Anda di halaman 1dari 28

PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENGAJARAN UNIT DAN

PEMBELAJARAN TEMATIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Strategi Pembelajaran
yang dibina oleh Bapak Drs. Suharjo, M.S., M.A.

Oleh Kelompok 5:
1. Arum Sekar Banowati

(140151602116)

2. M. Fatakhul Mufid

(140151601895)

3. Nadiyatul Jannah

(140151602234)

4. Ninda Fitri Rizqi

(140151601196)

5. Rani Claudia Santoso

(140151602786)

Offering B4

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
November 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pembelajaran Individual,
Pengajaran Unit dan Pembelajaran Tematik.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan serta dukungan dari pihak-pihak yang
terkait, sehingga hambatan-hambatan yang kami hadapi dapat teratasi. Oleh
karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun agar dapat bermanfaat serta
menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang membutuhkan. Namun, tiada gading
yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini yang masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah
bersedia membaca makalah ini.

Malang, 14 November 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar........................................................................
i
Daftar Isi .................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.................................................
1
B.
Rumusan Masalah.........................................................
1
C.
Tujuan
.....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pembelajaran Individual ..................................
2
B.
Pengajaran Unit ...............................................
7
C.
Pembelajaran Tematik .................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................... 21
B. Saran ...................................................................... 21
DAFTAR RUJUKAN

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat
berpengaruh pada ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu, jika seorang guru menguasai banyak jenis
metode pembelajaran tentunya akan berdampak positif
pada proses pembelajaran, karena guru bisa mmilih
metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ngin dicapai. Metode pembelajaran
individual dan pembelajaran tematik adala dua metode
yang juga harus dikuasai oleh guru. Metode pembelajaran
individual adalah metode yang memberikan kesempatan
kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, kecepatan, dan caranya sendiri. Sisi positif
penggunaan strategi ini adalah terbangunnya rasa percaya
diri siswa, siswa menjadi mandiri dalam melaksanakan
pembelajaran, siswa tidak memiliki ketergantungan pada
orang lain. Sedangkan metode pembelajaran tematik
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Kedua metode pembelajaran ini bisa
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran asalkan
disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pembelajaran individual?
2. Apa yang dimaksud pengajaran unit?
3. Apa yang dimaksud pembelajaran tematik?
C. Tujuan

Secara umum makalah ini mempunyai tujuan yang


hendak dicapai, yaitu:
1. Memahami tentang pembelajaran individual.
2. Memahami tentang pengajaran unit.
3. Memahami tentang pembelajaran tematik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Individual
1. Pengertian pembelajaran individual
Menurut Rowntree (1974) dalam Sanjaya (2008: 128),
strategi pembelajaran terbagi ke dalam strategi penyampaianpenemuan atau exposition-discovery learning strategy dan
strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran
individual atau groups-individual learning strategy. Jadi
pembelajaran individual merupakan salah satu strategi
pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2008: 128), strategi
pembelajaran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri.
Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa
sangat ditentukan oleh kemampuan individu yang
bersangkutan. Bahan pembelajaran serta bagaimana
mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Pada metode pembelajaran individual ini siswa dituntut
dapat belajar secara mandiri, tanpa adanya kerjasama dengan
orang lain. Sisi positif penggunaan metode ini adalah
terbangunnya rasa percaya diri siswa, siswa menjadi mandiri
dalam melaksanakan pembelajaran, siswa tidak memiliki
ketergantungan pada orang lain. Namun, di sisi lain terdapat
kelemahan startegi pembelajaran ini, diantaranya jika siswa
menemukan kendala dalam pembelajaran, minat dan
perhatian siswa justru dikhawatirkan berkurang karena

kurangnya komunikasi belajar antar siswa, tidak bertanya


kepada guru, tidak membiasakan siswa bekerjasama dalam
sebuah kelompok.
Sedangkan menurut Sudjana (2009: 116) pengajaran
individual merupakan suatu upaya untuk memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan, kecepatan, dan caranya sendiri.
Menurut Sudjana, perbedaan-perbedaan individu dapat dilihat
dari :

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Perkembangan intelektual
Kemampuan berbahasa
Latar belakang pengalaman
Gaya belajar
Bakat dan minat
Kepribadian
Menurut Muhammad Ali (2000: 94) strategi belajar

mengajar individual disamping memungkinkan setiap siswa


dapat belajar sesuai dengan kemampuan potensinya, juga
memungkinkan setiap siswa menguasai seluruh bahan
pelajaran secara penuh (mastery learning atau belajar
tuntas). Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar
tuntas, sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan
individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran
dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara
individual.
2. Model-model pembelajaran individual
Model pembelajaran pada pendekatan pembelajaran
individual menurut Hamzah B. Uno (2008: 18) yaitu model
pembelajaran pengajaran tidak langsung (non directive
teaching), model pembelajaran pelatihan kesadaran

(awareness trainng), sinektik, sistem konseptual, dan model


pembelajaran pertemuan kelas (classroom meeting).
Model-model pembelajaran yang lain yaitu :
a) Pembelajaran jarak jauh (distance learning)
Pembelajaran jarak jauh merupakan pelatihan yang
diberikan kepada siswa yang tidak berkumpul bersama
di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran
secara langsung dari instruktur/guru.
b) Rencana Studi Mandiri ( Independent Study Plans)
Guru dan siswa bersama-sama mengadakan
perjanjian mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur
belajarnya sendiri dan diberikan kesempatan untuk
berkonsultasi secara berkala kepada guru untuk
memperoleh pengarahan atau bantuan dalam
menghadapi tes dan menyelesaikan tugas-tugas
perseorangan.
c) Pelatihan berbasis komputer (computer-based learning)
Pembelajaran berbasis komputer merupakan
pembelajaran dengan menggunakan software komputer
(CD pembelajaran) yang berisi tentang muatan
pembelajaran meliputi judul, tujuan materi
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Sistem
komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara
individual dan langsung kepada siswa dengan cara
berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan
ke dalam sistem komputer, inilah yang disebut dengan
pelatihan berbasis komputer.
d) Studi yang Dikelola Sendiri (Self Directed Study)
Siswa diberi sejumlah daftar tujuan yang harus
dicapai serta materi pelajaran yang harus dipelajari
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
dilengkapi dengan daftar kepustakaan. Pada waktu-

waktu tertentu siswa menempuh tes dan dinyatakan


lulus apabila telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
e) Program Belajar yang berpusat pada Siswa (Learner
Centered Program)
Dalam batas -batas tertentu siswa diperbolehkan
menentukan sendiri materi yang akan dipelajari dan
dalam urutan yang bagaimana. Setelah siswa
menguasai kemampuan-kemampuan pokok dan
esensial, maereka diberi kesempatan untuk belajar
program pengayaan.
f) Belajar Menurut Kecepatan Sendiri (Self-Pacing)
Siswa mempelajari materi pelajaran tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah
ditetakan oleh guru. Semua siswa arus mencapai tujuan
pembelajaran khusus yang sama, namun mereka
mengatur sendiri laju kemajuan belajarnya daam
mempelajari materi pelajaran tersebut.
g) Pembelajaran yang ditentukan oleh siswa sendiri
(Student Determined Intruction)
Pengaturan pembelajaran tersebut menyangkut
penentuan tujuan pembelajaran (umum dan khusus),
pilihan media pembelajaran dan nara suumber,
penentuan alokasi waktu untukmempelajari berbagai
topik,penentuan laju kemajuan sendiri, mengevaluasi
sendiri pencapain tujuan pembelajaran, dan kebebasan
untuk memprioritaskan materi pelajaran tertentu.
h) Pembelajaran Sesuai Diri (Individual Intruction)
Strategi pembelajaran ini mencakup enam unsur
dasar, yaitu:
a) kerangka waktu yang luwes; b) adanya tes
diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan
(memperbaiki keselahan yang dibuat siswa atau
memberi kesempatan kepada isiwa untuk ;melangkah
bagian materi pelajaran yang telah dikuasainya; c)

pemberian kesempatan kepada kesempatan kepada


siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai; d)
penilain kemajuan belajar siswa dengan menggunakan
bentuk-bentuk penilaian yang dapat dipilih dan
penyediaan waktu mengerjakan yang luwes; e)
pemilihan lokasi belajar yang bebas; dan f) adanya
bentuk-bentuk kegiatan belajar bervariasi yang dapat
dipilih.
i) Pembelajaran Perseorangan Tertuntun
Sistem pembelajaran ini didasarkan pada prinsipprinsip pembelajaran terprogram. Setiap siswa
diarahkan pada program belajar masing-masing
berdasarkan rencana kegiatan belajar yang telah
disiapkan oleh guru atau guru bersama siswa
berdasrkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dan dirumuskan secara operasional. Rencana kegiatan
ini berkaitan dengan materi pelajaran yang harus
dipelajari atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran
individual adalah teknik bertanya dan memberi motivasi,
menimbulkan rasa keinginan tahuan seorang
siswa.Sedangkan pendekatan yang tepat dalam
pembelajaran individual adalah pendekatan
konstruksivisme, pendekatan masalah, dan realistik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Individual, yaitu:
a. Staf pengajar
Staf pengajar berpengaruh dalam pengajaran
individual pada siswa, dimana pengajar berfungsi
sebagai pengarah dan motivator dalam proses belajar
siswa.
b. Persoalan Penjadwalan

Sistem penjadwalan dalam pengajaran sangat


berpengaruh dalam pengajaran, dimana terkadang
siswa perlu diberikan kesempatan untuk menentukan
sendiri kapan, tentang apa,dan dimana ia belajar.
c. Kondisi Ruangan
Kondisi ruangan merupakan factor pendukung dalam
pengajaran, dimana kondisi ruangan perlu diperhatikan
agar siswa nyaman dalam proses belajar.
d. Tujuan Pengajaran
Tentunya tujuan pengajaran sangat diperlukan agar
proses pembelajaran terarah bagi siswa, dan demi
tercapainya tujuan pengajaran siswa harus melalui
tahap-tahap yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa
tersebut.
4. Keuntungan dan kelemahan pembelajaran
individual

Keuntungan
Kelemahan
Pembelajaran tidak dibatasi waktu Memerlukan waktu yang banyak
untuk mempersiapkan bahan

Siswa dapat belajar secara tuntas


Siswa dapat bekerja sesuai

bahan
Motivasi peserta mungkin sulit
dipertahankan
Peran instruktur perlu berubah,

dengan tahapan mereka dengan

tidak sama saat mengajar secar

waktu yang dapat mereka

kelompok

sesuaikan
Siswa dapat lebih terkontrol
mengenai bagaimana dan apa

Tidak ada tempat untuk siswa


bertanya

yang mereka pelajari


B. Pengajaran Unit
1. Pengertian Pengajaran Unit
Pengajaran unit lebih dikenal dengan istilah unit
teaching merupakan pengajaran yang mengarahkan

kegiatan peserta didik pada pemecahan suatu masalah


yang dirumuskan dahulu secara bersama-sama. Metode
pengajaran unit didefinisikan sebagai suatu cara penyajian
pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian
dibahas dari bebagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
2. Tujuan Pengajaran Unit
Adapun tujuan dari pengunaan dari metode pengajaran
unit ini adalah :
1) Melatih peserta didik berpikir komprehensif (luas)
dengan cara mengkaji dan memecahkan pemasalahan
dari berbagai disiplin ilmu atau berbagai aspek.
2) Melatih peserta didik menggunakan keterampilan
proses atau metode ilmiah dalam pemecahan masalah.
3) Terbentuk sikap kritis, kerjasama, rasa ingin tahu,
menghargai waktu dan menghagai pendapat orang lain.
4) Melatih peserta didik agar memiliki kemampuan
merencanakan, mengorganisasi dan memimpin suatu
kegiatan.
5) Mengembangkan keterampilan berkomunikasi.
3. Ciri-ciri Pengajaran Unit
a. Mempunyai konsep sebagai integrasi peserta didik di
dalam situasi lingkungannya secara menyeluruh.
b. Bersumber pada minat, kebutuhan, masalah-masalah
dan tantangan-tantangan dari peserta
didik/masyarakat.
c. Berdasarkan pada aktivitas bersama antara guru dan
siswa.
d. Difokuskan pada here and now, dengan
menggunakan masa lampau untuk membantu
pengertian masa kini dan meramalkan atau
mempersiapkan masa yang akan datang.
e. Menggunakan pengalaman-pengalaman dari berbagai
bidang yang berhubungan dengan keseluruhan situasi.

f. Direncanakan secara fleksibel, dapat dirubah oleh guru


dan peserta didik, kurang terperinci, tidak begitu formal
dan sistematis.
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Pembelajaran
Unit
1) Kegiatan Persiapan
Tahap ini merupakan hal yang terpenting, karena
merupakan dasar/titik tumpu keberhasilan suatu
kegiatan.
a.
b.

