Dosen Pengampu ;
Disusun oleh ;
2021
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan
Dasar Mengajar” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen Drs. Isa
Ansori, M.Pd. dan Dra. Sri Susilaningsih, M. Pd. pada mata kuliah Strategi Pengelolaan dan
Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Keterampilan Dasar Mengajar bagi para pembaca dan penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul...........................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................1
1.4 Manfaat.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar...............................................3
2.2 Keterampilan Dasar Mengajar yang Harus Dikuasai Guru......................4
2.3 Manfaat Keterampilan Dasar....................................................................15
2.4 Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar....................16
2.5 Implementasi Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar...................... 17
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………21
3.1 Kesimpulan...............................................................................................21
3.2 Saran ............................................................................................. .......... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1 Dapat memahami dan mengetahui keterampilan dasar mengajar.
2 Dapat memahami dan mengetahui keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai
oleh guru.
1
3 Dapat memahami dan mengetahui manfaat dari keterampilan dasar mengajar.
4 Dapat memahami dan mengetahui prinsip-prinsip dari keterampilan dasar mengajar.
5 Dapat memahami dan mengetahui implementasi keterampilan dasar mengajar dalam
pembelajaran.
1.4 Manfaat
Hasil pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis
maupun secara praktis, sebagai berikut :
a. Secara teoretis
Hasil makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca khususnya mahasiswa dalam
hal yang berkaitan dengan Keterampilan Dasar Mengajar Guru.
b. Secara praktiss
Melalui pembuatan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan berfikir dan
kemampuan menganalisis suatu hal yang terkait, dan juga sebagai salah satu syarat
penilaian mata kuliah Profesi Kependidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah
lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer).Secara deskriptif
mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru,
dosen, instruktur, atau widyaiswara kepada siswa/pebelajar. Merujuk pada pengertian
mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer), atau
memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru,
dosen, instruktur, atau widyaiswara kepada siswa/pebelajar. Akan tetapi pengertian transfer
atau memindahkan tersebut bukan seperti seseorang memindahkan air minum dari satu
cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain,
volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume
air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh
karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah
“menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan
potensi siswa/pebelajar secara maksimal.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru, dosen,
instruktur, atau widyaiswara, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan
(what to teach), 2) menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (haw to teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek nomor 2 yaitu cara membelajarkan
siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru,
dosen, instruktur, atau widyaiswara, kerena dengan keterampilan dasar mengajar bahwa
mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut
aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-
nilai.
3
mengajar berkenaan denganbeberapa kemamapuan atau keterampilan yang bersifat mendasar
dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau
widyaiswara dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
1. Menyiapkan mental anak didik agar siap memasuki materi yang akan dibicarakan.
2. Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian anak didik terhadap materi yang akan
dibicarakan
Contoh:
Guru : Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok
pembahasan baru tentang “Bangun datar”. Tetapi sebelum kita pelajari lebih lanjut topic
tersebut, cobalah perhatikan dahulu ke depan. Gambar apakah yang Bapak pegang ini? Ya,
kamu Beni dan seterusnya.
Untuk menyiapkan mental dan minat anak didik pada pelajaran, dapat dilakukan melalui
upaya-upaya sebagai berikut:
1. Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang telah disajikan.
2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari.
3. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4
4. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman anak didik terhadap
pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan
bahan yang akan dipelajari.
Kegiatan menutup pembelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Dengan menutup pembelajaran tersebut
dapat memberi deskripsi pelajaran yang baru dipelajari oleh peserta didik, disamping itu
untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guru dalam
proses belajar mengajar.
Bentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau
dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran jelas tentang esensi pokok pelajaran
yang baru dipelajari
2. Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pembelajaran
3. Mengorganisasikan semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari
4. Memberikan tindak lanjut (follow up) berupa ajakan atau saran agar materi yang baru
dipelajari jangan dilupakan serta agar dipelajari kembali di rumah.
2. Keterampilan Bertanya
Dalam pembelajaran tidak asing lagi dengan yang namanya bertanya. Hal ini sangat
diperlukan dan seorang guru harus mamiliki keteranpilan bertanya sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif
terhadap siswa, yaitu:
6
Pertanyaan dapat digunakan untuk memusatkan perhatian anak didik, disamping
pemusatan perhatian dapat juga dilakukan dengan mengetuk meja, mengetuk papan
tulis dan tepuk tangan.
1. Berikan waktu yang cukup untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan
2. Berikan respon yang ramah dan menyenangkan
3. Tuntulah peserta didik sehingga mereka mampu menemukan jawaban sendiri
dengan benar
Dalam menjawab pertanyaan, mungkin anak didik tidak dapat memberikan jawaban yang
tepat, dalam hal ini hendaknya guru memberikan tuntunan menuju suatu jawaban yang tepat.
Hal ini dapat dilakukan seperti dengan mengulangi pertanyaan dengan cara lain dan nahsanya
lebih sederhana serta susunan kata yang lebih mudah dipahami anak didik.
3. Keterampilan Menjelaskan
8
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal
ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku peserta didik, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik
(feedback) bagi peserta didik atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun
koreksi.
Jenis-jenis penguatan
1) Penguatan verbal
Biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, pengahargaan,
persetujuan, dan sebagainya, misalnya: bagus; bagus sekali; betul; pintar; ya, seratus
buat kamu.
2) Penguatan non verbal
a. Penguatan gerak isyarat : anggukan, gelengan, senyuman, kerut kening,
acungan jempol, dsb.
b. Penguatan pendekatan: guru berdiri disamping siswa
c. Penguatan dengan sentuhan (contact) : berjabat tangan, menepuk-nepuk
pundak siswa
d. Penguatan dengan kegiatan menyenangkan
e. Penguatan berupa symbol-simbol: seperti kartu bergambar, lencana, ataupun
komentar tertulis
f. Tidak langsung menyalahkan siswa
Prinsip penggunaan penguatan
1) Kehangatan dan keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukan
adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan.
2) Kebermaknaan
9
Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan peserta
didik sehingga ia mengerti dan yakin bahwa patut diberi penguatan.
3) Menghindari penggunaan respon yang negative
Komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan
mematahkan semangat peserta didik untuk mengembangkan dirinya.
5. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar
mengajar murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
10
5. Gerakan badan dan mimic.
b. Variasi dalam ekspresi wajah guru
Gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang amat penting dalam berkomunikasi.
Hal ini tidak saja menarik perhatian siswa tetapi lebih dari itu, yaitu untuk
menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
c. Pergantian posisi guru dalam kelas.
Pergantian posisi guru dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian
siswa. Pergantian posisi disini dimaksudkan ke arah depan atau belakang, ke kiri atau ke
kanan.
d. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran
Media dan alat pengajaran dapat digolongkan menjadi 3, yaitu:
1. Alat/bahan yang dapat dilihat.
Contohnya: grafik, gambar di papan tulis, peta, poster, dan sebagainya.
2. Alat/bahan yang dapat didengar.
Contohnya: rekaman suara, suara musik, dan sebagainya.
3. Alat/bahan yang dapat diraba atau dimanipulasi.
Contohnya: patung, alat mainan, sempoa, dan sebagainya
e. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Pola interaksi dapat berbentuk klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan
keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah
materi, diskusi, latihab atau demonstrasi.
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip penggunaannya yang
meliputi :
1. Kesesuaian
2. Kewajaran
3. Kelancaran dan kesinambungan
4. Serta perencanaan bagi alat/bahan yang memerlukan penataan khsusus.
Diskusi kelompok kecil suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Peserta didik berdiskusi dalam
11
kelompok-kelompok kecil dibawah pengawasan guru atau temannya untuk berbagai
informasi, pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan.
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pimpinan diskusi kelompok kecil adalah
sebagai berikut:
a. Memusatkan perhatian
1. Merumuskan tujuan diskusi secara jelas.
2. Merumuskan kembali masalah.
3. Menandai hal-hal yang tidak relevan,jika terjadi penyimpangan.
4. Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.
b. Memperjelas masalah atau urunan pendapat
1. Menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta.
2. Mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat orang lain.
3. Menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.
c. Menganalisis pandangan siswa
1. Meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat.
2. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
d. Meningkatkan urunan siswa
1. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk berfikir.
2. Memberi contoh pada saat yang tepat.
3. Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengandung perbedaan
pendapat.
4. Memberi waktu untuk berfikir.
5. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
1. Memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi.
2. Memberikan kesempatan pertama kepada siswa yang enggan berpartisipasi.
3. Mencegah secara kebijaksanaan peserta yang suka memonopoli pembicaraan.
12
4. Mendorong mahasiswa untuk mengomentari pendapat temannya.
5. Meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu.
f. Menutup diskusi dengan cara:
1. Merangkum hasil diskusi.
2. Memberikan gambaran tindak lanjut.
3. Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.
Diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa:
1. Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah.
2. Menimgkatkan pemahaman terhadap masalah penting.
3. Meningkatkan keterlibatan dalan perencanaan dan pengambilan keputusan.
4. Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi.
5. Membina kerja sama yang sehat, kelompok yang kohesif, dan bertanggung jawab
13
7. Keterampilan yang berkaitan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yang
berkelanjutan.
Enam (6) prinsip penggunaan keterampilan mengelola kelas, yaitu:
1. Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar.
2. Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berfikir.
3. Menggunakan berbagai variasi untuk menghilangkan kejenuhan.
4. Keluwesan guru dalam pelaksanaan tugas.
5. Penekanan pada hal-hal yang bersifat positif.
6. Penanaman disiplin diri sendiri.
Hal-hal yang harus dihindari guru dalam mengelola kelas, yaitu:
1) Campur tangan yang berlebihan.
2) Penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena ketidaksiapan guru.
3) Ketidakpastian memulai dan mengakhiri pelajaran.
4) Penyimpangan,terutama yang berkaitan dengan disiplin diri.
5) Bertele-tele.
6) Pengulangan penjelasan yang tidak diperlukan.
Peranan guru dalam penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
adalah:
1. Organisator kegiatan belajar mengajar
2. Sumber informasi bagi siswa
3. Pendorong bagi siswa untuk belajar
4. Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
5. Pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya.
Komponen keterampilan, yaitu:
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi,dengan cara :
a. Kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa
b. Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan siswa
14
c. Membangun hubungan saling mempercayai
d. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
e. Mengendalikan situasi agar siswa merasa aman.
2) Keterampilan mengorganisasikan,dengan cara :
a. Memberi orientasi umum
b. Memvariasikan kegiatan
c. Mengkoordinasikan kegiatan
d. Membagi-bagi perhatian dalam berbagai tugas
e. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan.
3) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.
a. Memberi penguatan yang sesuai
b. Mengembangkan supervisi proses awal yang mencakup sikap tanggap terhadap
keadaan siswa
c. Mengadakan supervisi proses lanjutan yang berupa bantuan yang diberikan secara
selektif
d. Mengadakan supervise pemanduan,dengan cara mendekati setiap
kelompok/perorangan agar mereka siap untukmengikuti kegiatan akhir.
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang
meliputi hal-hal berikut :
a. Menetapkan tujuan belajar
b. Merencanakan kegiatan belajar
c. Berperan sebagai penasehat
d. Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.
15
2.4 Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Keterampilan Dasar Mengajar
1. Kesesuaian (relevant)
Kesesuaian atau relevan yaitu dalam memilih dan menentukan unsur-unsur jenis
keterampilan dasar mengajar yang akan dilaksanakan harus memperhatikan dan
disesuaikan dengan seluruh komponen pembelajaran. Penyesuaian ini sangat penting,
agar dalam menerapkan setiap unsur pembelajaran tersebut dapat lebih meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran. Misalnya ketikamenerapkan keterampilan
memberikan stimulus melalui penggunaan multi media dan metode yang bervariasi,
hendaknya penggunaan tersebut disesuaikan dengan tujuan (kompetensi) pembelajaran
yang ingin dicapai, sesuain dengan kondisi siswa, materi pembelajaran,dan unsur-unsur
pembelajaran lainnya baiki intern maupun ekstern.
2. Kreativitas dan inovatif
Kreativitas dan inovatif dalam meggunakan unsur-unsur keteranpiloan dasar mengajar
sangat diperlukan agar suasan pembelajaran selalu menarik dan menyenagkan bagi
siswa. Kreativitas berari bahwa unsur-unsur keterampilan dasar mengajar yang
digunakan dikemas lebih menarik, dan biasanya melalui kreativitas akan muncul hal-hal
atau kegiatan yang baru dan berbeda dengan cara yang dilakukan sebelumnya (inovatif).
Misalnyaketika menerapkan keterampilan membuka pembelajaran, kegiatan yang
dilakukan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara tidak selalu harus dengan cara
memberikan free test, akan tetapi secara kreatif dan inovatif bisa dengan cara lain,
misalnya memberikan ilustrasi, memberikan kondisi yang mempertentangkan, dll.
3. Ketepatan (akurasi)
Penggunaan setiap unsur keterampilan dasar mengajar dimaksudkan agar proses
pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu penggunaan unsur-
unsur keterampilan dasar mengajar harus memperhatikan aspek ketepatan atau akurasi,
sehingga dapat mencapai sasaran pembelajaran yang diharapkan. Misalnya ketika
menggunakan keterampilan dasar bertanya, jika melalui pertanyaan yang diajukan oleh
guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara, ternyata tidak memancing respon siswa berarti
mungkin cara atau materi pertanyaan yang diajukan kurang tepat sehingga perlu diganti
dengan cara bertanya yang lain.
4. Kebermanfaatan
Seperti halnya dengan prinsip-prinsip keterampilan dasar mengajar yang telah dibahas
sebelumbya, yang tidak kalah pentingnya bahwa unsur-unsur keterampilan dasar
mengajar yang diterapkan harus memiliki nilai manfaat atau kegunaan terhadap
16
penegembangan potensi siswa. Pembelajaran adalah proses merubah perilaku siswa
meliputi pengetahun, sikap maupun keterampilan. Dengan demikian penggunaan
keterampilan dasar mengajar harus memiliki nilai atau manfaat untuk lebih
meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Membangkitkan perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasitermasuk kedalam prinsip pembelajaran, sebagai suatu prinsip
artinya perhatian dan motivasi termasuk untuk yang sangat menentukan terhadap kualitas
pembelajaran. Mengingat pentingnya perhatian dan motivasi, maka penerapan unsur-
unsur atau aspek pembelajaran harus membangkitkan perhatian dan motivasi siswa.
Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung perhatian dan motivasi siswa selalu
terjaga dan tercurah pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
6. Menyenangkan
Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) termasuk salah satu unsur
pembelajaran yang harus selalu diciptakan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara
dalam membimbing proses pembelajaran. Melalui pembelajaran yang menyenangkan
siswa akan merasa betah, semangat, bahkan mungkin siswa akan merasa bebas untuk
melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan potensi dan bakat yang dimilikinya.
Oleh karena itu penggunaan unsur-unsur keterampilan dasar mengajar harus dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang akrab dan menyenangkan bagi siswa.
Ketika guru telah siap mengajar maka dalam membuka pelajaran guru akan
memperhatikan gaya mengajarnya, mengusahakan kondisi yang hangat untuk menyambut
siswa, menunjukkan alat bantu mengajar agar siswa meras penasaran tentang apa materi
yang akan di bahas pada hari itu, memperhatikan minat siswa, dan menggunakan pola
interaksi yang bervariasi tidak hanya masuk kelas, mengabsen siswa dan menyuruh siswa
menyiapkan alat belajar.
Keterampilan menutup pelajaran yang dapat di terapkan yaitu Guru merangkum inti
pelajaran pada saat menutup pelajaran, membuat ringkasan materi pelajaran,
mengekspresikan pendapat siswa ketika sebelumya siswa di berikan pertanyaan secara
lisan terlebih dahulu, dan memberikan soal-soal tertulis serta PR untuk dikerjakan di
rumah, tidak hanya sekedar berkata “Anak-anak, karena waktunya sudah habis, pelajaran
17
bapak akhiri sampai disini. Selamat siang”. Tetapi guru bisa menutup pelajaran dengan
memberikan ringkasan, kesimpulan atau tugas untuk di kerjakan di rumah kepada siswa.
Dalam penjelasanya, guru juga tidak menggunakan kata-kata yang susah dan berbelit-
belit serta materi yang dijelaskan sesuai dengan susunanya atau di jelaskan secara teratur
sehingga mudah fahami oleh siswa.
Dari segi penggunaan contoh dan ilustrasi guru ditunjukkan ketika menjelaskan guru
sering mengiringi penjelasanya dengan contoh misalnya ketika mebahas tentang materi
pengendalian sosial guru memberikan contoh yang sesuai dengan materi pelajaran dan
mudah di fahami oleh siswa.
Dalam aspek penekanan ketika ada poin-poin penting dalam materi pelajaran guru
mejelakan dengan variasi suara yang lebih tegas dan jelas, menggunakan mimik, gerak
tubuh bahkan beberapa contoh biasanya guru gambarkan di papan tulis, guru juga
memberikan pertanyaan kepada siswa di sela-sela penjelasanya sehingga membuat siswa
berfikir dan mengingat materi yang baru saja disampaikan oleh guru.
18
penjelasanya maka kebosanan dan kejenuhan akan sangat mungkin terjadi pada siswa,
kejenuhan ini akan berdampak buruk bagi daya tangkap siswa terhadap materi yang di
sampaikan oleh guru, karena apabila siswa sudah merasa bosan atau jenuh maka meraka
tentunya tidak akan semangat dalam menyimak pelajaran dan cendrung akan mengalihkan
perhatian mereka pada hal lain seperti berbicara dengan teman sebangku.
Keterampilan menggunakan variasi dalam asfek penekanan dalam penjelasan, nada
suara, volume, kecepatan berbicara, mimik, gerak badan, melayangkan pandangan.
19
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik
dengan peserta didik. Khusus dalam melakukan pembelajaran perorangan perlu
diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir peserta didik, agar apa yang
disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik (Djoeulie, 2010).
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hakikat mengajar merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang
pengajar, sehingga akan tercapai sebuah pesan dalam bentuk pembelajaran sesuai
dengan pola waktu yang ditentukan. Dan juga hakikat mengajar merupakan segala
sesuatu yang harus dikerjakan sesuai kemampuan dasar mengajar itu sendiri yaitu
keterampilan. Maka seorang pengajar dan pendidik dituntut untuk memiliki
kemampuan dasar mengajar yaitu Keterampilan.
3.2 Saran
Beberapa hal terkait keterampilan dasar mengajar yaitu sebaiknya pendidik mampu
menguasai dan mengimplementasikan semua keterampilan dasar mengajar agar terjadi
pembelajaran yang lebih efektif, efisien, inovatif dan kreatif. Karena pendidik sebagai
fasilitator, modeling, menentukan materi dan media sampai dengan evalusi
pembelajarannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2021, Mei 7). 8 KETERAMPILAN MENGAJAR YANG WAJIB DIMILIKI GURU.
Retrieved Mei 8, 2021, from lpmpriau.kemdikbud.go.id:
https://lpmpriau.kemdikbud.go.id/8-keterampilan-mengajar-yang-wajib-dimiliki-guru/
jariswandana, l. (2011, Januari 20). Keterampilan Dasar Mengajar. Retrieved Mei 8, 2021,
from Deni media center: https://ladeni.wordpress.com/2011/01/20/keterampilan-
dasar-mengajar-2/
22