Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“DESAIN PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu:

Husna Parluhutan Tambunan, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Ida Ronauli Siburian (4223131025)


2. Natali Yolanda (4223131018)
3. Putri Mardiah Dongoran (4221131015)
4. Ristin Tri Putri Daeli (4223131016)
5. Sabrina Br.Gultom (4221131030)

PROGRAM S1-PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
APRIL 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa
memberkati kami dalam menyelesaikan makalah kami yang berjudul "Desain Pembelajaran".
Adapun penyelesaian tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Kami juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Dosen Pengampu kami yaitu Pak Husna
Parluhutan Tambunan S.Pd,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan, yang telah
mengajarkan dan membimbing kami sebagai mahasiswa sehingga dapat memahami materi-
materi dalam pembelajaran Psikologi Pendidikan, serta memberikan arahan dalam
penyelesaian makalah ini.

Akhir kata dari kami sekalian berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat, menambah wawasan maupun inspirasi terhadap pembaca, Terlepas dari itu semua.
kami juga menyadari bahwa makalah ini belum mencapai kata sempurna baik dari segi
sistematis penulisan kalimat, penggunaan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kami sangat menerima segala saran dan kritik dari pembaca sekalian agar kelak kami dapat
memperbaiki makalah dengan lebih baik untuk berikutnya. Kami mohon maaf jika ada
kekurangan maupun kesalahan dalam setiap kata kata yang kurang berkenan.

Medan, 2 April 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1


1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pembelajaran ......................................................................................... 3


2.2 Orientasi Pembelajaran....................................................................................... 5
2.3 Perencanaan Pembelajaran Menggunakan TPAC .............................................. 6
2.4 Manajemen Kelas ............................................................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 9


3.2 Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan teknologi dan lapangan kerja telah menjadikan kemampuan penalaran,
berpikir kritis, dan transfer menjadi lebih penting. Pembelajaran saat ini sudah harus
dirancang untuk membantu siswa berpikir kritis dan berfokus pada keterampilan dan
pengetahuan yang dapat digunakan secara luas dan menumbuhkan keinginan untuk
menggunakannya. Jay McTighe dan Grant Wiggins menyebutnya Understanding by Design,
sebuah desain pembelajaran yang dirancang mundur atau desain pembelajaran yang dimulai
dari akhir. Kerangka kerja desain ini menawarkan proses dan struktur perencanaan untuk
memandu merancang kurikulum, penilaian, dan pengajaran. Ide kunci yang terkandung
dalam desain ini, menurut Jay McTighe dan Grant Wiggins (2011) ialah: mengajar dan
menilai untuk pemahaman dan transfer pembelajaran, dan merancang kurikulum secara
terbalik/mundur atau desain pembelajaran dimulai dengan merumuskan tujuan akhir yang
hendak dicapai/diperoleh dan ketercapaiannya dapat diukur, sedangkan kerangka kerja desain
pembelajaran didasarkan pada tujuh prinsip, sebagai berikut: pertama, pembelajaran dapat
ditingkatkan ketika guru dalam perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas.

Kerangka kerja ini membantu proses pembelajaran secara luwes, tidak kaku atau
bersifat preskriptif. Kedua, kerangka kerja ini membantu memfokuskan kurikulum dan
pengajaran pada pengembangan dan pendalaman pemahaman siswa dan transfer
pembelajaran, yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan konten
secara efektif. Ketiga, pemahaman terungkap/teridentifikasi ketika siswa secara mandiri
memaknai dan mentransfer pembelajaran mereka melalui kinerja autentik. Enam segi
pemahaman— kapasitas untuk menjelaskan, menafsirkan, menerapkan, mengubah perspektif,
berempati, dan menilai diri sendiri— dapat berfungsi sebagai indikator pemahaman. Kempat,
kurikulum yang efektif direncanakan secara mundur, diawali dari merumuskan hasil yang
diinginkan melalui proses desain tiga tahap, hasil yang diinginkan, bukti yang dapat diukur
ketercapaiannya, dan rencana/strategi pembelajaran.

Proses mundur ini membantu menghindari permasalahan umum yang selalu


dikeluhkan, yaitu memperlakukan buku teks sebagai kurikulum, dan bukan sebagai sumber
belajar, dan pembelajaran yang berorientasi hanya pada kegiatan tanpa prioritas dan tujuan
yang jelas. Kelima, guru merupakan pelatih yang membantu pemahaman, bukan sekadar
menjejalkan konten pengetahuan, keterampilan, atau aktivitas pembelajaran pada siswa.
Fokus guru ialah memastikan bahwa pembelajaran terjadi. Jadi bukan hanya mengajar,
mereka harus dapat mengarahkan dan memeriksa keberhasilan pembelajaran bermakna
terjadi. Keenam, secara teratur menelaah unit-unit pembelajaran dan kurikulum untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas kurikuler, dan mengembangkan diskusi yang menarik
dan profesional. Ketujuh, kerangka kerja desain ini mencerminkan pendekatan perbaikan
berkelanjutan terhadap prestasi siswa dan keahlian guru.

1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan konsep pembelajaran?
2) Apa saja yang termasuk dalam konsep pembelajaran
3) Apa saja jenis dari orientasi pembelajaran?
4) Bagaimana perencanaan pembelajaran mengggunakan TPAC?
5) Apa tujuan dari manajemen kelas?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari konsep pembelajaran.
2) Untuk mengetahui konsep-konsep dalam pembelajaran.
3) Untuk mengetahui jenis-jenis orientasi pembelajaran.
4) Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran menggunakan TPAC.
5) Untuk mengetahui tujuan dari manajemen kelas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pembelajaran


PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses
belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

CIRI-CIRI PEMBELAJARAN

Ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:

 Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu;
 Terdapat mekanisme, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan;
 Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik;
 Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan
pembelajaran;
 Tindakan guru yang cermat dan tepat;
 Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing;
 Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran;
 Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk (Sutikno, 2013: 34)

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

Berikut ini 3 prinsip dalam pembelajaran, yaitu:

3
 Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori
belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi
belajar. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya,
kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta
didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara
sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk
mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan
diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan. Di samping
perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai
kaitan yang erat dengan minat. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi
dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik
mempunyai motivasi, ia akan :

 Bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu


yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;
 Berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan
tersebut;
 Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.

 Keaktifan

Menurut pandangan psikologi anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai
dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak
bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar
hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa
belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka
inisiatif harus datang dari dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah
informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi.
Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan
sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat
berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati.
Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-
keterampilan dan sebaginya.

 Keterlibatan Langsung / Pengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak
bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.

4
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus
menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar
sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja,
karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta
dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak
memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi
kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya
anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan
mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh
dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri,
dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa
"mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang
disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan
baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta
proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah.

2.2 Orientasi Pembelajaran


Proses pembelajaran di ruang kelas dijalankan melalui berbagai pendekatan. Misalnya
pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, dan lain sebagainya. Pendekatan
merupakan patokan atau sudut pandang dalam menjalankan proses belajar dan mengajar.
Namun sudut pandang dalam pembelajaran lebih bersifat teoritis. Dikatakan demikian karena
pendekatan itu untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran guru dalam mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas.

Dalam praktiknya, proses pembelajaran bersifat dinamis. Dinamisasi proses itu


ditandai dengan adanya interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dengan siswa, siswa
dengan temannya atau siswa dengan sumber belajar yang ada. Berdasarkan interaksi yang
terjadi maka orientasi pembelajaran terbagi 2, yaitu pembelajaran berorientasi siswa dan
berorientasi pada guru.

PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA SISWA

Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa (oriented student approach)


memandang peserta didik sebagai objek sekaligus subjek yang belajar. Kepentingan
pembelajaran bertumpu pada proses belajar siswa. Peranan guru dalam pembelajaran lebih
terfokus kepada pembimbing belajar, motivator dan fasilitator pembelajaran.

PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA GURU

Pendekatan pembelajaran berorintasi pada guru ((teacher oriented approach)


menekankan pada bagaimana proses guru dalam mengajar. Yang menjadi titik acuan bagi
guru adalah ketercapaian target kurikulum. Pemikiran guru dalam pembelajaran adalah

5
bagaimana menyajikan informasi belajar kepada siswa. Bagaimana siswa menguasai materi
pelajaran dengan baik melalui tindakan guru di ruang kelas. Dalam hal ini, guru memegang
peranan penting sebagai pemberi informasi yang harus dikuasai oleh siswa. Demikian dua
jenis orintasi guru dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah.

2.3 Perencanaan Pembelajaran Menggunakan TPAC


PENGERTIAN TPAC

TPAC merupakan singkatan dari technological pedagogical content knowledge.


TPAC adalah pengetahuan tentang pentingnya integrasi antara teknologi dan pedagogik
dalam pengembangan konten di dunia pendidikan. TPAC penting diterapkan dalam
pembelajaran. Hal itu karena pendekatan ini diharapkan mampu memberikan arahan baru
bagi pendidik tentang bagaimana menerapkan teknologi di dalam pembelajaran, sehingga
kegiatan pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efisien.

KOMPONEN TPAC

TPAC terdiri dari tiga komponen berikut:

 Teknologi
 Pedagogik
 Konten pengetahuan

Ketiga komponen ini tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Bagaimana tidak,
kehadiran teknologi diharapkan mampu berkolaborasi dengan ranah pedagogik guru untuk
menghasilkan konten pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. Hal itu sejalan dengan
konsep pendidikan yang ditekankan di abad 21 di mana guru dituntut untuk mahir dalam
mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran.

UNSUR TPAC

Koehler dan Mishra merumuskan TPAC ke dalam tujuh unsur:

 Pedagogical knowledge (PK)


PK berisi pengetahuan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran,
misalnya metode mengajar, pengelolaan kelas, merencanakan pembelajaran,
penilaian kegiatan siswa, dan sebagainya.
 Content knowledge (CK)
CK terkait dengan substansi materi yang harus dikuasai guru dalam
pembelajaran. Penguasaan materi seorang pendidik akan berpengaruh pada
pemahaman peserta didik pada materi yang diajarkan.
 Technology knowledge (TK)
TK merupakan pengetahuan tentang pentingnya integrasi teknologi dalam
pembelajaran. Teknologi bisa dimanfaatkan dalam proses komunikasi,
pengolahan data peserta didik, serta penunjang produktivitas guru.
 Pedagogical content knowledge (PCK)

6
PCK lebih fokus pada proses pembelajaran yang nantinya akan dipilih guru
pada materi yang sedang diajarkan. PCK memuat pemilihan metode mengajar,
rencana pembelajaran, sampai fasilitas pendukung pembelajaran.
 Technological content knowledge (TCK)
TCK merupakan pengetahuan tentang pengaruh teknologi pada suatu disiplin
ilmu pengetahuan. Artinya, seberapa besar pengaruh teknologi pada
perkembangan suatu disiplin ilmu pengetahuan.
 Technological pedagogical knowledge (TPK)
TPK merupakan pengetahuan yang memuat hubungan antara teknologi dan
proses pembelajaran. Melalui TPK inilah guru bisa memahami kelebihan serta
kekurangan teknologi dalam pembelajaran untuk kemudian dijadikan bahan
evaluasi.
 Technological pedagogical content knowledge (TPACK)
TPACK merupakan integrasi antara ketiga komponen, yaitu teknologi,
pedagogik, dan konten pembelajaran. Di era serba teknologi seperti sekarang
ini, guru dituntut untuk mahir dalam mengintegrasikan ketiganya. Terlebih
lagi, sudah banyak bermunculan platform penunjang pembelajaran (e-
learning), salah satunya RuangGuru, dsb.

CONTOH TPAC DALAM PEMBELAJARAN SMA

Salah satu pembelajaran yang bisa memanfaatkan TPACK adalah Biologi materi
“Sistem Pencernaan”. Adapun contoh TPAC dalam Biologi “Sistem Pencernaan” adalah
sebagai berikut.

 Aspek PK: guru menggunakan metode presentasi di kelas dan peserta didik
dibagi menjadi beberapa kelompok.
 Aspek CK: guru memberikan penugasan pada setiap kelompok untuk
mengidentifikasi organ-organ pencernaan beserta fungsinya dan
menampilkannya dalam bentuk Adobe Flash.
 Aspek TK: peserta didik diminta untuk presentasi melalui laptop yang
terhubung dengan layar proyektor.

2.4 Manajemen Kelas


Manajemen kelas adalah keterampilan yang dimiliki seorang guru sebagai seorang
pemimpin. Kita juga berperan sebagai manajer dalam menciptakan kelas yang kondusif agar
tujuan pembelajaran tercapai. Sebagai pemimpin, kita adalah pemegang kendali dan
pengambil keputusan selama melaksanakan pembelajaran di kelas.

Sementara sebagai seorang manajer, kita bertugas untuk mengelola sarana kelas dan
potensi siswa, serta memanfaatkan teknologi agar tercipta pembelajaran yang bermakna.
Dalam manajemen kelas, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

7
 PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan kelas di


mana pembelajaran berlangsung. Misalnya, pengadaan ventilasi, penataan tempat duduk
siswa, penyediaan alat peraga pembelajaran, dan sebagainya.

 PENGELOLAAN SISWA

Pengelolaan siswa berkaitan dengan kegiatan pemberian stimulus yang bisa


membangkitkan atau mempertahankan motivasi belajar mereka. Misalnya, dengan
menggunakan permainan agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

TUJUAN MANAJEMEN KELAS

 Memudahkan proses belajar bagi siswa sehingga mereka bisa meningkatkan


pengetahuan dan mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
 Memahami kebutuhan siswa sehingga mereka bisa belajar dan bekerja sesuai dengan
potensi dan kemampuannya.
 Membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan sifat-
sifat setiap individu.
 Membantu siswa agar terbiasa belajar secara tertib.
 Mengatasi masalah-masalah yang menjadi hambatan dalam kegiatan belajar
mengajar.
 Menciptakan interaksi sosial yang baik dalam kelas.
 Mengelola berbagai fasilitas belajar di kelas.

KEGIATAN MANAJEMEN KELAS

Berikut adalah beberapa contoh kegiatan manajemen kelas yang bisa dilakukan oleh
seorang guru:

 Tidak ragu untuk menyapa siswa terlebih dahulu, sehingga memberikan rasa
nyaman dan aman bagi siswa di kelas.
 Membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan siswa.
 Melakukan komunikasi yang terbuka untuk menciptakan hubungan yang
harmonis dengan siswa.
 Melakukan evaluasi sederhana secara berkala untuk melihat sejauh mana
penguasaan materi siswa dari pembelajaran sebelumnya.
 Menghubungkan materi pelajaran dengan fakta yang ada di kehidupan nyata
untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menantang.
 Menerapkan gaya mengajar yang bervariasi agar siswa tidak mudah bosan dan
terus tertarik pada pelajaran.
 Mengubah metode mengajar sesuai kebutuhan siswa dan kondisi kelas untuk
mencegah munculnya gangguan belajar.
 Menekankan siswa pada perilaku-perilaku yang positif.
 Mengembangkan kedisiplinan dalam diri siswa.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu
memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses
belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

3.2 Saran
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

9
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2016). Jenis Orientasi Pembelajaran. Artikel Matra Pendidikan, 5(2).

https://www.zenius.net/blog/mengelola-manajemen-kelas.

https://www.silabus.web.id/konsep-pembelajaran/.

https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/tpack/.

10

Anda mungkin juga menyukai