Anda di halaman 1dari 18

KONSERVASI DAN PENGELOLAAN

BIODIVERSITAS
Pengertian
• Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan.
• Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa
Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.
• Konservasi meliputi tiga hal, yaitu:
a) Perlindungan, berarti melindungi proses ekologis dan sistem
penyangga kehidupan.
b) Pelestarian, berarti melestarikan sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati.
c) Pemanfaatan, berarti memanfaatkan secara bijaksana sumber
daya alam dan lingkungannya.
Pengertian
• Menurut UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, Konservasi sumber daya alam hayati adalah
pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya.
• Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem berasaskan pelestarian
dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi
dan seimbang.
• Tujuannya adalah mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya
alam hayati keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung
upaya peningkatan keseimbangan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan.
Pengertian
• Makna kata konservasi berdasarkan kamus
ekologi adalah “Management of natural
resources to provide maximum benefit over a
sustained period of time. Conservation
includes preservation and forms of wise use,
including reducing waste, balanced multiple
use, and recycling” (Art, 1993).
Pengertian

Adapun menurut ilmu biologi, konservasi adalah:


• Efisiensi penggunaan, produksi, transmisi, atau
distribusi energi yang berakibat pada turunnya konsumsi energi
dengan tetap menghasilkan manfaat yang sama;
• Pelestarian dan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam
secara bijaksana;
• Pelestarian dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan,
memastikan bahwa habitat alami suatu area dapat dipertahankan,
sementara keanekaragaman genetik dari suatu spesies dapat tetap
ada dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
Konservasi Keanekaragaman Hayati

Mencegah kepunahan adalah tujuan utama dari


konservasi keanekaragaman hayati. Walaupun
pencegahan kepunahan bertumpu pada konservasi di
tingkat spesies, konservasi keanekaragaman hayati harus
dilaksanakan di tiga tingkat keanekaragamannya, yaitu:
 Konservasi ekosistem,
 Konservasi spesies dan
 Konservasi genetik
Konservasi Keanekaragaman Hayati

a. Konservasi di tingkat ekosistem


Keanekaragaman hayati yang tinggi di Indonesia disebabkan letaknya pada
persilangan pengaruh antara benua Asia dan Australia.
Bappenas pada tahun 1993 mengidentifikasi sedikitnya 47 jenis ekosistem alam
khas di Indonesia, yang masih dapat terbagi lagi ke dalam lebih dari 90 tipe
ekosistem yang lebih spesifik.
Ekosistem yang paling kaya keragaman hayatinya adalah hutan hujan tropis yang
walaupun hanya meliputi 7% permukaan bumi, namun mengandung paling sedikit
50% s.d. 90% dari semua spesies tumbuhan dan satwa yang ada di dunia.
Perlindungan setiap tipe ekosistem di sebanyak-banyaknya lokasi dapat melindungi
lebih banyak lagi keanekaragaman spesies dan genetik.
Perlindungan ekosistem saat ini banyak berbenturan dengan kebutuhan lahan bagi
pembangunan ekonomi, sehingga kita tidak dapat melindungi semua tipe
ekosistem sebanyak-banyaknya di dalam jejaring kawasan yang dilindungi (kawasan
konservasi).
Konservasi Keanekaragaman Hayati
b. Konservasi di tingkat spesies
Ancaman terbesar dalam konservasi spesies adalah kepunahan. Sampai jumlah
tertentu, kepunahan spesies secara alami dapat ditoleransi. Namun, tidak ada
seorang pun yang dapat menduga berapa banyak kehilangan spesies yang dapat
menyebabkan bumi ini kolaps, dan dalam berapa lama.
Spesies perlu diklasifikasikan ke dalam status perlindungan yang secara hukum
mengikat agar tindakan perlindungannya dapat efektif.
Pada tingkat internasional, Konvensi Perdagangan Internasional Spesies
Terancam (“CITES”) membagi status perlindungan spesies ke dalam 3 kategori,
yaitu spesies Appendix I, Appendix II, serta spesies non-appendix yang tidak
dikontrol melalui CITES. Spesies yang termasuk Apppendix I dilarang
diperdagangkan secara internasional.
Pada tingkat nasional, UU KSDAHE hanya membagi status perlindungan spesies
ke dalam dua kategori saja, yaitu spesies dilindungi dan spesies tidak dilindungi
Konservasi Keanekaragaman Hayati
c. Konservasi di tingkat genetik
Dalam kerangka perlindungan sumber daya genetik untuk menghindari
“pencurian” atau yang sering disebut sebagai biopiracy, sumber daya
genetik yang dapat berupa materi genetik, termasuk informasi yang
terkandung di dalamnya dan asal-usulnya (origin) – yang berupa
tumbuhan, hewan, mikroba dan turunannya yang diperoleh dari kondisi
in-situ dan ex-situ.
Definisi ini menjadi penting bagi Indonesia sebagai negara yang kaya
akan keanekaragaman hayati namun yang masih relatif tertinggal dari
segi bioteknologi.
Indonesia perlu melindungi kekayaan hayatinya agar tidak hanya menjadi
“pasar” bagi teknologi berbasis keanekaragaman hayati yang justru
bersumber dari negara seperti Indonesia.
Konservasi Keanekaragaman Hayati

Konservasi keanekaragaman hayati dilakukan melalui dua cara:


• Konservasi in-situ adalah konservasi ekosistem dan habitat alami serta
pemeliharaan dan pemulihan populasi jenis-jenis berdaya hidup dalam
lingkungan alaminya, dan dalam hal jenis-jenis terdomestifikasi atau
budidaya, di dalam lingkungan tempat sifat-sifat khususnya berkembang.
Jenis kegiatan konservasi in-situ adalah taman nasional, hutan lindung, cagar
alam dan suaka margasatwa.
• Konservasi ex-situ merupakan metode konservasi yang mengkonservasi
spesies di luar distribusi alami dari populasi tetuanya. Konservasi ini
merupakan proses melindungi spesies tumbuhan dan hewan (langka)
dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman atau terancam dan
menempatkannya atau bagiannya di bawah perlindungan manusia. Jenis
kegiatan konservasi ex-situ adalah kebun binatang, taman safari, kebun
botani dan museum.
Konservasi Keanekaragaman Hayati
Konservasi Keanekaragaman Hayati
Konservasi Keanekaragaman Hayati
Konservasi Keanekaragaman Hayati
Konservasi Keanekaragaman Hayati
• Konservasi hutan mutlak diperlukan sebagai prasyarat
terwujudnya kesejahteraan masyarkat, karena tanpa hutan tiada
kehidupan di muka bumi ini!.
• Konservasi hutan adalah pekerjaan yang mulia bagi kehidupan
dan kemanusiaan, merupakan tugas dan amanah dari Tuhan Yang
Maha Esa, Sang Pencipta untuk mengelola sumberdaya
keanekaragaman hayati bagi kesejahteraan semua.
• Sektor konservasi hutan dibanding dengan sektor fisik lain dalam
pembangunan suatu negara menduduki posisi yang terendah,
sekaligus sebagai faktor penentu bagi tingkat kesejahteraan
masyarakat, seperti tergambar pada sisi tong dari teori Liebig
yang sangat terkenal dengan “teori minimum” atau “teori
constraint” (Gambar 1).
Peran Etnosains dalam Konservasi
• Etnosains (sains yang dimiliki masyarakat lokal)
memiliki peran penting dalam konservasi.
• Banyak pengetahuan lokal masyarakat secara
tidak langsung tanpa disadari masyarakat
memiliki nilai konservasi.
• Misalnya kearifan lokal lubuk larangan dapat
melindungi sungai dan makhluk hidup di
dalamnya.
Referensi
• http://www.biology-online.org/dictionary/Conservation, diakses
pada 29 Maret 2009
• Art, Henry W., 1993. The Dictionary of Ecology and Environmental
Science. A Henry Holt Reference Book. New York.
• Bappenas RI (1993), Op.Cit., hal 1-6 34 R.A. How dan D.J.
Kitchener, “Biogeography of Indonesian Snakes,” Journal of
Biogeography, 24 (1997), hlm. 725–735.
• Departemen Kehutanan RI. 1990.  UU No. 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta:
Dephut RI.
• Reif, J.A. Levy, Y. 1993. Password: Kamus Bahasa Inggris Untuk
Pelajar. PT. Kesaint Blanc Indah Corp. Bekasi. 1993

Anda mungkin juga menyukai