Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN I
PERKECAMBAHAN

OLEH :
NAMA : HASRUL SYAMSUDDIN
STAMBUK : F1D1 21
KELOMPOK :
ASISTEN PEMBIMBING :

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkecambahan merupakan proses yang menyebabkan suatu biji yang

mengalami perkecambahan yang sedemikian rupa sehingga memunculkan

suatu semai yang mengikuti pengambilan air yang disebut imbibisi, mobilisasi

persediaan makanan didalam biji dan berlangsungnya kembali pada

pertumbuhan dan perkembangan embrio untuk membentuk struktur tunas dan

akar semai. Perbandingan perkecambahan yang dilakukan dengan siraman air

kelapa umumnya pertumbuhannya tinggi dan panjang dibanding dengan

siraman air asam, hal dikarenakan tumbuhan yang disirami air asam kosentrasi

asam absisat menghambat pertumbuhan didalam tumbuhan telah sangat jenuh

sehingga proses kerja menghambat pertumbuhan dan merusak

sistempembentukannnya.

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-

komponen biji khususnya pada biji kacang hijau yang memiliki kemampuan

untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Awal perkecambahan

dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah

berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan

yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air

ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi.


Imbibisi terjadi karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah

pada biji yang kering. Air yang masuk akan memacu embrio dalam biji untuk

melepaskan hormon giberelin. Giberelin bekerja secara sinergis dengan auksin

saat terjadi perkecambahan. Giberelin diproduksi di semua bagian tumbuhan.

LGiberelin ini mendorong pelepasan enzim yang berfungsi menghidrolisis

makanan cadangan sehingga terbentuklah energi. Energi ini digunakan untuk

proses awal pertumbuhan dan perkembangan embrio dalam biji. Struktur yang

pertama muncul dan menyobek selaput biji adalah radikula. Radikula

merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil

selanjutnya, pada bagian ujung sebelah atas tumbuh epikotil (calon batang).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dilakukan praktikum

perkecambahan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum perkecambahan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh hormon pertumbuhan terhadap perkecambahan ?

2. Bagaimana membandingkan perkecambahan diberbagai tempat ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum perkecambahan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh hormon pertumbuhan terhadap

perkecambahan.
2. Untuk mengetahui cara membandingkan perkecambahan diberbagai

tempat.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui pengaruh hormon pertumbuhan terhadap

perkecambahan.

2. Dapat mengetahui cara membandingkan perkecambahan diberbagai

tempat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biji Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris)

Tanaman kacang hijau (Phaseolus vulgaris) termasuk suku polong

polongan (fabaceae) memiliki manfaat sebagai sumber bahan pangan

berprotein nabati tinggi. Bagian kulit kacang hijau mengandung mineral antara

lain Posfor (P), Kalsium (Ca), dan besi (Fe). biji kacang hijau terdiri atas tiga

bagian utama, yaitu kulit biji (10%), kotiledon (88%), dan lembaga (2%).

Kulit biji kacang hijau tiap 100 gramnya mengandung antara lain zat besi

(0,67 mg), Posfor (32 mg), Kalsium (12,5), air (1 gr). Posfor yang terkandung

dalam kulit kacang hijau berperan dalam memacu pertumbuhan akar dan

pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan tanaman muda.

Selain itu Posfor sebagai sumber energi untuk pertumbuhan tanaman (Ardian,

2013).

B. Perkecambahan
Perkecambahan merupakan suatu rangkaian komplek perubahan

morfologi dan fisiologi dan biokimia benih tanaman. Tahap pertama, suatu

perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih,

melunaknya kulit benih dan hidrasi protoplasma. Tahap kedua, dimulai

dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi

benih. Tahap ketiga, merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan

seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk terlarut dan

ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat, adalah asimilasi dari

bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk

menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan sel-sel baru.

Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,

pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh (Sutopo,2017)

C. Tipe Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-

komponen benih yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal

menjadi tanaman baru. Tipe perkecambahan ada dua jenis dan yang

membedakannya adalah letak posisi keping benih (kotiledon) pada permukaan

tanah. Tipe pertama adalah epigeal (epygeal germination) dan kedua adalah

tipe hipogeal (hypogeal germination). Apabila keping benih terangkat di atas

permukaan tanah dinamakan tipe epigeal. Namun bila keping benih tersebut
tetap tinggal di dalam tanah disebut hipogeal. Biji durian memiliki tipe

perkecambahan epigeal (Ashari, 2016).

D. Hormon Pertumbuhan Terhadap Perkecambahan

Auksin merupakan salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari

proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Fungsi auksin pada

tumbuhan yaitu, auksin akan menaikkan kuantitas panen, auksin akan memicu

proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik dan auksin

akan merangsang dan mempertinggi presentase timbulnya badan tubuh.

Giberellin mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel, aktivitas

kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein.

Sitokinin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang mempunyai

peranan dalam proses pembelahan sel. Sitokinin dibutuhkan untuk

pembelahan sel juga mengatur dan juga berhubungan dengan aktifitas-aktifitas

kisaran dalam morfogenesis (Dewi, 2019).

E. Kandungan Air Cucian Beras Terhadap Perkecambahan

Air cucian beras mengandung karbohidrat. Karbohidrat berperan

sebagai mediator pembentukan hormon auksin dan giberelin. Selanjutnya,

giberelin membantu merangsang pertumbuhan akar, menggunakan hormon

auksin untuk merangsang pertumbuhan kecambah dan munculnya kecambah

baru, seperti menambah jumlah daun. Selain itu, zat ini merangsang

pembentukan tunas. Zat-zat tersebut mempengaruhi pertumbuhan radikula,


yang ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah radikula pada pucuk. Semakin

banyak jumlah radikula yang terbentuk, semakin mudah tumbuhan tersebut

menjalankan fungsinya. Salah satu fungsinya adalah penyerapan nutrisi

(Srimaulinda, 2021).

DAFTAR PUSTAKA

Ardian, Rahmadhani, H ., dan Nurbaiti, 2013, Pertumbuhan Dan Hasil Kacang,


Hijau (Vigna Radiata L.) Varietas No. 129 Pada Beberapa Dosis Batuan
Fosfat Di Medium Gambut, Universitas Riau, Riau.
Ashari, S, 2016, Hortikultura Aspek Rudidava, UI press, Jakarta
Dewi, 2019 Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman,
Universitas Padjajaran, Bandung.
Srimaulinda, Nurtjahja, K., dan Riyanto, 2021, Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa
dan Air Cucian Beras dan Lama Perendaman Terhadap Perkecambahan
Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.), Jurnal Ilmiah Biologi, 3(2): 63-72
Sutopo, L. 2017. Teknologi Benih. 5th Ed. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tiwery, R.R ., 2014, Pengaruh Penggunaan Air Kelapa (Cocos Nucifera)
l'erhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.), J. Biopendix,
1 (1) : 83-84

Anda mungkin juga menyukai