Anda di halaman 1dari 85

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Biologi Umum disahkan sebagai syarat untuk menyelesaikan mata
kuliah Biologi Umum pada program studi Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram.

Disahkan pada tanggal: Januari 2013

Nurawaliyah Nila Antasari


E1A01001 E1A010003

Riska Safitrriani
E1A010034

Mengetahui,
Dosen Pembina mata kuliah biologi umum

Prof. Dr.H.Agil Idrus, M.Si Drs. I Putu Artayasa, M.Si


NIP: 19570911 198203 1 004 NIP: 19670112 199203 1 004

Dr. Abdul Syukur, M.Si


NIP: 19620201 199303 004

~1~
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tetap Biologi
Umum ini. Adapun penulisan laporan tetap ini bertujuan untuk menyelesaikan mata kuliah Biologi
Umum. Dalam penulisan laporan tetap ini, berbagai hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan tetap ini tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun
karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih kepada asisten coast yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan tetap
ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah membantu menyelesaikan laporan percobaan ini.
Dalam penyusunan laporan tetap ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman penulis
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik dan bermanfaaat. Serta akhir kata penulis ucapkan
semoga Tuhan YME selalu membalas budi baik anda semua.

Mataram, Januari 2013

Penyusun

~2~
Daftar Isi

1. Lembar Pengesahan……………………………………………………….1
2. Kata Pengantar…………………………………………………………….2
3. Daftar Isi……………………………………………………………………3
4. Laporan Biologi Umum……………………………………………………4
A. Acara I. Mikroskop..……………………………………………………4
B. Acara II. Bentuk Sel Tumbuhan dan Hewan..………………………10
C. Acara III. Struktur Sel Hewan dan Tumbuhan……………………..19
D. Acara IV. Jaringan Tumbuhan…………………………………...….26
E. Acara V. Alat Reproduksi Pada Tumbuhan………………………...33
F. Acara VI. Fotosintesis…………………………………………………45
G. Acara VII. Mitosis……………………………………………………..52
H. Acara VIII. Plasmolisis………………………………………………..61
I. Acara IX. Golongan Darah…………………………………………...67
J. Acara X. Imitasi Perbandingan Gen…………………………………74
5. Daftar Pustaka……………………………………………………………85

~3~
ACARA I

MIKROSKOP

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Memahami cara penggunaan mikroskop secara tepat dan
benar.
2. Hari, tanggal praktikum : Kamis, 4 Oktober 2012
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Anthony Van Leeuwenhoek (1632-
1723). Mikroskop berasal dari kata micro yang berarti sangat kecil dan scope yang berarti
alat untuk melihat objek. Jadi, mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat
benda-benda yang tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang.
Leeuwenhoek menggunakan mikroskopnya untuk melihat macam-macam organism yang
sangat kecil. Mikroskop yang pertama kali digunakan bentuknya masih sangat sederhana
dan hanya memiliki satu lensa. Kini, mikroskop bentuknya lebih kompleks dan
mempunyai dua lensa, yaitu: lensa objektif dan lensa okuler. Mikroskop yang
mempunyai sebuah lensa okuler disebut mikroskop monokuler, sedangkan mikroskop
yang mempunyai dua lensa okuler disebut mikroskop binokuler. Sedangkan mikroskop
electron adalah mikroskop yang dapat memperbesar benda atau mikroorganisme ribuan
kali ( Riyanti, 2006:3 ).
Berdasarkan sumber sinar dan jenis alat pembesarannya, ada dua jenis mikroskop
yaitu: mikroskop optic dan mikroskop electron. Mikroskop optic yang banyak digunakan
sekarang tersusun atas dua lensa, yaitu lensa okuler yang dekat dengan mata dan lensa
objektif yang dekat dengan objek. Mikroskop optic yang mempunyai satu lensa disebut
lensa monokuler, sedangkan mikroskop electron adalah mikroskop yang digunakan untuk

~4~
mengamati bagian sel yang sangat halus dan menggunakan magnet sebagai pengganti
cahaya ( Nasir, 1997:4 ).
Mikroskop cahaya merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengamati benda-
benda yang berukuran kecil (beberapa micron). Satuan ukuran sel lazim digunakan
micrometer demikianpula untuk organelle ( 1 mikrometer = 10-6 m ), sedangkan untuk
struktur subseluler lainnya dan ukuran molekul biasanya digunakan satuan nanometer (
10-9m ). Contoh: diameter sel =10-20 mikrometer (µm), kloroplas = kurang lebih 5 µm,
ribosom = kurang lebih 25 nm, dan tebal membrane sel = 7-10 nm. Penggunaan
mikroskop telah dimulai 300 tahun yang lalu oleh Robert Hooke untuk mengamati irisan
gabus, kemudian sekitar tahun 1830 mikroskop mengalami penyempurnaan hingga
mampu untuk melihat benda-benda berukuran beberapa micron. Syarat agar suatu benda (
sel atau jaringan ) dapat diamati baik bentuk maupun strukturnya, maka benda tersebut
harus tembus cahaya. Oleh karena itu, suatu organ perlu dibuat irisan setipis mungkin (
20 µm ). Pada tahun 1870 telah diciptakan alat pengiris yang mampu untuk menghasilkan
irisan tipis yaitu mikrotom (Sumarjan, 1997:1 ).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop monokuler cahaya
2. Bahan
-

D. Cara Kerja
1. Mencari bidang pandang ( penglihatan )
a. Mengarahkan cermin pada sumber cahaya,
b. Membuka diafragma secara penuh,
c. Mengarahkan lensa objektif ( paling lemah ) tegak lurus terhadap meja benda,
d. Melihat bidang pandang melalui lensa okuler, dan mengatur cermin agar arah
cahaya dapat diteruskan masuk ke lensa okuler. Bidang pandang yang jelas (

~5~
bagus ) adalah ditandai dengan terlihatnya adanya lingkaran berwarna putih
bersih.

2. Mencari bayangan pada preparat / sediaan


a. Meletakkan preparat yang akan diamati diatas meja benda tepat di bawah lensa
objektif ( lemah). Kemudian menaikkan meja benda semaksimal mungkin dengan
cara memutar sekrup pengatur,
b. Mengamati tetap pada lensa okuler dan menurunkan meja benda secara perlahan.
Apabila terlihat bayangan maka dapat diperbesar dengan cara menggantikan
kedudukan lensa objektif dari pembesaran lemah ke pembesaran kuat.
Memperjelas bayangan tersebut dengan cara memutar sekrup halus ( kecil ) dan
mengurangi pemusatan sinar dengan cara menutup ( sebagian ) diafragma atau
memasang gelas filter.

E. Hasil Pengamatan
1. Hasil gambar

~6~
Keterangan :

a. Lensa okuler
b. Tabus ( Tabung mikroskop )
c. Makrometer ( Pemutar kasar )
d. Micrometer ( Pemutar halus )
e. Lengan mikroskop
f. Lensa objektif
g. Meja mikroskop
h. Kondensor
i. Diafragma
j. Pengatur sudut
k. Kaki mikroskop
l. Cermin
m. Revolver

2. Gambar pembanding

~7~
F. Pembahasan
Berdasarkan praktikum mikroskop yang telah kita lakukan, kita dapat mengetahui
bagian-bagian mikroskop dan cara menggunakan mikroskop dengan tepat dan benar.
Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda
yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop mempunyai dua bagian
utama yang umumnya menyusun mikroskop yaitu : pertama adalah bagian optic yang
terdiri dari kondensor, lensa objektif dan lensa okuler. Yang kedua adalah bagian non
optic yang terdiri dari diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca
objek, cermin, lengan mikroskop dan kaki mikroskop.
Sebelum menggunakan mikroskop, kita harus tahu dahulu fungsi-fungsi dari
setiap bagian-bagian mikroskop agar penggunanya tepat dan benar. Adapun fungsi
masing-masing bagian mikroskop yaitu: kondensor berfungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang masuk, alat ini dapat diputar dan dinaik turunkan. Lensa objektif berfungsi
menghasilkan bayangan nyata, terbalik, diperbesar. Lensa ini berada dekat dengan objek
yang diamati. Lensa okuler berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan
diperbesar dari lensa objektif ( lensa ini adalah lensa yang dekat dengan mata pengamat ).
Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
Pemutar halus ( micrometer ) berfungsi menaikkan dan menurunkan mikroskop secara
lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer. Pemutar kasar ( makrometer )
berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat. Meja objek berfungsi
sebagai tempat meletakkan objek yang akan diamati. Penjepit kaca objek brfungsi untuk
menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser. Cermin berfungsi
menerima cahaya yang masuk. Lengan mikriskop berfungsi sebagai pegangan pada
mikroskop. Kaki mikroskop berfungsiuntuk menyangga atau menopang mikroskop.
Mikroskop bekerja secara sistematis. Pada saat mendapatkan cahaya, cahaya akan
langsung diproyeksikan oleh kondensor menuju meja objek, dengan adanya cahaya kita
bisa melihat struktur objek yang kita amati. Banyak sedikinya cahaya yang masuk bias
diatur oleh diafragma dengan cara mengatur besar atau kecilnya lubang yang dilalui
cahaya. Jika benda yang kita amati berwarna gelap, maka cahaya yang kita butuhkan
lebih banyak, sebaliknya jika benda yang kita amati berwarna terang atau transparan,
maka kita membutuhkan lebih sedikitnya cahaya. Setelah itu bayangan dari benda akan

~8~
diperbesarolen lensa objektif. Lalu lensa objektif ini akan memproyeksikan bayangan
kearah lensa okuler melalui tubulus. Pada lensaokuler bayangan lalu memproyeksikan ke
retina mata, dengan inilah mikrokop bekerja sehingga kita bias mengamati benda-benda
yang kecil atau renik.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdaraskan hasil pengamatan yang dilakukan dalam pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Mikroskop cahaya adalah alat yang digunakan untuk melihat, mengamati benda-
benda yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
b. Mikroskop cahaya akan bisa bekerja secara optimal apabila ada cahaya.
c. Ada dua bagian utama yang umumnya menysun mikroskop antara lain: bagian
optic dan bagian non optic.
d. Dengan mengetahui bagian-bagian dan fungsi mikroskop, kita dapat mengetahui
cara penggunaan mikroskop dengan tepat dan benar.

2. Saran
Sebelum mikroskop digunakan, sebaiknya coast memeriksa mikroskop-mikroskop
tersebut, apakah masih bisa digunakan atau tidak. Agar pada waktu pelaksanaan
praktikum tidak ada kendala atau bermasalah tentang tidak terlihatnya struktur objek
yang diamati.

~9~
ACARA II

BENTUK SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Mengamati berbagai macam bentuk sel
hewan dan sel tumbuhan.
2. Hari, tanggal praktikum : Kamis, 11 Oktober 2012
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP Universitas
Mataram.

B. Landasan teori
Seluruh organisme yang hidup di alam ini pasti memiliki sel. Berdasarkan jumlah
selnya, organisme dibedakan menjadimenjadi uniseluler(bersel tunggal) dan multiseluler
(bersel banyak). Adapun berdasarkan ada tidaknyadinding / selaput inti, maka sel
dibedakan menjadi dua, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik tidak
mempunyai membran inti dan sistem endomembran, seperti retikulum endoplasma dan
kompleks golgi. Organisme yang memiliki sel prokariotik adalah bakteri dan alaga biru.
Sedangkan sel aukariotik memilki membran nukleus dan sistem endomembran. Ada dua
macam sel eukariotik yang mempunyai materi penyusun relatif berbeda, yaitu sel
tumbuhan dan sel hewan (Arbain Mai, P.Andri, dan Riyanto Bekti, 2011: 7-8).
Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dan suatu tipe unit dasar atau
satuan struktur. Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah sel
tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata, sedangkan pada sel hewan tidak memiliki
dinding sel tetapi berupa membran plasma. Selain perbedaan tersebut, pasa del tumbuhan
dijumpai adanya plastida serta vakuola sel hewan tidak demikian. Sel yang hidup
mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri (Sumardi, 1992: 9-10).
Bentuk sel bermacam-macam seperti kubus, pluru, prisma,silindris, memanjang
dan sebagainya. Panjang sel antara 1/100 – 1/10 nm. Akan tetapi ada yang mencapai
panjang sampai 25 cm atau lebih, bahkan ada yang mencapai panjang sampai beberapa
meter misalnya sel-sel serabut dan sel-sel buluh getah (Dewi, Muspiah, dan Sukenti,
2005 : 8).

~ 10 ~
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Mikroskop monokuler cahaya
b. Kaca benda
c. Kaca penutup
d. Pipet tetes
e. Silet
f. Gelas kimia
g. Pinset
2. Bahan:
a. Aquades
b. Alkohol 70 %
c. Rambut buah (Ceiba petandra)
d. Rambut biji (Gossypium sp.)
e. Singkong (Manihot utilissima)
f. Air rendaman jerami

D. Cara Kerja
1. Singkong (Manihot utilissima)
a. Mengiris secara melintang gabus batang tanaman singkong dengan menggunakan
silet yang tajam dan mengusahakan agar irisan dapat setipis mungkin,
b. Meletakkan irisan diatas kaca benda, kemudian meneteskan aquades secukupnya
dan menutupnya dengan kaca penutup,
c. Meletakkan kaca benda yang berisi irisan tersebut dibawah lensa objektif
mikroskop, kemudian mengamatinya dengan perbesaran lemah hingga perbesaran
kuat,
d. Menggambarkan beberapa sel hasil pengamatan dan memberikan keterangan pada
hasil pengamatan.

~ 11 ~
2. Rambut buah (Ceiba pentandra)
a. Mengambil 2 helai atau sedikit mungkin rambut buah dan meletakkannya pada
kaca benda, menambahkan atau meneteskan aquades kemudian menutupnya
dengan kaca penutup,
b. Mengamati rambut buah mulai dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat dan
menggambarkan hasil pengamatan yang telah diamati,
c. Menambahkan alkohol, mengamatinya sekali lagi dan menggambarkan hasilnya.
3. Rambut biji (Gossypium sp.)
a. Mengambil 2 helai atau sedikit mungkin rambut biji dan meletakkannya pada
kaca benda, menambahkan atau meneteskan aquades kemudian menutupnya
dengan kaca penutup,
b. Meletakkan kaca benda yang berisi rambut biji tersebut dibawah lensa objektif
mikroskop kemudian mengamatinya dengan perbesaran lemah hingga perbesaran
kuat,
c. Menggambar hasil pengamatan dan memberikan keterangan hasil pengamatan.
4. Air rendaman jerami
a. Mengambil air rendaman jerami dengan menggunakan pipet tetes yang bersih dan
meneteskan satu tetes pada kaca benda,
b. Menutupnya dengan kaca penutup dengan hati-hati, untuk menghindari terjadinya
gelembung udara dalam objek.
c. Memeriksa dan mengamati sediaan dibawah mikroskop, mulai dengan perbesaran
lemah hingga perbesaran kuat,
d. Menggambarnya kemudian memberikan keterangan pada hasil pengamatan.

~ 12 ~
E. Hasil Pengamatan
1. Singkong (Manihot utilissima)
Ket: 1. Dinding sel

2. Ruang antar sel

3. Ruang sel

Perbesaran 15 X 10

Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

Keterangan :

1. Dinding sel
2. Ruang antar sel
3. Ruang sel

~ 13 ~
2. Rambut buah (Ceiba Pentandra)
a. Ceiba Pentandra ditambahkan aquades
Ket: 1. Dinding sel

2. Ruang sel

3. Gelembung udara

Perbesaran 15 X 10

Perbesaran: 10x10

Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

Keterangan:

1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Gelembung sel

b. Ceiba Pentandra ditambahkan alcohol 70%


Ket: 1. Dinding sel

2. Ruang sel

Perbesaran 15 X 10

Perbesaran: 10x10

~ 14 ~
Gambar Pembanding:

Ket: 1. Dinding sel

2. Ruang sel

3. Torsi

3 .Rambut biji (Gossypium sp. )

Perbesaran 15x10

Keterangan:

1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Torsi

Gambar pembanding

~ 15 ~
Ket:

1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Torsi

4. Air rendaman jerami (Paramecium sp.)

Ket: 1. Endoplasma

2. Vakuola kontraktil

3. Cilium dan Trikosis

4. Vakuola makanan

5. Peristom

6. Makronukleus

Perbesaran 10 X 40 7. Mikronukleus

8. Sitosom

9. Sitopige

Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

~ 16 ~
F. Pembahasan

Sel adalah unit structural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Makhluk
hidup ada yang tersusun dari satu sel saja,disebut organism uniseluler, dan ada makhluk
hidup yang tesususnlebih dari satu sel, disebut organism multiseluler. Sel meskipun kecil
tergolong luar biasa. Ada bagian sel yang berfungsi menghasilkan energy, ada yang
bertanggung jawab terhadap perbanyakan sel, dan ada bagian yang menyeleksi lalu lintas
zatyang masuk dan keluar sel. Dengan mempelajari komponen sel, kita akan dapat
mengetahui fungsi sel bagi kehidupan.

Dari pengamatan yang kita lakukan,kita dapat mengetahui sel tumbuhan dan sel
hewanmempunyai materi penyusun yang relative berbeda. Pada sel tumbuhan memiliki
dinding sel, vakuola, dan plastida. Vakuola berfungsi memasukan air melalui tonoplasma
untuk membangun turgor sel. Dan plastid berupa butir-butir yang mengandung pigmen
atau zat warna. Sedangkan pada sel hewan tidak memiliki dinding selsehingga bentuk
selnya relative tidak tetap. Vakuola pada sel hewan umumnya berukuran kecil. Dan
organel yang hanya dimiliki sel hewan dan tidak dimiliki oleh sel tumbuhan adalah
sentriol dan lilsosom.

Setelah mengamati sayatan gabus Manihot utilissima , dapat kita amati bahwa
selnya berbentuk sel banyak dan yang hanya nampakter;ihat adalah dindining sel tanpa
protoplasma. Protoplasma adalah isi sel yang didalamnya terdapat sitoplasma, nucleus,
dan organel-organel sel. Pada bagian tengah sel kosong dan diantara sel-sel tersebut
terdapat ruang antar sel, oleh karena itu empelur bersifat pegas, fungsi dari sel tersebut
sebagai pengisi.

Pada pengamatan rambut buah Ceiba pentandra, kita dapat mengamati bahwa
bentuk selnya panjang. Ketika menggunakan aquades terlihat banyak gelembung udara
di dalam ruang sel. Namun pada saat ditambahkan alcohol, gelembung udara tidak
tampak (hilang), hal ini diduga karena adanya proses dehidrasi air dalam ruang sel ditarik
oleh alcohol dan terikat pula gelembung udara dan air tersebut digantikan oleh alcohol.

Pada pengamatan rambut biji Gossypium sp. Terlihat bentuk selnya panjang,
bersifat mati, dan sebagia cirri adalah terdapat torsi bagian yang terpilin atau terpintal
yang menyebabkan Gossypium sp. Menjadi lebih kuat. Selain memiliki torsi, Gossypium
sp. Juga memiliki dinding sel yang merupakan salah satu cirri dari tumbuhan .

Pada saat mengamati air rendaman jerami dibawah mikroskop, ditemukan hewan
yang sedang bergerak, tetapi lama-kelamaan hewan itu hilang. Hewan yang kita lihat di
dalam air rendaman jerami merupakan Paramecium sp. Panjang Paramecium sp. 0.17 –
0.29 mm, bentuk seperti terumpah/ sandal, tubuh asimetris, diluar membrane sel terdapat
pelikel, cilia membantu dalam pergerakan dan diantaranya terdapat trikosis yang

~ 17 ~
berfungsi dalam pertahanan, dijumpai dua inti yaitu mikronukleus (generatif) dan
makronukleus (vegetatif), peristom merupakan lekuk mulut, sedang mulutnya disebut
sitostom yang berlanjut pada sitofaring, alat pengeluaran berada pada bagian ventral
disebut sitopige.

Dengan melakukan pengamatan-pengamatan diatas, kita dapat mengetahui


berbagai macam bentuk sel dan perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Sel hewan dan sel tumbuhan merupakan kelompok sel eukariotik.
b. Sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai materi penyusun yang relative berbeda.
c. Bentuk sel Manihot utilissima adalah segi banyak .
d. Bentuk sel Ceiba pentandra adalah panjang.
e. Bentuk sel Gossypium sp. Adalah panjang seperti benang.
f. Pada air rendaman jerami ditemukan Paramecium sp.
g. Penambahan alcohol dapat mempengaruhi struktur sel Ceiba pentandra yaitu
menghilangkan gelembung udara pada ruang sel.
2. Saran
-

~ 18 ~
ACARA III

STRUKTUR SEL TUMBUHAN

A. Pelaksanaan Peraktikum
1. Tujuan praktikum : Mengamati bagian-bagian penyusun sel baik yang
merupakan bagian protoplasma yang bersifat hidup
maupun yang bukan protoplasma antara lain kloroplas,
nucleus, amilum, aleuron, sitoplasma dan Kristal
Ca.oksalat.
2.Hari ,tanggal praktikum : Kamis, 18 oktober 2012
3.Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori

Seluruh bagian sel merupakan senyawa kimia. Seluruh kegiatan kehidupan sel
merupakan akibat dari reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Senyawa
kimia penyusun sel disebut protoplasma,yang merupakan substansi yang kompleks.
Protoplasma terdiri dari unsure-unsur kimia . meskipun sebagian protoplasma terdiri dari
air,tetapi bahan yang member ciri pada strukturnya ialah protein. Unsure-unsur kimia
penyusun protoplasma terdapat dalam bentuk senyawa organic maupun senyawa
anorganik. Senyawa organic dalam protoplasma berupa karbohidrat,lemak,protein dan
asam nukleat ( Maryati,2006:2).

Diantara sel-sel terdapat banyak perbedaan baik baik dalam bentuk


ukuran,bentuk maupun struktur dalam. Hamper setiap sel mengandung sedikitnya satu
nucleus. Didalam nucleus terdapat badan sel yang disebut sitoplasma. Letak nucleus
didalam sitiplasma berbeda-beda. Menurut macam selnya,nucleus ada yang terletak di
tengah dan kadang di tepi sel. Di dalam sitoplasma terdapat bermacam-macam struktur
kecil yang bisa di sebut organel yang dapat di lihat dengan pewarnaan khusus. Plastid

~ 19 ~
muda dilihat karena sudah berwarna, yang diakibatkan oleh pigmennya berwarna hijau
yang disebut klorofil ( Soenarjo,1980:153).

Struktur sel tumbuhan yang masih hidup disusun oleh dinding sel dan membrane
plasma atau membrane sel. Fungsi dinding sel adalah memberi perlindungan terhadap isi
sel, membentuk atau menentukan bentuk sel dan sebagai penghantar implus dan
makanan. Sel embrional dan sel gamet serta sel penyusun endosperm memiliki dinding
sel yang tipis, sedangkan sel-sel penyusun jaringan penguat umumnya berdinding tebal.
Bagian yang lebih dalam dan berbatasan dengan dinding sel adalah membrane plasma.
Bagian ini merupakan lapisan “bilayer” yang terdiri atas lipid dan protein serta bersifat
selekttif permeable. Organela yang mempunyai membrane plasma misalnya,
kloroplas,reticulum endoplasma, apparatus golgi dan lisosom ( Sumarjan,2001:9).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. Cawan petri
c. Penusuk
d. Kaca benda
e. Kaca penutup
f. Pipet tetes
g. Gelas kimia
h. Silet

2. Bahan :
a. Umbi lapis (bulbus) Allium cepa
b. Tuber Solanum teberosum
c. Tangkai bayam Amaranthus sp.
d. Air (aquades)

~ 20 ~
D. Cara kerja
1. Preparat 1 : Umbi lapis (bulbus ) Allium cepa
a. Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis Allium cepa dengan menggunakan
silet,
b. Meletakkannya pada gelas benda dan menambahkan air secukupnya kemudian
menutupnya dengan kaca penutup,
c. Mengamatinya dibawah mikroskop, mula-mula dengan pembesaran lemah dengan
pembesaran kuat,
d. Menggambar dan member keterangan bagian-bagian sel.
2. Preparat 2 : tuber Solanum tuberosum
a. Menusukkan berulang-ulang ujung jarum preparat kedalam tuber kentang,
b. Memeras dan meneteskan pada gelas benda kemudian menambahkan air
secukupnya dan menutupnya dengan kaca penutup,
c. Mengamati dibawah miktoskop dengan pembesaran lemah lalu kemudian dengan
pembesaran kuat,
d. Menggambar dan memberikan keterangan bagian-bagian sel.
3. Preparat 3 : tangkai bayam Amaranthus sp.
a. Mengiris gabus batang tanaman bayam Amaranthus sp. Secara melintang dan
setipis mungkin dengan menggunakan silet,
b. Meletakkan irisan diatas gelas benda kemudian meneteskan air secukupnya
lalu menutupnya dengan kaca penutup,
c. Mengamati sediaan dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah kemudian
dengan pembesaran kuat,
d. Menggambar dan member keterangan bagian-bagian sel.

~ 21 ~
E. Hasil Pengamatan
1. Gambar 1 : Selaput bagian dalam umbi lapis (bulbus) Allium cepa

Perbesaran 10x10
Gambar pembanding:

( Sumber : anonim.2012:1)

2. Gambar 2 : tuber Solanum tuberosum

Perbesaran 10x10

~ 22 ~
Gambar pembanding:

( Sumber : anonim.2012:1)

3. Gambar 3 : tangkai bayam Amaranthus sp.

Perbesaran 10x10

Gambar pembanding

( Sumber : anonim.2012:1)

~ 23 ~
F. Pembahasan

Dalam pelaksanaan praktikum di lakukan berbagai pengamatan yang bertujuan


untuk mengamati bagian-bagian penyusun sel baik yang merupakan baik protoplasma
maupun yang bukan bagian protoplasma seperti nucleus, amilum, aleuron, sitoplasma dan
Ca oskalat. Pengamatan di bawah mikroskop terhadap preparat 1 yaitu Allium cepa yang
ditambahkan air di maksudkan untuk mengamati nucleus sel tersebut. Dengan
pembeesaran 10 x 15, dapat kita lihat bahwa susunannya selnya lengkap. Selnya tersusun
atas dinding sel, nucleus dan sitoplasma. Dinding sel berfungsi member bentuk sel ,
member perlindungan terhadap isi sel serta sebagai penghantar implus dan makanan.
Sitoplasma berfungsi menjaga keseimbangan sel . inti sel (nucleus) sebagai pengatur
seluruh kegiatan kehidupan sel. Jika nucleus rusak, maka sel akan mati. Dan jika dinding
sel yang merupakan bagian lain pada sel ini rusak maka akan mempengaruhi kehidupan
sel.

Pengamatan dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 15 terhadap preparat 2


yaitu tuber Solanum tuberosum yang di tambahkan air, bahwa kita lihat bahwa sel tuber
Solanum tuberosum terdapat butiran amilum. Pada tuber kentang butir amilumnya
termasuk tipe eksentris yaitu hilus berada di bagian tepi dari butir amilum. Berdasarkan
jumlah hilusnya butir amilum di bedakan menjadi tiga macam amilum yaitu amilum
tunggal, amilum setengah majemuk dan amilum majemuk. Amilum tunggal merupakan
suatu butiran amilum yang memiliki satu tulus. Amilum setengah majemuk merupakan
amilum yang emiliki dua atau lebuh hilus yang di kelilingi lagi oelh lamela. Amilum
majemuk merupakan butir amilum yang memiliki lebih dari satu hilus.

Hilus merupakan titik awal terbentuknya amilum sedangkan adanya lamella yang
tanpak berlapis desebabkan oleh perbedaan kadar air pada setiap lapisan butir amilum
atau karena adanya dehidrasi amilum. Terjadinya lapisan Solanum tuberosum yang
ditambahkan air di sebabkan oleh letak molekul yang lebih rapat di awal pembentukan
lapisan dan secara bertahap menjadi renggang di sebelah luarnya. Perbedaan kadar inilah
yang menyebabkan lapisan berturut-turut (lamella). Butir- butir amilum yang terbentuk
dalam komponen plastid di sebut amiloplas. Umunya, terdapat pada sel –sel tumbuhan
yaitu sel-sel penimbun atau penyimpan cadangan makanan seperti umbi dan buah.

~ 24 ~
Pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x 15 terhadap preparat 3
yaitu Amaranthus sp. Yang di tambahkan air , dapat kita lihat bentuk selnya segi enam
dengan Kristal Ca- oscalat berbentuk seperti titik atau pasir. Kristal Ca-oscalat termasuk
bahan eragastik yang bersifat padat. Terbentuk sebagai hasil akhir metabolism, ada juga
yang terbentuk karena terjadinya pemadatan zat-zat cair cadangan makanan sehingga
berwujud butiran. Kristal ini cukup banyak di korteks, parenkim Floem dan parenkim
xylem ,bisa juga di temukan di vakuola atau plasma selnya. Prosesnya terjadi melalui
pengendapan hasil metabolism. Endapan tersebut berupa asam Nukleat yang bersifat
racun bagi tumbuh-tumbuhan.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Secara umum, sel tersusun atas dinding sel,sitoplasma, nucleus serta organel-
organel seperti kloroplas, vakuola dan lain-lain,
b. Dinding sel merupakan ciri khas sel tumbuhan yang berfungsi untuk melindungi
sel, member bentuk sel serta sebagai penghantar implus dan makanan, sitoplasma
berfungsi menjaga keseimbangan sel dan nucleus sebagai pengatur segala
aktivitas sel,
c. Semua bagian penyusun saling berkaitan dalam melaksanakan fungsi kehidupan,
d. Hilus merupakan titik awal terbentuknya amilum, sedangkan lamella muncul
akibat dari adanya perbedaan kadar air pada lapisan amilum atau dehidrasi
amilum,
e. Berdasarkan jumlah hasilnya, butir amilum di bedakan menjadi tiga macam yaitu
amilum tunggal,amilum setengah majemuk dan amilum majemuk,
f. Jika nucleus rusak maka sel akan mati.

2. Saran
Kalau bisa praktikumnya itu hanya ada satu acara,soalnya kewalahan mencari bahan
untuk membuat laporan.

~ 25 ~
ACARA IV

JARINGAN TUMBUHAN

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan Praktikum :Mengetahui sistem jaringan yang menyusun
tumbuhan tingkat tinggi.
2. Hari, Tanggal praktikum :Kamis, 18 Oktober 2012
3. Tempat praktikum :Laboratorium Biologi FKIP Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Tumbuhan terdiri atas sel-sel yang saling berlekatan antara satu sel dengan sel lainnya .
Sel-sel dilekatkan oleh suatu zat perekat yang terutama terdiri atas pectin. Di dalam
kumpulan sel itu dapat dibedakan kelompok sel tertentu yang berlainan fungsi dan
strukturnya. Kelompok sel semacam itu dinamakan jaringan. Kadang-kadang jaringan di
bentuk oleh sel-sel yang relatif sederhana strukturnya dan terdiri atas satu sel saja
dinamakan jaringan sederhana atau terdiri atas lebih dari satu macam sel dinamakan jaringan
majemuk (Muspiah, 2005:19).
Susunan jaringan dalam tumbuhan secara keseluruhan dan di dalam organ-organ
merupakan organisasi struktural dan fungsional. Jaringan yang berhubungan dengan fungsi
aliran makanan dan air yaitu jaringan pembuluh, membentuk system yang bersinambungan
meluas ketiap-tiap organ dan keseluruhan tubuh tumbuhan. Jaringan tersebut berhubungan
dengan tempat-tempat pengambilan air dan tempat-tempat sintesa makanan dengan daerah
pertumbuhan, perkembangan dan tempat penyimpanan. Jaringan yang bukan jaringan
pembuluh juga saling bersinambung dan susunannya ditandai oleh hubungan yang spesifik
(misalnya antara jaringan penyimpan dan jaringan pembuluh). Organisasi jaringan dalam
jumlah yang besar yang berhubungan dengan unit dasar dari tubuh tumbuhan ada pengertian
system jaringan (Surodinata, 1998:2).

~ 26 ~
Terjadinya jaringan tumbuhan ialah karena adanya atau berlangsungnya pembelahan dari
sel-sel, yang dalam hal ii sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan
erat antara yang satu dengan yang lainnya. Pada waktu berlangsungnya pembelahan sel,
dinding sel yang masih muda keadaanya masih sangat tipis yang merupakan batas pula bagi
sel-sel muda lainnya yang baru terbentuk. Selanjutnya akan berlangsung penebalan-
penebalan pada dinding sel tersebut (penebalan primer, sekunder ataupun tertier).
Sebagaimana telah dijelaskan dibagian muka, dinding primitif adalah dinding sel yang mula-
mula terbentuk dan tersusun oleh zat pectin kemudian menjadi bagian tengah dari dinding
sel yang telah menebal disebut Lamella tengah (“middle Lamella”), kaitannya dengan
jaringan dapat dikemukakan sebagai berikut: a) Penebalan-penebalan primer, sekunder,
ataupun tertier pada dinding-dinding sel, membentuk dinding-dinding sel yang ada dalam
jaringan, b) Lamella tengah itu pada dasarnya merupakan dinding bersama bagi sel-sel yang
letaknya berdampingan (Sutrian, 1992:108-109).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop monokuler cahaya
b. Kaca benda
c. Kaca penutup
d. Pipet tetes
e. Gelas kimia
f. Silet

2. Bahan
a. Preparat awetan meserasi kayu Pinus mercusi
b. Penampang bujur tangensial epidemis batang Saccharum officinarum
c. Preparat awetan Picinus communis
d. Aquades

~ 27 ~
D. Cara Kerja
1. Preparat awetan meserasi kayu Pinus merkusii
a. Mengambil preparat awetan dari tempatnya,
b. Meletakkan preparat awetan pada mikroskop,
c. Mengamati preparat awetan meserasi kayu Pinus merkusii dengan perbesaran lemah
hingga perbesaran kuat,
d. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
2. Penampang bujur tengensial epidermis batang Saccharum officinarum
a. Mengambil preparat awetan penampang bujur tangensial epidermis batang
Saccharum officinarum dari tempatnya,
b. Meletakkan preparat awetan pada mikroskop,
c. Mengamati preparat awetan dengan perbesaran lemah hingga perbesaran kuat,
d. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
3. Preparat awetan Ricinus communis
a. Mengambil preparat awetan Ricinus communis dari tempatnya,
b. Meletakkan preparat awetan pada mikroskop,
c. Mengamati preparat awetan dengan perbesaran lemah hingga perbesaran kuat,
d. Menggambar hasil pengamatan dan member keterangan.

E. Hasil Pengamatan
1. Preparat awetan meserasi kayu Pinus merkusii

Ketetangan:
1. Noktah
2. Sitoplasma
3. Dinding sel

Perbesaran 15x 40

~ 28 ~
 Gambar pembanding

Sumber : (Anonim:2012:1)

Keterangan:

1. Sitoplasma

2. Dinding sel

3. Noktah

2. Gambar penampang bujur tengensial epidermis batang Saccharum officinarum

Keterangan:

1. Sel panjang
2. Sel gabus
3. Sel silika

Perbesaran 15 x 10

~ 29 ~
 Gambar pembanding
Keterangan:
1. Sel panjang
2. Sel gabus
3. Sel silika

(sumarjan, 2007:30)

3. preparat awetan Ricinus communis

Keterangan:

1. Dinding sel
2. Sitoplasma

Perbesaran 15 x 40

 Gambar pembanding

Keterangan:
1. Perporasi
2. Noktah
3. Dinding sel

Sumber: (Sumarjan, 2007:29)

~ 30 ~
F. Pembahasan
Sel tumbuhan yang telah dewasa dan memiliki kesamaan bentuk dan sifatnya akan
membentuk jaringan tumbuhan. Berdasarkan kemampuannya membelah diri, jaringan
tumbuhan dapat dibedakan menhadi dua kelompok, yaitu jaringan meristem dan jaringan
dewasa. Jaringan meristem disebut juga jaringan embrional. Jaringan meristem tersusun oleh
sel-sel yang muda sehingga selalu membelah dan belum terdeferensiasi. Jaringan meristem
menyebabkan terjadinya pertumbuhan. Berdasarkan asal-usulnya, jaringan meristem dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu promeristem, jaringan meristem primer, dan
jaringan meristem sekunder.
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini terbentuk
dari proses diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun meristem sekunder.
Berikut beberapa jenis jaringan dewasa, antara lain: jaringan epidermis, jaringan parenkim,
jaringan penyokong (kolenkim dan sklerenkim), jaringan pengangkut (xylem dan floem),
dan jaringan gabus.
Pada hasil pengamatan, Pinus merkusii mempunyai bagian-bagian penyusun, antara lain
yaitu trachea berbentuk tabung, mengalami perforasi, dinding tebal, terdapat noktah, ukuran
paling besar diantara sel yang lain. Tracedia kedua ujungnya meruncing dinding tebal,
terdapat noktah dan kadang tampak adanya lumen. Serabut xilem kedua ujungnya runcing,
bentuk paling langsing, parenkim kayu berbentuk kotak dan didalamnya mengandung butir
amilum.
Pada hasil pengamatan, pada batang Saccharum officinarum terdapat epidermis dengan
bentuk yang khusus, yaitu bentuk sel yang panjang dan sel yang pendek yang berpasangan.
Sel panjang dan sel pendek ini masing-masing terdiri atas sel silica dan sel gabus yang
berpasangan, dan karena bentuk selnya yang panjang dan pendek berpasangan maka
biasanya disebut sel panjang dan pendek.
Adapun hasil pengamatan pada Ricinus communis terlihat pada ujung batang jarak
terdapat sel meristematiknya. Sel-sel meristematiknya berbentuk agak kubus dengan isi yang
polos yaitu tidak terlihat vakuola-vakuola yang berbentuk, namun untuk ujung batang
Ricinus communis sel meristemnya tidak saling tindih dan sel-selnya tersusun rapi. Untuk
ujung batang ini meristem yang diambil adalah meristem bagian tengah, sehingga cukup
terlihat dinding sel yang cukup tebal.

~ 31 ~
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu jaringan meristem
dan jaringan dewasa.
b. Bagian-bagian penyusun Pinus merkusii, antara lain trachea, dinding tebal dan
noktah.
c. Bagian-bagian penyusun batang Saccharum officinarum meliputi epidermis,
sel panjang, sel silika dan sel gabus.
d. Pada Ricinus communis mempunyai sel meristem berbentuk kubus dan polos.
2. Saran
Apabila kakak-kakak coast ingin marah karena kita tidal disiplin, tidak apa-apa
kalau itu bertujuan baik untuk kita semua. Jadi bersikaplah sebagaimana sikap coast itu
sebenarnya.

~ 32 ~
ACARA V
ALAT REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Mengetahui alat perkembangbiakan pada tumbuhan.
2. Hari, tanggal praktikum : Kamis, 08 November 2012
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Pada tumbuhan berbiji ( spermatophyta ), tubuh ( badan tumbuhan ) merupakan
generasi sporofit dan membentuk spora jantan ( mikrospora ).pada daun pendukung,
mikrospora sebagai benang sari ( stamen ) serta membentuk spora betina ( makrospora
atau megaspora ). Pada daun pendukung megaspora atau daun buah tersusun dalam putik
( Nugroho, 2006:35 ).
Dari suatu tumbuhan dapat diperoleh tumbuhan baru, dengan kata lain tumbuhan
dapat memperbanyak diri atau berkembangbiak, yang dapat menjadi tumbuhan baru ialah
suatu bagian tumbuhan baru yang memisahkan diri atau oleh manusia sengaja dipisahkan
dari tumbuhan yang lama. Bagian tumbuhan yang dapat merupakan alat
perkembangbiakan yang sangat bermacam-macam, oleh sebab itu golongan alat
perkembangbiakan dibedakan menjadi dua golongan, yaitu alat perkembangbiakan
vegetatif ( aseksual ) dan alat perkembiakan generatif atau seksual (Tjitrosoepomo,
2001:120 ).
Bunga adalah alat perkembangbiakan. Benang sari menghasilkan butir tepung sari
yang halus. Jika tepung sari dipindahkan ke kepala putik akan terbentuk biji. Setiap biji
mengandung sebuah tumbuhan baru yang sangat kecil yang dibekali persediaan makanan.
Kelopak dan mahkota tidak berperan dalam pembentukan biji, sehingga bunga dapat saja
melakukan fungsinya sebagai alat berbiak tanpa kedua bagian inti ( Soemarwoto,
1989:97).

~ 33 ~
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Silet

2. Bahan
a. Batang tebu ( Saccharum officinarum )
b. Batang singkong ( Manihot utilissima )
c. Bunga kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis )
d. Rhizoma laos ( Alpinia galanga )
e. Cocor bebek ( Kalanchoe pinnata )

D. Cara Kerja
1. Batang tebu ( Saccharum officinarum )
a. Mengamati batang tebu ( Saccharum officinarum ),
b. Menggambar hasil pengamatan dari batang tebu,
c. Memberi keterangan pada gambar hasil pengamatan.

2. Batang singkong ( Manihot utilissima )


a. Mengamati batang singkong ( Manihot utilissima ),
b. Menggambar hasil pengamatan dari batang singkong,
c. Member keterangan pada gambar hasil pengamatan.

3. Bunga kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis )


a. Mengamati bunga kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis ),
b. Menggambar hasil pengamatan dari bunga kembang sepatu,
c. Memberi keterangan pada gambar hasil pengamatan,
d. Membelah bunga kembang sepatu menjadi dua bagian dengan menggunakan silet,
e. Mengamati bunga kembang sepatu yang telah dibelah,
f. Menggambar hasil pengamatan dari bunga kembang sepatu yang telah dibelah,
g. Memberi keterangan pada gambar hasil pengamatan tersebut.

~ 34 ~
4. Rhizoma laos ( Alpinia galanga )
a. Mengamati rhizoma laos ( Alpinia galanga ),
b. Menggambar hasil pengamatan dari rhizoma laos,
c. Memberi keterangan pada hasil gambar yang diperoleh.

5. Cocor bebek ( Kalanchoe pinnata )


a. Mengamati daun cocor bebek ( Kalanchoe pinnata ),
b. Menggambar hasil pengamatan dari daun cocor bebek,
c. Memberi keterangan pada gambar yang diperoleh.

E. Hasil Pengamatan
1. Batang tebu ( Saccharum officinarum )

Keterangan :
1. Nodus ( buku batang )
2. Internodus ( ruas batang )
3. Mata tunas ( gema axiller )

~ 35 ~
Gambar pembanding

Sumber: Sumarjan, 2007:38


2. Batang singkong ( Manihot utilissima )

Keterangan:
1. Empelur gabus
2. Stele ( bagian kayu )
3. Korteks ( kulit batang )
4. Mata tunas samping
5. Sisa pangkal daun
6. Nodus

~ 36 ~
Gambar pembanding

Sumber: Anonim, 2012:1


Keterangan:
1. Daun tunas
2. Nodus
3. Sisa pangkal daun
4. Internodus
5. korteks

3. Bunga kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis )

Gambar bunga utuh

~ 37 ~
Keterangan:
1. Tangkai bunga ( Pedicellus )
2. Calyx ( kelopak bunga )
3. Epicalix ( kelopak tambahan )
4. Corolla ( mahkota bunga )
5. Androgynophora
6. Androecium
7. Pistillum ( putik )
a. Stigma ( kepala putik )
b. Stylus ( tangkai kepala putik )
c. Ovarium ( bakal buah )
d. Ovulum ( bakal biji )

Gambar bunga yang sudah dibelah


Keterangan :
1. Kepala putik
2. Benang sari
3. Tangkai kepala putik
4. Bakal buah
5. Bakal biji
6. Dasar bunga

~ 38 ~
Gambar pembanding

Sumber: Anonim, 2012:1

4. Rhizoma Laos ( Alpinia galanga)

Keterangan :
1. Nodus
2. Internodus
3. Squama ( sisik / sisa daun yang mereduksi )
4. Buku
5. Daun sisik
6. Daging bua

~ 39 ~
Gambar pembanding

Sumber: Anonim, 2012:1


Keterangan:
1. Sisa daun yang mereduksi
2. Pelepah daun
3. Tunas baru
4. Nodus
5. Internodus
6. Akar

5. Cocor bebek ( Kalanchoe pinnata )

~ 40 ~
Keterangan:
1. Peteolus ( tangakai daun )
2. Costae ( ibu tulang daun )
3. Helaian daun
4. Urat daun
5. Tepi daun

Gambar pembanding

Sumber : Anonim,2012:1
Keterangan:
1. Individu baru (tumbuh dari mata tunas)
2. Tepi daun (Morgo)
3. Lamina (helaian daun)
4. Costae (ibu tulang daun)
5. Peteolus (tangkai daun)

F. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan berbagai pengamatan secara langsung dengan
menggunakan matal telanjang tanpa bantuan alat optic seperti mokroskop untuk
mengetahui alat reproduksi pada tumbuhan. Pada dasarnya, reproduksi dilakukan untuk

~ 41 ~
menghasilkan keturunan atau memperbanyak diri. Tumbuhan dapar bereproduksi secara
generative ( seksual ) dan vegetatif ( aseksual ). Tumbuhan yang bereproduksi secara
vegetatif, misalnya tebu, singkong, laos dan cocor bebek. Tumbuhan yang bereproduksi
secara generatif, misalnya bunga kembang sepatu.
Pada pengamatan batang tebu ( Saccharum officinarum ) tampak bahwa
tumbuhan tersebut memiliki nodus, tunas dan antara nodus yang satu dengan nodus yang
lain terdapat internodus. Pada setiap nodus biasanya bertumpu satu daun dan mata tunas
yang dilindungi bangunan seperti sisik, organ ini berfungsi sebagai alat reproduksi secara
vegetatif dan juga sebagai penimbun cadangan makanan apabila tunas telah tumbuh
membentuk individu baru maka disusul oleh pertumbuhan akar liar yang membentuk
sistem perakaran serabut yang muncul dari bagian nodus.
Pada pengamatan batang singkong ( Manihot utilissima ) tampak bahwa
tumbuhan tersebut memiliki nodus, tunas dan antara nodus yang satu dengan yang
lainnya terdapat kambium. Mata tunas telanjang dan jika mulai tumbuh maka segera
diikuti akar liar yang nantinya menyusun akar serabut, akar ini berpotensi menimbun
cadangan makanan yaitu dengan cara membentuk tuber caulogenium. Manihot utilissima
bereproduksi secara vegetatif buatan yaitu dengan stek batang.
Pada pengamatan bunga kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis ) tampak bagian
luar bunga tersebut terdapat tangkai bunga, kelopak bunga, kelopak tambahan, mahkota
bungan, benang sari dan putik yang merupakan bagian androecium. Sedangakan setelah
bunga tersebut dibelah menjadi dua bagian, terlihat adanya bakal biji. Mahkota bunga
berfungsi sebagai perhiasan bunga. Benang sari berfungsi sebagai alat reproduksi jantan
yang menghasilkan serbuk sari. Putik berfungsi sebagai alat reproduksi betina. Apabila
serbuk sari yang dihasilkan terbawa dan menuju putik, hal ini berarti telah terjadi
pertemuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina sehingga terjadi fertilisasi.
Adapun bagian penyusun putik, yaitu stigma ( kepala putik ), stylus ( tangkai
putik ), ovarium dan ovulum. Stigma dan stylus ( tangkai putik ) merupakan bagian dari
gynocium. Bunga kembang sepatu dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif.
Pengamatam rhizoma laos ( Alpinia galangal ) tampak bahwa tumbuhan tersebut
memiliki nodus, internodus, tunas dan sisa daun. Rhizoma laos merupakan organ hasil
modifikasi batang berfungsi sebagai organ reproduksi secara vegetatif dan tempat

~ 42 ~
penimbun cadangan makanan serta alat bertahan. Rhizoma laos dikatakan mengalami
modifikasi batang karena adanya nodus dan internodus yang merupakan ruas yang
memisahkan nodus yang satu dengan yang lain. Selain itu juga pada rhizoma laos
terdapat sisik / squama yang merupakan daun yang mengalami reduksi serta akar
adventif.
Pada pengamatan cocor bebek ( Kalanchoe pinnata ) tampak tumbuhan tersebut
memiliki daun tunggal, tidak lengkap terdiri atas tangkai daun dan helaian daun, daun
berdaging. Pada gambar pembanding dapat kita lihat pada tepi daun adanya tunas baru
yang merupakan tunas adventif kemudian tunas adventif tersebut akan tumbuh
membentuk individu baru yang siap dipisahkan dari daun induk.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Reproduksi adalah proses pembentukan individu daru dengan tujuan
menghasilkan keturunan atau memperbanyak diri.
b. Tumbuhan dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif.
c. Batang tebu ( Saccharum officinarum ) terdiri atas nodus, internodus, gemma
axiller dan vagina ( pelepah daun ). Tunas merupakan alat reproduksi vegetatif
pada Saccharum officinarum.
d. Batang singkong ( Manihot utilissima ) terdiri atas nodus, internodus dan tunas.
Tunas merupakan alat reproduksi secara vegetatif Manihot utilissima.
e. Bunga kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis ) terdiri atas tangkai bunga,
kelopak bunga, kelopak tambahan, androgynophora, androecium, dan putik. Putik
terdiri atas stigma syllus, ovarium dan ovalum. Benang sari dan putik merupakan
alat reproduksi secara generative pada bunga kembang sepatu. Selain itu, bunga
kembang sepatu dapat bereproduksi secara vegetatif yaitu dengan cara stek.
f. Rhizoma laos ( Alpinia galangal ) terdiri atas nodus, internodus, sisik ( squama )
dan akar adventif. Rhizoma merupakan alat reproduksi secara vegetatif pada laos.

~ 43 ~
g. Cocor bebek ( Kalanchoe pinnata ) terdiri atas daun tunggal,tidak lengkap, terdiri
dari tangkai dan helaian daun berdaging, bagian tepi terdapat mata tunas. Mata
tunas berperan sebagai alat reproduksi secara vegetatif.

2. Saran
Sarana dan prasarana praktikum dilengkapi atau diperbanyak agar praktikum bisa
berjalan dengan lancar.

~ 44 ~
ACARA VI

FOTOSINTESIS

A. Pelaksanaan
1. Tujuan praktikum : Mengetahui adanya fotosintesis pada
tumbuhan.
2. Hari, tanggal praktikum : Kamis, 22 November 2012
3. Tempat praktikum : Laboratorium biologi FKIP Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2o dan C2 menjadi
senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi
pada tumbuhan berklorofis, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energy cahaya
matahari. Fotosintesis terjadi pada didalam woroplas. Didalam woroplas terdapat cairan yang
disebut stroma. Didalam stroma terdapat kantong-kantona datar yang desebut tilakoid. Satu
tumpulan tilakoid disebut grana (Muhammad wirahadikusumah,1998:99).
Fotosintesis merupakan proses pembakaran dalam tubuh tumbuhan yang akan
menghasilkan oksigen yang berfungsi untuk proses pernapasana pada manusia. Oleh karena
itu manusia tidak terlepas dari tumbuhan karena apabila tidak ada tumbuhan maka tidak ada
udara untuk pernapasan manusia. Ini menunjukan hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkunganya (Odum. 1997:19).
Persamaan fotosintesis adalah :

6CO2 + 6H2O cahaya C6H12O6 + 6O2

klorofil
Dari persamaan tersebut diatas menunjukan bahwa hubungan antara zat-zat yang
dipakai dan dihasilkan oleh fotosintesis melibatkan setidak-tidaknya 2 proses yang amat
berbeda menjadi jelas. Proses fotosintesis berlangsung melalui 2 reaksi terang terjadi

~ 45 ~
penanggapan energy cahaya. Pada reaksi ini dihasilkan ATO dan NADPH2. Kedua senyawa
ini akan digunakan dalam reaksi gelap, reaksi terang, terjadi melalui jalur electron siklik dan
non siklik (Anonim. 2012:1 ).
Reaksi gelap berlangsung dengan menggunakan sedikit cahaya, yakni cahaya dengan
panjang gelombang yang relatif pendek. Reaksi ini berlangsung didalam stroma.
Reaksi ini terjadi melalui tiga tahapan yaitu :
1. Tahap fiksasi, pada tahap ini RUBP mengikat CO2 untuk membentuk P GA.
2. Tahap Reduksi, pada tahap ini PGA di ubh menjadi DPGA selanjut nya DPGA di ubah
menjadi PGAL atau G3P.
3. Tahap Regenerasi, pada tahap ini terjadi pembentukan RUBP kembali dari PGAL.
Sebaaian dari PGAL di gunakan untuk membentuk Glukosa ( Gut Windarsih. 2011:3)

C. Alat Dan Bahan


1. Alat
a. Hot plate
b. Gelas Kimia
c. Pipet tetes
d. Wawan petri
2. Bahan
a. Daun
b. Kertas aluminuim foil
c. Lugol
d. aquadest

D. Cara Kerja
a. Membungkus beberapa belai daun dengan kertas aluminuim foil dan diamkan selama
satu hari.
b. Memetik daun tersebut pagi harinya dan membuka penutupnya kertas aluminuim foil.
c. Mematikan daun-daun tersebut kedalam 2 gelas kimia. Gelas B berisi daun yang
dibiarkan terbuka.

~ 46 ~
d. Menambahkan air/aquadest kedalam masing-masing gelas dan merebusnya hingga
mendidih diatas hot plate.
e. Mengamati dan menganalis perbedaan warna air pada gelas A dan gelas B.
f. Mengambil daun tersebut dan meletakannya pada wawan petri.
g. Mengambar daun tersebut dan menganalisis perbedaan warna daun pada gelas A dan
gelas B.
h. Menetesi lugiol pada daun yang tertutup kertas maupun yang dibiarkan terbuka.
i. Menganalisis perubahan warna yang terjadi pada daun yang tertutup maupun daun
yang dibiarkan terbuka.
j. Mengambar daun tersebut dan memberikan keterangan pada tabel hasil pengamatan.

E. Hasil pengamatan

1. Gambar Hasil Pengamatan


a. Sebelum ditetesi lugol

Daun yang terbuka Daun yang tertutup

Keterangan

a. Sebelum ditetesi lugol


Untuk daun yang terbuka, warna daun hijau tua/ lebih cerah. Untuk daun yang tertutup,
warna daun lebih pucat/hijau muda.
b. Setelah ditetesi lugol
Untuk daun yang terbuka warna daun yang terkena tetesan lugol berubah menjadi hitam
seluruhnya.

~ 47 ~
Untuk daun yang tertutup. Warna daun tidak beruba hanya terdapat sedikit bercak-bercak
hitam pada bagian tertentu saja.

Gambar Pembanding:

Daun yang terbuka Daun yang tertutup

Keterangan

a. Sebelum ditetesi lugol


Untuk daun yang terbuka, warna daun hijau tua/lebih cerah. Untuk daun yang tertutup
daun, warna daun yang lebih pucat/hijau muda.
b. Setelah ditetesi lugol
Untuk daun yang ditetesi lugol warna daun yang terkena tetesan lugol perubahan menjadi
hitam seluruhnya untuk daun yang tertutup, warna daun tidak beruba, hanya terdapat
sedikit bercak-bercak hitam pada bagian tertentu saja.

2. Tabel hasil pengamatan

No Sampel Sebelum ditetesi lugol Sebelum ditetesi lugol

1. Daun yang terbuka Warna daun cerah/ hijau Warna daun hitam
tua seluruh pada
bagian yang
terkena lugol

~ 48 ~
Warna daun pucat/ hijauWarna daun tetap hijau
2. Daun yang tertutup muda pamun terdapat bercak-
bercak hitam pada
bagian daun yang
mengandung amilum

F. Pembahasan

Fotosintesis adalah proses sintesis untuk menghasilkan makanan yang dilakukan oleh
tumbuhan hijau dengan bantuan cahaya matahari. Dari perbedaan ini dibuktikan bahwa
hanya pada daun yang berklorofil dan terkena cahaya yang dapat melakukan fotosintesis. Hal
ini dibuktikan dengan percobaan yang didapat dilakukan pada daun segar yang salah satunya
ditutupi dengan kertas aluminium foil dan didiamkan sehari. Setelah itu daun yang ditutup
dan yang terbuka dipetik lalu direbus dalam wadah yang berbeda pada air mendidih. Proses
direbusnya daun ini berfungsi untuk mematikan sel pada daun. Setelah direbus dapat dilihat
adanya perbedaan warna pada air rebusan daun yakni pada daun yang terbuka air rebusannya
berwarna lebih hijau dibandingkan dengan air rebusan pada daun yang tertutup. Hal ini
disebabkan karena klorofil dalam daun tidak berfungsi secara maksimal, daun yang tertutup
tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup, sedangkan cahaya matahari berfungsi untuk
mengaktifkan klorofil pada daun. Walau demikian air rebusan pada daun tertutup tetap
berwarna hijau. Hal ini diduga karena sebelum daun ditutup dengan kertas aluminium foil,
daun ini sudah mengalami fotosintesis sebelumnya, sehingga masih terdapat klorofil yang
aktif pada daun.
Selain untuk mematikan sel dalam daun, perebusan juga berfungsi untuk menjdikan
sel – sel daun lebih permeable terhadap larutan lugol. Karena setelah direbus daun – daun ini
kemudian di tetesi dengan lugol. Larutan lugol ini berfungsi untuk menguji ada tidaknya
amilum pada daun. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang di tetesi lugol akan
berubah warna menjadi kehitaman. Hal ini terjadi pada daun yang dibiarkan terbuka.

~ 49 ~
Sedangkan pada daun yang dibiarkan tertutup, warna daun tetap hijau pucat setelah
ditetesi lugol namun terdapat bintik – bintik hitam pada beberapa bagian daun. Hal ini
dikarenakan masih terdapat amilum pada daun tersebut yang merupakan hasil fotosintesis
sebelumnya, yakni sebelum daun tersebut ditutup oleh aluminium foil.
Amilum merupakan salah satu hasil dari fotosintesis yang berarti pada bagian daun
yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis. Hal ini sesuai dengan percobaan
sach pada tahun 1860. Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian di bungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut di rebus lalu di masukkan dalam alcohol guna menghilangkan
klorofil pada daun, setelah itu di tetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru
kehitaman pada daun yang tidak di tutupi kertas timah menandakan adanya amilum dalam
daun yang merupakan hasil fotosintesis.
Dari perbedaan warna yang terjadi atas perbedaan perlakuan menunjukkan bagian
daun yang berbeda warna disebabkan faktor kurangnya cahaya matahari, sehingga daun
tersebut tidak dapat melakukan fungsi fisiologisnya secara sempurna. Dengan kata lain,
secara umum fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada cahaya matahari yang cukup
mengenai permukaan daun yang ditandai dengan adanya amilum dalam daun.
Hal ini sesuai dengan literature tentang fotosintesis yakni tumbuhan tingkat tinggi
akan melakukan proses fotosintesis yang dibantu dengan cahaya matahari sebagai sumber
energi yang akan menghasilkan amilum serta oksigen.

G. Kesimpulan Dan Saran


1. Kesimpulan
a. Fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi
senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
b. Intensitas cahaya mempengaruhi fotosintesis dan kandungan klorofil dalam daun.
c. Proses fotosintesis dapat berlangsung dalam 2 reaksi yakni reaksi terang dan reaksi
gelap.
d. Daun yang tertuka warna daun lebih hijau dibandingkan dengan daun yang tertutup
warna air rebusan juga lebih pekat di bandingkan daun yang tertutup.
e. Penggunaan larutan lugol untuk menguji ada tidaknya amilum dalam daun.

~ 50 ~
f. Pada daun yang dibiarkan terbuka setelah ditetesi lugol warna daun berubah menjadi
warna hitam, hal ini membuktikan daun tersebut mengandung amilum dan melakukan
fotosintesis.
g. Pada daun yang tertutup, setelah di tetesi lugol hanya sedikit bagian daun yang
menjadi hitam hal ini menunjukkan kadar amilum dalam daun tersebut sedikit, karena
tidak melakukan fotosintesis lagi.

2. Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan daun yang akan digunakan dalam
praktikum ditutup dengan sebaik-baiknya agar hasil yang diperoleh tidak berlainan
dengan hasil yang diharapkan.

~ 51 ~
ACARA VII

MITOSIS

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan Praktikum : Untuk mengamati dan mengetahui fase pembelahan
mitosis yang terjadi pada organ tanaman.
2. Hari, tanggal praktikum : Kamis, 29 November 2012.
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori

Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (tubuh). Sel yang
membelah secara mitosis akan menghasilkan dua sel anak yang masing-masing memiliki
jumlah kromosom yang sama dengan induknya serta memiliki sifat-sifat yang sama pula
dengan induknya. Pembelahan sel secara mitosis terjadi pada sel-sel muda, misalnya pada
ujung akar,batang, juga pada sel-sel muda dalam perkembangan embrio tingkat
awal(Triyanto, 2009 : 35).

Pembelahan merupakan salah satu ciri sel hidup. Setiap sel baru berasal dari
pembelahan sel induk yang telah ada lebih dahulu. Di dalam inti sebuah sel tampak
adanyakromosom ditempat tertentu terdapat zone sirkuler yang disebutkinelokor yang
mengontrol gerak kromosom pada waktu pembelahan sel. Pembelahan sel itu dilakukan
dengan 3 cara yaitu amitosis, mitosis,meiosis(Nasir, 1993 : 69).

Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multi sel, sel somatik,
mengalami mitosis, sedangan sel kelamin(yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel
telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel
prokariot yang tidak memiliki nukleus menjadi pembelahan yang disebut pembelahna
biner(Anonim, 2012 : 1).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
- Torso Mitosis
2. Bahan
-

~ 52 ~
D. Cara Kerja

1. Mengambil torso mitosis,

2. Mengamati gambar pada torso mitosis,

3. Menggambar fase mitosis dengan melihat pada torso mitosis,

4. memberikan keterangan pada gambar hasil pengamatan.

E. Hasil Pengamatan
1. Interfase
Ket: 1. Anak inti

2. Sentriol

3. Membran inti sel

4. Inti sel

5. Sitoplasma (ruang sitoplasma)

6. Benang-benang kromatin

7. Aster

Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

~ 53 ~
2. Mitosis
a. Profase awal
Ket : 1. Sentriol

2. Membran sel

3. Benang-benang kromatin

4. Siroplasma (daerah
sitoplasma)

5. Aster

Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

b. Prometafase
Ket: 1. Membran Plasma

2. Kromosom

3. Sentriol

4. Sitoplasma (daerah
sitoplasma)

5. Aster

~ 54 ~
Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

c. Metafase
Ket: 1. Kromatid

2. Sentriol

3. Membran sel

4. Sitoplasma (daerah
sitoplasma)

5. Aster

6. Benang spindel

Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1


~ 55 ~
d. Anafase awal
Ket: 1. Kromatid

2. Sentriol

3. Membran sel

4. Sitoplasma (daerah
sitoplasma)

5. Aster

6. Benang spindel

Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

e. Anafase akhir
Ket: 1. Aster

2. Sentriol

3. Kromatid

4. Benang Spindel

5. Membran plasma

6. Sitoplasma

~ 56 ~
Gambar Pembanding:

Sumber : Anonim, 2012:1

f. Telofase awal
Ket: 1. Sentriol

2. Membran sel

3. Aster

4. Kromosom

5. Anak inti

6. Sitoplasma (daerah
sitoplasma)

~ 57 ~
Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

g. Telofase akhir (Sitokinesis)


Ket: 1. Sitoplasma (daerah
sitoplasma)

2. Membran inti

3. Inti sel

4. Anak inti

5. Sentriol

6. Aster

Gambar Pembanding:

Sumber: Anonim, 2012:1

~ 58 ~
F. Pembahasan
Mitosis disebut juga kariokinesis adalah proses pembelahan sel secara tidak
langsungyang menghasilkan 2 sel anakan, dimana sifat dari sel anak secara genetik sama
dengan sel induk dengan jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel
induk(2n). Mitosis hanya terjadi pada sel eukariot atau pada sel somatis (tubuh). Tujuan
dari pembelahan mitosis yaitu untuk pertumbuhan, dan mengganti jaringan-jaringan
tubuh yang rusak. Mitosis terdiri dari 4 tahap (fase) utama yaitu : profase,
metafase,anafae, dan telofase. Sebelum terjadinya proses mitosis di dahului oleh fase
interfase atau fase istirahat.
Interfase adalah fase dimana sel tubuh melakukan kegiatan pembelahan. Selama
interfase , sel tampak keruh dan benang-benang kromatin halus lama-kelamaan akan
terlihat. Dalam interfase tidak tampak adanya struktur kromosom. Disisni terjadi sintesis
zat-zat baru dan sel mengumpulkan energi sebanyak-banyaknya untuk siklus sel
selanjutnya. Volume sel akan bertambah pada fase ini dan ukurannya membesar. Pada
saat ini juga nukleus beristirahat untuk siap mengadakan pembelahan selanjutnya.
Beberapa ahli menganggap interfase bukan merupakan salah satu tahap dalam mitosis,
sehingga interfase sering disebut fase istirahat.
Tahap pertama dalam mitosis yaitu profase. Profase adalah fase terlama dan
paling banyak memerlukan energi-energi yang terkumpil selama interfase, energi-energi
itu digunakan untuk membentuk gelondong-gelondong pembelahan. Pada profase
membran inti dan nukleus mulai menghilang. Di dalam nukleus, benang-benang kromatin
menebal dan memendek membentuk kromosom. Lromosom tersebut dapat diamati
dibawah kromosom cahaya.tiap lengan kromosom berduplikasi membentuk dua kromatid
(kromatid kembar) yang terikat pada sentromer. Mendekati akhir profase sentriol
membelah menuju kutub berlawanan, dan terbentuk benang spindel(gelondong
pembelahan yang terdiri atas mikrotubula dan protein). Dengan berakhirnya profase,
kromosom-kromosom yang dobel dan memanjang menempatkan diri di bidang ekuator
dari sel.
Tahap kedua yaitu metafase.pada metafase membran inti benar-benar sudah
menghilang dan kromosom berkumpul pada bidang ekuator,yaitu bidang tengah dari sel.
Pada tahapan ini dicirikan dengan barisan kromosom yang sangat rapi, sehingga kita
dapat melihat kromosom dengan sangat jelas. Kromotid menggantung pada benang-
benang spindel melalui sentromer. Pada metafase, tampak adanya dua kromatid hasil
penggandaan pada profase yang sedang mengalami pembelahan menjadi dua.
Tahap ketiga yaitu anafase. Pada fase ini sentromer membelah dan kedua
kromatid dari setiap kromosom berpisah. Selanjutnya kromatid bergerak menuju ke kutub
sel melalui benang-benang spindel. Karena sentromer melekat pada benang spindel,maka
sentromer bergerak lebih dulu pada pergerakan kromosom ke kutub sel. Tiap kromatid
hasil pembelahan mempunyai sifat yang sama dengan induknya, sehingga setiap
kromatid merupakan kromosom baru.

~ 59 ~
Tahap terakhir atau tahap keempat yaitu telofase. Pada fase ini kromosom yang
sudah berada di kutub masing-masing, semakin lama semakin menipis. Kemudian
kromosom berubah menjadi benang-benang kromosom yang tipis. Serabut gelondong
lenyap, sedangkan membran inti dan inti mulai terbentuk kembali. Selanjutnya terjadi
peristiwa pembagian inti (kariokinesis) dan sitoplasma terbagi menjadi dua bagian
(sitokinesis). Masing-masing bagian mengandung satu nukleus yang memiliki 2n
kromosom (diploid). Terbentuknya 2 sel anak yang mempunyai jumlah kromosom sama
dengan induknya.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
a. Mitosis adalah pembelahan sel secara tidak langsung, yang terjadi dalam 4 tahap
utama yaitu, profase,matafase,anafase, dan telofase.
b. Mitosis terjadi pada sel eukariot atau sel somatis (tubuh).
c. Sebelum terjadinya pembelahan mitosis, didahului oleh fase interfase atau fase
istirahat.
d. Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anak yang genetiknya
sama dengan sel induk, dengan kromosom 2n (diploid).
e. Profase adalah fase paling lama dan paling banyak membutuhkan energi dalam
tahap pembelahan mitosis.
f. Metafase adalah fase yang paling jelas untuk melihat dan menghitung kromosom.

2. Saran
Tolong Coass lebih bisa mengatur kami pada saat praktikum agar tidak ribut.

~ 60 ~
ACARA VIII

PLASMOLISIS

A. Pelaksanaan Praktikum

1. Tujuan Praktikum : Mengetahui konsentrasi sukrosa yang


menyebabkan terjadinya plasmolisis.
2. Hari, Tanggal praktikum : Kamis, 06 Desember 2012
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori

Plasmolisis merupakan proses penyusutan sitoplasma yang mengakibatkan keluarnya


protoplasma dari dalam sel. Plasmolisis terjadi ketika sel dimasukkan kedalam larutan yang
tekanan osmotiknya lebih tinggi dari tekanan osmotic sitoplasma. Cairan sel keluar melalui
membrane sel dari vacuola ke larutan dan turgor menjadi lenyap. Plasmolisis biasanya dapat
memberikan gambaran untuk menentukan besarnya nilai osmosis (Godman,1996:156).
Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim dan jarang terjadi di alam.
Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada larutan
bersalinitas tinggi untuk menyebabkan ekosmosis. Plasmolisis adalah suatu proses yang
secara nyata bias menunjukkan bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan ternyata terjadi
proses keluar masuknya suatu zat, artinya suatu zat atau materi bias keluar melalui sel dan
bias masuk melalui membrannya (Anonim,2012:1).
Bagaimana sel hidup bereaksi terhadap perubahan konsentrasi zat terlarut disekitarnya
bergantung pada apakah sel itu memiliki dinding sel atau tidak. Sel hewan tidak memiliki
sel, sedangkan sel tumbuhan memilikinya. Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian
besar tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk
tetap bengkak oleh larutan hipertonik sekelilingnya. Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya
isotonic, tidak ada kecenderungan bagi air masuk dari selnya menjadi lembek (lembut), yang

~ 61 ~
menyebabkan tumbuhan menjadi layu yang terlalu lama. Plasmosis akan mematikan sel jika
terjadi sangat parah dan berlangsung lama (Amien, 2002:112).

C. Alat dan Bahan

1. Alat
a. Mikroskop
b. Kaca penutup
c. Kaca benda
d. Cawan petri
e. Pinset
f. Silet
g. Stopwatch

2. Bahan
a. Daun Rhoe discolor
b. Larutan sutrosa 20%
c. Larutan sutrosa 30%

D. Langkah Kerja

1. Mengiris setipis mungkin epidermis bawah tanaman Rhoe discolor yang berwarna ungu,
2. Memasukan sayatan kemasing-masing cawan petri yang berisi larutan sukrosa 20% dan
larutan sukrosa 30%,
3. Membiarkan sayatan daun Rhoe discolor dalam larutan sukrosa selama beberapa menit,
4. Mengambil sayatan daun lalu meletakkannya pada gelas benda dan menutupnya dengan
kaca penutup,
5. Mengamati sayatan daun tersebut pada mikroskop,
6. Mengamati jumlah dan bentuk sel yang terplasmosis pada sayatan daun tersebut,

~ 62 ~
7. Menggambar hasil pengamatan pada buku gambar dan menghitung banyaknya sel yang
terplasmosis,
8. Member keterangan pada gambar dan membuat table hasil pengamatan berdasarkan data
pada kelompok dan data kelas.

E. Hasil Pengamatan

1. Tabel pengamatan
No. Konsentrasi sukrosa Jumlah sel yang terplasmosis

1 20% ± 10
2 30% ± 30

2. Gambar hasil pengamatan


a. Larutan Sukrosa 20 %

Keterangan:

1. Sel yang terplasmosis


2. Sel yang tidak terplasmosis
3.Stomata
4.Dinding sel
5.Ruang antar sel
Perbesaran 10 x 10

 Gambar pembanding

(Anonim, 2012 :1)

~ 63 ~
b. Larutan Sukrosa 30 %

Keterangan:

1. Sel yang terplasmosis


2. Sel yang tidak terplasmosis
3. Stomata
4. Dinding sel
5. Ruang antar sel
Perbesaran 10 X 10

 Gambar pembanding

(Anonim, 2012:1)

F.Pembahasan

Plasmosis merupakan proses keluarnya cairan sel melalui membrane sel akibat dari
pengaruh gradient konsentrasi plasmolitikum. Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi
ekstrim dan jarang terjadi di alam. Biasanya Plasmolisis terjadi karena disengaja di
labratorium dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk
menyebabkan ekosmosis.
Praktikum ini unutk mengetahui adanya proses plasmosis pada sel tumbuhan dapat
dilakukan pengamatan terhadap epidermis bawah daun Rhoe discolor yang diiris tipis lalu

~ 64 ~
direndam pada larutan sukrosa 20% dan sukrosa 30% kemudian diamati pada mikroskop.
Hasil pengamatan terhadap daun Rhoe discolor pada mikroskop, terlihat perbedaan pada
daun yang direndam pada larutan sukrosa 20% dengan daun yang direndam pada larutan
sukrosa 30%. Daun Rhoe discolor yang direndam pada larutan sukrosa 20% memiliki sel
yang berwarna ungu lebih banyak dibandingkan dengan daun Rhoe discolor yang direndam
pada larutan sukrosa 30%. daun Rhoe discolor yang diletakkan /direndam pada larutan
sukrosa 30%, selnya masih berwarna ungu tetapi tidak sebanyak pada daun yang direndam
pada larutan sukrosa 20%. daun Rhoe discolor yang direndam pada larutan sukrosa 30% ini
terdapat lebih banyak sel yang berwarna putih (bening).
Sel yang berwarna ungu menunjukkan bahwa sel ini belum mengalami Plasmolisis,
sedangkan sel yang berwarna putih (bening) yang pada dinding selnya terdapat cairan
berwarna ungu disekitar dinding sel diakibatkan oleh keluarnya protoplasma yang
mengandung antosianin. Pada Plasmolisis terjadi pengkerutan membran plasma yang
menjauhi dinding selnya. Larutan sukrosa merupakan larutan yang hipertonis, sedangkan
sitoplasma sel Rhoe discolor merupakan larutan hipotonis, sehingga saat irisan daun Rhoe
discolor direndam pada larutan sukrosa air yang berada didalam sel daun Rhoe discolor
keluar dari dinding sel. Keadaan ini menyebabkan keadaan sitoplasma akan sangat pekat
karena kekurangan air, sehingga sitoplasma bersama membrane plasma pecah.
Berdasarkan data hasil pengamatan, jumlah sel yang terplasmolisis pada daun Rhoe
discolor yang direndam pada larutan sukrosa 20% yaitu ± 10, sedangkan pada daun Rhoe
discolor yang di rendam pada larutan sukrosa 30% ± 30 sel. Data ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan, maka sifat hipertonisnya
semakin besar sehingga menyebabkan laju osmosis protoplasma yang keluar sel akan
semakin cepat.

~ 65 ~
G.Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

a. Plasmolisis merupakan proses keluarnya cairan sel melalui dinding sel akibat
dari adanya kelebihan konsentrasi di dalam vacuola

b. Sel yang terplasmolisis berwarna putih (bening), sedangkan sel yang tidak
mengalami Plasmolisis berwarna ungu.

c. Semakin tinggi konsentrasi sukrosanya, semakin banyak pula sel yang


terplasmolisis.

d. Jumlah sel yang terplasmolisis pada sayatan daun Rhoe discolor yang direndam
pada larutan sukrosa 20% yaitu ±10 sel, sedangkan jumlah sel yang terplasmolisis
pada sayatan daun Rhoe discolor yang direnadam pada larutan sukrosa 30% yaitu
±30 sel.

3. Saran
Sebaiknya saat menyayat daun Rhoe discolor epidermis daun disayat sangat tipis agar
lebih mudah diamati. Selain itu, saat merendam daun pada larutan sukrosa
sebaiknya proses perendaman dilakukan sedikit lebih lama agar benar-benar dapat
terlihat sel yang terplasmolisis.

~ 66 ~
ACARA IX

GOLONGAN DARAH

A.Pelaksanaan Praktikum

1. Tujuan praktikum : Mengetahui salah satu sifat yang di turunkan pada


manusia (Golongan darah ).

2. Hari tanggal Praktikum : Kamis, 6 Desember 2013

3. Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi, FKIP Universitas Mataram.

B.Landasan Teori

Pada tubuh manusia jaringan darah bersama-sama saluran-salurannya


(arteri,arteriola,vena, venula ) dan alat pemompa (Jantung icor) membentuk suatu sistam
sirkulasi. Keseluruhan sistem ini mempunyai fungsi dalam transportasi, stabilisator
pertahanan dan penjaga. Apabila dilakukan sentrifugasi, maka darah akan mengalami
pemisahan menjadi dua bagian yaitu, plasma darah (cairan darah ) yang merupakan
cairan kental yang didalamnya terlarut berbagai garam, protein ,glukosa, lemak, hormon
dan berbagai zat sisa hasil metabolisme ,dan yang kedua adalah sel darah (benda darah
korpuskulum) yang dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu sel darah merah
(erythrocyte), sel darah putih dan keping-keping darah (Sumarjan 2007:19).

Golongan darah bukan hanya untuk memberikan tanda kepada seorang dari
bidang kesehatan, namun juga tersimpan sebuah rahasia dalam golongan darah tersebut.
Lalu apa hubungannya golongan darah dengan watak seseorang. Darah adalah salah satu
dari fungsi tubuh manusia yang menjadi bagian dari perintah otak untuk melakukan
sesuatu, jadi ketika otak memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu dan untuk
berpikir maka darah akan merekamnya (Anoim, 2011:1).

Golongan darah adalah mengklasifikasikan darah dari suatu individu berdasarkan ada atau
tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran pada sel darah merah hal ini

~ 67 ~
dsebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan
membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting
adalah penggolongan ABO dan c rhesus (factor Rh). Didunia ini sebenarnya dikenal
sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh hanya saja lebih jarang di jumpai
transfuse darah dari golongan yang kompatibel dapet menyebapkan reaksi trabsfusi
imonilogis yang berakibat anemia hemolisis gagal ginjal, syok dan kematian (Anonim
,2012:1).

C. Alat dan bahan

1. Alat

a. kaca benda

b. blood lancetes

c. penusuk gigi

2. Bahan

a. darah

b. alkohol

c. anti serum A

d. anti serum B

e. kapas

D. Cara Kerja

1. membersihkan ujung jari dengan kapas yang sudah di basahi alcohol, jangan di usap
agar tetap steril.

2. Membersihka jarum dengan alcohol, kemudian di tusuk ke ujung jari tengah.

3. Memijit ujung jari agar darah mudah keluar, kemudian teteskan pada kaca benda.

~ 68 ~
4. Membersihkan kembali ujung jari dengan alkiohol apabila darah telah menetes.

5. Memberi setetes serum anti A pada darah di kaca A dan serum anti B di kaca B.

6. Mencapur tetesan darah yang telah di beri serum,

7. Mengamati hasil pengamatan.

8. Menentukan golongan darah berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

 Jika darah di A menggumpal, sedangkan di B tidak maka golongan darahnya


adalah A

 Jika darah di A tidak menggumpal sedangkan di B menggumpal, maka


golongan darahnya adalah B.

 Jika darah di A dan B menggumpal , maka golongan darahnya adalah AB

 Jika darah di A dan B tidak menggumpal, maka golongan darahnya adalah O

9. Memberi keterangan pada hasil pengamatan.

E. Hasil pengamatan

1. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:

Dari hasil pengamatan di dapati bahwa darah menggumpal


pada anti serum A, sedangakan anti serum B tidak terjadi
penggumpalan, maka golongan darah nya adalah A.

~ 69 ~
Gambar pembanding

Sumber: Anonim, 2012:1

2. Tabel pengamatan

Darah yang di tetes Hasil


Nama Anti a Anti b golongan
darah
Oyiq  - A
Ade -  B
Wahyul - - O
Khumul   AB
Sandi  - A

Dimana : √ = darah menggumpal

- = darah tidak menggumpal

~ 70 ~
F. Pembahasan

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah suatau individu Berdasarkan ada


atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah.
Golongan darah manusia di tentukan berdasarkan jenis anti gen dan anti bodi yang
terkandung di dalam darah.

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasikan anti bodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah A – Negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah A – Negatif dan O – negative.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga orang dengan golongan darah B – negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah B – negatif dan O – negatif.

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A maupun B,sehingga orang
dengan golongan darah AB – Positif dapat menerima golongan darah ABO Apapun dan
di sebut resepten universal. Namun,orang dengan golongan darah o-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesame 0-negatif.

Individu dengan golongan darah AB memilki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B ,sehinga orang
dengan golongan darah AB- positif dapat menerima golongan darah ABO apapun dan di
sebut resepien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB

Orang dengan golongan darah O tidak memiliki sel darah merah dengan antigen
A dan B, tapi memproduksi antibody terhadap antigen Adan B .Sehinga orang dengan
golongan darah O- negatif dapat mendonorkan darahnya kepda orang dengan golongan
darah ABO apapun dan di sebut donor universal .Namun ,orang dengan golongan darah
O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

~ 71 ~
Kegiatan pengujian darah ini dilakukan untuk mengetahui cara menentukan
golongan darah melalui perbedaan reaksi antara berbagai golongan darah kemudian
menentukan golongan darah sistam ABO. Membran sel darah manusia mengandung
bermacam-macam protein ,oligosakarida ,dan senyawa lainnya salah satunya adalah
antigen .

Pengolongan darah pada praktikum ini dilakukan dengan melihat apakah terjadi
pengumpalan setelah mencampurkan darah darah dengan masing-masing anti serum
Adan B .Reaksi pengumplan dapet tejadi akibat antigen darah O-positif terhadap serum
anti A dan anti B yang berasal dari masing-masing darah B dan A.

Jika penggumpalan darah ketika ditetesi serum anti A maka darah tersebut
memiliki anti A pada darahnya,sedangkan jika penggumpalan terjadi akibat ditetesi
serum anti B, maka darah tersebut memiliki anti B pada darahnya .

1. Jika serum anti –A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah ,maka individu tersebut
memiliki aglutinogen tipe A ( golongan darah A )

2. Jika serum –B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah ,maka individu tersebut
memiliki aglutinoge tipe B ( golongan darah B )

3. Jika kedua serum anti –A dan anti –B menyebabkan aglutinasi ,individu tersebut
memiliki golongan darah AB

4. Jika kedua serum anti –A dan –B tidak menyebabkan aglutinasi ,maka golongan
darah ,orang tersebut adalah O

5. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah pengolongan ABO
dan rhesus (Rh)

6. Darah ada dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah

7. Plasma darah ( cairan darah ) merupakan cairan kental yang didalamya terlarut
berbagai garam ,protein,glokosa ,lemak hormone ,dan lain-lain.

~ 72 ~
8. Sel darah di bedakan menjdi tiga macam yaitu sel darah merah ,sel darah putih dan
keping-keping darah .

H. Kesimpulan dan Saran


1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan :
a. Antigen bersifat menggumpal dan anti serum digumpalkan.
b. Pada saat transfuse darah yang perlu diingat sel darah merah pendonor dan plasma
resifien, sebab plasma donor sangat terdilusi oleh plasma resipien.
c. jika kedua anti serum tidak ada yang menggumpal maka golongan darahnya O.
d. Jika anti serum A menggumpal maka golongan darahnya A.
e. Jika anti serum B menggumpal maka golongan darahnya B.
f. Apabila keduan anti serum A dan B menggumpal golongan darahnya AB.

~ 73 ~
ACARA X

IMITASI PERBANDINGAN GEN

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Membuktikan kebenaran suatu percobaan
yang dilakukan menggunakan chisquare
list.
2. Hari,tanggal praktikum : Kamis, 13 Desember 2012
3. Tempat prektikum : Laboratorium Biologi FKIP Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya. Pewarisan sifat itu ternyata mengikuti pola-pola tertentu. Orang yang
pertama kali melakukan percobaan tentang pewarisan sifat adalah Gregor Johan Mendel
(1822-1884), seorang biarawan di sebuah biara di Brunn, Austria. Mendel menyilangkan
kacang kapri (Pisum sativum), kemudian hasil persilangannya ditaman dan diamati.
Mendel mengawinkan hingga diperoleh keturunan kedua. Mendel melakukan
percobaannya selama 12 tahun (Syamsuri,2007:109).
Genotipe adalah sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen. Ada yang menyebut
genotipe sebagai faktor bakat atau bawaan. Genotipe bersifat menurun dan diwariskan
pada keturunannya. Akan tetapi pengaruh genotipe tidak selalu tampak sebab sangat
bergantung pada lingkungannya. Sifat yang tampak dari luar disebut fenotipe. Fenotipe
merupakan paduan antara genotipe dengan lingkungannya (Srikini, 2006:112).
Hukum Mendel 1 dikenal sebagai hukum Segregasi. Selama proses meiosis
berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak
berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung dalam satu sel gamet. Misal induk
Mm akan menghasilkan gamet M dan m. Prinsip demikian dikenal sebagai prinsip

~ 74 ~
segregasi secara bebas. Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandsung satu
gamet dari alelnya (Anonim,2012:1).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. 2 kantung baju praktikum
b. 50 kancing genetika warna merah (dominan)
c. 50 kancing genetika warna putih (resesif)
2. Bahan
-

D. Cara Kerja
a. Menyiapkan alat praktikum.
b. Mengambil 50 kancing genetika warna merah dan 50 kancing genetika warna putih.
c. Memasukkannya secara acak pada dua kantung praktikum.
d. Mengambil satu persatu kancing genetika hingga 25 kali pengambilan pada kantung
kiri dan kanan secara bersamaan dengan ketentuan: Jika terambil keduanya berwarna
merah maka simbolnya MM, jika yang terambil salah satu berwarna putih maka
simbolnya Mm dan jika keduanya berwarna putih maka simbolnya mm.
e. Mencatat hasil percobaan pada tabel data intermediet.
f. Mengulang langkah ke b-e untuk percobaan kedua.
g. Memasukkan kembali kancing genetika ke dalam dua kantung praktikum.
h. Mengambil satu persatu kancing genetika hingga 25 kali pengambilan pada kantung
kiri dan kanan secara bersamaan dengan ketentuan: Jika yang terambil keduanya
berwarna merah ataupun salah satu berwarna putih maka simbolnya M_ , jika yang
terambil keduanya berwarna putih maka simbolnya mm.
i. Mencatat hasil percobaan pada tabel data dominan.
j. Mengulangi langkah g,h, dan i untuk percobaan kedua.

~ 75 ~
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Percobaan
a. Data kelompok
 Tabel data intermediet
Percobaan JUMLAH
ke- MM Mm mm ∑
1 10 30 10 50
2 10 30 10 50
Total 20 60 20 100
 Tabel data dominan
Percobaan JUMLAH ∑
ke- M_ mm
1 37 13 50
2 35 15 50
Total 72 28 100
b. Data kelas
 Tabel data intermediet
Kelompok JUMLAH ∑
MM Mm mm
1 29 45 26 100
2 20 60 20 100
3 29 43 28 100
Total 78 148 74 300

~ 76 ~
 Tabel data dominan
Kelompok JUMLAH ∑
M_ M
1 79 21 100
2 72 28 100
3 74 26 100
Total 225 75 300

2. Analisis Data
a. Data kelompok
 Tabel data intermediet
Percobaan JUMLAH
ke- MM Mm mm ∑
1 10 30 10 50
2 10 30 10 50
Total 20 60 20 100

Jumlah ∑
MM Mm mm
o 20 60 20 100
e 25 50 25 100
d -5 10 -5 0
x2 h 1 2 1 D

x2h total = x2h MM + x2h Mm + x2h mm


x2h total = 1 + 2 + 1
x2h total = 4
Derajat kebebasan
df = n – 1
df = 3 – 1
df = 2
~ 77 ~
Nilai kemungkinan yang diambil adalah 5% (0,05)
X2 tabel = 5,99

Taraf signifikan
Berdasarkan nilai x2 tabel yang diperoleh, maka:
x2 tabel > x2h total
Jadi, hipotesis diterima karena nilai x2 tabel lebih besar dari x2 total.

 Tabel data dominan

Percobaan JUMLAH ∑
ke- M_ mm
1 37 13 50
2 35 15 50
Total 72 28 100

JUMLAH ∑
M_ mm
o 72 28 100
e 75 25 100
d -3 3 37
X2h 0,12 0,36 0,48

x2h total = x2h M_ + x2h mm


x2h total = 0,12 + 0,36
x2h total = 0,48

Derajat kebebasan
df = n – 1
df = 2 – 1
df = 1

~ 78 ~
Nilai kemungkinan yang diambil adalah 5% (0,05)
X2h tabel = 3,84

Taraf signifikan
Berdasarkan x2tabel tang diperoleh, maka:
X2 tabel > X2h total
Jadi, hipotesis diterima karena nilai x2 tebel lebih besar dari x2h total.

b. Data kelas
 Tabel data intermediet
Kelompok JUMLAH ∑
MM Mm mm
1 29 45 26 100
2 20 60 20 100
3 29 43 28 100
Total 78 148 74 300

Jumlah ∑
MM Mm mm
o 78 148 74 300
e 75 150 75 300
d 3 2 -1 4
x2 h 0,12 0,0267 0,013 0,16

x2h total = x2h MM + x2h Mm + x2h mm


x2h total = 0,12 + 0,0267 + 0,013
x2h total = 0,16

~ 79 ~
Derajat kebebasan
df = n – 1
df = 3 – 1
df = 2

Nilai kemungkinan yang diambil adalah 5% (0,05)


X2 tabel = 5,99

Taraf signifikan
Berdasarkan nilai x2 tabel yang diperoleh, maka:
x2 tabel > x2h total
Jadi, hipotesis diterima karena nilai x2 tabel lebih besar dari x2 total.

 Tabel data dominan


Kelompok JUMLAH ∑
M_ M
1 79 21 100
2 72 28 100
3 74 26 100
Total 225 75 300

JUMLAH ∑
M_ mm
o 225 75 300
e 225 75 300
d 0 0 0
X2h 0 o 0

x2h total = x2h M_ + x2h mm


x2h total = 0 + 0

~ 80 ~
x2h total = 0

Derajat kebebasan
df = n – 1
df = 2 – 1
df = 1

Nilai kemungkinan yang diambil adalah 5% (0,05)


X2h tabel = 3,84

Taraf signifikan
Berdasarkan x2tabel tang diperoleh, maka:
X2 tabel > X2h total
Jadi, hipotesis diterima karena nilai x2 tebel lebih besar dari x2h total.

F. Pembahasan
Praktikum tentang imitasi perbandingan gen 50 kancing genetika berwarna merah
dan 50 kancing genetika berwarna putih yang dimasukkan dalam 2 kantung baju
praktikum dan diambil dengan acak secara bersamaan memiliki tujuan untuk
membuktikan kebenaran suatu percobaan yang dilakukan menggunakan chisquare list.
Chisquare merupakan evaluasi/uji yang dilakukan untuk mengetahui benar atau tidaknya
hasil percobaan yang kita lakukan dibandingkan dengan keadaan secara teoritis.
Dari percobaan imitasi yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa ternyata
kemungkinan atau peluang yang dimiliki tiap gen itu berbeda-beda. Dalam pengamatan
pada data kelompok untuk data intermediet jumlah MM,Mm, dan mm sama untuk
percobaan pertama dan kedua yakni 10 : 30 : 10 hal ini murni ketidaksengajaan pada saat
pengambilan. Berbeda dengan data dominan, pada percobaan pertama diperoleh jumlah
M_ adalah 13 dan mm adalah 15. Dari data tersebut setelah dimasukkan ke dalam
perhitungan chisquare untuk data intermediet diperoleh x2h total berjumlah 4 dengan
derajat kebebasan 2. Kami mengambil nilai kemungkinan 0,05 yang berarti bahwa faktor

~ 81 ~
kebetulan hanya berpengaruh sebanyak 5%, ini berarti pula bahwa ada faktor lain yang
ikut mengambil peranan dan yang lebih berpengaruh pada kejadian itu, sehingga data
percobaan yang didapat dinyatakan buruk sehingga nilai x2 dikatakan signifikan atau
berarti nilai x2tabel yang diperoleh dengan nilai kemungkinan 0,05 adalah 5,99 karena
berada di sebelah kiri dari 0,05 dan nilai x2tabel lebih besar dari x2h total maka hipotesis
diterima. Untuk data dominan setelah dimasukkan dalam perhitungan chisquare nilai x 2h
total adalah 0,48 dengan derajat kebebasan 1. Karena nilai kemungkinan yang diambil
adalah 0,05 dapat diketahui nilai x2tabelnya 3,84 sehingga taraf signifikan yang diperoleh
adalah x2 tabel lebih besar dari x2h total, maka hipotesis diterima.
Dalam pengamatan pada data kelas kelompok 1 untuk data intermediat jumlah
MM adalah 29, Mm adalah 45, dan jumlah mm adalah 26. Kelompok 2 memperoleh data
MM adalah 20, Mm adalah 60 dan mm adalah 20, sedangkan kelompok 3 memperoleh
MM 60, Mm 43 dan mm adalah 28. Dari data tersebut, setelah dimasukkan dalam
perhitungan chisquare nilai x2h total adalah 0,16 dengan derajat kebebasan 2. Karena
nilai kemungkinan yang diambil adalah 0,05 dapat diketahui nilai x2 tabelnya 5,99
sehingga untuk taraf signifikan x2tabel lebih besar dari x2h total maka hipotesis diterima.
Sedangkan untuk data dominan pada kelompok 1 jumlah M_ adalah 79, jumlah mm
adalah 21, pada kelompok 2 jumlah M_ adalah 17 dan jumlah mm adalah 28, sedangkan
pada kelompok 3 jumlah M_ adalah 74 dan jumlah mm adalah 26. Setelah dimasukkan
dalam perhitungan chisquare nilai x2h totalnya adalah 0 dengan derajat kebebasan 1.
Karena nilai kemungkinan yang diambil adalah 0,05 dapat diketahui nilai x2 tabelnya
adalah 3,84 sehingga untuk taraf signifikan x2 tabel lebih besar dari x2h total, maka
hipotesis diterima.
Gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamety akan
bertemu secara acak (random) berbeda. Dalam pengamatan, setiap uji percobaan
menunjukkan tiap hasil yang berbeda-beda. Pada percobaan yang dilakukan pada
monohibrid hasilnya cukup baik karena semua berada di sebelah kiri dari 0,05 atau lebih
besar dari 0,05 dan sesuai dengn hukim Mendel 1. Hal tersebut terjadi pada persilangan
dihibrid dengan dua sifat beda yang menghasilkan dua kemungkinan, yaitu dominansi
penuh dan tidak penuh. Pada dominansi penuh, akan didapat rasio dengan fenotif 3 : 1.

~ 82 ~
Pada semidominasi artinya dominansi tidak tampak penuh akan menghasilkan keturunan
yang bersifat intermediet dengan fenotif 1 : 2 : 1.
Dalam suatu percobaan jarang ditemukan hasil yang tepat betul karena selalu saja
ada penyimpangan. Yang menjadi masalah adalah seberapa besar bentuk penyimpangan
yang masih bisa kita terima. Menurut perhitungan para ahli statistik, tingkat kepercayaan
itu adalah 5% yang masih dianggap batas normal penyimpangan, karena apabila nilai
kemungkinan 0,01 atau bahkan 0,001 itu berarti bahwa data yang diperoleh itu sangat
buruk dan tidak dapat dipercaya.
Semakin dekat nilai ratio kenyataan yang disebut o (observation) terhadap ratio
teoritis yang disebut e (expected), semakin sempurna data yang dipakai, berarti semakin
bagus pernyataan fenotipnya. Jika perbandingan antara o/e mendekati angka 1, berarti
data yang didapat semakin bagus dan pernyataan fenotipe tentang karakter yang diselidiki
mendekati sempurna. Akan tetapi jika o/e menjauhi angka 1, data itu termasuk buruk dan
pernyataan tentang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi faktor lain. Dapat karena
faktor lingkun gan atau jumlah objek yang diamati terlalu sedikit. Dalam hal ini perlu
diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gen perlu diperhatikan dulu
sebaran genotipe dah fenotipenya dalam populasi yang diperiksa.

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:
a. Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya.
b. Orang yang pertama kali melakukan percobaaan adalah Mendel yang menghasilkan
beberapa hukum genetika yang disebut Hukum Mendel.
c. Chisquare merupakan tes yang dgunakan untuk mengevaluasi penyimpangan dari
hasil percobaan.
d. Rsio fenotipe pada dominansi penuh adalah 3 : 1.
e. Rasio fenotipe pada semidominansi/intermediet adalah 1 : 2 : 1.

~ 83 ~
f. Pada pengamatan data kelompok untuk intermediet jumlah MM, Mm, dan mm adalah
10 : 30 : 10, untuk data dominan jumlah M_ dan mm adalah 37 : 13.
g. Nilai x2h untuk data intermediet adalah 4, nilai x2h untuk data dominan adalah 0,48.
h. Nilai x2h untuk data intermediet pada data kelas adalah 0,16, sedangkan x2h untuk
data dominan adalah 0.
i. Semua percobaan dikatakan berhasil karena x2tabel lebih besar dari x2h.
j. Semakin dekat nilai ratio kenyataan (o) terhadap ratio teorita (e) semakin sempurna
data yang dipakai.
k. Nilai batas normal penyimpangan yang bisa diterima adalah 0,05.

2. Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk para co.ast adalah:
a. Tolong diberikan nilai yang lebih tinggi untuk laporan terakhir ini.
b. Jangan ada laporan tetap yang diketik.
c. Bila adik tingkat sms menanyakan masalah praktikum tolong dibalas kak.
d. Tetap jadi co.ast yang baik dan murah senyum kak.
e. Semoga bertemu pada praktikum biologi selanjutnya.

~ 84 ~
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Gambar hasil pengamatan golongan darah ( di akses : http://www.gambar.com


pada hari kamis pukul 05: 05 wita).

Anonim. 2010, Laporan Praktikum Anatomi Tumbuhan. Diakses pada


http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-praktikum-anatomi.html?=1, pada
tanggal 7 November 2012.
Anonim. 2012. Hydrilla. http ://www.scribt. com/ doc/4810 1248/Hydrilla. Html

Pada senin,26 November 2012 pada pukul 10.15 Wita Anonim. 2010 . Sel Tumbuhan.
Jakarta : Erlangga.

Anonim. 2012. Fotosintesis. http ://laodeiskandar. blog spot.com / 2012/ 03 / fotosintesis.html


pada senin.26 November 2012 pada pukul 10.00 Wita.

Anonim.2012.Genetika.http://www.genetika.sbf/721/April/2012.blogspot.com
pada jumat, 14 Desember 2012 pada pukul 17.00 WITA.
Anonim .2012. Golongan darah (diakses : http// id.wikipidia. orang/wiki/Golongan- darah )
Anonim.2012.Percobaan Genetika.http://www.percobaan-genetika/411/hsfq.html
pada Jumat, 14 Desember 2012 pada pukul 17.15 WITA.

Kimbal. 1994. Biologi Umum. Jakarta : Erlangga.

Muspiah,dkk.2005. Anatomi Tumbuhan. Mataram: Universitas Mataram.

Soenarjo, S. 1980. Biologi Umum II. Jakarta : Gramedia Sutrian.

Srikini.2006.Biologi Jilid 2.Jakarta:Erlangga.


Sumarjan.2007. Asistensi Biologi Umum. Mataram : Universitas Mataram.
Suradinata, T. S. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung:Angkasa.
Sutrian, Y. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Jakarta:PT. RINEKA.
Syamsuri,Istamar.Biologi Untuk SMA.Jakarta:Erlangga.
Windarsih, Gut. 2011. Biologi. Jakarta : Intan Pariwara

~ 85 ~

Anda mungkin juga menyukai