Anda di halaman 1dari 11

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan standar kompetensi 1 pada Bab Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman, siswa diharapkan mampu melakukan penelitian tentang pertumbuhan
Tanaman(kacang hijau). Penelitian ini dilakukan agar siswa paham terhadap faktor-
faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman(kacang hijau) termasuk pengaruh jenis air terhadap kecepatan pertumbuhan
kacang hijau. Selain itu dari penelitian ini siswa diharapkan mampu menyelesaikan
suatu penelitian secara ilmiah. Penelitian dimulai tanggal 10 oktober dan dilaksanakan
di rumah masing-masing. Setelah 4 hari dilaporkan hasil pengamatan secara kasar
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan kacang hijau?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan kacang hijau
1.4 Manfaat Penelitian
Melatih keterampilan siswa dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian secara
ilmiah
1.5 Variabel
a. Variabel Bebas : Jenis air yang disiramkan
b. Variabel Kontrol : - Jenis biji kacang hijau
- Media tumbuh tanaman
- Intensitas cahaya
- Kuantitas air yang disiramkan
c. Variabel Terikat : Pertambahan tinggi tanaman pada proses perkecambahan
kacang hijau

BAB II
Landasan Teori

2.1 Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-


komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi
tumbuhan baru.
Setiap tumbuhan pasti mengalami fase perkecambahan.

Beberapa biji dapat mengalami perkembangan jika berada di kondisi


lingkungan yang sesuai. Namun, beberapa biji yang lain berada dalam masa dormansi.
Artinya, biji tersebut tidak tumbuh dan berkembang. Biji dapat berkecambah karena
di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Lembaga tumbuhan memiliki
tiga bagian, yaitu akar lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon ), batang lembaga
(kalkulus).
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi pada biji.
Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji, disebut juga
proses imbibisi. Tahap berikutnya adalah tumbuhan akan melakukan proses
perbanyakan sel atau pembelahan aktif, namun sel-sel yang dibentuk belum
mengalami diferensiasi. Setelah mencapai massa sel tertentu, tumbuhan akan
melakukan proses diferensiasi. Diferensiasi adalah proses pertambahan jenis dan
fungsi sel yang jelas. Setelah itu akan dibentuk organ-organ melalui proses
organogenesis. Proses organogenesis berbagai organ yang berbeda bentuk serta
berguna untuk melengkapi struktur dan fungsi makhluk hidup disebut perkembangan
atau morfogenesis. Apabila daun sudah terbentuk, tumbuhan sudah mampu
melakukan proses fotosintesis, yang akan menghasilkan energi. Energi ini akan
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Perkecambahan di bagi dalam 2 tipe, yaitu perkecambahan epigeal dan


perkecambahan hipogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang
ditandai dengan bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah. Kotiledon akan
mengalami proses pembelahan yang sangat cepat untuk membentuk daun. Yang pada
umumya termasuk dikotil. Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah
perkecambahan yang ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke
permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah. Pada umumnya
termasuk monokotil.

Kacang hijau adalah salh satu contoh tanaman yang memiliki tipe
perkecambahan epigeal, karena kotiledonnya terangkat ke atas.

2.2 Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Proses Perkecambahan

Pada proses perkecambahan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu


faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam meliputi :

1. Tingkat kemasakan benih:


Biji yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai, tidak
mempunyai viabilitas tinggi, bahkan pada beberapa jenis tanaman benih demikian
tidak akan dapat berkecambah. Diduga pada tingkatan tersebut benih belum memiliki
cadangan makanan yang cukup dan juga pembentukan embrio terjadi sempurna.

2. Ukuran benih :
Di dalam jaringan penyimpanannya benih memiliki karbohidrat,
protein, lemak dan mineral. Di mana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan
baku dan energi pada saat perkecambahan. Diduga bahwa benih yang berukuran
besar dan berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan yang
kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. Ukuran benih menunjukkan korelasi
positif terhadap kandungan protein pada benih sorgum, makin besar/berat ukuran
benih maka kandungan proteinnya makin meningkat pula.

3. Dormansi :
Suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya viable
(hidup) tetapi tidak mau berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan
lingkungan yang memenuhi syarat bagi perkecambahannya. Periode dormansi ini
dapat berlangsung musiman atau dapat juga selama beberapa tahun, tergantung
pada jenis benih dan tipe dormansinya. Dormansi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain : impermiabilitas kulit biji baik terhadap gas ataupun karena
resistensi kulit biji terhadap pengaruh mekanis, embrio yang rudiameter, dormansi
sekunder dan bahan-bahan penghambat perkecambahan. Tetapi dengan perlakuan
khusus maka benih yang dorman dapat dirangsang untuk berkecambah, misal :
perlakuan stratifikasi, direndam dalam laruta sulfat, dan lain lain.

4. Penghambat perkecambahan
Penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik
dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang
tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju
respirasi.-Kuswanto (1996)

Faktor luar meliputi :

1. Air
Air merupakan salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses
perkecambahan. Dua fakor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih adalah
sifat dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang
tersedia pada medium di sekitarnya. Banyaknya air yang diperlukan bervariasi
tergantung kepada jenis benih. Tetapi umumnya tidak melampaui dua atau tiga
kali dari berat keringnya. Tingkat pengambilan air juga dipengaruhi oleh
temperatur, temperatur yang tinggi menyebabkan meningkatknya kebutuhan air.

2. Temperatur
Temperatur merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan
benih. Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi
berlangsungnya perkecambahan. Pada kisaran temperatur ini terdapat persentase
perkecambahan yang tertinggi. Temperatur optimum bagi kebanyakan benih
tanaman benih antara 26,5 – 35oC. Di bawah itu pada temperatur minimum
terendah 0 – 5oC kebanyakan jenis benih akan gagal untuk berkecambah atau
terjadi kerusakan yang mengakibatkan terbentuknya kecambah abnormal.
saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula
dengan meningakatnya pengambilan oksogen dan pelepasan karbondioksida, air
dan energi yang berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan
mengakibatkan terhambatnya proses perkecambhan benih.

3. Cahaya
Hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol
oleh suatu sistem pigmen yang dikenal sebagai phytochrome yang tersusun dari
chromophore dan protein. Chromophore adalah bagian yang peka pada cahaya.
Benih yang dikecambahakan dalam kedaan gelap dapat menghasilkan kecambah
yang mengalami etiolasi yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada
hipokotil atau epikotilnya, kecambah berwarna pucat serta lemah.

2.3 Pengaruh Jenis Air terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau


1. Air Gula :
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan
keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi
dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan
digunakan oleh sel.

2. Air Keran:
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi,tetapi tidak di planet lain.]Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta
mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-
lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai
awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-
obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan,
dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara)
menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia
terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan
terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan
Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam
ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut
konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak
tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

 Sifat Air :

1. Elektrolisis air
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan
mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul
air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion
hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas
oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan
OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi
keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.

       

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada
elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai
bahan bakar kendaraan hidrogen.

2. Kelarutan (Solvasi)
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat
yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut
sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur
dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-
air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut
menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara
molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar
molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.

BAB III
Metode Penelitian

3.1 Alat Dan Bahan

1. Wadah 15 buah (Indomaret 240 ml)


2. Biji kacang hijau 90 biji
3. Kapas secukupnya(2 Kapas Selection)
4. Beberapa jenis air (air gula, air keran dan air beras)
a. Air gula merupakan campuran atas :
500 ml H2O + 1 sendok teh gula
b. Air keran merupakan campuran atas :
500 ml H2O
3. Penggaris untuk mengukur
4. Alat tulis
3.2 Langkah Kerja

1. 90 biji kacang hijau dipilih yang ukuran dan kualitasnya realtif sama.
2. 15 wadah disiapkan dan diberi label “Air Gula”, “Air Keran”,”untuk
memudahkan pengamatan.
3.Diberikan kapas secukupnya(2 strip) kedalam 15 wadah tersebut.
4. 6 biji kacang hijau diletakkan kedalam masing-masing wadah.
5.Semua wadah disirami secara teratur dengan kategori jenis air yang telah ditetapkan
setiap harinya
6.Panjang batang, warna daun dan keadaan batang kecambah diamati dan dicatat
setiap 2 hari selama 5 hari
7. Data ditabulasikan kedalam tabel

BAB IV
Pertumbuhan
Jenis Tinggi Tanaman Kacang Hijau(cm) Tinggi Rata-
Tanaman Rata
Kacang
Hijau Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke Hari ke
2 4 6 8 10
Sampel
1 0 3.4 6.7 10.1 13.8 6.8
Sampel
2 1.6 5.2 10.2 14.3 18.5 9.96
Sampel
3 2.1 8.9 13.8 17.9 23.2 13.18
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kelompok Percobaan

Sampel 1 : Perlakuan terhadap tanaman yang disiram dengan air gula


(rata-rata 5 wadah)
Sampel 2 : Perlakuan terhadap tanaman yang disiram dengan air keran
(rata-rata 5 wadah)
Sampel 3 : Perlakuan terhadap tanaman yang disiram dengan air beras
(rata-rata 5 wadah)

3.2 Grafik
Grafik Perkecambahan
25
23.2
20
3.3 Hasil
Panjang Kecambah(cm)

17.9 18.5
Sampel 1
15 14.3 Sampel 2
13.8 13.8
Sampel 3
10 10.2 10.1
8.9
6.7
5 5.2
3.4
2.1
1.6
00
Hari ke - 2 Hari ke - 4 Hari ke - 6 Hari ke - 8 Hari ke - 10

Tanaman kacang hijau yang disiram dengan air beras pertumbuhannya lebih cepat
dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang disiram dengan air keran
ataupun air gula

3.4 Analisa Data

Berdasarkan hasil dari pengamatan di atas, dapat kita ketahui bahwa selain air
PDAM yang dijadikan sebagai variabel kontrol, air yang mengandung gula di
dalamnya ternyata dapat mempengaruhi kecepatan tumbuh tumbuhan kacang hijau .
Air yang mengandung gula tersebut memiliki pengaruh yang paling besar
dibandingkan dengan air garam , air seni, maupun air PDAM yang dicampur dengan
air seni .
Mengapa demikian ? Ternyata gula terdiri atas 2 jenis , yaitu monosakarida dan
polisakarida. Monosakarida yang terdapat akan dapat mempercepat perkecambahan
dan pertumbuhan kecambah. Namun apabila media tidak steril, justru akan terjadi
kebusukan karena ledakan populasi mikroorganisme pada media yang akan
menginfeksi polong kacang hijau .
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan
keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi
dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan
digunakan oleh sel .
.
Dalam suatu penelitian Arabidposis mengungkap adanya jalur transduksi ganda
yang mengontrol beberapa gen dan proses-prosesnya yang berkaitan erat dengan
tahapan perkembangan dan kondisi lingkungan. 
Beberapa hal yang terkait dengan hasil penelitian , yaitu:
1. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh glukosa dari luar
(dalam media kultur cair). Tidak tersedianya glukosa dari luar, dapat menghambat
pertumbuhan tanaman (tipe wild dan tiga tipe galur transgenic HXK dan
perkembangan bentuk daun setelah 21 hari masa kultur). 
2. Tidak ada perbedaan pada kandungan klorofil atau bobot basah antara tanaman tipe
wild dan tipe transgenic selama masa kultur. Hal ini berbeda dengan tanaman yang
dipelihara secara ekstensif, dimana pada kadar glukosa 3% berpengaruh baik pada
pertumbuhan dan perkembangan daun.
Proses respirasi merupakan reaksi oksidasi-reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi
CO2 dan O2 yang diserap direduksi menjadi H2O. Pati, fruktan, sukrosa, atau gula
yang lainnya, lemak, asam organik, bahkan protein dapat bertindak sebagai substrat
respirasi. (Salisbury & Ross, 1995)

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel


tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya
diantaranya adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati;
asam organik; dan protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu).
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 → 6CO2 + H2O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam
proses respirasi. (Danang, 2008)

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa jenis air sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan perkecambahan, terutama kacang hijau. Kacang hijau yang
disiram oleh air beras, terbukti pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan air
keran dan air beras. Hal ini disebabkan beras merupakan sumber energi dan
protein, beras juga mengandung berbagai unsure mineral dan vitamin. Sebagian
besar karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah pentosan,
selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama
ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya.
Tumbuhan akan tumbuh dengan baik jika zat hara yang dibutuhkan cukup
tersedia. Contohnya, tumbuhan yang kekurangan unsur N(nitrogen) akan menjadi
kerdil dan buahnya kecil-kecil.Tumbuhan yang kekurangan Mg(magnesium) dan
Fe(besi) akan mengalami klorolisis.Selain itu pertumbuhan juga dipengaruh oleh
hormon pertumbuhan(fitohormon) seperti auksin, giberelin dan lain sebagainya.

Berikut beberapa dokumentasi pada saat penelitian:


DAFTAR PUSTAKA

 http://www.scribd.com/
 Anonim . 2010 . Pengaruh Air Gula terhadap Perkecambahan , (Online) ,
(http://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20100817020258AA3WgJY, diakses 7 November 2010 )
 Anonim . 2009 . Pengaruh Larutan Gula yang Hipertonis terhadap
Pertumbuhan Kecambah , (Online) ,
(http://id.answers.yahoo.com/search/search_result;_ylt=AiLz0Q3SSTO.gT
emXFZTwhCwbRV.;_ylv=3?
p=Apa+tidak+ada+pengaruh+larutan+gula+yang+hipertonis+terhadap+pe
rtumbuhan+kecambah%3F&undefined=undefined, diakses 6 November)
 http://id.yahoo.com/
 http://www.google.co.id/
 http://id.wikipedia.org/
 http://cikaciko.blogspot.com/
 Aryulina, Diah, dkk. 2006 . Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII.
Jakarta: Esis.
 Saktiyono.2007.SERIBU PENA Biologi SMA Kelas XII. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai