengembangkan
kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Perpaduan dari kedua antara
guru dan siswa lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaafkan materi pembelajaran sebagai
mediumnya. Interaksi tersebut sangat beraneka ragam, tergantung kepada keterampilan dan
variasi guru dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi kebosanan dan untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan mencapai
tujuan pembelajaran.
Salah satu cara menciptakan interaksi belajar mengajar yang bervariasi adalah dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Model pembelajaran
investigasi kelompok ialah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam
kelompok untuk melakukan investigasi atau penyelididkan terhadap suatu topik. Model
investigasi kelompok sering dipandang sebagai model yang paling kompleks dan paling sulit
dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Model ini melibatkan siswa sejak perencanaan,
baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Model pembelajaran Investigasi Kelompok ini berasal dari tulisan-tulisan filsafat,
etika, dan psikologi sejak tahun-tahun pertama abad ini. Perintisnya adalah John Dewey.
Dewey memandang bahwa kerja sama dalam kelas sebagai prasyarat untuk mengatasi
berbagai persoalan kehidupan yang kompleks dalam demokrasi. interaksi koooperatif dan
komunikasi di antara teman-teman kelas dapat dicapai palong efektif dalam kelompokm
kecil, di mana pergaulan antara teman-teman sebaya dapat dipertahanka. aspek sosial-afektif
kelompok, pertukaran intelektualnya, dan makna pokok pembelajaran itu merupakan sumber
utama bagi usaha-usaha siswa belajar.
Keberhasilan pelaksanaan Investigasi Kelompok sangat bergantung denagn latihan-
latihan berkomunikasi dan berbagai keterampilan sosial lain yang dilakukan sebelumnya.
Tahap ini mwrupakan peletakan dasar (layiong the grounwork) bagi pembentukan kelompok
(team building). Investigasi Kelompok ini sanagt cocok untuk kajian-kajian yang bersifat
terpadu yang berkaitan dengan pemerolehan, analisis, dan sintesis informasi untuk
menyelesaikan masalah-masalah multi-dimensi.
Model investigasi kelompok menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang
baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Melatih siswa
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat
terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Model kooperatif ini
cenderung mengorientasikan pada aktivitas kerja ilmiah untuk menyelidiki atau memecahkan
masalah. Model ini lebih menekankan kepada pengembangan kemampuan pemecahan
masalah dalam suasana lebih demokratis dimana pengetahuan tidak diajarkan secara langsung
kepada anak tetapi diperoleh melalui pemecahan masalah.

4. PENGALAMAN SISWA DALAM MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI


KELOMPOK
Investigasi kelompok menurut siswa melakukan penyelidikan dan menyimpulkan
hasil penyelidikannya. ini berarti siswa mengkontruksi pengalam belajarnya secara mandiri
dengan lebih bermakna. sehingga pengalaman tersebut dapat lebih mudah diingat, selanjutnya
siswa akan lebih termotivasi untuk menyelesaiakan masalah secara kooperatif yang
berhubungan dengan matematika.
Investigsi kelompok juga melibatkan kelompok-kelompok kooperatif , dalam tahap
ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar. pembentukan kelompok belajar
sesuai dengan pembelajaran kooperatif berdasarkan skor dasar individu. skor tersebut
dirangking, kemudian ditentukan sebanyak 25 % dari seluruh siswa merupakan kelompok
akademis tinggi dan 25 % dari seluruh siswa merupakan kelompok akademsi rendah, sisanya
merupkaan kelompok akademis sedang. Untuk membentuk kelompok heterogen dari
kemampuan akademis diambil 1 orang dari kelompok akademis tinggi, 1 orang dari
kelompok akademis rendah, sisanya dari kelompok akademis sedang dengan memperhatikan
jenis kelamin dan agama siswa.
Siswa perlu melakukan perencanaan koopratif terhadap bahasan yang akan mereka
lakukan. hal ini sangat penting bagi Investigasi Kelompok. para anggota kelompok
berpartisipasi dalam merencanakan berbagai dimensi dan persyaratan yang menjadi pokok
bahasan kelompok. Secara bersama-sama siswa menentukan apa yang akan dikerjakan agar
dapat memecahkan persoalan yang dihadapi, sumber mana yang diperlukan, siapa yang
melakukan, dan bagaimana siswa akan menyajikannya di depan kelas. Biasanya ada
pembagian kerja dalam kelompok yang dapat menigkatkan saling ketergantunagbnn positif di
antara para anggota.
Dalam pembuatan makalah ini, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok memungkinkan siswa bisa belajar untuk menemukan sendiri konsep-
konsep dan memecahkan masalah dalam matematika bersama teman sekelompoknya dengan
bimbingan dari guru. selain itu, melalui penyelidikan sendiri konsep materi yang akan lebih
memnatapkan pemahaman siswa dalam mempelajari suatu materi. aktivitas yang dilakukan
dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran tipe investigasi kelompok
juga merupakan suasana belajar yang baru bagi siswa, sehingga siswa akan semakin
semangat dan giat untuk belajar. semakin giat siswa belajar, maka semakin baik pula
penguasaaan siswa terhaadap materi pelajaran matematika.
berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok dapat menimbulkan motivasi dan semangat siswa dalam
belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

5. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK


Dengan memperhatikan langkah-langkah pada tipe investigasi kelompok maka
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
guru menyampaikan tujuan pembelajaran
guru memotifasi siswa dengan memberikan contoh pentingnya penguasaan materi yang akan
dipelajari yang berkaitan dengan masalah sehari-hari
guru bersama siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya yang
mendukung materi yang akan dipelajari (apersepsi)
guru menyampaikan informais tentang cara pembelajaran yang akan dilaksanakan

2. kegiatan inti
guru menyampaikan informais kepada siswa dan menentukan topic permasalahan
(merumuskan topic permasalahan)
guru mengkondisikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar dan mengingatkan siswa
untuk dapat bekerja sama dalam kelompok
guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap anggota kelompok
dari LKS yang telah diberikan, guru menghadapkan siswa pada situasi yang dapat
menyelesaikan masalah dan merencanakan penyelesaian masalah (merencanakan tugas)
siswa menyusun investigasi / penyelidikan dari hasil analisis yang dilakukannya (melakukan
investigasi)
guru memeriksa investigasi yang telah ditemukan oleh siswa
siswa membuat kesimpulan kelompok dalam bentuk laporan akhir kelompok dari hasil
investigasi dan diskusi dalam mengerjakan LKS (menyiapakan laporan akhir kelompok )
tiap kelompok siswa mempresentasikan hasil penemuan investigasi dan diskusinya. siswa
diminta memberikan pendapat atau komentar tentang temuannya (mempresentasikan laporan
akhir). guru mengkonfirmasi jawaban yang diberikan dan menegaskan jawaban yang benar
serta memberikan penghargaan. guru memberikan pengharagaan kepada kelompok

3. kegiatan akhir
guru mengulas secara singkat mengenai materi dan kegiatan yang telah dilaksanakan
guru menyimpulkan hasil penyelidikan yang telah dipresentasikan
guru memberikan pekerjaan rumah

Contoh RPP dalam model pembelajaran investigasi kelompok :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : Mts Al-Huda Pekanbaru
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap
Pertemuan ke :-
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
mpetensi :Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan
ukurannya
Dasar : Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
: Menemukan rumus volume kubus dan volume balok, serta menghitung volume kubus dan
balok
Menghitung perubahan volume pada kubus dan balok, serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung volume kubus dan balok
2. Siswa dapat menghitung perubahan pada kubus dan balok

II. Materi Pembelajaran


1. Volume balok
Rumus volume balok dengan panjang = p , lebar = l dan tinggi adalah:

oleh karena itu merupakan luas alas, maka volume balok dapat dinyatakan sebagai
berikut :
volume balok = luas alas x tinggi
2. Volume kubus
Kubus memiliki ukuran panjang, lebar, dan tingginya sama. Oleh karena itu, rumus untuk
volume kubus dapat diperoleh dari volume balok dengan cara berikut ini :

III. Model pembelajaran


model pembelajaran : model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
IV. Langkah-langkah pembelajaran

A. Kegiatan Awal (10 menit )


Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif pada aktivitas penyelidikan suatu masalah dengsn
diskusi, memcahkan masalah, merangkum dan mempresentasikan hasil temuannya
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan apersepsi

B. Kegiatan inti
Siswa mendengarkan informasi tentang cara belajar dari guru dan mendengarkan topic
permasalahan yang akan diselesaikan didalam kelompoknya ( merumuskan topic
permasalahan)
Guru menyuruh siswa menempati kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan dan
mengingatkan siswa untuk dapat bekerja sama dalam kelompok
Siswa menerima lembar kerja siswa
Dari LKS yang telah diberikan, guru mendapatkan siswa pada situasi yang dapat
menyelesaikan masalah dan merencanakan penyelesaian masalah dengan cara menyusun,
memproses, mengorganisir, dan menganalisis data, sedangkan guru memberikan bimbingan
seperlunya ( merencanakan tugas)
Siswa mengerjakan LKS dan menyusun investigasi dari hasil analisis yang dilakukannya (
melaksanakan investigasi )
Siswa menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru, sedangkan guru membnatu
siswa sebagai fasilitator dengan berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi
kerja siswa seperlunya.
Siswa membuat laporan / kesimpulan kelompok yang akan dipresentasikan berupa hasil
investigasi dari diskusi kelompok tentang volume kubus dan balok yang telah ditemukan
pada karton yang telah disediakan oleh guru dengan petunjuk yang ditentukan guru
(menyiapkan laporan akhir kelompok).
Perwakilan kelompok siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya tentang penemuan
volume kubus dan balok didepan kelas. Beberapa siswa yang lainnya diminta memberikan
pendapat atau pertanyaan tentang jawaban temannya. Guru mengkonfirmasikan jawaban
yang diberikan dan menegaskan jawaban yang benar ( mempresentasikan laporan akhir ).
Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memantapkan pemahaman siswa
Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru bersama siswa membahas latihan tersebut
dengan meminta beberapa siswa mengerjakan kedepan.

C. Kegiatan Akhir (10 menit )


Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari
Guru memberikan tes formatif kepada siswa
Guru memberikan tugas rumah kepada siswa

V. Alat / Bahan / sumber belajar


Spidol
Lembar Kerja Siswa ( LKS )
Buku matematika Erlangga, Karangan M. Cholik Adinawan, Sugijono

VI. Penilaian
Jenis Tes : Tes Individu
Bentuk Tes : Tes Uraian
Instrumen :

1. Tentukan volume balok yang berukuran panjang= 2 dm. lebar = 9 cm , dan tinggi = 8 cm !

8 8 cm

9 cm
2dm
Alternatif jawaban :
1. Panjang = 2 dm = 20 cm
lebar = 9 cm
tinggi = 8 cm
v=pxlxt
= 20 x 9 x 8
= 1. 440
Jadi, volume balok tersebut adalah 1. 440

Mengetahui, Pekanbaru, Apri 2011


Guru Bidang Studi Peneliti,

DRS. SOFRIADI JASRIN


NIP. NIM. 0605120489

6. INTISARI MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK


Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan
kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan
hasil benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa (Soppeng, 2009) . Kegiatan belajarnya
diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru,
sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara
ketat oleh guru, yang dalam pelaksananya mengacu pada berbagai teori investigasi.
Salah satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar adalah model pembelajaran GI (Krismanto, 2003:6). Sudjana (Mudrika, 2007:15)
mengemukakan bahwa GI dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk
mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses
pengkajian akademis. Kemudian Joyce dan Weil (1980:230) menambahkan bahwa model
pembelajaran GI yang dikembangkan oleh Thelen yang bertolak dari pandangan John Dewey
dan Michaelis yang memberikan pernyataan bahwa pendidikan dalam masyarakat demokrasi
seyogyanya mengajarkan demokrasi langsung.
Sharan, dkk (1984) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi
kelompok meliputi 6 (enam) fase.
1. Memilih topic
Siswa memilih subtopic khusus didalam suatu daerah masalah umum yang biasanya
ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota
tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok
hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis
Peran Guru : 1. Memimpin diskusi penelitian.
2. Menyediakan materi dasar.
3. Memfasilitasi kepekaan terhadap masalah.
4. Mengoordinasi penyusunan subtema pilihan untuk diselidiki.

2. Perencanaan kooperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang
konsisten dengan subtopic yang telah dipilih pada tahap pertama.
peran guru : 1. Membantu kelompok-kelompok merumuskan rencana realita.
2. Membantu menjaga norma kooperatif.
3. Membantu kelompok menemukan sumber-sumber yang tepat.

3. Impelementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalam tahap kedua.
Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas
dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik
didalam atau diluar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
menawarkan bantuan bila diperlukan.
peran guru : 1. Membantu dengan keterampilan meneliti.
2. Membantu memeriksa sumber-sumber.
3. Membantu menemukan hubungan baru di antara sumber-sumber.
4. Membantu menjaga norma-norma interaksi kooperatif.

4. Analisis dan sintesis


Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan
merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang
menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.
peran guru : 1. Menyusun rencana kelompok.
2. Bertemu dengan komite pelaksana.
3. Membantu memperoleh materi.
4. Memastikan bahwa semua anggota kelompok bertasipasi.

5. Presentasi hasil final


Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang
menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama
lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topic itu. Presentasikan
dikoordinasi oleh guru.
peran guru : 1. Mengoordinasi presentasi kelompok.
2. Mengarahkan komentar diskusi siswa.
3. Membuat aturan-aturan untuk membuat komentar.
4. Mengarahkan penyimpulan diskusi.
5. Menunjukkan hubungan di antara subtema.

6. Evaluasi
Dalam hal ini kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topic yang
sama,siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai
suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

peran guru : 1. Mengevaluasi pemahaman atas gagasan utama.


2. Mengevaluasi pengetahuan atas fakta dan istilah baru.
3. Mengevaluasi penggabungan semua tema kelompok.
4. Memfasilitasi refleksi siswa tentang proses dan isi penelitian.

Menurut Slavin (2009), dalam Model pembelajaran Group Investigation para siswa
bekerja dalam enam tahap. Tahap-tahap dan komponen-komponennya dijabarkan dibawah ini
:
1. Mengidentifikasikan topic yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok
investigasi , dengan anggota tiap kelompok 4 smapai 5 orang.

Pada tahap ini :


siswa mengamati sumber, memilih topic dan menentukan kategori-kategori topic
permasalahan
siswa begabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topic yang mereka pilih atau
menarik untuk diselidiki
guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang
beradasarkan keterampilan keheterogenan
guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanaka tentang :


Apa yang mereka pelajari ?
Bagaiamana mereka belajar ?
Siapa dan melakukan apa ?
untuk tujuan atau kepentingan apa mereka meneyelidiki topic tersebut ?

3. Melakukan investigsi

Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:


Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan
permasalahan-permasalahan yang diselidiki
masing-masing anggota kelompok memberi masukan pada setiap kegiatan kelompok
siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifiksi dan mempersatukan ide dan pendapat

4. Menyiapkan laporan akhir

pada tahap ini kegiatan siswa adalah sebagai berikut :


anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing masing
anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana
mempresentasikannya
wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi
investigasi

5. Mempresentasikan laporan akhir


penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagi variasi bentuk
penyajian
kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat aktif sebagai pendengar
pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan terhadap topic yang disajikan

6. Evalusi

pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah :


siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya , pekerjaan yang telah mereka
lakukan, dan tentang pengalamn-pengalaman efektifnya.
guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan
penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa

kelebihan dari model pembelajaran investigasi kelompok :


siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan
siswa belajar pemecahan maslaah secara mandiri dan keterampilan-keterampilan berikir
menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry ( mencari-temukan)
mendukung kemampuan problem solving siswa
materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama
membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya (Marzano dalam markaban ,
2006)

kekurangan dari model pembelajaran investigasi kelompok :

Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan.


Sulitnya memberikan penilaian secara personal.
Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, meodel pembelajran GI cocok
untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari
pengalaman yang dialami sendiri.
Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
7. PETUNJUK BAGI GURU DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN
MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK

Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok. Guru
hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk
dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka serta menggunakan
pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru juga berperan dalam
mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri maupun hasil kerja
kelompoknya. Kadang mereka memang memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat
menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui pengembangan pertanyaan-
pertanyaan yang lebih terarah, detail atau rinci. Dengan demikian guru harus selalu menjaga
suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah jalan.
Menurut Aunurrahman (2009:152) Seorang guru dapat menggunakan strategi
investigation kelompok di dalam proses pembelajaran dengan beberapa keadaan, antara lain
sebagai berikut:

1. Apabila guru bermaksud agar siswa-siswa mencapai studi yang mendalam tentang
isi atau materi, yang tidak dapat dipahami secara memadai dari sajian-sajian informasi
yang terpusat pada guru.
2. Apabila guru bermaksud mendorong siswa untuk lebih skeptis tentang ide-ide
yang disajikan dari fakta-fakta yang mereka dapatkan
3. Apabila guru bermaksud meningkatkan minat siswa terhadap suatu topik yang
memotivasi mereka membicarakan berbagai persoalan di luar kelas
4. Apabila guru bermaksud membantu siswa memahami tindakan-tindakan pencegahan yang
diperlukan atas interpretasi informasi yang berasal dari penelitian-penelitian orang lain yang
mungkin dapat mengarah pada pemahaman yang kurang positif
5. Apabila guru bermaksud mengembangkan keterampilan-keterampilan penelitian, yang
selanjutnya dapat mereka pergunakan di dalam situasi belajar yang lain, seperti halnya
cooperative learning
6. Apabila guru menginginkan peningkatan dan perluasan kemampuan siswa.
Menurut Killen ( dalam Aunurrahman, 1998 : 146) memaparkan beberapa ciri
essensial investigasi kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah: Para siswa bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil dan memilki independensi terhadap guru

1. Kegiatan-kegiatan siswa terfgokus pada upaya menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
2. Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah
data, menganalisisnya dan mencapai beberapa kesimpulan
3. Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar
4. Hasil-hasil dari penelitian siswa dipertukarkan di antara seluruh siswa

BAB III
PENUTUP

1. kesimpulan
Investigasi kelompok merupakan strategi pembelajaran yang terdapat dalam
pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa belajar menggunakan
inquiri kooperatif, perencanaan, proyek, diskusi kelompok, dan kemudian
mempresentasiakan penemuan mereka kepada kelas (Nur Wikandri, 1999). Menurut Gulu
(2005), investigasi kelompok merupakan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan mneyelidiki secara sistematis , kritis,
logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.
Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat dismpulkan
bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih
bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari
sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu
menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar
mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
2. Saran
Berhubung penulis masih dalam tahap pembelajaran , jadi bagi para pembaca yang
merasa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, dimohon kepada
para pembaca agar dapat memberi masukan ataupun kritik dan saran kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Berbagi ilmu, Model Pembelajaran Jigsaw. Investigasi Kelompok . Pembelajaran Berbasis
Masalah. http://model pembelajaran jigsaw, investigasi kelompok, pembelajaran berbasis
masalah.com. Didownload pada tanggal 20 september 2013 pukul 10.00 WIB
Eckoin. Model pembelajaran teams games tournaments tgt .
http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/
. Didownload pada tanggal 20 september 2013 pukul 10.10 WIB
Gaufgufron, bab ii kajian pustaka. http://gufrongauf.blogspot.com/2012/11/bab-ii-kajian-
pustaka.html. Didownload pada tanggal 20 sepetember 2013 pukul 10.00 WIB
Lela68s Blog. Model pembelajaran investigasi kelompok pada pemecahan masalah
matematis http: // www. model pembelajaran investigasi kelompok pada pemecahan
masalah matematis.com. Didownload pada tanggal 20 september 2013 pukul 10.10 WIB
Slavin. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.
Trianto. 2007. Model- model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta :
Prestasi Pustaka

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Group Investigation

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Group Investigation. Berikut ini kami berbagi


info mengenai langkah-langkah model pembelajaran group investigation sebagai berikut :

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.


2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas, sehingga satu kelompok
mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.
4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi
temuan.
5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara ketua mempaikan hasil pembahasan
kelompok
6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan
7. Evaluasi
8. Penutup

Anda mungkin juga menyukai