DAFTAR ISI..............................................................................................................02
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................03
A. Latar Belakang................................................................................................03
B. Rumusan Masalah...........................................................................................04
C. Tujuan..............................................................................................................04
BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................05
A. Kesimpulan.....................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Melihat dari apa yang dipaparkan di latar belakang, maka penulis ingin
memfokuskan penulisan makalah ini ke dalam :
3
2. Bagaimana dan seperti apa itu konsep dasar komumitas?
C. Tujuan
Dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa sebagai calon guru dapat
mengetahui dan mengenal bagaimana dan seperti apa itu konsep dasar komunitas,
populasi dan suksesi, dan tujuan pebuatan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas
rutin mata kuliah ekologi dan lingkungan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang
terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas
padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali
kemungkinannya. Namun, perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu,
komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan
komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga
hilangnya penghuni yang pertama.
6
Pada setiap tingkatan trofik rantai makanan, karbon kembali ke
atmosfer atau air sebagai hasil pernapasan (respirasi). Produsen, herbivora,
dan karnivora selalu bernapas dan menghasilkan gas karbondioksida.
Setiap tahun, tumbuhan mengeluarkan sekitar sepertujuh dari keseluruhan
CO2 yang terdapat di atmosfer. Meskipun konsentarasi CO 2 di atmosfer
hanya sekitar 0,03%, namun karbon mengalami siklus yang cepat, sebab
tumbuhan mempunyai kebutuhan yang tinggi akan gas CO2. Walaupun
begitu, sejumlah karbon dipindahkan dari siklus itu dalam waktu yang
lebih lama. Hal ini mungkin terjadi karena karbon terkumpul di dalam kayu
dan bahan organik lain yang tahan lama, termasuk batu bara dan minyak
bumi.
Perombakan oleh detritivor akhirnya mendaur ulang karbon ke
atmosfer sebagai CO2. Selain itu pembakaran kayu dan bahan bakar fosil
juga ikut berperan, karena api dapat mengoksidasi bahan organik atau kayu
menjadi CO2 dengan lebih cepat.
7
B. Konsep Dasar Populasi
Definisi Populasi
Dalam ekologi maka satuan dasar pengkajiannya adalah populasi. Sebagai
contoh, misalnya dalam satu kolam dihuni oleh jenis-jenis ganggang hijau,
ganggang kersik bakteri, Cyclops, cacing, serangga air, ikan mujahir, ikan lele,
ikan tambakan dan ikan emas. Setiap jenis jumlahnya lebih dari satu. Kumpulan
makhluk hidup sejenis dalam kola mini membentuk suatu populasi. Jadi dalam
kola mini dapat ditemukan populasi makhluk hidup.
Soeriaatmadja R.E. mengemukakan bahwa cara menentukan batasan populasi
yang lebih baik adalah dengan mendasarkannya pada pengaruh satu individu
terhadap individu yang lain dalam satu populasi. Jadi, populasi dipandang
sebagai suatu system yang dinamis dari segala individu yang selalu melakukan
saling berhubungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa populasi adalah
kumpulan individu sejenis yang selalu melakukan saling hubungan dan
mempunyai potensi untuk saling berbiak. Saling hubungan antara anggota
populasi bukan hanya dalam pembiakan tetapi juga dalam persaingan
mempertahankan hidupnya yang disebut kompetensi. Lebih besar jumlah
individu populasi dalam satuan luas tertentu lebih hebat kompetisi yang terjadi.
Akibat dari kompetisi dalam jangka pendek ialah yang “kuat” yang menang dan
yang “lemah” tersisihkan, yaitu punah atau mencari tempat tinggal baru
(beremigrasi). Akibat jangka panjang ialah terjadi perubahan berangsur-angsur
pada populasi yang memungkinkannya lebih sesuai atau lebih beradaptasi dengan
lingkungannya.
Menurut Sugiyono (2001: 55) pengertian populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.
8
Pada suatu tempat populasi suatu tumbuhan mempengaruhi populasi
tumbuhan lain. Populasi jenis tumbuhan pohon akan mempengaruhi populasi
tumbuhan yang hidup pada pohon-pohon itu serta yang tumbuh di bawah
naungannya. Saling pengaruhnya juga terlihat pada persainagn akan kebutuhan-
kebutuhan dalam mempertahankan hidup dan jenis. Kesatuan seluruh populasi di
suatu tempat tertentu membentuk komunitas. Dalam biologi, populasi adalah
sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup menempati
ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-anggota populasi secara alamiah
saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep
populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang
populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas.
Odum (1998) mendefinisikan populasi sebagai kelompok kolektif
organismee-organismee yang berasal dari species yang sama yang menduduki
ruang atau tempat tertentu, memiliki ciri atau sifat tertentu yang bukan
merupakan sifat dari individu. Beberapa sifat itu adalah kerapatan, natalitas (laju
kelahiran), mortalitas (laju kematian), penyebaran umum, potensi biotik,
disperse, dan bentuk pertumbuhan atau perkembangan. Populasi juga memiliki
sifat-sifat genetik yang secara langsung berkaitan dengan ekologinya yaitu sifat
adaptif, sifat keserasian reproduktif dan ketahanan.
9
9. Berisolasi & Teritorialitas
• Distribusi sumberdaya
• Perilaku sosial (pada hewan)
• Faktorlain (interaksiorganisme, tempatberlindung,oksigen terlarut, dll)
Kepadatan dan pola penyebaran populasi merupakan faktor penting untuk
analisis dinamika populasi
10
Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di dalam
populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa laju
emigrasi. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk
pertumbuhan eksponensial (dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan
sigmoid (dengan bentuk kurva S)
11
Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid ini, populasi
mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif). Kemudian
makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik (fase
logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin
meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra
spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat
yang kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang
merupakan asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa
populasi tidak dapat meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu
konstanta). Jadi daya dukung suatu habitat adalah tingkat kelimpahan
populasi maksimal (kerapatan jumlah atau biomasa) yang kelulus
12
hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.
13
Kelangkaan suatu hewan dapat ditinjau dari aspek kelimpahan, tepatnya
intensitas (kerapatan) dan prevalensi menunjukkan jumlah atau ukuran area-area
yang di tempati spesies itu atau cacah dan besarnya daerah yang dialami oleh
makhluk di dalam kawasan secara keseluruhan.
Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi (=prevalen) dapat lebih sering
dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas, maka lebih sering dijumpai, sebab
daerah penyebarannya luas, maka lebih mudah di jumpai dimana-mana. Berbada
halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah
penyebarannya sempit hanya dapat di jumpai pada tempat-tempat tertentu saja (=
terlokalisasi).
Adapun faktor-faktor penyebab punahnya hewan yang berkaitan dengan
tindakan manusia itu antara lain sebagai berikut:
1. Habitat hilang atau mengalami degradasi
Manusia banyak mengganggu habitat dalam melakukan tindakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Gangguan habitat itu ada yang sampai
menyebabkan habitat hilang, ada yang mengalami degradasi dan paling tidak
ada habitat yang terganggu. Beberapa contoh habitat yang hilang, rusak atau
terganggu karena terganggu oleh perbuatan manusia adalah sebagai berikut:
a. Hutan di tebang untuk di jadikan daerah pemukiman. Ini merupakan
contoh hilangnya habitat. Perubahan hutan menjadi daerah perumahan,
terutama perumahan di daerah perkotaan menyebabkan pohon-pohonan
dan tumbuhan lain di tebang habis.
b. Kerusakan terumbu karang karena ledakan dinamit yang di gunakan
orang untuk menangkap ikan. Penangkapan ikan dengan menggunakan
dinamit pada umumnya di lakukan di daerah yang dangkal yang banyak
di huni oleh hewan-hewan karang. Ledakan dinamit di tempat tersebut
dapat merusak terumbu karang.
2. Fragmentasi habitat
Pembuatan jalan, pengembangan daerah pertanian dan pembuatan
daerah pemukiman di lingkungan habitat yang luas tidak menghilangkan
14
habitat secara keseluruhan. Jalan, perkebunan, dan kota yang di bangun orang
menyebabkan habitat terpisah-terpisah. Pemisahan itu menyebabkan habitat
terpecah menjadi kecil-kecil, sehingga menyebabkan hewan terkungkung
pada lingkungan sempit yang tidak memungkinkan hewan tumbuh dan
berkembangbiak secara optimal.
3. Pemburuan komersial.
Pemburuan komersial adalah pemburuan binatang sebagai upaya untuk
memperoleh penghasilan bukan untuk rekreasi.
4. Faktor lain
Di negara-negara yang wilayahnya luas, misalnya Amerika Serikat, jalan
raya yang menghubungkan kota dengan kota lain amat panjang. Jalan itu
melintasi tempat-tempat yang masih di huni oleh hewan liar, masalnya hutan
dan padang rumput. Jalan itu memisahkan kawasan tersebut menjadi dua
bagian, yaitu di kiri dan di kanan jalan. Hewan-hewan liar yang hidup di
kawasan itu sering kali menyeberang jalan pada malam hari. Di antara hewan-
hewan itu banyak yang terlindas kendaraan yang melintas di jalan tersebut.
J. Dinamika Populasi
15
C. Konsep Dasar Suksesi
Suksesi
Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu
arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari
modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi
berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks.
Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai
homeostatis (Desmukh, 1992). Sedangkan Resco (2011) menyatakan bahwa
suksesi merupakan proses dimana spesies populasi menjajah, tumbuh dan
menjadipunahdisitus tertentumemilikilama menjadi tema sentral,
pengorganisasian dalam komunitas tumbuhan ekologi.
Suksesi didefinisikan dalam ekologi sebagai proses dimana spesies
berturut-turut menumpukdan akhirnya juga saling menggantikan ketika
ekosistem yangkeseluruhan berkembang menuju suatu kondisi klimaks.
Secara umum, suksesimenampilkan tumbuh produksi biomassa dan
meningkatkan kekayaan spesies, stratifikasi dan kompleksitas serta distribusi
miring spesies yang bergeser ke arah tingkat trofik yang lebih tinggi (Wurts,
2010). Suksesi dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Suksesi primer, yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat
sekali sehingga komunitas awal yang ada menjadi hilang atau rusak total
menyebabkan di tempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan
akhirnya terjadilah habitat baru. Suksesi primer terjadi pada permukaan
geomorfik yang baru dibuat (misalnya, pulau-pulau vulkanik permukaan
di lautan, atau puing-puing arus membentuk kipas aluvial di gurun) yang
sebelumnya tidak mengandung vegetasi
2) Suksesi sekunder, yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada
suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan kondisi
awal yang masih menyisakan komunitas.. Suksesi sekunder terjadi di
daerah-daerah yang bervegetasi sebelum gangguan. Gangguan
16
didefinisikan sebagai kekuatan fisik (misalnya, badai, kebakaran,
pembangunan jalan) yang menghilangkan sebagian atau seluruh
biomassa tanaman (Abella, 2010).
Sekilas cerita Pada tahun 1883 gunung krakatu meletus, Di daerah
bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut
kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari
dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada
daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila
tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat
yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil
pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya.
Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh
dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan
dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner
dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi
sebaliknya. Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat
terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan
oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak
tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah
kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon
mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah
ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem
mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak
banyak mengubah ekosistem itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
17
Komposisi suatu komunitas ditentukan oleh seleksi tumbuhan dan hewan yang
kebetulan mencapai dan mamapu hidup di tempat tersebut, dan kegiatan anggota-
anggota komunitas ini bergantung pada penyesuaian diri setiap individu terhadap
faktor-faktor fisik dan biologi yang ada di tempat tersebut. Interaksi antar komunitas
cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energy dan
makanan. Interaksi antar komunitas dapat kita amati misalnya pada daur karbon.
A. Saran
Saran penulis adala agar kita sebagai mahasiswa sekaligu penerus bangsa agar
menjaga lingkungan kita, Makalah yang dibuat masih jauh dari sempurna, karena itu,
Penulis menerima masukan, saran, dan kritik yang membangun dan berguna untuk
kemajuan pembuatan makalah selanjutnya di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://www.rijalhabibulloh.com/2014/11/makalah-tentang-ekosistem-tugas-makalah.html
18
19