Menjelaskan pada siswa tentang bagaimana

cara melakukan pembelajaran dengan metod eunit.


Guru bersama siswa menetapkan suatu
pokok masalah yang akan dijadikan unit/kesatuan.
Pokok masalah itu hendaknya sesuai dengan minat
dan latar belakang siswa serta sesuai dengan

kurikulum dan kebutuhan siswa.


c.
Guru dan siswa menetapkan jadwal
kegiatan, standart pembelajaran dan tata tertib
yang wajib dipatuhi selama pembelajaran
berlangsung.
2) Kegiatan pelaksanaan
a.
Kegiatan Persiapan
Guru menanyakan meteri pelajaran sebelumnya,
kemudian memberikan contoh nyata yang ada pada
masyarakat yang berkaitan dengan materi pelajaran
b.

yang akan diajarkan melalui pembelajaran unit.


Kegiatan Inti
Para siswa mengatur tempat belajar, apakah di
dalam kelas atau di luar kelas. Kemudain
mengadakan penelitian tentang sesuatu yang
sesuai dengan tugas masing-masing, misalnya
melakukan praktik lapangan, mengerjakan soal-soal,
menggambar pemandangan, mengunjungi tempattempat wisata yang berbau pendidikan, mengikuti
ceramah dari narasumber, dan sebagainya. Dalam

rangka penyelesaian tugas, siswa mengadakan


diskusi, mengatur bahan dan berkoordinasi dengan
kelompok lain. Setelah itu menyiapkan laporan
kelompok untuk disajikan pada laporan kerja
kelompok saat diadakan pleno.
Laporan kelompok berupa laporan lisan dan
tertulis yang dilakukan oleh setiap kelompok dalam
pleno, sehingga semua siswa dapat mengambil ilmu
dari kelompok lain. Setelah laporan kelompok
selesai, langkah selanjutnya yaitu mengadakan
pameran yang di dalamnya adalah semua hasil dari
kerja kelompok tersebut. Pameran dapat berbentuk :
Statis, yaitu pameran belajar yang berwujud

laporan tertulis, bagan, hasta karya dsb.


Dinamis , yaitu pameran tentang hasil belajar
yang berupa pementasan sandiwara, puisi,
pagelaran seni, pidato dsb.
Dalam pameran ini dapat juga mengundang
siswa dari sekolah lain, instansi lain yang
berkaitan dengan pendidikan, dan terutama

orang tua siswa.


d.
Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa merangkum hasil belajar untuk
direview melalui kegiatan/praktik lapangan dalam
metode unit. Setelah selesai melakukan kegiatan
tersebut, kemudain dilakukan evaluasi proses
pelaksanaan pembelajaran. Tindak lanjut, yaitu
menjelaskan kembali materi pelajaran yang belum
dikuasai siswa dan memberi tugas untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran melalui
penugasan rumah (PR).
5. Kelebihan dan Kekurangan Pengajaran Unit
a. Kelebihan metode pengajaran unit adalah :

10

1) Siswa dapat belajar secara keseluruhan yang bulat,


sehingga hasil pelajarannya menjadi lebih berarti
baginya.
2) Pengajaran menimbulkan suasana kelas yang
demokratis.
3) Pada siswa menggunakan sumber-sumber materi
pelajaran secara luas.
4) Dapat diterapkan prinsip-prinsip psikologi belajar
modern, yaitu belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.
b. Kekurangan metode pengajaran unit adalah :
1) Untuk merencanakan unti tidak mudah.
2) Memerlukan seorang ahli yang betul-betul menguasai
masalah.
3) Memerlukan kecakapan, ketekunan.
4) Perhatian guru harus lebih banyak dicurahkan pada
bimbingan kerja siswa.
5) Kemungkinan pelajaran disajikan tidak mendalam
karena terlalu luas sehinga pengetahuan siswa hanya
bersifat mengambang.
C.
1.

Pembelajaran Tematik
Pengertian Pembelajaran
Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran tepadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembicaraan.
Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, di antaranya:
a) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema
tertentu.
b) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran dalam tema yang sama.

11

c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam


dan berkesan.
d) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik
dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan
pengalaman pribadi siswa.
e) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna
belajar karena materi disajikan dalam konteks tema
yang jelas.
f) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata
pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain.
g) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran
yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan
sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan
remedial, pemantapan, atau pengayaan.
2.

Landasan Pembelajaran

Tematik (Rusman, 2010)


a.

Landasan filosofis dalam

pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran


filsafat yaitu: (a) progresivisme, (b) konstruktivisme, dan
(c) humanisme.
1) Aliran progresivisme yang memandang proses
pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan
kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana
yang alamiah (natural), dan memperhatikan
pengalaman siswa.
2) Aliran konstruktivisme yang melihat pengalaman
langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci
dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan
adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia.
Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui
interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan

12

lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer


begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi
harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing
siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi,
melainkan suatu proses yang berkembang terus
menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa
ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan
pengetahuannya.
3) Aliran humanisme yang melihat siswa dari segi
keunikan atau kekhasannya, potensinya, dan
motivasi yang dimilikinya.
b. Landasan psikologis
Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan
dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan
terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran
tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Psikologi belajar
memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa
dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.
c. Landasan yuridis
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan
berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa
setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan
tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya
(pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta

13

didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan


pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
3.

Karakteristik Pembelajaran
Tematik
Menurut Rusman (2010) pembelajaran tematik memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut:


1) Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat
pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan
guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk
melakukan aktivitas belajar.
2) Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik
dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,
siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam
pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan
kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsepkonsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari.

14

5) Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat luwes


(fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,
bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
4.

Kelebihan dan Kekurangan


Pembelajaran Tematik
Resmini (2006:19) berpendapat bahwa pembelajaran

a.

tematik memiliki kelebihan dan kelemahan. Diantaranya :


Kelebihan Pembelajaran
Tematik
1) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan
kebutuhan siswa.
2) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata
pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain.
3) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema
tertentu.
4) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar
matapelajaran dalam tema yang sama.
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan disajikan
dalam konteks tema yang jelas.
6) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
7) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam
dan berkesan.

15

8) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih


berkesan dan bermakna.
9) Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja
sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
10) Mendorong guru berkreatifitas, sehingga guru
dituntut memiliki wawasan, pemahaman, dan kreatifitas
dalam pembelajaran.
11) Menghemat waktu, tenaga, biaya dan sarana, juga
menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran. Hal
ini karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik
dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat
digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau
b.

pengayaan.
Kekurangan Pembelajaran Tematik
1) Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan
wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan,
kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan
berani untuk mengemas dan mengembangkan materi.
Namun tidak setiap guru mampu mengintegrasikan
kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata
pelajaran secara tepat.
2) Dalam pembangunan kreatifitas akademik, menuntut
kemampuan belajar belajar siswa yang baik dalam
aspek intelegensi.
3) Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber
informasi yang cukup banyak dan beragam serta
berguna untuk mengembangkan wawasan dan
pengetahuan yang diperlukan.
4) Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk
pengembangannya.
5) Pembelajaran tematik memerlukan sistem penilaian
dan pengukuran (obyek, indikator dan prosedur) yang
terpadu.

16

5. Implikasi Pembelajaran Tematik (Rusman, 2010)


a. Implikasi bagi guru, Pembelajaran tematik memerlukan
guru yang kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam
memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,
menarik, menyenangkan dan utuh.
b. Implikasi bagi siswa: 1) Siswa harus siap mengikuti
kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya;
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual,
pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal,
2) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran
yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi
kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan
pemecahan masalah.
c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan
media:
1) Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan
pada siswa baik secara individual maupun kelompok
untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar.
2) Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber
belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus
untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by
design), maupun sumber belajar yang tersedia di
lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3) Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan
penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
sehingga akan membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang abstrak.(d) Penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat

17

menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk


masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula
untuk menggunakan buku suplemen khusus yang
memuat bahan ajar yang terintegrasi.
4) Implikasi terhadap pengaturan ruangan. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu
melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar
menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang
sedang dilaksanakan, susunan bangku peserta didik
dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung, peserta didik
tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di
tikar/karpet, kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat
dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas,
dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang
hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai
sumber belajar, alat, sarana dan sumber belajar
hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta
didik untuk menggunakan dan menyimpannya
kembali.
5) Implikasi terhadap Pemilihan metode. Sesuai dengan
karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai
variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode.
Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab,
demonstrasi, bercakap-cakap.
6. Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi tujuh
tahap (Rusman, 2010), yaitu:
1) Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan
` Tahap ini sebaiknya dilakukan setelah membuat
pemetaan kompetensi dasar secraa menyeluruh pada

18

semua mata pelajaran yang diajarkan si sekolah dasar


dengan

maksud

keterpaduan
menetapkan

supaya

dan

terjadi

pencapaiannya.

beberapa

mata

peajaran

pemerataan
Pada

saat

yang

akan

dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau


rasional yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi
dasar oleh siswa dan kebermaknaan belajar
2) Mempelajari kompetensi dasar dan indikator dari mata
pelajaran yang akan dipadukan
Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas kompetensi
dasar pada jenjang dan kelas yang sama dari beberapa
mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan
dengan menggunakan payung sebuah tema pemersatu.
Sebelumnya perlu ditetapkan terlebih dahulu aspekaspek dari setiap mata pelajaran yang dapat dipadukan.
Perhatikan tabel 9.1!
Tabel 9.1 Contoh Kompetensi Dasar dan Indikator dari
Mata Pelajaran yang akan Dipadukan
Bahasa

Matematika

Indonesia

Pengetahuan

Kerajinan

Alam

Tangan dan

Mendengarka

Bilangan cacah

Makhluk hidup dan

Kesenian
Rupa: gambar

sampai dengan

proses kehidupan

ekspresi

Berbicara

tiga angka
Pengukuran:

Benda dan

Gambar

sifatnya
Energi dan

imajinatif
Objek imajinatif

panjang, berat
Membaca

perubahannya
Menulis

Ritme (warna,
garis)
Berdasarkan pemetaan aspek dalam setiap mata
pelajaran sebagaimana yang tercetak tebal dan diarsir
di atas, maka seanjutnya dapat ditetapkan kompetensi

19

dasar dan indicator dari setiap mata pelajaran


sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 9.2 Contoh Kompetensi Dasar dan Indikator dari Mata


Pelajaran yang Telah Dipadukan
Bahasa Indonesia

Matematika

Pengetahuan

Kerajinan

Alam

Tangan dan

Mendeskripsikan

Memahami

Mendeskripsikan

Kesenian
Menanggapi

binatang di

konsep urutan

bagian-bagian

berbagai unsur

sekitar (secara

bilangan cacah

yang tampak

rupa: bintik,

pada hewan di

garis, bidang,

sekitar rumah

warna dan

lisan)

dan sekolah
bentuk
3) Memilih dan menetapkan tema/topik pemersatu
Tahap berikutnya yaitu memilih dan menetapkan
tema

ynag

dapat

mempersatukan

kompetensi-

kompetensi dasar dan indicator pada setiap mata


pelajaran

yang

akan

dipadukan

pada

kelas

dan

semester yang sama. Dalam memilih dan menetapkan


tema terdapat beberapa hal yang perlu pertimbangan,
diantaranya:

a)

tema

yang

dipilih

harus

harus

memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri


siswanserta

terkait

dengan

cara

dan

kebiasaan

belajarnya, b) ruang lingkup tema disesuaikan dengan


usia

dan

perkembangan

siswa,

termasuk

minat,

kebutuhan dan kemampuannya, dan c) penetapan tema


dimulai dari lingkungan yang terdekat dan dikenali oleh

20

siswa. Tema-tema pemersatu yang akan dibahas dalam


pembelajaran tematik bisa ditetapkan sendiri oleh guru
dan/atau bersam siswa berdasarkan pertimbanganpertimbangan tersebut.
Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak
terlalu luas atau terlalu sempit. Tema ynag terlalu uas
bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema atau subtema
yang sifatnya lebih spesifik dan lebih konkret. Anak
tema

atau

subtema

dikembangkan

tersebut

lagi

selanjutnya

menjadi

suatu

dapat

materi/isi

pembelajaran.
4) Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi
dasar dan tema/topik pemersatu.
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan
kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran yang
akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan
tersebut dapat dibuat dalam bentuk bagan dan/atau
matriks jaringan tema yang memperlihatkan kaitan
antara

tema

pemersatu

dengan

indikator-indikator

pencapaiannya.
5) Menyusun silabus pembelajaran tematik
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada
tahap-tahap
penyusunan

sebelumnya
silabus

dijadikan

pembelajaran

dasar

dalam

tematik.

Secara

umum, silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar,


ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok materi yang perlu
dipelajari

siswa.

Dalam

menyusun

silabus

perlu

didasarkan pada matriks/bagan keterhubungan yang


telah dikembangkan. Kompetensi dasar setiap mata
peajarann

yang

tidak

bisa

dikaitkan

dalam

pembelajaran tematik disusun dalam silabus tersendiri.


Format silabus disusun daam bentuk matriks dan
memuat

tentang:

(1)mata

21

pelajaran

yang

akan

dipadukan, (2)kompetensi dasar, (3)indikatornya yang


akan dicapai, (4)keggiatan pembeajaran berisi tentang
materi pokok, strategi pembeajaran, dan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakuakan, dan
alokasi waktu yang dibutuhkan, (5)sarana dan sumber,
yaitu diisi dengan media/sarana yang akan digunakan
dan sumber-sumber bacaan yang dijadikan bahan atau
rujukan daam kegiatan pembeajaran, dan (6)penilaian,
yaitu jenis dan bentuk evaluasi yang akan digunakan.
6) Penyusunan rencana pembelajaran tematik
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran tematik
perlu disusun satu rencana pembelajaran. Penyusunan
rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari
pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam
silabus pembeajaran. Komponen rencana pembelajaran
tematik meliputi:
(a) Tema atau judul

yang

akan

dipelajari

dalam

pembelajaran
(b)Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang
akan

dipadukan,

kelas,

semester,

dan

waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan)


(c) Kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai
(d)Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipeajari
siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan
indicator.
(e) Strategi pembelajaran

(kegiatan

pembelajaran

secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam


berinteraksi

dengan

materi

pembelajaran

dan

sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar


dan indicator.
(f) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar
pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan
yang

digunakan

dalam

22

kegiatan

pembelajaran

tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus


dikuasai
(g)Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen
yang akan digunakan untuk menilai pencapaian hasil
belajar siswa serta tindak anjut hasil penilaian
7) Pengelolaan kelas
(a) Pengaturan temapat belajar
(b)Pengaturan siswa
(c) Pemilihan bentuk kegiatan
(d)Pemilihan media pembelajaran
(e) Penilaian

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa metode yang dimungkinkan dapat digunakan dalam
pembelajaran seperti metode pembelajaran individual, pengajaran unit dan
pembelajaran tematik.Pengajaran individual merupakan suatu
upaya untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar
dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan,
kecepatan, dan caranya sendiri. Metode pengajaran unit
didefinisikan sebagai suatu cara penyajian pelajaran yang
bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari
bebagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya
secara keseluruhan dan bermakna. Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga

23

harus disesuaikan agar metode tersebut dapat mendukung pencapaian hasil


belajar.

B. Saran
Dari makalah ini, dapat disarankan agar kita bisa
menggunakan metode pembelajaran individual, pengajaran
unit dan pembelajaran tematik dalam proses
pembelajaran. Kami sebagai penyusun juga mengharapkan
saran-saran yang membangun untuk hasil yang lebih baik
kedepannya.

24

DAFTAR RUJUKAN

Ali, Muhammad. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Sinar Baru.
Resmini, Novi, dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Upi
Press.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo
Persasa
Sanjaya, Wijaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudjana, Nana. 2009. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar
Baru.
Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai