Anda di halaman 1dari 8

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah menyelesaikan
tugas mata pelajaran biologi dengan tujuan memenuhi tugas praktikum dengan membahas
pengaruh jenis media tanam terhadap kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan kacang hijau.
Media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji Kacang Hijau.
Mulai dari daya intermolekul, tekstur media tersebut dan lain-lain. Apabila media tanam
memiliki daya intermolekul yang kecil maka kecepatan perkecambahan juga akan lambat
dikarenakan biji sulit dalam menyerap air.
Karya tulis ini membahas pengaruh perbedaan jenis media tanam terhadap pertumbuhan
kacang hijau serta penyebab mengapa kacang hijau tumbuh dengan kecepatan yang berbeda
karena media tanam yang berbeda pula. Dengan mengerjakan dan membaca karya tulis ini,
diharapkan kita dapat mengetahui faktor penyebab kecepatan pertumbuhan kacang hijau.

Cirebon, Agustus 2011

Kelompok 3

DAFTAR ISI

Kata pengantar 2
Daftar isi 3
Bab I Pendahuluan 4
1.1 Latar belakang 4
1.2 Rumusan masalah 5
1.3 Hipotesis 5
1.4 Tujuan penelitian 5
Bab II Tinjauan pustaka 6
2.1 Pengertian pertumbuhan dan perkembangan 6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan 6
2.3 Perkecambahan 8
Bab III Metode penelitian 11
3.1 Alat dan bahan 11
3.2 Cara kerja penelitian 11
3.3 Waktu dan tempat pelaksaan 11
3.4 Cara pengambilan data 12
Bab IV Hasil dan Pembahasan 13
Bab V Kesimpulan 15
Daftar pustaka 16
Lampiran
7.1 Tabel
7.2 Grafik
7.3 Gambar
Bab I
Pendahuluan

4. Latar Belakang

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosaeyang cukup penting di
Indonesia. Posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.
Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnya
perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih rendah. Di
samping itu, panen kacang hijau ini harus dikerjakan beberapa kali.
Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis
petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serta
peningkatan usaha pasaca panen.
Menurut para pendapat tokoh, perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang
berkembang menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna menurut Baker,
1950. Sedangkan, menurut Kramer dan Kozlowski, 1979, perkecambahan biji adalah proses
tumbuhnya embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji.
Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami
perkembangan. Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume karena adanya penambahan
substansi (bahan dasar) yang bersifat nsuresible (tidak dapat kembali). Sedangkan,
perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan yang tidak dapat diukur.
Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila tunasnya sudah
keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat dilihat dari
tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh kecambah yang
mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan sebagainya.
Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda tergantung media
tanam yang dipakai dan nsure-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut.
Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan
berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, kapas, dan sejenis lainnya. Saat ini, di
kehidupan sehari-hari atau dalam perkebunan, tanah selalu menjadi media tanam bagi benih yang
akan ditanam. Tapi, dalam kegiatan penelitian, siswa-siswi selalu memakai kapas untuk
perkecambahan biji mereka. Sedangkan, media tanam yang menggunakan air biasanya
dikhususkan untuk tumbuhan hidroponik.
Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam itu berbeda-
beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap perkecambahan suatu biji.
Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung nsure-unsur dan
struktur yang berbeda-beda.

4. Rumusan Masalah

1. Apa pengaruh perbedaan jenis media terhadap pertumbuhan kacang hijau?
2. Mengapa jenis media berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau?
3. Bagaimana proses pertumbuhan kacang hijau terhadap pengaruh jenis media yang
berbeda?
4. Pada media mana yang menyebabkan kacang hijau tumbuh lebih cepat?

1.3 Hipotesis

Menurut dugaan kami terhadap percobaan ini, yakni akan terbentuk perbedaan hasil
perkecambahan terhadap media yang digunakannya. Media kapas adalah media yang akan
mempercepat prosesperkecambahan kacang hijau tersebut. Sebab, kapas memiliki daya serap
tinggi terhadap air, sehingga biji dapat dengan mudah mengambil air tersebut. Juga, kapas
memiliki serat-serat halus yang mengakibatkan akar biji dapat menancap dengan mudahnya.

1.4 Tujuan Penelitian

Mengamati pengaruh jenis media terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Bab II
Tinjauan Pustaka

2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, dan
jumlah) yang sifatnya irreversibel (tidak dapat kembali ke keadaan semula) dan kuantitatif (
dapat diukur ). Sedangakan perkembangan merupakan proses perubahan/proses menuju
kedewasaan. Dalam proses tersebut, terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel),
sifatnya irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula) dan kualitatif ( tidak dpat diukur).
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan:
2.2.1 Faktor dalam (internal) :
Hormon tumbuhan
Kematangan embrio
Embrio harus mengalami pematangan oleh hormon hormon agar mengalami
proses diferensiasi sel, histogenesis, dan organogenesis sehingga terbentuk
kecambah dan berkembang menjadi individu baru.
Faktor genetis
Gen yang diturunkan dari tanaman induk ke embrio bisa saja gen dominan,
sehingga tumbuhan dapat bersaing mendapatkan nutrisi dengan tumbuhan lain.
Atau gen resesif yang tumbuh tidak optimal dan tidak mampu bersaing dengan
tumbuhan lain.
2.2.2 Faktor luar (eksternal) :
Kelembaban udara
Jika kelembaban udara rendah, laju transpirasi meningkat sehingga penyerapan air
dan zat zat mineral juga meningkat. Hal ini akan membuat pertumbuhan
tanaman meningkat. Begitu juga sebaliknya.
Intensitas cahaya
Fotosintesis hanya bisa terjadi jika ada cahaya. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis
tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Intensitas cahaya juga berpengaruh terhadap kerja
lastic auksin.
Suhu
Hormon hanya dapat bekerja optimal jika suhu lingkungan juga optimal. Jika
suhu melebihi optimal, aktivitas hormon akan berkurang. Demikian juga jika suhu
terlalu rendah, reaksi kimia di dalam sel akan terganggu sehingga pertumbuhan
juga terganggu.
Nutrisi
Nutrisi diperlukan sebagai sumber energi dan sebagai penyusun komponen
komponen sel bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Jika tumbuhan
kekurangan nutrisi, akan mengalami defisiensi.
Kadar oksigen (areasi)
Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar untuk melakukan respirasi. Respirasi
akar akan bermanfaat dalam perkembangan sel sel akar dan juga berguna untuk
membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah.
Kadar air
Air yang cukup diperlukan untuk meningkatkan kadar oksigen dari dalam tanah.
Air juga berperan dalam peristiwa imbibisi yang menyebabkan perubahan kondisi
di dalam sel sehingga lastic lastic pertumbuhan diaktifkan.

2.3 Perkecambahan
Perkecambahan adalah salah satu tahap yang termasuk ke dalam rangkaian proses
pertumbuhan dan perkembangan berupa tumbuhnya embrio yang terdapat pada biji. Embrio
tersebut akan tumbuh menjadi plantula (tumbuhan kecil) yang akan tumbuh semakin besar
menjadi tumbuhan dewasa. Perkecambahan suatu biji dipengaruhi oleh faktor-faktor. Dalam
perkecambahan biji Kacang Hijau ini, dasar teori yang digunakan adalah teori Totipotensi yang
ditulis oleh SCHLEIDEN dan SCHWANN (Suryowinoto dan Suryowinoto,1977) yang
menyatakan bahwa teori totipotensi adalah bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi,
kalau dibudidayakan di dalam media yang sesuai, akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman yang sempurna, artinya dapat bereproduksi, berkembang biak secara normal melalui biji
atau spora.
Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan:
2.3.1 Faktor Dalam
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai
viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan
embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan
cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologos atau masak
fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum
atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang
terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat
perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan
produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat
tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi
persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan
suatu keadaan dimana benih-benih sehat (lasti) namun gagal berkecambah ketika berada dalam
kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan
cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran
inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai lastic yang
tinggi serta bahan yang menghambat lintasan lasticc atau menghambat laju respirasi.
Dalam perkecambahan, biji selalu mengalami pertumbuhan dan mengalami
perkembangan. Pertumbuhan dalam suatu perkecambahan biji dapat langsung diukur apabila
tunasnya sudah keluar dan tumbuh. Sama halnya dengan pertumbuhan, perkembangan juga dapat
dilihat dari tunas/awal, hanya saja tidak diukur melainkan melihat apa saja struktur tubuh
kecambah yang mulai ada dari awal/tunas. Seperti pada awalnya, berkembang batang, akar, dan
sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kecambah biji akan selalu berbeda-beda
tergantung media tanam yang dipakai dan lasti-unsur yang terdapat dalam media tanam tersebut.
Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh dan
berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, sekam, kapas, dan sejenis lainnya. Medium
yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik, gembur, mempunyai
kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan
(Sutopo, 2002). Banyak media tanam yang bisa dipilih untuk tanaman kita. Meskipun begitu,
sebagian besar kegiatan pertanian dan pertamanan sampai saat ini masih bergantung kepada
tanah. Mahluk-mahluk hidup di dalam tanah membantu memecah materi sisa tumbuhan dan
bangkai hewan menjadi zat hara, yang kemudian diserap oleh akar tumbuhan.
Dalam media tanam / tumbuh, tanah memiliki peran yang penting di bidang pertanian
maupun perkebunan. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu, sifat fisik tanah dan apa saja yang
terkandung dalam tanah sehingga menyebabkan tanah sering dipakai sebagai media tanam. Ada
dua jenis menia tanam, yaitu :
a. Media tanam anorganik
Media tanam anorganik adalah Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan lastic
umumnya berasal dari komponen benda mati.
b. Media tanam lastic
Media tanam lastic adalah Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan lastic
umumnya berasal dari komponen organisme hidup.

Bab III
Metode Penelitian

3.1 Alat dan Bahan
4 buah gelas plastic
Kacang hijau
Kapas
Tanah
Serabut kayu
Pecahan batu bata
Air
Sendok
Alat Tulis

3.2 Cara kerja penelitian
1. Merendam biji kacang hijau ke dalam air dengan jangka waktu 1-2 jam
2. Menyiapkan 4 media yang akan dijadikan percobaan meliputi bata, kapas, tanah, jelly
3. Menumbuk batu bata hingga halus, masukkan ke dalam gelas A 5 sendok makan
4. Memasukkan kapas setinggi 3 cm ke dalam gelas B
5. Memasukkan tanah sebanyak 5sendok ke dalam gelas C
6. Membuat jelly
7. Memasukkan jelly ke dalam gelas D
8. Membasahi semua media dengan air
9. memasukkan 5 biji kacang hijau ke dalam gelas lastic dengan medium yang berbeda
10. Mengamati perubahan ataupun perkecambahan kacang hijau yang terjadi

3.3 Waktu dan tempat pelaksaan
5 hari, 27 Juli 1 Agustus 2011, rumah Ferisa
3.4 Cara pengambilan data
Bab III
Hasil dan Pembahasan

Hasil :
Kacang hijau yang ditanam di pecahan batu bata tak tumbuh sama sekali, di kapas tumbuh
setinggi 4,5 cm di hari ke-5, di tanah tumbuh setinggi 17 cm di hari ke-5, sedangkan di jelly
tumbuh setinggi 18 cm di hari ke-5.

Pembahasan :
1. Adanya perbedaan kecepatan tumbuh yang terlihat dalam berbedanya ketinggian
tanaman, adanya perbedaan kondisi tanaman.
2. Karena adanya perbedaan daya serap dan nutrisi yang terkandung dalam media tersebut.
3. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,
udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji
yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan
sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek
yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji
melunak. Proses ini murni fisik.
Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal.
Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat.
Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui
bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti
ABSCISIC ACID INSENSITIVE 3, FUSCA 3 dan LEAFY COTYLEDON 1 menurun
perannya dan sebaliknya lokus-lokus yang mendorong perkecambahan meningkat
perannya (upregulated), seperti GIBBERELIC ACID 1 GAI, ERA1, PKL, SPY, dan SLY.
Diketahui pula bahwa dalam proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor
transkripsi yang mengatur auksin (disebut Auxin Response Factors, ARFs) diredam
oleh miRNA.
4. Tanaman akan lebih cepat tumbuh apabila memakai media tanam berupa tanah.
Sebaliknya, tanaman akan lebih lama tumbuhnya bahkan sama sekali tidak tumbuh jika memakai
media tanam berupa batu bata. Hal ini disebabkan oleh adaya nutrisi yang cukup dari tanah untuk
proses pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan dalam batu bata tidak adanya unsur nutrisi yang
cukup untuk pertumbuhan kacang hijau.
Bab V
Kesimpulan

Dari hasil praktikum ini didapatkan simpulan sebagai berikut : Berdasarkan
kecepatan tumbuh (media tanam) pecahan batu bata < kapas < tanah < jelly
Jadi, kesimpulannya adalah media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan
perkecambahan biji Kacang Hijau. Mulai dari daya intermolekul, tekstur media tersebut dan lain-
lain. Apabila media tanam memiliki daya intermolekul yang kecil maka kecepatan
perkecambahan juga akan lambat dikarenakan biji sulit dalam menyerap air.
Sedangkan, apabila daya intermolekul besar maka sebaliknya. Sedangkan, dilihat dari
tekstur, apabila media tanam memiliki tektur pasir atau kasar, maka akar akan sulit mendapatkan
air dikarenakan tekstur pasir mudah kengalami kekeringan. Sedangkan, tekstur serat atau halus
membuat akar mudah mendapatkan air karena kelembaban akan terjadi dalam jangka waktu
lama.
Daftar Pustaka
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/kacang-hijau.html

Pengaruh Berbagai Media Tanam Terhadap
Kecepatan Perkecambahan Biji Kacang Hijau

XII IPA 2

Disusun oleh:
*Ferisa Anis Danesvaran
*Hafni Sofhia
*Linda Sekawati
*Sari Cahyani

SMA Negeri 2 Kota Cirebon
TA. 2011/2012

Disusun guna memenuhi tugas praktikum mata pelajaran Biologi

Anda mungkin juga menyukai