Anda di halaman 1dari 18

RPP DAN PEER TEACHING, INSTRUMEN EVALUASI

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SKI MTs/MA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Pengembangan Pembelajaran SKI MTs/MA

Dosen Pengampu: Drs. H. Akhmad Zaeni, M.Ag.

Disusun Oleh:

1. Putik Intan Setiyani (2120248)


2. Uzmatul Fakhizati (2120251)
3. Dewi Noviana (2120270)
4. M. Ikhlasul Amal (2120259)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
serta inayahNya sehingga kami dapat mennyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul “RPP dan Peer Teaching, Instrumen Evaluasi Pengembangan
Pembelajaran SKI MTs/MA” yang menjadi salah satu tugas mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran SKI MTs/MA dengan baik dan lancar.

Sholawat serta salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang mana telah menghantarkan kita dari zaman kegelapan
menuju zaman yang penuh dengan nuril islami ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati
perkenankanlah kami menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Akhmad Zaeni, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran SKI MTs/MA
2. Teman-teman yang membantu dan mendorong serta memberikan
informasi yang sangat diperlukan dalam penyusunan makalah ini

Kami sebagai penyusun makalah menyadari sepenuhnya bahwa dalam


penulisan ini masih jauh dari taraf sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkah saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Pekalongan, 02 April 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SKI ............................................ 3


B. Pengertian dan Tahapan Pembelajaran Peer Teaching ........................ 5
C. Instrumen Evaluasi Pengembangan Pembelajaran SKI MTs/MA........ 7

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................ 13
B. Saran.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses pembinaan
sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-
aspek pribadi siswa, baik segi jasmani maupun rohani. Seiring dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat
berpikir siswa semakin maju dan berkembang. Guru diharapkan mampu
memberikan pendidikan dengan melibatkan sebagian besar siswa untuk
aktif, baik fisik maupun mental. 1
Dalam proses pembelajaran, terkadang guru masih berfokus pada
metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran, sehingga banyak
siswa yang pasif dan sulit untuk mengembangkan potensi diri. Oleh sebab
itu, guru harus memiliki keterampilan, terutama dalam memilih metode
pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan pemilihan
metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan.
Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di kelas diperlukan metode
peer teaching yang akan mendorong peserta didik untuk mengatur dan
menguraikan apa yang telah mereka pelajari, selain itu juga untuk
menjelaskan materi kepada peserta didik lainnya. Dengan adanya peer
teaching ini dapat meningkatkan ikatan sosial pada diri peserta didik
dalam kegiatan belajar. Peer teaching juga efektif dalam membantu
mengembangkan kompetensi, eksperimentasi, kemampuan memecahkan
masalah, dan mempelajari konsep yang mendalam Menurut Ahmadi &
Widodo dikutip oleh Nursamda, menyampaikan bahwa proses belajar
tidak harus belajar dari guru, peserta didik bisa saling mengajar dengan

1
Irna Widyastuti, Implementasi Metode Pembelajaran Peer Tutoring dengan Bantuan
Jobsheet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sulam Pita Siswa Kelas XII di SMK N 1 Sewon,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2017, hlm. 1

1
peserta didik lainnya, sehingga tujuan kebermaknaan pembelajaran dapat
tercapai. 2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam SKI?
2. Bagaimana Pengertian dan Tahapan Pembelajaran Peer Teaching?
3. Bagaimana Instrumen Evaluasi Pengembangan Pembelajaran SKI
MTs/MA?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SKI
2. Untuk mengetahui pengertian dan tahapan pembelajaran Peer
Teaching
3. Untuk memahami Instrumen Evaluasi Pengembangan Pembelajaran
SKI MTs/MA

2
Nursamda, Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Pembelajaran Sesuai Skenario
dalam RPP Terintegrasi PPK Melalui Metode Peer Teaching pada Kelompok Kerja Guru (KKG)
SD Negeri 44 Rampoang Palopo, Didaktika, Vol. 9, No. 2, 2020, hlm. 204

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SKI


Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara perinci dari suatu materi pokok
atau tema tertentu yang mengacu pada suatu silabus atau rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP di susun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan.
Secara umum, jika dilihat dari konteks pelaksanaan pembelajaran
(yang telah dijelaskan di awal), sangat jelas terlihat bahwa karakteristik
pembelajaran meliputi 3 hal yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berfikir, artinya
suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asal asalan akan tetapi
disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat
berpengaruh, di samping disusun dengan mempertimbangkan segala
sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap
keberhasilan proses pembelajaran.
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa
sesuai dengan tujuan yang dicapai. Ini berarti fokus utama dalam
perencanaan pembelajaran adalah ketercapaian tujuan.
3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itulah,
perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam
mendisain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.3
Berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tertanggal 23
November 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah, bahwa pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3
Handi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajan (RPP) Tematik Terpadu,
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 56

3
(RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Prinsip-prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Adapun prinsip‐prinsip penyusunan RPP hendaknya memperhatikan:
1) Perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,
kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan social, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar.
3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan.
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi.
5) Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

4
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi secara terintegritas, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi. 4
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk:
1) Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses
belajar mengajar.
2) Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran
sesuai denga kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik dan
fasilitas yang dimiliki sekolah.
3) Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional,
sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat,
mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran
sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana. 5

B. Pengertian dan Tahapan Pembelajaran Peer Teaching


1. Pengertian Peer Teaching (Tutor Sebaya)
Proses pembelajaran tidak akan pernah lepas dengan sumber
belajar. Sumber belajar merupakan asal, rujukan yang digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam lembaga pendidikan salah
satu sumber belajar adalah guru dan siswa. Tidak hanya guru sebagai
rujukan utama tetapi siswa dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang
sekarang ini disebut dengan tutor sebaya.
Peer Teaching (Tutor Sebaya) berasal dari dua kata yaitu peer
yang berarti teman, kawan sebaya, dan Teaching yang berarti mengajar.
Jadi peer teaching mempunyai arti mengajar teman sebaya. Menurut Abu
Ahmadi dan Widodo Supriyono tutor sebaya adalah siswa yang ditunjuk

4
Nurhayati, Ai Sri. 2012. Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP terintegrasi TIK.
(Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan), hlm. 8
5
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (CV Wacana Prima, Bandung, 2009),
hlm. 184

5
untuk membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar,
karena dengan belajar antar teman lebih dekat dibandingkan hubungan
dengan guru.6
Boud, D., Cohen, dan J. Sampson (Keppell, 2006), peer teaching is
one method to encourage meaningful learning which involves students
teaching and learning from each other. Artinya tutor teman sebaya
merupakan salah satu metode untuk mendorong pembelajaran yang
bermakna yang meliba tkan siswa melakukan pengajaran dan belajar dari
satu sama lain. 7
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah
teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman
sendiri. Mulai dari pembahasan materi sampai penilaian juga dilakukan
dari dan oleh peserta didik dalam kelompok itu sendiri (self-assessment
dan peer assessment). Akan tetapi, nilai akhirnya diperoleh dari
penggabungan antara penilaian oleh pendidik dan teman sebaya.
2. Tahap Pembelajaran Peer Teaching
Perencanaan merupakan prosesperoses yang penting dari semua
fungsi manajemen sebab tanpa perencanaan (planning) fungsi
pembelajaran, pengontrolan maupun pengarahan tidak akan dapat
berjalan. Berikut tahap-tahap perencanaan pembelajaran metode peer
teaching di antaranya sbb:
a). Guru merancang setiap pengajaran satu pokok bahasan yang
dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan.
Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul
penggalan, tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan
tugas-tugas yang harus diselesaikan.

6
Ahmadi Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Edisi Revisi), (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), hlm. 148
7
Boud, D,. Cohen, R,. & Sampson, J. Peer l earning in higher education: Learning from
and with each other, (London: Kogan Press. Budi Kristina, 2013), hlm. 25

6
b). Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai
tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang ditunjuk disesuaikan
dengan jumlah kelompok yang dibentuk.
c). Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutor atau
bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru.
Sehingga latihan yang di adakan oleh guru merupakan semacam
pendidikan guru atau siswa itu sendiri. Latihan diadakan dengan
dua cara yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam hal ini
yang mendapat latihan hanya siswa yang akan menjadi tutor, dan
melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih
bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung. 8
Menurut Hisyam Zaini dan Amin Suyitno, langkah-langkah
metode peer teaching adalah sebagai berikut:9
a) Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari
siswa secara mandiri
b) Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang
heterogen. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan
bertindak sebagai tutor sebaya, atau disebut “mentor”..
c) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub
materi/ kompetensi dasar
d) Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas.
e) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi atau
pembahasan sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru
bertindak sebagai narasumber utama.
f) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan
sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi
seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan
C. Instrumen Evaluasi Pengembangan Pembelajaran SKI MTs/MA

8
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Askara. 2017), hlm. 47
9
Oemar Hamalik. Proses Belajar...................hlm.11

7
Evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan
memperoleh dan menyediakan informasi yang samgat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan.10 Secara etimologi “evaluasi”
berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar kata value yang
berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut al-qiamah atau
al- taqdir yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harfiah,
evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-taqdiral
tarbiyah yang diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau
penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Pendidikan. 11
Adapun pengertian evaluasi dengan beberapa pendapat antara lain
yaitu sebagai berikut:
1) Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan
dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petujuk pihak-pihak
pengambil keputusan.
2) Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam- dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa,
guru mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat
mendorong dan mengembangkan kemampuannya dalam belajar,
3) Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh
program telah berjalan seperti yang telah direncanakan,
4) Evaluasi adalah suatu aalat untuk menentukan apakah proses dalam
pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan. 12
1. Perencanaan Evaluasi
Menurut Anas Sudijono ada enam langkah kegiatan menyusun dalam
perencanaan evaluasi belajar yaitu:
a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Perumusan tujuan
evaluasi hasil belajar itu penting karena tanpa tujuan yang jelas

10
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 3
11
Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2005),
hlm. 1.
12
Slameto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 6

8
maka akan berjalan tanpa arah dan pada gilirannya dapat
mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi misalnya apakah
aspek kognitif, afektif ataukah aspek psikomotorik. Setelah guru
memilih kompetensi dasar mana yang akan dijadikan bahan
evaluasi kemudian menggolongkan kompetensi tersebut apakah
masuk ranah kognitif, afektif atau psikomotorik.
c) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi.
d) Menyusun alat-alat pengukuran yang akan dipergunakan dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-
butir soal tes hasil belajar (pada evaluasi hasil belajar yang
menggunakan teknik tes). Daftar check (chek list), rating scale,
panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket
(questionnaire), untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan
teknik nontes.
e) Menentukan tolak ukur, norma kriteria yang akan dijadikan
pegangan atau patokan dalam memberi interpretasi terhadap data
hasil evaluasi. Misalnya apakah akan dipergunakan Penilaian
Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan dipergunakan Penilaian
Beracuan Kelompok atau Norma (PAN).
f) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu
sendiri (kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan
dilaksanakan).13
2. Subjek dan Objek Evaluasi
a. Subjek Evaluasi Pembelajaran
Subjek evaluasi pembelajarn adalah orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi. Siapa saja yang dapat disebut subjek evaluasi untuk setiap
test, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang

13
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada,
1996), hlm. 59-60.

9
berlaku.14 Subjek evaluasi disini yaitu guru yang mengajar mata
pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam).
b. Objek evaluasi pembelajaran yang dimaksud objek pendidikan adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan atau proses pendidikan,
yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak
penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau
proses.15 Menurut Suharsimi Arikunto, yang menjadi objek evaluasi
adalah:
1) Input, aspek yang bersifat rohani setidaknya mencakup 4 hal yang
meliputi: kemampuan, kepribadian, sikap-sikap dan intelgensi.
2) Output, penilaian terhadap lulusan untuk diketahui seberapa jauh
tingkat pencapaian prestasi belajar mereka selama mengikuti
program dengan alat achievement test (tes pencapaian prestasi)
3) Transformasi, unsur-unsur dalam transformasi yang semuanya
dapat menjadi sasaran atau objek penilaian demi diperolehnya hasil
pendidikan yang diharapkan, seperti kurikulum atau materi, metode
dan cara penilaian sarana pendidikan atau media, system
administrasi, guru dan personal lainnya. 16 Objek atau sasaran
evaluasi pembelajaran ialah segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan pendidikan yang dijadikan sebagai pusat perhatian
untuk dievaluasi.
3. Pelaksanaan Evaluasi
Adapun diantara yang perlu dipahami dalam pelaksanaan evaluasi
pada pembelajaran SKI di Madrasah yaitu:
a. Menghimpun Data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan
menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu

14
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1993), hlm. 21.
15
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…, hlm. 25.
16
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian…, hlm. 18.

10
menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara
atau angket dengan menggunakan instrument- instrument tertentu
berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire
(apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes).
b. Melakukan verifikasi data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu
sebelum diolah lebih lanjut, proses penyaringan ini disebut penelitian
data atau verifikasi data dan maksudnya ialah untuk memisahkan data
yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita
peroleh mengenai individu yang sedang kita evaluasi, dari data yang
kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran
yang akan kita peroleh apabila data itu ikut serta di olah juga.
Berikut klasifikasi teknik, jenis, dan instrumen penilaian yang bisa
digunakan untuk mata pelajaran SKI:
Teknik Jenis Instrumen
Tulis Tes Pilgan
Tes
Essay
Lisan Daftar Pertanyaan
Unjuk Kerja Resume
Observasi Langsung Check list
Laporan Pribadi Rating Scale
Penugasan Tugas Individu Pekerjaan Rumah
Tugas Kelompok Diskusi

4. Pengelolaan Evaluasi
Adapun diantara yang perlu dipahami dalam pengolahan evaluasi
pada pembelajaran SKI di Madrasah yaitu:
a. Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam
kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu

11
disusun dan diatur demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Untuk
pengolahan evaluasi ada dua jenis penilaian, yaitu:
1) Pengolahan penilaian untuk evaluasi mata pelajaran SKI secara
keseluruhan baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk
mengolah nilai pelajaran SKI secara keseluruhan baik aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik yaitu dengan menggunakan
standarisasi. Penilaian menggunakan standarisasi atau dinamakan
KKM (kriteria ketuntasan minimal). Standar nilai tersebut,
dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentangan 0-100.
Nilai KKM tersebut ditetapkan pada awal tahun pelajaran untuk
setiap mata pelajaran dan dievaluasi ketercapaian pada setiap
semester.
2) Pengolahan penilaian dalam rangka mengetahui hasil belajar yang
berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Untuk pengolahan evaluasi ranah kognitif, dengan menggunakan
teknik tes ranah afektif dengan menggunakan teknik tes atau nontes
(criteria), untuk penilaian afektif menggunakan kriteria atau
patokan dengan prosentase yang skala nilaianya 0-100, kemudian
nilai-nilai angka tersebut ditransformasikan kedalam nilai huruf
dengan kriteria tertentu mengacu kepada rancangan awal dalam
penentuan nilai akhir; ranah psikomotor dengan menggunakan tes
praktik. Setelah pengolahan selesai, kemudian dianalisis untuk
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik.
b. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah
merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang
telah mengalami pengolahan dan penganalisaan itu atas dasar
interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat
dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan hasil
evaluasi itu sudah barang tentu harus mengacu kepada tujuan
dilakukannya evaluasi itu sendiri.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara perinci dari suatu materi pokok
atau tema tertentu yang mengacu pada suatu silabus atau rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP di susun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan.
Peer Teaching (Tutor Sebaya) berasal dari dua kata yaitu peer yang
berarti teman, kawan sebaya, dan Teaching yang berarti mengajar. Jadi
peer teaching mempunyai arti mengajar teman sebaya. Peer Teaching atau
tutor sebaya adalah teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau
bantuan teman sendiri. Mulai dari pembahasan materi sampai penilaian
juga dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok itu sendiri (self-
assessment dan peer assessment). Akan tetapi, nilai akhirnya diperoleh
dari penggabungan antara penilaian oleh pendidik dan teman sebaya.
Evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam bidang
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan Pendidikan. Penilaian yang dilakukan pendidik terhadap peserta
didik harus mencakup 3 aspek, yakni: aspek kognitif (Pengetahuan),
afektif (Sikap), dan psikomotorik (Keterampilan).
B. Saran
Demikian makalah yang dapat disampaikan oleh kelompok kami.
Untuk para pembaca diharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah selanjutnya

13
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada
Abu, Ahmadi, dan Supriyono W. 2008. Psikologi Belajar (Edisi Revisi).
Jakarta: Rineka Cipta.
Boud, D. Cohen, R,. & Sampson, J. 2013. Peer l earning in higher
education: Learning from and with each other. London: Kogan Press. Budi
Kristina.
Hamalik, Oemar. 2017. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV.
Wacana Prima
Nursamda. 2020. Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam
Pembelajaran Sesuai Skenario dalam RPP Terintegrasi PPK Melalui Metode Peer
Teaching pada Kelompok Kerja Guru (KKG) SD Negeri 44 Rampoang Palopo.
Didaktika, Vol. 9. No. 2.
Purwanto, M. Ngalim. 2014. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Prastowo, Handi. 2017. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajan
(RPP) Tematik Terpadu. Jakarta: Kencana.
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudiono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Grafindo Persada.
Sri, Nurhayati Ai. 2012. Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP
terintegrasi TIK. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

14
Widyastuti, Irna. 2017. Implementasi Metode Pembelajaran Peer Tutoring
dengan Bantuan Jobsheet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sulam Pita Siswa
Kelas XII di SMK N 1 Sewon. Universitas Negeri Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai