Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum

Fisiologi Tumbuhan

PERANAN CAHAYA DAN CO2 PADA FOTOSINTESIS

NAMA : MUH. DZULFIKAR SYAM


NIM : G011181443
KELAS :G
KELOMPOK : 22
ASISTEN : AISYAH AMINI IQBAL

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fotosintesis merupakan proses pembentukan senyawa organik melalui reduksi
karbondioksida dengan atom hidrogen dan penangkapan energi matahari oleh
klorofil daun. Proses fotosintesis terjadi pada tumbuhan tingkat tinggi atau
tumbuhan tingkat rendah yang berwarna hijau (berklorofil). Hasil percobaan
Ingenhousz membuktikan bahwa fotosintesis dilepaskan O2. Hal ini membuktikan
dengan percobaannya yang menggunakan tanaman air Hydrilla verticillata
dibawah corong terbalik, jika tanaman tersebut terkena matahari, maka timbullah
gelembung-gelembung gas yang akhirnya mengumpul dibawah tabung reaksi.
Gas tersebut adalah O2 (Nasaruddin, 2019).
Pada proses fotosintesis cahaya matahari memiliki peranan penting untuk
pertumbuhan tanaman. Cahaya matahari yang diserap oleh stomata akan diubah
menjadi energi kimia berupa NADPH dan ATP. Proses ini hanya dapat terjadi
pada saat ada cahaya. Cahaya itu dapat berupa cahaya matahari maupun cahaya
lampu. Selain itu, proses fotosintesis juga membutuhkan karbondioksida dan air.
Pada proses fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu glukosa dan
oksigen. Proses fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu reaksi terang dan
gelap. Kedua tahap tersebut terjadi di kloroplas. Pada tahap reaksi terang energi
matahari diserap oleh klorofil untuk diubah menjadi energi kimia. Pada tahap
reaksi terang, juga terjadi pemecahan air menjadi ion hidrogen dan oksigen. Pada
reaksi gelap, karbon dioksida dan ion hidrogen akan berikatan dengan bantuan
energi kimia yang dihasilkan pada reaksi terang, menjadi glukosa
Fotosintesis membutuhkan air, karbon dioksida, dan sinar matahari untuk
membentuk karbohidrat dan oksigen. Air dan mineral diserap dari dalam tanah
oleh rambut akar. Setelah sampai di dalam xilem akar, air dan mineral mengalir ke
xilem batang xilem daun, dan akhirnya sampai di mesofil daun. Pada tumbuhan
dikotil air dan mineral setelah sampai di mesofil daun, akan masuk ke jaringan
palisade. Karbon diolsida yang dibutuhkan untuk fotosintesis diperoleh dari udara.
Karbon dioksida masuk melalui stomata dan akhirnya masuk ke jaringan mesofil
Penambahan KHCO3 dan K2CO3 bertujuan untuk mempercepat dan dapat
mengefesienkan waktu terjadinya proses fotosintesis pada tumbuhan air yaitu
Hydrilla verticillata. Penambahan zat tersebut akan menyuplai pasokan
karbondioksida yang diperlukan untuk fotosintesis. Dengan bahan dasar yang
bertambah, maka hasil fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman Hydrilla
verticillata didalam air akan semakin meningkat.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum peranan cahaya
dan CO2 pada fotosintesis agar dapat membuktikan adanya proses fotosintesis
pada tumbuhan hijau.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum peranan cahaya dan CO2 pada fostosintesis sebagai
berikut:
1. Mahasiswa dapat membuktikan adanya fotosintesis pada tumbuhan hijau.
2. Menemukan fakta tentang gejala fotosintesis.
3. Mahasiswa dapat mendeskripsikan proses fotosintesis pada tanaman.
4. Mahasiswa dapat mendeskripsikan pengaruh cahaya dan konsentrasi CO 2
terhadap laju fotosintesis.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui proses terjadinya
fotosintesis pada tanaman, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
proses fotosintesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Hydrilla verticillata


Hydrilla verticillata merupakan tanaman air yang
tumbuh terus-menerus, hidup berkoloni dan dapat tumbuh
di permukaan air hingga kedalaman 20 kaki. Hydrilla
verticillata dapat tumbuh bercabang dengan banyak hingga
mencapai permukaan air dimana percabangannya dapat
menutupi seluruh permukaan air. Tanaman air ini dijumpai
di danau, kolam, sungai dengan kondisi air yang relatif
jernih. Hydrilla verticillata digunakan sebagai habitat untuk
beberapa hewan avertebrata dimana hewan-hewan tersebut
digunakan untuk makanan ikan dan spesies lain seperti
katak dan unggas (Handoko dan Yunie, 2014).
Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan invasif yang
hidup pada berbagai jenis perairan dan sudah menyebar di
dunia. Hydrilla verticillata termasuk tumbuhan air dengan
laju pertumbuhan yang cepat dan mampu bertahan hidup
pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti
ketersediaan nutrisi dan cahaya yang rendah (Rahmah,
2018)
Menurut Handoko dan Yunie (2014) klasifikasi
tanaman air Hydrilla verticillata adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Species : Hydrilla verticillata
2.2 Fotosintesis Tanaman Hydrilla verticillata
Hydrilla verticillata memiliki daun yang kecil berwarna hijau karena mengandung
klorofil. Untuk bertumbuhnya tanaman ini tidak terlepas dari pengaruh cahaya
yang dapat diterima pada tanaman tersebut yang digunakan untuk berfotosintesis.
Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan yang letak stomatanya lebih banyak
berada pada permukaan bawah daun. Hal ini dibuktikan pada percobaan yang
dilakukan oleh Ingenhoustz diketahui bahwa daun-daun yang berfotosintesis
mengeluarkan oksigen lebih cepat pada bagian permukaan sisi bawah daun
daripada sisi permukaan atas daun. Terdapat sejumlah ± 100.000/cm2 stomata
dibagian sisi permukaan bawah daun dan tidak ditemukan sama sekali adanya
stomata di permukaan atas daun (Muazizah, 2016)
Tumbuhan air bermacam-macam, antara lain Spirogyra, Chara, Hydrilla dan
Enceng Gondok juga teratai, kayu apu dan semanggi. Tumbuh-tumbuhan ini
berasal dari kelompok takson yang berbeda sehingga struktur anatomi seperti
jumlah dan bentuk stomata, serta struktur jaringan pengangkutnya pun juga
berbeda, sehingga tentunya memiliki kemampuan fisiologis yang berbeda pula,
termasuk kemampuan berfotosintesis. Semakin banyak jumlah kadar CO 2 terlarut
dalam air diharapkan mampu meningkatkan kecepatan fotosintesis. Dalam proses
fotosintesis sangat memerlukan CO2, tanaman air akan mengeluarkan O2 sebagai
hasil fotosintesis ke badan air. O2 dalam badan air akan digunakan untuk
kehidupan plankton-plankton di air. Jika O2 yang dihasilkan dari proses jumlah O2
terlarut akan meningkat (Utami, 2010).
Hydrilla verticillata memiliki kemampuan untuk langsung menyerap unsur
hara secara langsung dari lahan basah karena akar tanaman berfungsi sebagai
filtrasi dan mampu mengadsorpsi padatan tersuspensi serta tempat hidup
mikroorganisme yang mampu menghilangkan unsur hara dari air. Unsur hara di
dalam air seperti N dan P akan diserap oleh tanaman air dalam proses fotosintesis
sehingga kandungan unsur hara di air akan berkurang dan kandungan oksigen
terlarut akan meningkat (Qonita et al, 2014)
2.3 Peran KHCO3 dan K2CO3 dalam Proses Fotosintesis
Penambahan KHCO3 dan K2CO3, dibawah cahaya berpengaruh menambah
jumlah gelembung. Pada rangkaian tersebut KHCO3 dan K2CO3 menyumbang
karbondioksida (CO2). Karbondioksida tersebut merupakan termasuk bahan dari
fotosintesis. Hal ini menyebabkan gelembung oksigen, sebagai hasil fotosintesis
semakin banyak terbentuk. Faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah cahaya
dan CO2. Penambahan zat tersebut akan menyuplai pasokan karbondioksida yang
diperlukan untuk fotosintesis. Dengan bahan dasar yang bertambah, maka hasil
fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman Hydrilla verticillata didalam air akan
semakin meningkat (Atsnan, 2019).
KHCO3 dan K2CO3 merupakan sumber karbon anorganik yang dapat diubah
oleh fitoplankton menjadi CO2 yang berguna sebagai sumber karbon untuk
melakukan fotosintesis. Hasil dari proses fotosintesis ini akan menghasilkan ion
karbonat yang nantinya akan diubah lagi menjadi ion bikarbonat dalam perairan
dan juga menghasilkan ion hidroksil dimana ion ini menghasilkan perairan
menjadi basa sehingga mempercepat laju fotosintesis (Tsany, 2017)
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
Menurut Handoko dan Yunie (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi
fotosintesis yaitu:
1. Konsentrasi Karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida yang rendah dapat mempengaruhi laju
fotosintesis hingga kecepatannya sebanding dengan konsentrasi
karbondioksida. Namun bila konsentrasi karbondioksida naik maka dapat
dicapai laju fotosintesis maksimum kira-kira pada konsentrasi 1 % dan diatas
persentase ini maka laju fotosintesis akan konstan pada suatu kisaran lebar
dari konsentrasi karbondioksida. Kadar CO2 tidak boleh melebihi 1000-1200
μmolˉ¹ kerena konsentrasi kadar CO2 tersebut sering menyebabkan keracunan
atau penutupan stomata, kadang kala bahkan dapat menurunkan laju
fotosintesis.
2. Intensitas Cahaya
Ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih kecil
daripada respirasi. Pada keadaan diatas titik kompensasi yaitu konsentrasi
karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk
respirasi seimbang, maka peningkatan intensitas cahaya menyebabkan
kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang
peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi
laju fotosintesis menjadi konstan.
3. Suhu
Laju fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5ºC
sampai suhu 35ºC, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu
diatas 35ºC menyebabkan kerusakan sementara atau permanen protoplasma
yang mengakibatkan menurunnya kecepatan fotosintesis, semakin tinggi suhu
semakin cepat penurunan laju fotosintesis.
2.5 Peran Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis
Cahaya terdiri atas partikel-partikel kecil yang disebut foton. Fotosintesis
digerakkan oleh energi matahari. Dari keseluruhan cahaya yang terpancar, hanya
0,5-3,5% saja yang diserap daun untuk fotosintesis. Cahaya matahari ditangkap
daun sebagai foton. Sinar radiasi matahari mampu diserap hanyalah cahaya
tampak dengan panjang gelombang spektrum 400-700 nm. Oleh karena itu,
keberadaan cahaya menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan laju
fotosintesis pada tanaman (Yasin et al, 2014)
Cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
laju fotosintesis. Cahaya matahari berasal dari cahaya putih yang dapat diuraikan
menjadi komponen-komponen warna karena panjang gelombang cahaya yang
berbeda untuk setiap warna yang berbeda pula dapat mempengaruhi cepat atau
lambatnya fotosintesis. Komponen-komponen warna tersebut adalah merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu (Handoko dan Yunie, 2014).
Intensitas cahaya merupakan komponen penting bagi pertumbuhan tanaman,
karena akan mempengaruhi proses fotosintesis yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan yang ditunjukkan dari banyaknya jumlah daun yang diamati.
Peningkatan intensitas cahaya matahari merupakan sumber energi utama untuk
melakukan proses fotosintesis. Hasil fotosintesis akan ditranslokasikan keseluruh
jaringan tanaman melalui floem, yang selanjutnya energi hasil fotosintesis
tersebut akan dipergunakan tanaman untuk mengaktifkan pertumbuhan tunas,
daun, dan batang sehingga tanaman tumbuh optimal (Suci dan Suwasono, 2018).
2.6 Peran Spektrum Cahaya terhadap Proses Fotosintesis
Spektrum cahaya atau spektrum tampak adalah bagian dari spektrum
elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Radiasi elektromagnetik dalam
rentang panjang gelombang ini disebut cahaya. Sedangkan cahaya merupakan
bentuk energi yang dikenal sebagai energi elektromagnetik yang disebut radiasi.
Spektrum elektromagnetik ini dipancarkan oleh matahari secara keseluruhan
melewati atmosfer bumi sedangkan radiasi elektromagnetik diluar jangkauan
panjang gelombang optik atau jendela tranmisi lainnya, hampir seluruhnya diserap
atmosfer. Fotosintesis merupakan suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus
oleh tumbuhan dengan kemampuannya dalam menggunakan zat karbon dari udara
untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh dari
suatu tanaman di suatu lingkungan (Handoko dan Yunie, 2014).
Cahaya matahari pada dasarnya terdiri dari beberapa spektrum warna, sperti
merah, jingga, kuning, hijau, biru, inframerah, dan ultraviolet. Namun tidak
semua spektrum warna yang ada digunakan untuk forosintesis, karena spektrum
warna yang digunakan bergantung pada pigmen yang mendominasi daun.
Spektrum cahaya merah dan hijau merupakan spektrum yang umum digunakan
untuk tanaman dengan pigmen klorofil yang mendominasi. Spektrum biru
umumnya digunakan oleh tanaman dengan pigmen karotenoid untuk membantu
dalam berlangsungnya proses fotosintesis (Wijaya et al, 2014)
Cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
laju fotosintesis. Cahaya matahari berasal dari cahaya putih yang dapat diuraikan
menjadi komponen-komponen warna karena panjang gelombang cahaya yang
berbeda. Komponen warna tesebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila
dan ungu. Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari
merah- violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan
baik secara merata oleh klorofil. Cahaya dapat didispersikan menjadi beberapa
spektrum warna yang memiliki panjang gelombang berbeda, dimana cahaya ungu
merupakan panjang gelombang terpendek, sedangkan cahaya merah merupakan
panjang gelombang terpanjang (Novayana, 2016).
2.7 Peranan Konsentrasi CO2 terhadap Laju Fotosintesis
Efek langsung dari pengingkatan kadar CO2 di atmosfir pada proses
fotosintesis tanaman adalah meningkatkan efisiensi penggunaan air. Pada berbagai
tenaman terntentu seperti pada tanaman C3 dan C4 mengurangi membukanya
stomata. Dalam proses fotosintesis tanaman, tanaman C 3 dan C4 mendapatkan
keuntungan seperti meluasnya ukuran daun, peningkatan tingkat fotosintesis per
unit luas daun, dan efisiensi penggunaan air (Sutoyo, 2016)
Pengurangan CO2 dari atmosfer pada hakekatnya adalah penyerapan CO2 oleh
tumbuhan melalui proses fotosintesis. Proses fotosintesis terjadi di daun yang
berklorofil, dimana karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari
melalui berbagai proses metabolisme diubah menjadi gula, oksigen, dan air. Laju
fotosintesis antar jenis tumbuhan berbeda. Tanaman yang tumbuh cepat memiliki
laju fotosintesis yang tinggi, tetapi tidak berarti bahwa tumbuhan dengan laju
fotosintesis tinggi selalu tumbuh cepat . Tumbuhan dengan laju fotosintesis tinggi
mampu menyerap CO2 dalam jumlah lebih banyak dibanding tumbuhan dengan
laju fotosintesis rendah. Variasi dari kapasitas fotosintesis ini selain dipengaruhi
oleh faktor internal juga eksternal (Hidayati, 2013).
2.8 Hubungan Stomata dan Klorofil terhadap Fotosintesis
Stomata dan klorofil merupakan komponen biologi yang sangat menentukan
sintesis awal senyawa organik yang digunakan untuk proses-proses fisiologis
sepanjang daur hidup tanaman, sebab penggunaan energi matahari dalam proses
fotosintesis dimungkinkan karena adanya pengaruh pigmen berwarna hijau yang
biasnya disebut klorofil (Mashud, 2007)
Laju fotosintesis dan kandungan klorofil adalah tolak ukur pertumbuhan yang
berkaitan dengan produksi tanaman. Klorofil adalah pigmen yang terdapat dalam
kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-
reaksi dalam proses fotosintesis. Pigemen-pigmen tersebut terdapat sebagai unit-
unit fotosistem didalam membrane tilakoid, masing-masing terdiri atas klorofil a
sebagai pusat reaksi, dikelilingi oleh molekul-molekul antena pigmen yang akan
meneruskan tenaga rangsangannya ke pusat reaksi (Proklamaningsih et al, 2012).
Fotosintesis merupakan dasar dari produksi zat-zat organik dalam alam.
Proses fotosintesis merupakan reaksi berantai yang amat panjang dan kompleks.
Proses ini tidak dapat dilakukan secara in vitro dengan menggunakan larutan
klorofil ataupun dengan menggunakan kloroplas yang telah diisolir dari sel.
Proses tersebut hanya dapat berlangsung di dalam sel hidup yang mengandung
klorofil. Proses fotosintesis akan terjadi jika ada cahaya dan pigmen perantara
yaitu klorofil. Klorofil bertindak untuk menarik elektron dari cahaya matahari
agar terjadi fotosintesis. Fungsi utama klorofil dalam proses fotosintesis adalah
sebagai katalisator dan menyerap energi cahaya (kinetic energi) yang akan
digunakan dalam proses tersebut (Mashud, 2007).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Agroklimatologi dan Statistika,
Departemen Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar,
pada hari Sabtu 19 Oktober 2019 pukul 08.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah lap kasar dan lap halus, 3 buah tabung reaksi, 3
buah gelas beker volume 500 ml, 3 buah corong gelas, pengukur waktu, kawat
penyangga 9 buah, pipet tetes 1 buah, balon lampu putih, merah, kuning, hijau.
Bahan yang digunakan adalah tumbuhan air Hydrilla verticillata, larutan
NaHCO3 dan KHCO3 masing-masing 2 ml, air dan benang ikat.
3.3 Prosedur Praktikum
Prosedur kerja dalam praktikum Peranan Cahaya dan CO2 Pada Fotosintesis
ialah sebagai berikut:
1. Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
2. Menyiapkan 3 buah gelas, masing-masing diisi dengan air sebanyak 400 ml.
3. Menyiapkan 9 tangkai tanaman Hydrilla verticillata yang sehat, potong
pangkal ranting hidrilla dalam air sehingga diperoleh setiap tangkai
berukuran masing-masing sekitar 15 cm.
4. Membuat potongan hidrilla ke dalam 3 kelompok yang diikat pada
pangkalnya dengan menggunakan benang.
5. Setiap kelompok ikatan hidrilla, digantung pada pangkal corong yang
berbeda menggunakan benang, dengan posisi pangkal hidrilla menghadap
ke atas.
6. Memasukkan kelompok I hidrilla yang telah digantung pada masing-masing
corong gelas ke dalam gelas beker I, kelompok II ke dalam gelas beker II
dan kelompok III ke dalam gelas beker III, dalam posisi menggantung
sekitar 2 cm dari dasar gelas beker.
7. Memberikan label pada kelompok hidrilla pada gelas beker I (kontrol),
kelompok kedua pada gelas beker II (larutan NaHCO3) dan kelompok III
kedalam gelas beker III (laruta KHCO3).
8. Menimbang NaHCO3 dan KHCO3 masing-masing sebanyak 1 gram.
9. Menutup tangkai corong dengan tabung reaksi secara tegak lurus dan
usahakan air mengisi sebagian besar kolom tabung reaksi.
10. Memasukkan NaHCO3 ke dalam gelas beker II dan KHCO 3 ke dalam gelas
beker III yang berisi air.
11. Menyorot dengan lampu sorot dengan warna lampu yang berbeda selama 10
menit.
12. Memperhatikan timbulnya gelembung-gelembung gas yang muncul dari
potongan ranting. Banyaknya gelembung yang muncul persatuan waktu
dapat digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis.
13. Melakukan perhitungan jumlah gelumbung yang muncul selama 10 menit
dengan tiga macam larutan yang berbeda dan 4 jenis warna pencahayaan
yang berbeda:
a. Larutan pada gelas beker I dengan:
1. Lampu putih sebagai sumber pencahayaan
2. Lampu merah sebagai sumber pencahayaan
3. Lampu hijau sebagai sumber pencahayaan
4. Lampu kuning sebagai sumber pencahayaan
b. Larutan pada gelas beker II berisi NaHCO3 dengan:
1. Lampu putih sebagai sumber pencahayaan
2. Lampu merah sebagai sumber pencahayaan
3. Lampu hijau sebagai sumber pencahayaan
4. Lampu kuning sebagai sumber pencahayaan
c. Larutan pada gelas beker III berisi KHCO3 dengan:
1. Lampu putih sebagai sumber pencahayaan
2. Lampu merah sebagai sumber pencahayaan
3. Lampu hijau sebagai sumber pencahayaan
4. Lampu kuning sebagai sumber pencahayaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil yaitu:

Banyak Gelembung Tanaman Hydrilla


16
14
Banyak Gelembung

12
10 Kontrol
8
K2CO3
6
KHCO3
4
2
0
Putih Merah Hijau Kuning
Spektrum Cahaya

Gambar 1. Grafik Pengaruh berbagai cahaya lampu terhadap laju fotosintesis

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada tanaman Hydrilla verticillata,
diketahui jumlah gelembung yang dihasilkan dari setiap spektrum berbeda-beda.
Hydrilla verticillata memiliki daun yang kecil berwarna hijau. Untuk
bertumbuhnya, tanaman ini tidak terlepas dari pengaruh cahaya yang dapat
diterima pada tanaman tersebut untuk berfotosintesis. Proses fotosintesis Hydrilla
verticillata dapat diamati dengan percobaan Ingenhoustz dengan melihat jumlah
gelembung yang muncul dalam waktu tertentu.
Klorofil merupakan pigmen yang paling penting karena terlibat langsung
dalam proses fotosintesis serta transfromasi energi menjadi energi kimia yang
dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Pada tanaman Hydrilla verticillata
sendiri memiliki kandungan klorofil total sebesar 4,43ml/g.
Pada hasil yang didapatkan, diketahui bahwa cahaya yang banyak diserap
oleh tanaman Hydrilla verticillata adalah cahaya berwarna merah. Hal ini
dipengaruhi karena warna merah menghasilkan spektrum yang lebih tinggi
dibandingkan warna yang lain sehingga mudah untuk diserap oleh klorofil untuk
melakukan fotosintesis. Pada spektrum yang memiliki gelombang yang tinggi
akan menghasilkan intensitas cahaya yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Handoko dan Yunie (2014) yang menyatakan bahwa tanaman lebih
banyak menyerap sinar berwarna merah dengan jumlah intensitas mencapai 640-
660 nm. Spektrum warna inilah yang paling efektif bagi klorofil untuk melakukan
fotosintesis
Perlakuan yang paling banyak menghasilkan gelembung yaitu pada
perlakuan penambahan larutan KHCO3. Banyaknya jumlah gelembung pada
spektrum warna yang berbeda menunjukkan bahwa KHCO3 telah berfungsi
dengan baik untuk mengikat CO2. Hal ini sesuai dengan pendapat Atsnan (2019)
Penambahan KHCO3 dan K2CO3, dibawah cahaya berpengaruh menambah
jumlah gelembung. Pada rangkaian tersebut KHCO3 dan K2CO3 menyumbang
karbondioksida (CO2). Karbondioksida tersebut merupakan termasuk bahan dari
fotosintesis.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Adanya fotosintesis pada tumbuhan hijau dapat dibuktikan dengan cara
memberikan perlakuan cahaya dengan berbagai spektrum warna dan
perbedaan konsentrasi CO2 melalui penambahan KHCO3 dan K2CO3.
2. Fakta tentang gejala fotosintesis terbukti dengan adanya gelembung yang
muncul dari potongan ranting tanaman Hydrilla verticillata.
3. Fotosintesis adalah proses pembuatan energi oleh tumbuhan yang dibantu
oleh cahaya matahari serta bahan-bahan pendukung seperti CO 2, air dan
unsur hara yang berguna untuk kelangsungan hidup suatu tumbuhan,
terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun, yaitu klorofil. Proses
fotosintesis secara singkatnya yaitu:
6CO2 + 12H2O + cahaya matahari → C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
4. Dengan menggunakan cahaya matahari, tumbuhan mengubah gas
karbondioksida (CO2) dan unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk
menghasilkan glukosa dan oksigen, yang prosesnya dilakukan oleh zat
hijau daun bernama klorofil yang berada di daun.
5.2 Saran
Saran untuk asistensinya, tolong jangan melakukan asistensi diatas jam 6
sore. Saya punya alasan untuk menolak itu. Asistensi malam membuat pemikiran
tidak lagi jernih dalam mencerna isi laporan, terlebih ketika praktikan habis
menjalani kegiatan lain seperti lahan. Dan satu lagi, saya berharap asisten tidak
tiba masa tiba akal. Tolong coret apa yang perlu direvisi jika memang itu perlu
untuk direvisi. Praktikan biasanya bingung, pada bagian ini tidak dilakukan
adanya tanda-tanda revisi, ketika waktu ACC, tiba-tiba kok malah dicoret kembali
dan disuruh ganti dengan yang lain? Kenapa tidak ass 1 atau ass 2 saja dilakukan
revisi? Supaya ketika hendak ACC, praktikan sudah tidak memikirkan kembali
format laporan, tapi lebih memikirkan ISI dari laporannya. Esensi dari laporan
yaitu bagaimana praktikan paham dan bertanggung jawab terhadap laporan yang
ia buat dengan cara memahami isinya.
DAFTAR PUSTAKA

Atsnan, 2019. Bongkar Pola Soal UNBK. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.


Handoko, P dan Yunie. F. 2014. Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap
Laju Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla verticillata. Kediri: Universitas
Nusantara PGRI Kediri.
Hidayati, N. 2013. Variasi Serapan Karbondioksida Jenis-Jenis Pohon Di
Cibonang dan Kaitannya dengan Potensi Mitigasi Gas Rumah Kaca.
Bulletin Kebun Raya. Vol. 16.
Mashud, N. 2007. Stomata dan Klorofil dalam Hubungannya Produksi Kelapa.
Bulletin Kelapa. NO. 32.

Muazizah. 2016. Pengaruh Fotosintesis terhadap Pertumbuhan Tanaman


Kentang (Solanum tuberosum L.) dalam Lingkungan Fotoautotrof secara
invitro. Sains dan Teknologi Indonesia. Vol. 12(1):31-37
Nasaruddin. 2019. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar:
Universitas Hasanuddin
Novayana, K. 2016. Pengaruh Kualitas Cahaya dan Lama Penyinaran Terhadap
Pertumbuhan Nanas Di PT Great Giant Pineapple. Skripsi. Lampung:
Universitas Lampung.
Proklamaningsih. E., Irfan. D. P., Diah R., dan Retno. P. S. 2012. Laju
Fotosintesis dan Kandungan Klorofil Kedelai pada edia Tanam Masam
dengan Pemberian Garam Aluminium. Agrotrop. Vol. 2.
Sutoyo. 2016. Masalah dan Peranan CO2 Pada Produksi Tanaman. Jurnal Buana
Sains Vol.11 No.1: 83-90
Qonita., Muflih., Hadiana. 2014. Perbandingan Uji Efisiensi Beberapa
Rancangan Sistem “Integrated Aquarium with Wastewater Treatment”
Dengan Sistem Geobiofilter untuk Peningkatan Mutu dan Efisiensi Air.
Journal of Hydrolgy. Bogor: IPB
Rahmah. 2018. Penghambat Pertumbuhan Hydrilla verticillata Di Taman Buah
Mekarsari Dengan Cendawan Air. Journal of Biology Science. Bogor:
IPB
Suci. C. W dan Suwasono. H. 2018. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Keragaan Tanam Puring. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 6.
Tsany, 2017. Studi Pemberian kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 Dan KHCO3
Terhadap Dinamika Nilai N/P Rasio Dan Kelimpahan Plankton. Jurnal
Lingkungan Perairan. Surabaya: Universitas Airlangga)
Utami. B. 2010. Perbedaan Kemampuan Fotosintesis Beberapa Tumbuhan Air
Suatu Kajian Ekologis Sebagai Upaya Konservasi Ekosistem Akuatik.
Efektor. No. 16.
Wijaya., Maulana A., Wicaksana., Iman. 2014. Gribby M1-4, Greenhous Mini
Dengan kontrol Parameter Lingkungan Secara Presisi Sebagai Sarana
Hobi dan Edukasi Pertanian Bagi Hunian Minim Lahan Tanam. Jurnal
Arsitekrut Lansekap. Bogor: IPB
Yasin., Adistya R., Prasetya. 2014. Pengaruh Intensitas Cahaya dan kandungan
Mineral Pada Berbagai Media Tumbuh Terhadap Laju Fotosintesis
Tanaman Hias Hidrofit Elodea (Elodea canadensis). Jurnal Fisiologi
Tumbuhan. Bogor: IPB
LAMPIRAN

Gambar 1. Perlakuan cahaya Gambar 2. Perlakuan cahaya


putih hijau

Gambar 3. Perlakuan cahaya merah

No Warna Pencahayaan Jumlah Gelembung


Kontrol K2CO3 KHCO3
1 Putih 0 2 6
2 Merah 5 10 15
3 Hijau 2 4 8
4 Kuning 2 5 7

Anda mungkin juga menyukai