Anda di halaman 1dari 13

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan kita saat ini, sangat banyak ditemukan fenomena-
fenomena alam yang sangat menarik untuk diperhatikan. Dari fenomena-
fenomena alam tersebut, sedikit demi sedikit mulai terkuak bagaimana alam
yang kita tinggal di dalamnya ini bekerja. Merupakan konsep timbal balik
antara makhluk hidup dengan alam sehingga makhluk hidup dapat terus
tumbuh dan berkembang. Alam memberikan kita tempat dan hasil-hasilnya
untuk kita produksi, begitupun kita memberikan hasil yang kita produksi
kepada alam yang akan diproduksinya lagi.
Terkhusus pada biologi, yang merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kehidupan makhluk-makhluk yang berada di alam, kita sudah
berkembang pesat dalam ilmu pengetahuan ini, walaupun masih sangat
banyak yang belum diketahui dari keseluruhan alam semesta, namun apa
yang kita ketahui saat ini patut kita syukuri. Hal ini dikarenakan apa yang kita
ketahui saat ini sangat membantu kita dalam memecahkan persoalan-
persoalan yang muncul dari keingintahuan kita sebagai manusia untuk
sekarang dan seterusnya.
Sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, sudah pasti biologi
memiliki lingkup sub-ilmu yang sangat luas tak terkecuali pada materi atau
bahan ajar di sekolah. Salah satu ilmu yang sangat diperlukan sebagai
kemajuan ilmu pengetahuan ini adalah bagaimana makhluk hidup tumbuh dan
berkembang. Ilmu ini sangat berguna sebagai pengetahuan umum, seperti apa
yang harus dihindari agar makhluk hidup tidak mengalami kegagalan dalam
tumbuh dan berkembang, apa yang harus dilakukan agar pertumbuhan dan
perkembangan dapat berjalan dengan baik, dan lain sebagainya.
Salah satu makhluk hidup yang kita pelajari tumbuh kembangnya
adalah tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan lebih
simpel dibandingkan pertumbuhan dan perkembangan hewan, namun tetap
kita harus mempelajari tentang hal tersebut, sehingga tumbuhan dapat kita
jaga agar tidak terjadi kepunahan. Untuk mempelajari hal tersebut kita dapat
melakukan banyak hal, seperti membaca, mengamati, ataupun melakukan
penelitian terhadap semua hal yang berkaitan dengan tumbuh kembang dari
tumbuhan itu sendiri.
Sehingga daripada itu maka dilakukanlah praktikum oleh tim penulis
tentang salah satu hal yang berpengaruh pada tumbuhan yaitu pemberian
nutrisi kepada tumbuhan. Adapun tumbuhan yang digunakan pada praktikum
yang dilakukan oleh tim penulis adalah kacang hijau dan nutrisi yang
diberikan berupa pupuk kompos.
Digunakannya kacang hijau dan pupuk kompos pada praktikum ini
karena kacang hijau relatif cepat dalam pertumbuhan dan pupuk kompos

1
sendiri mudah ditemukan, jadi praktikum tidak akan memakan waktu yang
lama.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh pemberian pupuk pada pertumbuhan kacang hijau?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengamati pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman kacang
hijau

1.4 Manfaat Penelitian


Siswa dapat lebih mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan,
khususnya pada tumbuhan

2
BAB II
Kajian Teori

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat
irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya
pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada
proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan
bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara
kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses
perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak
dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif,
tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses
perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila
kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke
dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah
optimal, dimulailah perkecambahan.
Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji
adalah radikula yang merupakan calon akar primer. Radikula
adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas
terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada
dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses
perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila
kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke
dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah
optimal, dimulailah perkecambahan.
Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji
adalah radikula yang merupakan calon akar primer. Radikula
adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas
terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada
dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.
Terdapat 2 faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan dari tumbuhan, yaitu :
A. Faktor Eksternal
Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat
diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke
dalam faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-
garam mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain.

3
a. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan
jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam jumlah
banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang
diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro.
b. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan
hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya
terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan
adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan
terurainya auxin sehingga dapat menghambat
pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita
meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap
dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu
yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih
cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat
cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
c. Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap
kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi, enzim akan rusak,
dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.
d. Kelembaban atau kadar air
Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi
kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih
banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang
diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel,
dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran
maksimalnya.

B. Faktor Internal
Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor
dalam adalah hormon-hormon yang terlibat dalam
pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang
dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang
sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis
mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian
dari tumbuhan.

2.1.2 Nutirisi dan Pemupukan


Nutrisi atau disebut juga unsur hara dalam dunia
pertanaman, yang terdiri dari enam belas unsur diklasifikasikan
essensial (penting) untuk seluruh tanaman, yang digolongkan
makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S) dan mikro (Mn, Cu, Zn, Mo,

4
B, Cl, Fe) sesuai kebutuhan dari tanaman. Nutrisi disini lebih
diartikan kepada kandungan hara yang sudah ada didalam tanah.
Ketiga unsur C, H, O yang diperoleh dari udara atau air, menyusun
sekitar 95% tubuh tanaman. Unsur mineral diperoleh dari
pelapukan mineral tanah primer dan sekunder, dari biodegradasi
bahan organik dan dari gas – gas di atmosfer. Nutrisi tanaman
mengalami daur ulang dalam batas – batas bahwa bahan penyusun
tanaman tersebut kembali ke tanah.
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media
tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.
Material pupuk dapat berupa bahan organik dan atau non-organik
(mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung
bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu
kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam
pupuk khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah
material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan
tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak
zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat
berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah
ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik
adalah kompos.

2.1.3 Pupuk Kompos


Pupuk Kompos adalah salah satu pupuk organik buatan
manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa bahan
organik (tanaman maupun hewan). Proses pengomposan dapat
berlangsung secara aerobik dan anaerobik yang saling menunjang
pada kondisi lingkungan tertentu. Proses ini disebut juga
dekomposisi atau penguraian.
Proses pembuatan kompos sebenarnya meniru proses
terbentuknya humus di alam. Namun dengan cara merekayasa
kondisi lingkungan, Kompos dapat dipercepat proses
pembuatannya, yaitu hanya dalam jangka waktu 30-90 hati. Waktu
ini melebihi kecepatan terbentuknya humus secara alami. Oleh
karena tu, kompos selalu tersedia sewaktu-waktu diperlukan tanpa
harus menunggu bertahun-tahun lamanya.
Kompos sangat bermanfaat bagi proses pertumbuhan
tanaman. Kompos tidak hanya mensuplai unsur hara bagi tanaman,
selain itu kompos juga memperbaiki struktur tanah kering dan
ladang serta menjaga fungsi tanah, sehingga suatu tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Manfaat kompos untuk tanaman antara lain :

5
a. Menyediakan Unsur Hara Bagi Tanaman
Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dibagi
menjadi tiga golongan. Unsur hara makro primer yaitu
unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
seperti Nitrogen (N), Pospo (P) dan Kalium (K). Unsur
hara makro sekunder yaitu unsur hara yang dibutuhkan
dalam jumlah kecil, seperti belerang (S), kalsium (Ca)
dan magnesium (Mg). Unsur hara mikro yaitu unsur
hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti besi
(Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B),
mangan (Mn) dan molibdenum (Mo).Kompos yang
sudah jadi dapat digunakan untuk memupuk tanaman,
dimana mengandung sebagian besar unsur hara makro
primer, makro sekunder dan unsur hara mikro yang
sangat dibutuhkan tanaman.

b. Memperbaiki Struktur Tanah


Tanah yang baik adalah tanah yang remah atau
granuler yang mempunyai tata ruang udara yang baik
sehingga aliran udara dan air dapat masuk dengan baik.
Tanah yang buruk ialah apabila butir-butir tanah tidak
melekat satu sama lain (tanah pasir) atau saling melekat
(tanah liat).
Kompos merupakan perekat pada butir-butir tanah
dan mampu menjadi penyeimbang tingkat kerekatan
pada tanah. Kehadiran kompos pada tanah juga menjadi
daya tarik bagi mikroorganisme untuk melakukan
aktivitas pada tanah. Dengan demikian tanah yang pada
mulanya keras dan sulit ditembus air maupun udara,
kini dapat menjadi gembur kembali akibat aktivitas
mikroorganisme.

c. Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation


Kapasitas tukar kation (KTK) adalah sifat kimia
yang berkaitan erat dengan kesuburan tanah. Tanah
dengan KTK tinggi jauh lebih mampu menyediakan
unsur hara daripada tanah KTK rendah. Pupuk kompos
dapat menyediakan KTK dalam jumlah yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pupuk organik.

d. Meningkatkan Kemampuan Tanah untuk Menahan


Air
Tanah yang bercampur dengan bahan organik
seperti kompos mempunyai pori-pori dengan daya rekat
yang lebih baik, sehingga kompos mampu mengikat

6
serta menahan ketersediaan air di dalam tanah. Erosi air
secara langsung dapat ditahan dengan adanya kompos
pada tanah.

e. Meningkatkan Aktivitas Biologi Tanah


Pada kompos terdapat mikroorganisme yang
menguntungkan tanaman. Dalam tanah, Kompos akan
membantu kehidupan mikroorganisme. Selain berisi
bakteri dan jamur pengurai, keberadaan kompos akan
membuat tanah menjadi sejuk tidak terlalu lembab dan
tidak terlalu kering.
Keadaan seperti itu sangat disenangi oleh
mikroorganisme. Dalam hal ini misalnya, cacing tanah
lebih senang tinggal di tanah dengan kadar organik
tinggi daripada tanah yang keras atau berpasir. Cacing
tanah dapat menyediakan pupuk alami berupa kascing
yang bermanfaat bagi tanaman.

f. Meningkatkan pH Pada Tanah Asam


Unsur hara dalam tanah lebih mudah diserap oleh
tanaman pada kondisi pH tanah yang netral, yaitu 7.
Pada nilai pH ini, unsur hara menjadi mudah larut di
dalam air. Semakin asam kondisi tanah (semakin
rendah pH) maka jumlah ion Al (alumunium) dan Mn
(Mangan) dalam tanah semakin meningkat. Jumlah Al
dan Mn yang terlalu banyak akan bersifat racun bagi
tanaman.
Kondisi tanah yang asam dapat dinetralkan kembali
dengan pengapuran. Pemberian kompos ternyata
membantu peningkatan pH tanah.

g. Menyediakan Unsur Mikro bagi Tanaman


Tidak hanya unsur makro saja yang disediakan oleh
kompos untuk tanaman, tetapi juga unsur mikro. Unsur-
unsur itu antara lain Zn, Mn, Cu, Fe dan Mo.
2.2 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan oleh tim penulis pada penelitian kali ini
adalah H1, dimana penulis meyakini bahwa pemberian pupuk kompos sebagai
nutrisi kepada tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dari tumbuhan itu
sendiri. Adapun pengambilan hipotesis ini oleh penulis didasarkan pada
landasan teori yang telah disusun oleh penulis.

7
BAB III
Metode Penelitian

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dimulai pada hari yang bertempat di SMA N 1 Lunyuk.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan oleh peneliti pada laporan ini adalah data
primer dan sekunder. Data primer merupakan data-data yang dikumpulkan
oleh peneliti sendiri secara langsung dari praktikum yang dilakukan peneliti
dan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka berupa skripsi, tesis, dan
catatan – catatan lainnya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses penulisan
karya tulis ilmiah ini adalah melalui eksperimen dan studi literatur.

3.3 Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini yang kemudian diolah dan
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Analisis data berdasarkan deskriptif
kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang
dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan
sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar
variabel yang terlibat di dalamnya guna memberikan gambaran yang cukup
jelas atas masalah yang diteliti

3.4 Teknik Penarikan Kesimpulan


Dalam menarik kesimpulan, penulis menarik data-data yang dianggap
sebagai pokok pikiran pada masalah penelitian ini. Kemudian diverifikasi
berdasarkan teori dan konsep yang digunakan penulis dalam memecahkan
masalah penelitian. Verifikasi dilakukan agar karya tulis ini bersifat valid dan
dapat dipertanggungjawabkan

3.5 Prosedur eksperimen


3.7.1 Alat dan Bahan
 2 Gelas plastik  50 Biji kacang
 Tanah hijau
secukupnya  Pupuk kompos
 Penggaris secukupnya
 Alat tulis  Sendok teh
 Air secukupnya

8
3.7.2 Langkah Kerja
1) Siapkan 2 buah gelas plastik sebagai tempat untuk menanam
biji kacang hijau.
2) Masukkan tanah secukupnya ke setiap gelas dengan ukuran
yang sama.
3) Masukkan masing-masing 5, 15, dan 30 biji kacang hijau yang
sudah di rendam ke masing-masing gelas.
4) Beri label penanda pada masing-masing gelas.
5) Perlakukan setiap gelas dengan perlakuan yang sama, namun
untuk gelas label pertama jangan diberi pupuk, untuk gelas
label kedua berikan 2 sendok teh pupuk
6) Siram tanaman sebanyak 2 kali dalam sehari.
7) Ukur panjang pertumbuhan masing-masing kacang hijau pada
setiap gelas saat tubuh dari tanaman tersebut mulai tumbuh.
8) Pengukuran panjang pertumbuhan tanaman dilakukan selama
7 hari masa tanam.

9
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian


Dari penelitian yang dilakukan selama 7 hari tersebut didapat hasil sebagai
berikut :

Panjang tanaman (cm)


Hari
Ke- Tanaman Pertama Tanaman Kedua keterangan
Rata-rata Rata-rata
1 - - Belum terjadi
pertumbuhan
2 1.5 3.0 Awal tumbuh
batang kecil
3 Beberapa tinggi
3.6 9.5 tumbuhan
meningkat
signifikan
4 Masih terjadi
peningkatan
8.7 15.5 batang dan
mulai tumbuh
daun
5 Batang masih
tetap tumbuh
13.7 17.25 dan daun pada
beberapa
tanaman telah
terbuka
sempurna
6 Seluruh tanaman
14.9 19 memiliki daun
dan batangnya
tetap tumbuh
7 Seluruh daun
telah terbuka
17.6 20.05 sempurna dan
panjang batang
tetap bertambah

10
4.2. Pembahasan
Seperti yang sudah ditentukan sebelumnya, gelas berlabel A tidak
diberikan pupuk sama sekali, gelas berlabel B diberikan 2 sendok teh
pupuk,. Dari data yang sudah diperoleh, secara keseluruhan, dapat dilihat
bahwa gelas yang berisi pupuk mengalami pertumbuhan yang cukup
signifikan pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 5, sedangkan pada gelas
yang tidak diberikan pupuk pertumbuhannya relatif tetap setiap harinya.
Selain itu pertumbuhan bagian lain seperti daun juga pertama kali tumbuh
pada tanaman di gelas berlabel A. Ini menunjukkan bahwa pupuk yang
diberikan sebagai nutrisi, memiliki pengaruh pada pertumbuhan tanaman.
Adapun rincian pertumbuhan tanaman pada hari pertama, yaitu
tanaman masih belum tumbuh sama sekali. Pada hari kedua, terjadi
pertumbuhan pada setiap tanaman, batang pada setiap tanaman mulai
tumbuh namun, perbandingan pertumbuhan dari tiap tanaman belum
terlihat jelas. Pada hari ketiga, terjadi pertumbuhan yang sangat pesat pada
tanaman yang diberikan pupuk, yaitu pada gelas berlabel B dan C,
sementara pada gelas berlabel A juga meningkat namun tidak sebesar
peningkatan pada tanaman A. Hal yang sama terjadi pada hari keempat
dan kelima, pada tanaman B mulai tumbuh daun, sedangkan daun pada
tanaman B telah terbuka sempurna, namun pada tanaman A belum tumbuh
daun sama sekali. Barulah pada hari ketujuh daun pada tanaman A mulai
tumbuh, sedangkan daun pada tanaman B sudah terbuka sempurna.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh tim penulis, maka
kompos yang diberikan pada tanaman sangat berpengaruh sebagai pemberi
nutrisi sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat jika
dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberikan nutrisi sama sekali.

11
BAB V
Penutup

5.1. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah disusun oleh penulis dapat
disimpulkan bahwa, hipotesis yang diambil oleh penulis adalah benar adanya.
Pupuk kompos yang diberikan sebagai nutrisi kepada tanaman memiliki
pengaruh yaitu mempercepat dan membuat tanaman tumbuh lebih besar
dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi kompos. Perbedaan ukuran
tumbuhan yang diberikan kompos dan tidak dapat dibilang cukup besar,
sehingga dapat dipastikan pemberian nutrisi sangat berpengaruh bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

5.2. Saran
Dalam memelihara tumbuhan, sebaiknya dibantu juga dengan
pemberian nutrisi sehingga tumbuhan mendapatkan unsur hara tambahan
yang tidak hanya berasal dari tanah. Selayaknya manusia, tumbuhan pun
merupakan makhuk hidup yang memerlukan zat-zat pendukung untuk tetap
hidup.

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai