Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH SKARIFIKASI DENGAN PERENDAMAN AIR KELAPA

MUDA PADA PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU


MAKALAH MINI RISET
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu:
Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd
Dr. Hj. Sariwulan Diana, M.Si

oleh:
Pendidikan Biologi A 2016
Kelompok 8
Gita Andina Maryani (1600189)
Hanatul Haifa Kurnia (1600144)
Roro Haptari Ayu K (1606027)
Santi Puspitasari (1607647)
Wardayani Solihah (1605861)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas kasih karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
mini riset yang berjudul “Pengaruh Skarifikasi Dengan Peredaman Air Kelapa Muda
Pada Pertumbuhan Biji Kacang Hijau”. Pembuatan proposal mini riset ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Penulis menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan proposal mini riset ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu kami memohon maaf atas ketidaksempurnaan ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
bahan pertimbangan perbaikan proposal mini riset.

Bandung, Oktober 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu ciri dari makhluk hidup.
Tidak hanya manusia dan hewan, tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan diantaranya faktor internal dan faktor eksternal.
Tahap pertama dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai dari
perkecambahan biji. Biji yang baik dengan faktor eksternal yang mendukung
menjadi faktor utama dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. salah
satu faktor eksternal yang penting dalam perkecambahan biji adalah media tanam
dan nutrisi.
Pada perkecambahan biji masalah utama yang dihadapi adalah lamanya waktu
yang diperlukan biji untuk berkecambah. Hal ini disebabkan dari beberapa faktor
antara lain keadaan biji, permeabilitas kulit biji, dan tersedianya air di sekeliling
biji. Jika ketiga faktor tersebut tidak mendukung biji untuk melakukan
perkecmbahan maka biji memiliki kemampuan untuk mengundurkan fase
perkecambahannya yang disebut dengan dormansi.
Skarifikasi merupakan salah satu upaya untuk menghentikan terjadinya
dormansi pada biji. Skarifikasi adalah usaha memecah dormasi benih yang
bertujuan untuk menghilangkan sifat dormansi fisik benih terhadap gas dan air
sehingga mempercepat perkecambahan.
Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh skarifikasi dengan perendaman air kelapa muda terharap pertumbuhan
biji kacang hijau.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, adapun rumusan masalah pada
penelitian adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh skarifikasi dengan perendaman air kelapa muda
terhadap pertumbuhan biji kacang hijau?
2. Bagaimana pengaruh perendaman air kelapa muda dengan konsentrasi
yang berbeda terhadap pertumbuhan biji kacang hijau?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menganalisis pengaruh skarifikasi dengan perendaman air kelapa muda
terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
2. Menganalisis pengaruh perendaman air kelapa muda dengan
konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan pengetahuan tentang pengaruh perendaman air kelapa
muda terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
2. Mengetahui alternatif skarifikasi untuk mematahkan dormansi biji pada
biji kacang hijau
3. Mengembangkan potensi air kelapa muda sebagai zat pengatur tumbuh
bagi tanaman.
E. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah skarifikasi dengan perendaman air
kelapa muda mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau.
BAB II

LANDASAN TEORI

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek
(kurang lebih 60 hari). Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan
seperti berikut ini:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan),
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh),
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji),
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga),
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil),
Sub Kelas : Rosidae,
Ordo : Fabales,
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan),
Genus : Phaseolus,
Spesies : Phaseolus radiatus L
Dormansi yaitu sifat benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah
walaupun diletakkan pada tempat yang secara umum dianggap telah memenuhi syarat
bagi proses perkecambahan. Penyebab dormansi benih antara lain kulit benih yang
keras, embrio yang belum sempurna struktur dan perkemabangan jaringannya, serta
adanya zat penghambat (inhibitor) dalam perkembangan benih. Benih yang telah
masak fisiologis memiliki viabilitas tinggi yang ditandai dengan kemampuan benih
tersebut tumbuh menjadi kecambah normal dalam kondisi optimum. Proses
perkecambahan tersebut dimulai dengan imbibisi air ke dalam benih untuk
mengaktifkan kembali aktivitas pertumbuhan benih dan menginisiasi pertumbuhan
embrio kemudian dilanjutkan dengan kemunculan akar yang menembus kulit benih
(Widajati dkk., 2013)
Pengecambahan benih bertujuan mendapatkan jumlah benih yang mampu
berkecambah lebih banyak pada kondisi yang optimum. Benih-benih yang berpotensi
memiliki sifat dormansi diperlukan perlakuan pra perkecambahan untuk mematahkan
dormansi benih tersebut sehingga benih dapat tumbuh serempak (Balai Pengembangan
Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2005). Pematahan dormansi pada
benih yang berkulit keras dapat dilakukan secara mekanis, salah satunya adalah
skarifikasi. Teknik skarifikasi salah satunya adalah dengan melakukan perendaman
terhadap benih. Perlakuan perendaman dalam air mengalir berfungsi untuk mencuci
zat-zat yang menghambat perkecambahan dan dapat melunakkan kulit benih.
Perendaman dapat merangsang penyerapan lebih cepat (Silomba, 2006).
Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang dalam
konsentrasi yang rendah dapat mendorong, menghambat atau secara kualitatif
mengubaH pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Giberelin berperan dalam
pembentangan dan pembelahan sel, serta pemecahan dormansi biji sehingga biji dapat
berkecambah. Air kelapa muda diharapkan mampu memberikansuplai zat pengatur
tumbuh sehingga membuat benih saga lebih mudah berkecambah .Air kelapa sebagai
salah satu zat pengatur tumbuh alami yang lebih murah dan mudah didapatkan. Secara
prinsip zat pengatur tumbuh bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman dan
membantu dalam proses perkecambahan biji. (Asra, 2014).

Farapti dan Sayogo (2014) menjelaskan buah kelapa mencapai maturitas maksimal
umur 12-13 bulan. Volume air kelapa mencapai maksimal pada umur 6-8 bulan, dan
seiring dengan bertambahnya umur buah kelapa, volume air makin berkurang
digantikan dengan kernel (daging buah) yang makin keras dan tebal. Bersamaan
dengan menebalnya kernel membuat kandungan natrium dan kalium dalam air kelapa
muda berkurang, begitupun kandungan nutrisi pada air kelapa dan hormon di
dalamnya, sehingga dipilihlah kelapa yang memiliki volume air maksimal dan
daging buah belum terbentuk tebal diharapkan kandungan hormon di dalamnya masih
baik.

Air kelapa mengadung hormon alami kelompok auksin dan sitokinin. Auksin
berperan memacupembentukan kalus, menghambat kerja sitokinin, membentuk
klorofil dalam kalus, mendorong proses morfogenesis kalus, membentuk akar, dan
mendorong proses embriogenesis. Sitokinin adalah salah satu jenis hormon tumbuhan
yang berperan dalam pembelahan sel serta mengatur pertumbuhan dan perkembangan.
Mekanisme kerja sitokinin hampir sama dengan kinetin namun dalam praktek kultur
jaringan umumnya peneliti menggunakan sitokinin (Sumangunsong, 1991).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian
No. Alat Jumlah
1. Gelas Plastik Lima buah
2. Gelas ukur Satu unit
3. Kamera Satu buah
4. Lembar pengamatan Satu buah

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian


No. Nama Bahan Jumlah
1 Biji kacang hijau 50 biji
2. Air kelapa muda Secukupmya
3. Kapas Secukupnya
4. Air Secukupnya

B. Langkah Kerja

6. Biji kcang hijau


1. Biji kacang hijau
diamati pertumbuhan dan
dipilih sebanyak 60 biji
perkembangannya

2. Disiapkan larutan air


kelapa dengan 5. Biji kacang hijau yang
konsentrasi 20%, 40%, telah direndam,
60%, 80%, 100%, dan air ditiriskan, lalu ditanam
biasa 100% masing- pada media kapas
masing 25 ml

3. Biji kacang hijau


dimasukkan kedalam 4. Biji kacang hijau
setiap gelas yang berbeda direndam selama 24 jam
sebanyak 10 biji per gelas dalam larutan tersebut
plastik

Bagan 1. Langkah Kerja Mini Riset


C. Alur Penelitian

1. Persiapan
6. Pengamatan
benih biji
variabel
kacang hijau

2. Persiapan
5. Pemeliharaan
media kecambah

4. Perkecambahan
3. Skarifikasi
benih

Bagan 2. Alur penelitian mini riset


D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode
eksperimen mengenai pengaruh skarifikasi dengan perendaman air kelapa muda
terhadap perkecambahan biji kacang hijau. Data yang dikumpulkan berupa data
jumlah kecambah pada hari pertama hingga hari ketiga dan rata-rata pertumbuhan
tinggi tanaman selama 7 hari.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu dengan analisis sidik ragam. Uji
ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada, paling tidak satu perlakuan yang
berpengaruh nyata terhadap penelitian. Selanjutnya data yang didapat selama 7
hari akan diolah menjadi tabel dan grafik yang dapat diinterpretasikan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Hasil Penelitian Jumlah Kecambah
Tabel 3.Hasil Penelitian Jumlah Kecambah Biji Kacang Hijau yang
Berkecambah pada Berbagai Konsentrasi Air Kelapa Muda

Jumlah biji berkecambah


Perlakuan
No Hari ke-
perendaman
1 2 3 4 5 6 7
Air kelapa
1 10 10 10 10 10 10 9
100 %
Air kelapa
2 6 6 8 8 8 8 8
80 %
Air kelapa Semua
3 2 9 9 7 7 5
60 % Membusuk
Air kelapa
4 1 6 6 5 5 5 5
40 %
Air kelapa
5 1 6 7 5 5 5 5
20 %
Air kelapa Semua
6 1 7 5 5 5 5
0% Membusuk

2. Grafik Perbandingan Jumlah Kecambah Biji Kacang Hijau yang


Berkecambah pada Berbagai Konsentrasi Air Kelapa Muda

Grafik 1. Perbandingan Jumlah Kecambah Biji Kacang Hijau yang


Berkecambah pada Berbagai Konsentrasi Air Kelapa Muda
3. Hasil Penelitian Rata-Rata Tinggi Kecambah
Tabel 4. Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Kecambah Biji Kacang Hijau yang
Direndam Air Kelapa Muda dengan Berbagai Konsentrasi

Rata-rata Tinggi Kecambah pada


Konsentrasi Air Kelapa (cm)
Hari ke-
Air Kelapa Air Kelapa Air Kelapa Air Kelapa Air Kelapa Air Kelapa
100% 80% 60% 40% 20% 0%
Hari ke-1 0 0 0 0 0 0
Hari ke-2 1 0.6 0 0 0 0
Hari ke-3 1.5 1 0 0.3 0.3 0.2
Hari ke-4 3 2 0.6 0.7 0.7 1
Hari ke-5 7 6 1 1.2 1 1.2
Hari ke-6 15 10 1 4 5 2
Hari ke-7 15 10 Membusuk 5 5 Membusuk

4. Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Kecambah Biji Kacang Hijau


yang Direndam Air Kelapa Muda dengan Berbagai Konsentrasi

Grafik 2. Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Kecambah Biji Kacang Hijau


yang Direndam Air Kelapa Muda dengan Berbagai Konsentrasi
Tabel 4.Dokumentasi Hasil Pengamatan Mini Riset Kelompok 8
Hari ke-
No Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7

Air kelapa
1.
20 % Gambar 1.a Hari Gambar 1.b Hari Gambar 1.c Hari Gambar 1.d Hari Gambar 1.e Hari Gambar 1.f Hari Gambar 1.g Hari
pertama kedua pertumbuhan ketiga pertumbuhan keempat kelima keenam ketujuh
pertumbuhan kacang hijau kacang hijau pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
kacang hijau dengan air kelapa dengan air kelapa kacang hijau kacang hijau kacang hijau kacang hijau
dengan air kelapa 20 % 20 % dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa
20 % (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) 20 % 20 % 20 % 20 %
(Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8)

Air kelapa
2.
40 % Gambar 2.a Hari Gambar 2.b Hari Gambar 2.c Hari Gambar 2.d Hari Gambar 2.e Hari Gambar 2.f Hari Gambar 2.g Hari
pertama kedua pertumbuhan ketiga pertumbuhan keempat kelima keenam ketujuh
pertumbuhan kacang hijau kacang hijau pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
kacang hijau dengan air kelapa dengan air kelapa kacang hijau kacang hijau kacang hijau kacang hijau
dengan air kelapa 40 % 40 % dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa
40 % (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) 40 % 40 % 40 % 40 %
(Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8)
Hari ke-
No Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7

Air kelapa
3.
60 % Gambar 3.a Hari Gambar 3.b Hari Gambar 3.c Hari Gambar 3.d Hari Gambar 3.e Hari Gambar 3.f Hari Gambar 3.g Hari
pertama kedua pertumbuhan ketiga pertumbuhan keempat kelima keenam ketujuh
pertumbuhan kacang hijau kacang hijau pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
kacang hijau dengan air kelapa dengan air kelapa kacang hijau kacang hijau kacang hijau kacang hijau
dengan air kelapa 60 % 60 % dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa
60 % (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) 60 % 60 % 60 % 60 %
(Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8)

Air kelapa
4.
80 % Gambar 4.a Hari Gambar 4.b Hari Gambar 4.c Hari Gambar 4.d Hari Gambar 4.e Hari Gambar 4.f Hari Gambar 4.g Hari
pertama kedua pertumbuhan ketiga pertumbuhan keempat kelima keenam ketujuh
pertumbuhan kacang hijau kacang hijau pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
kacang hijau dengan air kelapa dengan air kelapa kacang hijau kacang hijau kacang hijau kacang hijau
dengan air kelapa 80 % 80 % dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa
80 % (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) 80 % 80 % 80 % 80 %
(Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8)
Hari ke-
No Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7

Air kelapa
5.
100 % Gambar 5.a Hari Gambar 5.b Hari Gambar 5.c Hari Gambar 5.d Hari Gambar 5.e Hari Gambar 5.f Hari Gambar 5.g Hari
pertama kedua pertumbuhan ketiga pertumbuhan keempat kelima keenam ketujuh
pertumbuhan kacang hijau kacang hijau pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
kacang hijau dengan air kelapa dengan air kelapa kacang hijau kacang hijau kacang hijau kacang hijau
dengan air kelapa 100 % 100 % dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa dengan air kelapa
100 % (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) 100 % 100 % 100 % 100 %
(Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8)

Air biasa
6.
100 % Gambar 6.a Hari Gambar 6.b Hari Gambar 6.c Hari Gambar 6.d Hari Gambar 6.e Hari Gambar 6.f Hari Gambar 6.g Hari
pertama kedua pertumbuhan ketiga pertumbuhan keempat kelima keenam ketujuh
pertumbuhan kacang hijau kacang hijau pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
kacang hijau dengan air biasa dengan air biasa kacang hijau kacang hijau kacang hijau kacang hijau
dengan air biasa 100 % 100 % dengan air biasa dengan air biasa dengan air biasa dengan air biasa
100 % (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) 100 % 100 % 100 % 100 %
(Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8) (Dok.Kel. 8)
5. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan selama 1 minggu setelah penanaman, pada
setiap perlakuan diantaranya P1 (air kelama 100%), P2 (air kelapa 80%), P3 (air
kelapa 60%), P4 (air kelapa 40%), P5 (air kelapa 20%), dan P6 (air biasa 100%),
didapatkan hasil yaitu penggunaan air kelapa dalam proses skarifikasi efektif
dalam mempercepat proses perkecambahan.
Pada hari pertama setelah proses perendaman P1 (air kelapa 100%)
menunjukkan hasil yaitu semua biji kacang hijau berkecambah. Sedangkan pada
kontrol yaitu P6 (air biasa 100%) menunjukkan hasil hanya 1 biji kacang hijau
yang telah berkecambah. Pada perlakuan P2, P3, P4, dan P5 yaitu penggunaan air
kelapa ditambah dengan air biasa, menunjukkan hasil yang tidak jauh beda, hanya
1-2 biji kacang hijau saja yang sudah berkecambah.
Pada hari kedua pada perlakuan P1 (air kelapa 100%) menunjukkan hasil yaitu
pertumbuhan tinggi kecambah rata-rata 1cm. Pada perlakuan P2 (air kelapa 80%)
panjang kecambah rata-rata 0,6 cm. Pada perlakuan P3 (air kelapa 60%) terdapat
1 biji kacang hijau yang belum berkecambah, 9 biji kacang hijau lainnya telah
berkecambah. Pada perlakuan P4 (air kelapa 40%) terdapat 6 biji kacang hijau
yang sudah berkecambah, 3 biji kacang hijau yang telah membuka, dan 1 biji
kacang hijau yang masih belum berkecambah. Pada perlakuan P5 (air kelapa 20%)
terdapat 6 biji kacang hijau yang telah berkecambah dan 4 biji kacang hijau yang
telah membuka. Pada perlakuan P6 (air biasa 100%) terdapat 7 biji yang telah
berkecambah dan 3 biji yang telah membuka.
Pada hari ketiga, keempat, dan kelima pada perlakuan penggunaan air kelapa
ditambah dengan air biasa seperti pada P2 (air kelapa 80%), P3 (air kelapa 60%),
P4 (air kelapa 40%), P5 (air kelapa 20%) tedapat beberapa biji kacang hijau yang
membusuk. Hal tersebut diduga karena faktor eksternal kurang mendukung,
berdasarkan Schmidt (2000) perkecambahan ditentukan oleh kualitas biji, pra
perlakuan sebelum biji disemaikan dan kondisi lingkungan perkecambahan,
seperti ketersediaan air, temperatur, cahaya dan bebas dari hama penyakit.
Sementara pada perlakuan P1 (air kelapa 100%) pada hari kelima panjang
kecambah rata-rata 7 cm dan pada perlakuan P6 (air biasa 100%) panjang
kecambah rata-rata 1,2 cm.
Pada hari keenam dan ketujuh pada perlakuan P1 (air kelapa 100%) tinggi
tanaman mencapai 20 cm, pada perlakuan P6 (air biasa 100%) tinggi tanaman
mencapai 5 cm. Dan pada perlakuan penggunaan air kelapa ditambah dengan air
biasa seperti pada P2 (air kelapa 80%), P3 (air kelapa 60%), P4 (air kelapa 40%),
P5 (air kelapa 20%) kebanyakan tanaman membusuk dan layu. Hanya 1-2 tanaman
saja yang dapat tumbuh dan tingginya tidak melebihi 5 cm.
Pertambahan tinggi pada tanaman, dipengaruhi oleh kandungan hormone
pertumbuhan yang ada pada air kelapa muda. Hormon tersebut adalah Giberelin
yang dapat mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan pada tanaman.
Kandungan hormone tersebut pada air kelapa muda 100% memiliki jumlah paling
banyak diantara perlakuan yang lain, maka dari itu biji yang direndam air kelapa
muda dengan konsentrasi 100% memiliki kecepatan perkecambahan yang paling
cepat dan mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman.
Suedjono (1992) menyatakan bahwa pemberian air kelapa muda pada tanaman
dengan konsentrasi yang tepat dapat menambah unsur hara bagi tanaman,
sehingga akan mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan organ
tanaman. Kebutuhan zat pengatur tumbuh untuk pertumbuhan berbeda dengan
kebutuhan zat pengatur tumbuh benih berkecambah, diduga benmembutuhkan
konsentrasi zat pengatur tumbuh yang lebih tinggi.
Farapti dan Sayogo (2014) menjelaskan buah kelapa mencapai maturitas
maksimal umur 12-13 bulan. Volume air kelapa mencapai maksimal pada umur
6-8 bulan, dan seiring dengan bertambahnya umur buah kelapa, volume air
makin berkurang digantikan dengan kernel (daging buah) yang makin keras dan
tebal. Bersamaan dengan menebalnya kernel membuat kandungan natrium dan
kalium dalam air kelapa muda berkurang, begitupun kandungan nutrisi pada air
kelapa dan hormon di dalamnya, sehingga dipilihlah kelapa yang memiliki
volume air maksimal dan daging buah belum terbentuk tebal diharapkan
kandungan hormon di dalamnya masih baik.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Air kelapa muda memiliki pengaruh terhadap skarifikasi biji kacang
hijau, hal itu dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa biji kacang hijau
yang direndam menggunakan air kelapa muda memiliki pertambahan
tinggi kecambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji kacang hijau
yang hanya direndam dengan air biasa. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa air kelapa muda dapat mempercepat proses skarifikasi kulit biji
kacang hijau dan mempercepat pertumbuhan kecambah, itu karena air
kelapa muda memiliki zat pengatur tumbuh yang baik untuk
perkecambahan biji seperti hormone giberelin.
2. Perendaman biji kacang hijau pada 6 larutan yang mengandung air kelapa
muda dengan konsentrasi berbeda memiliki pengaruh terhadap jumlah
biji yang berkecambah dan pertumbuhan tinggi. Pada larutan air kelapa
muda yang murni dengan konsentrasi 100% memiliki rata-rata
pertumbahan tinggi yang lebih besar dibandingkan dengan biji yang
direndam dengan air kelapa pada konsentrasi lain. Adapun air kelapa
dengan konsentrasi 0% atau air biasa memiliki rata-rata pertumbuhan
tinggi yang paling kecil dibandingkan dengan yang lainnya.
3. Saran
Penelitian yang telah dilakukan belum memperhitungkan faktor
eksternal lain seperti misalnya pengaruh mikroba dari udara bebas mengingat
air kelapa muda merupakan media yang disukai mikroba untuk berkembang
biak, sehingga dapat mengurangi keakuratan dari hasil penelitian. Untuk saran
penelitian kedepannya sebaiknya memperhitungkan pengendalian faktor
eksternalnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asra, R. 2014. Pengaruh hormon giberelin (GA3) terhadap daya kecambah dan
vigoritas Calopogonium caeruleum. Jurnal Biospecies. 7(1) : 29-33

Farapti dan S. Sayogo. 2014. Air Kelapa Muda – Pengaruhnya terhadap tekanan
darah. Jurnal CDK-22341(12) : 1-2.

Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis.
Diterjemahkan oleh Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial
Departemen Kehutanan. PT Gramedia. Jakarta. 530 p.

Soedjono, S.1992. Pemberian Air Kelapa, GA3 dan Greenzit pada Umbi Gladiolus
hybridus yang dibelah. Jurnal Hortikultura. 2 (2): 15-20.

Silomba, S. D. A. 2006. Pengaruh Lama Perendaman dan Pemanasan terhadap


Viabilitas Benih Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jaqc.). Skripsi. IPB Press. Bogor.
53 p.

Sumangunsong, M. 1991. Pengaruh lama perendaman stek dalam air kelapa dan
pemberian pupuk daun terhadap pertumbuhan stek Lada. Skripsi. IPB Press. Bogor.
96 p.

Widajati, E., Murniati, E., Palupi, E. R., Kartika, T., Suhartanto, M. R., dan Qadir,A.
2013. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih. Buku. IPB Press. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai