Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya akan hasil pertanian, salah satunya adalah kacang-
kacangan. yang sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah lama dimanfaatkan oleh
penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya.
Di Indonesia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, di antaranya adalah kacang tanah,
kacang hijau, kacang merah, kapri, koro, dan kedelai. Kacang merah memiliki kandungan protein yang
tinggi dan memberikan manfaat besar untuk kehidupan kita sehari-hari. Protein yang dikandung kacang
merah sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita terutama untuk kesehatan jantung. Kacang merah ini
dipercayai berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Penyebarluasan tanaman kacang merah dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad ke-16. Daerah
pusat penyebaran dimulai di Inggris pada tahun 1594, kemudian menyebar ke negara-negara Eropa,
Afrika, sampai ke Indonesia. Kacang merah mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris L. Kacang
merah berbentuk biji. Apabila biji tersebut jatuh ke tanah, lama-kelamaan dari biji itu akan mengeluarkan
tunas. Proses itulah yang dinamakan perkecambahan.
Perkecambahan meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis yang
menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi cadangan
yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan akan meningkat,
sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun menjadi lebih singkat. Pada saat berkecambah terjadi
hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga mudah
dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein dan vitamin, sedangkan kadar
lemaknya mengalami penurunan.
Dalam proses perkacambahan terjadi beberapa perubahan biologis yakni pecahnya berbagai
komponen dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap cerna bagi
embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 1985). Proses berkecambah dipengaruhi oleh
kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan cahaya.
Cahaya dan air sangat berperan penting bagi tumbuhan. Dengan bantuan cahaya, tumbuhan dapat
hidup dengan baik. Selain itu, cahaya juga sangat membantu dalam proses pertumbuhan, perkecambahan,
fotosintesis dan lain-lain. Namun kita tidak mengetahui perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan dan
perkecambahan tanaman kacang merah jika perendaman dilakukan dengan jenis air yang berbeda dan
peletakan tanaman di tempat yang terang dan gelap. Untuk itu, peneliti memilih topik yang berjudul

SMA Negeri 1 Takengon 1


“Pengaruh Jenis Perendaman Media Air dan Intensitas Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman
Kacang Merah“.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang merah yang disiram
menggunakan air PAM dan di air beras?
b. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang merah yang diletakkan di
tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang merah yang diletakkan di
tempat yang memiliki intensitas cahaya yang kurang?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan kecambah antara kacang
Merah yang disiram di air murni dengan kacang merah yang disiram di air cucian beras.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan laju pertumbuhan tinggi tanaman kacang
merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup dengan tanaman kacang
merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang.
1.4. Hipotesis
a. ada pun pengaruh pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang merah yang disiram dengan
air biasa dan air bekas cucian beras.
b. pada tanaman yang diletakkan ditempat yang memiliki intensitas cahaya kurang lebih cepat
tumbuh dibandingkan ditempat memiliki intensitas cahaya yang cukup.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a. Dapat menerapkan penanaman kacang merah yang lebih efektif dan efisien.

b. Bagi para petani, dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembudidayaan kacang merah

SMA Negeri 1 Takengon 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Taksonomi tanaman
Kingdom : Plant Kingdom
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.

2.1.1 Definisi Perkecambahan


Ahli fisiologi tumbuhan menetapkan perkecambahan sebagai kejadian yang dimulai dengan
imbibisi dan diakhiri ketika radikula (akar lembaga atau pada beberapa biji, kotiledon/hipokotil)
memanjang atau muncul melewati kulit biji (Bewley dan Black, 1982, 1984; Mayer, 1974 dalam
Salisbury 1992).
Biji dapat tetap viabel (hidup), tapi tak mampu berkecambah atau tumbuh karena beberapa alasan
kondisi luar atau kondisi dalam. Situasi dalam yang mudah dipahami adalah embrio yang belum
mencapai kematangan morfologi untuk mampu berkecambah (misalnya, pada beberapa
anggota Orchidaceae, Orobanchaceae, atau genus Ranuncullus). Hanya waktulah yang memungkinkan
kematangan ini berkembang. Perkecambahan biji tumbuhan budidaya mungkin hanya terhambat oleh
kurangnya kelembapan atau suhu hangat. (Salisbury,1992)
Untuk membedakan kedua keadaan yang berlainan itu, ahli fisiologi benih menggunakan dua
istilah : Kuisen, yaitu kondisi biji saat tidak mampu berkecambah hanya karena kondisi luarnya tidak
sesuai (misalnya, biji terlalu kering atau terlalu dingin); dan dormansi, yaitu kondisi biji gagal
berkecambah karena kondisi dalam, walaupun kondisi luar (suhu, kelembaban dan atmosfer) sudah sesuai
(Salisbury, 1992)
Sementara biji berkembang, maka generasi baru,dalam bentuk janin mulai berkembang di
dalamnya. Permulaan ini hanya terbatas, karena pertumbuhan embrio segera terhenti. Biji itu kemudian
SMA Negeri 1 Takengon 3
dipisahkan dari tanaman tertua dan mulailah penyebarannya. Pada akhirnya berlangsung perkecambahan,
biasanya setelah biji itu matang. Perkecambahan adalah pengulangan kembali tentang pertumbuhan janin,
dan akan dilengkapi dengan keluarnya radikula di luar biji.
Menurut Copeland (1976) dalam Abidin (1984) perkecambahan adalah “ the resumpition of
active growth of a young plant from the seed “ yang berarti aktivitas pertumbuhan yang sangat singkat
suatu embrio dalam perkembangan dari biji menjadi tanaman muda. Perkecambahan dan pemantapan
adalah saat-saat genting dalam kehidupan tumbuhan, karena dalam tingkatan inilah selama siklus hidup
setiap spesies maka jumlah terbesar individunya mati. Kedalaman suatu biji dibenamkan dalam tanah,
baik secara sengaja ataupun secara tidak sengaja merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkecambahan. Biji yang terdapat di permukaan tanah tidak memiliki cukup persediaan air untuk
melengkapi perkecambahannya. Kalau terlalu dalam maka biji urung berkecambah atau mungkin
menghabiskan sama sekali persediaan makanan untuk menembus tanah dan mendapatkan cahaya.
(Tjitrosomo, dkk, 1983).

Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa.

Adapun tahapan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga terjadinya perkecambahan adalah

sebagai berikut.

1. Pembelahan sel : Jumlah bertambah banyak

2. Spesialisasi : Sel-sel yang sejenis berkelompok

3. Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi

4. Organogenesis sel : Proses pembentukkan organ-organ tumbuhan

5. Morfogenesis sel : Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan

Fungsi

6. Perkecambahan : Proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru

Urutan proses perkecambahan diawali dengan proses imbibisi, yaitu masuknya air kedalam biji.

Kemudian dilanjutkan dengan aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme yang digunakan untuk

membongkar cadangan makanan dalam kotiledon/endosperm. Hasil pembongkaran tersebur berupa

sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel dan pertumbuhan embrio. Selanjutnya embrio

tumbuh dan berkembang.

SMA Negeri 1 Takengon 4


Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas dua tipe, yaitu perkecambahan

hipogeal dan perkecambahan epigeal.

1. Perkecambahan Hipogeal

Apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas atau epikotil sehingga daun lembaga tertarik ke

atas tanah tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Contoh: perkecambahan pada biji kacang tanah dan

kacang kapri.

2. Perkecambahan Epigeal

Apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga

mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Contoh: perkecambahan pada biji

buncis dan biji jarak.

2.1.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

a) Genetik (hereditas)

Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja

untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan.

b) Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam

tubuh makhluk hidup (biokatalisator). Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat

berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan

respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.

c) Hormon (fitohormon) merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh

satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Hormon dalam

konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu

SMA Negeri 1 Takengon 5


a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, giberelin dan sitokinin)

b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin)

1) Hormon Auksin

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)

Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)

Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput

Kesimpulan : Auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi

oleh cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel

pada daerah meristem apikal Struktur auksin yang paling dikenal adalah IAA

(Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya

dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun

muda dan biji. Fungsi hormon auksin yaitu, merangsang pemanjangn sel pada

daerah titik tumbuh, merangsang pembentukkan akar, merangsang

pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi), merangsang differensiasi

jaringan pembuluh, merangsang absisi (pengguguran pada daun) dan berperan

dalam dominansi apikal.

2) Hormon Giberelin

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : Ewiti. Kurosawa

Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman

pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi

Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin

(GA/Giberelic acid)

Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa

SMA Negeri 1 Takengon 6


Fungsi giberelin adalah merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel,

merangsang perkecambahan biji, memecah dormansi biji dan merangsang

pembungaan dan pembuahan.

3) Hormon Sitokinin

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : Van Overbeek

Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda

Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut

kinetin

Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin

Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas

samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun.

Fungsi sitokinin bersama auksin dan giberelin adalah merangsang pembelahan

dan pemanjangan sel, menghambat dominansi apikal oleh auksin, merangsang

pertumbuhan kuncup lateral, merangsang pemanjangan titik tumbuh,

mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio, merangsang

pembentukan akar cabang, menghambat pertumbuhan akar adventive,

menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara

mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun.

4) Hormon Asam Absisat (ABA)

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott

Objek penelitian : buah kapas

Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan

Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin

Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah

SMA Negeri 1 Takengon 7


Fungsi hormon Asam Absisat (ABA) adalah mengurangi kecepatan pembelahan dan

pemanjangan di daerah titik tumbuh, memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi

penguapan air, membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan, mengurangi kecepatan

pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya, memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk

menghasilkan gas etilen dan memacu dormansi biji agar tidak berkecambah.

5) Hormon Gas Etile

Asal kata : Bahasa Latin

Penemu : R. Gene (1934)

Objek penelitian : buah yang masak

Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah

Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas

Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2

Fungsi hormon gas etilen adalah mempercepat pematangan buah, menghambat

pemanjangan akar, batang dan pembungaan, menyebabkan pertumbuhan batang

menjadi kokoh dann tebal, merangsang proses absisi, interaksi antara etilen

dengan auksin memacu proses pembungaan dan interaksi antara etilen dengan

giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan

monoceus.

6) Hormon Asam Traumalin

Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu

mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 (riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat

(vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin berperan sebagai kofaktor.

7) Hormon Kalin

Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan Jenisnya

adalah:

SMA Negeri 1 Takengon 8


· Fitokalin : memacu pertumbuhan daun

· Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang

· Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar

· Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah

Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga.

2. Faktor Eksternal

a) Unsur Hara

Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut.

1) Unsur makro

2) Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg

3) Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni

4) Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2

5) Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O

6) Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2, H2O dan O2

7) Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein.

Gejala kekurangan unsur hara disebut defisiensi.

b) Suhu

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang baik untuk pertumbuhan

adalah suhu optimum. Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum

dan maksimum. Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah.

Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920.

c) Kelembaban

Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan. Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan.

SMA Negeri 1 Takengon 9


d) Cahaya

Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis.

Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal. Daun tanaman

yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.

Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang

Sedikit mendapat cahaya. Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit

mendapat cahaya.

Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari.

Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (Sterling B. Hendrik). Berdasarkan respos

tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:

1) Tumbuhan hari pendek (short day plant)

Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam.

2) Tumbuhan hari panjang (long day plant)

Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam.

3) Tumbuhan hari netral (neutral day plant)

Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari.

e) Air

Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Air sebagai

pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah. Pertumbuhan berlangsung efektif pada

malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari.

f) pH

pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kondisi pH normal,

kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia. pH asam memiliki

kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.

SMA Negeri 1 Takengon 10


Tanaman kacang merah ini biasanya tumbuh melilit pada batang bambu. Daun majemuk, beranak

daun tiga, daun berbentuk jorong. Perbungaan tandan di ketiak dengan panjang hingga 15 cm, dengan

banyak buku dan bunga. Sayap bunga berwarna putih kekuningan atau ungu sedangkan lunasnya

berwarna putih atau kadang-kadang berwarna lain. Polong lonjong, pipih, berkulit keras bila tua,

pada umumnya melengkung kadang-kadang dengan bentuk mengait pada bagian atasnya, berisi 4-5 biji.

Bentuk, ukuran dan warna biji beragam, ada yang berbentuk mengginjal, membelah ketupat atau

membundar. Warna seragam atau loreng, putih, hijau, kuning, coklat, merah, hitam atau ungu. sering

terdapat garis melintang yang keluar dari hilum.

Pembudidayaan tanaman kacang merah di Indonesia telah meluas ke berbagai daerah. Pada

umumnya, kacang merah ditanam pada musim kemarau, karena pada musim penghujan tanaman akan

londot. Hal ini di karenakan terlalu banyak air yang diserap. Pada musim kemarau pun penyiraman

tanaman juga harus diperhatikan, misalnya penyiraman 2 hari sekali.

Pada umumnya kacang merah sering dikonsumsi oleh masyrakat pedesaan, karena pada musim kemarau

para petani lebih memilih menamam kacang merah daripada tanamamn yang lain karena lebih efisien.

Selain itu penanamannya juga tidak terlalu sulit. Asal kita sabar dan terampil dalam merawatnya kita akan

dapat hasil yang memuaskan.

Kacang merah memiliki kandungan gizi yang sangat baik, hal ini sangat menguntungkan bagi

kesehatan tubuh manusia apalagi jika diolah secara baik dan benar. Kacang merah kering merupakan

sumber protein nabati, karbohidrat kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat

besi. Folasin adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko kerusakan pada pembuluh darah.

Kacang merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan syarat struktur tanahnya gembur. Struktur

tanah yang gembur dapat mempermudah akar tanaman menjalar mencari sumber hara yang terkandung

dalam tanah. Tanah yang paling sesuai untuk penanaman kacang merah ini yaitu tanah gembur, subur,

baik salirannya dan pH 5,5 – 6,8.

Kacang merah ada yang berupa tanaman semak yang tegak dan ada yang merambat di para-para. Kacang

merah dapat mencapai tinggi sekitar 3,5 - 4,5 meter, tumbuhnya memerlukan penyangga.

SMA Negeri 1 Takengon 11


Pengembangbiakannya dapat dilakukan dengan bijinya dan juga diperlukan tanah yang baik. Kacang

merah akan dapat tumbuh baik di daerah basah atau dingin pada ketinggian 1400-2000 meter dari

permukaan laut dan dipanen 6 bulan setelah penanaman.

Kacang merah dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu kacang merah yang tumbuhnya kerdil

dan kacang merah yang tumbuh memanjang. Warna bijinya merah dan bertotol-totol merah tua. Buahnya

berwarna kuning, jika masih muda berwarna hijau dan kadang-kadang berwarna merah. Jika sudah tua

berubah menguning, mengering, dan siap panen. Buahnya yang berbentuk polong memanjang, hanya

sedikit lebih panjang bila dibandingkan dengan buncis. Dalam satu polong ada 2-3 biji kacang merah.

Bentuk kacang merah yang masih utuh sama dengan kacang buncis, baik daun, bunga maupun bentuk

polongnya.

Kacang merah akan berbunga pada panjang hari 9-18 jam dan untuk tipe berhari pendek

memerlukan panjang hari terendah antara 11-12,3 jam untuk inisiasi bunga. Temperatur optimum antara

16 hingga 27 ° C. Curah hujan normal tahunan adalah 900-1500 mm tetapi dapat toleran dengan

sedikitnya 500-600 mm dalam satu musim penanaman. Kacang ini tumbuh di dataran rendah tropis dan

area subtropis tetapi dapat tumbuh hingga ketinggian 2000-2500 m. Kacang merah menyukai lahan

beraerasi dan berdrainase baik dengan pH 6,0-6,8. Beberapa kultivar tahan terhadap lahan asam dengan

pH serendah-rendahnya 4,4.

Kacang merah berasal dari daerah neotropical dengan sedikitnya dua pusat domestikasi: Amerika

Tengah (Mexico, Guatemala) untuk yang berbiji kecil dan Amerika Selatan (sebagian besar Negara Peru)

untuk yang berbiji besar. Di waktu post-Columbian, kacang merah tersebar di seluruh Amerika. Orang-

orang Spanyol membawa benih ke seberang Pasifik menuju Filipina dan dari sana ke Asia, terutama Jawa

dan Myanmar, dan ke Mauritius.


Air Beras
Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit ari. Sayangnya sebagian besar
nutrisi pada kulit ari telah hilang selama proses penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin
B1, 70% vitamin B3 , 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P), 60% zat besi (Fe), 100%
serat, dan asam lemak esensial hilang dalam proses membuat beras lebih “indah” untuk dimakan

SMA Negeri 1 Takengon 12


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Sebab dalam memperoleh data penelitian,

peneliti melakukan percobaan langsung untuk membandingkan laju pertumbuhan kecambah yang disiram

dengan media air murni dan air beras, serta pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang memiliki

intensitas cahaya tinggi dan rendah.

Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh

variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Tuckman dalam

Cahyadi, 2006).

Peneliti memutuskan untuk menggunakan jenis penelitian eksperimen karena cocok untuk

memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat memperoleh kesimpulan yang benar dan

tidak menyimpang dari teori.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak minggu keempat bulan Juli 2015 sampai minggu keempat bulan

Agustus 2015. Sedangkan pengambilan data dilaksanakan rumah.

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik yang mendukung tujuan penelitian dengan mempertimbangkan

faktor tenaga, biaya dan waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

eksperimental, study pustaka, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan

referensi dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relefan, internet maupun data yang diperoleh

dari hasil penelitian tersebut.

SMA Negeri 1 Takengon 13


3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Media air adalah media yang digunakan dalam proses perendaman dan penyiraman kacang merah

untuk membandingkan pertumbuhan kecambah masing-masing tanaman.

b. Intensitas cahaya adalah jumlah banyak sedikitnya cahaya.

c. Laju pertumbuhan adalah kecepatan atau kelajuan pertambahan ukuran atau berat serta perubahan

bentuk.

d. Tanaman kacang merah adalah tanaman yang berasal dari hasil perkecambahan biji kacang merah.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan catatan

lapangan. Untuk itu, peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan alat dan bahan. Alat yang

digunakan antara lain: baskom, kertas label dan, polybag, kamera, alat tulis dan mistar. Bahan yang

digunakan yaitu: kacang merah, air bekas cucian beras, air PAM dan tanah subur.

3.6 Prosedur Kerja

Langkah kerja I untuk proses perendaman biji kacang merah:

1. Menyiapkan segelas air kelapa muda dan segelas air PAM di dalam sebuah baskom yang berbeda.

2. Memilih kacang merah yang kualitasnya baik dan tidak membusuk.

3. Merendam 10 biji kacang merah selama 20 menit di dalam kedua baskom tersebut dengan

menggunakan stopwatch.

4. Memilih kacang merah yang tenggelam atau yang berada di dasar baskom di dalam air yang

menandakan kualitasnya baik dan cocok untuk ditanam.

Langkah kerja II untuk proses penanaman biji kacang merah:

1. Menyiapkan 4 buah polybag yang telah berisi tanah.

SMA Negeri 1 Takengon 14


2. Memberi tanda pada masing-masing polybag untuk dimasukkan kacang merah yang direndam dengan

air kelapa muda dan air PAM. Sehingga polybag I,II, merupakan perendaman dengan air PAM

dan polybag III, IV merupakan perendaman dengan air bekas cucian beras.

3. Memasukkan masing-masing 3 buah kacang merah pilihan pada kedua polybag yang berbeda.

4. Kemudian memberi tanda-tanda yang berupa angka dan huruf pada setiap kacang merah tersebut,

angka untuk kacang merah yang disiram dengan air bekas cucian beras dan huruf untuk kacang merah

yang direndam dengan air PAM.

5. Menunggu beberapa hari hingga kecambahnya muncul.

Langkah kerja III untuk meneliti laju pertumbuhan kacang merah di dua tempat berbeda:

1. Menempatkan polybag I, II di tempat yang gelap (intensitas cahaya yang kurang) dan gelas pelastik

III, IV di tempat yang terang (intensitas cahaya yang cukup).

2. Melakukan pengamatan selama ± 5 hari untuk melihat laju pertumbuhan tanaman dan mencatat

hasilnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

SMA Negeri 1 Takengon 15


4.1 Perbandingan Laju Pertumbuhan Kecambah

Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan data

tentang:

a. Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air PAM.

b. Perkembangan kacang merah yang sebelumnya direndam dengan menggunakan air cucian beras.

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kecambah disiram Air PAM


Tanggal Hari POT I POT II
Ke- A B C D
27-07-2015 I - - - -
28-07-2015 II - - - -
29-07-2015 III X X √ √

Keterangan : - = kecambah belum tumbuh


X = kecambah tidak tumbuh
√ = kecambah tumbuh

Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah belum

tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak. Hal ini

menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air

PAM berlangsung selama 3 hari. Selain itu dapat dilihat juga kecambah yang tumbuh hanya ada 2, yaitu

hanya terdapat 1 kecambah kacang merah pada masing-masing pot.

Tabel 4.2 Pertumbuhan Kecambah disiram Air PAM


Hari POT III POT 1V
Tanggal
Ke- 1 2 3 4
27-07-2015 I - - - -
28-07-2015 II - - - -
29-07-2015 III X √ √ X

Keterangan : - = kecambah belum tumbuh


X = kecambah tidak tumbuh
√ = kecambah tumbuh

SMA Negeri 1 Takengon 16


Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pada hari pertama dan kedua, kecambah sama

sekali belum tumbuh, sedangkan pada hari ketiga ada kecambah yang tumbuh dan ada juga yang tidak.

Hal ini menunjukkan bahwa lamanya dormansi tanaman kacang merah yang sebelumnya direndam

dengan menggunakan air cucian beras berlangsung selama 3 hari. Kecambah yang tumbuh ternyata ada 2,

yaitu terdapat 2 kecambah kacang merah pada masing-masing pot, kecuali pada pot V yang kecambahnya

tidak tumbuh sama sekali bahkan membusuk.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada perkembangan kacang

merah yang sebelumnya direndam dengan air kelapa muda dan air PAM. Dari 9 buah kacang merah yang

direndam dengan air PAM, hanya ada 3 buah kacang merah yang berkecambah. Sedangkan pada

penyiraman dengan menggunakan air cucian beras, ada 2 buah kacang merah yang berkecambah dari 9

buah kacang merah yang ditanam di dalam polybag. Lama dormansinya pun sama, yaitu selama 3 hari.

Jadi perbandingan pertumbuhan antara kecambah yang disiram pada air PAM dan air cucian beras adalah

3:2.

Hal ini dikarenakan air cucian beras memang memiliki nilai kandungan karbohidrat yang sangat

tinggi. Air cucian beras ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air cucian

beras yang sering dibuang oleh kita tidak ada salahnya untuk kita manfaatkan sebagai penyubur tanaman.

Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi yang melimpah di antaranya karbohidrat berupa pati
sebesar 85-90 persen, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula, dan vitamin yang tinggi yang sangat
berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan.

Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los

Baños mengungkapkan bahwa dari air cucian beras dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu

Hasil penlitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air cucian beras ini mampu meningkatkan hasil

kedelai hingga 64 %, kacang tanah hingga 15 % dan sayuran hingga 20-30 %. Dengan kandungan unsur

kalium yang cukup tinggi, air kelapa muda dapat merangsang perkembangan kacang merah.

4.2 Perbandingan Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah

SMA Negeri 1 Takengon 17


Untuk kepentingan pembahasan hasil-hasil penelitian secara berturut-turut akan disajikan tentang:

a. Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang terang atau tempat yang memiliki

intensitas cahaya yang cukup.

b. Pertumbuhan kacang merah yang diletakkan di tempat yang gelap atau tempat yang memiliki intensitas

cahaya yang kurang.

Tabel 4.3 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah


di Tempat yang Terang
Hari POT I POT II
Ke- D E F G H I
30-07-2015 IV 0,3 X X X X X
31-07-2015 V 1 X X X X X
01-08-2015 V 3 X X X X X
02-08-2015 VII 6 X X X X X
03-08-2015 VIII 6,5 X X X X X

Keterangan : angka menunjukkan tinggi tanaman kacang merah dalam cm


X = kecambah tidak mengalami pertumbuhan

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa kecambah yang mengalami pertumbuhan hanya 1

yaitu pada pot II. Pertumbuhannya pun sangat lambat, hanya mengalami kepesatan pada hari keempat,

yaitu tumbuh sekitar 3 cm dari hari sebelumnya. Namun, daunnya berwarna hijau dan batangnya pun

kokoh. Hal ini dikarenakan tanaman kacang merah tumbuh dengn sempurna namun prosesnya lambat

karena menyerap cahaya matahari yang sangat cukup. Cahaya matahari tersebut digunakan untuk

berfotosintesis sehingga daunnya pun berwarna hijau karena mengandung banyak klorofil. Dalam

keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga tumbuhan tumbuh lebih pendek.

Sedangkan kecambah yang lain tidak mengalami pertumbuhan, malah membusuk. Bijinya berwarna putih

seperti banyak ditumbuhi jamur.

Tabel 4.4 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kacang Merah


di Tempat yang Gelap

SMA Negeri 1 Takengon 18


Hari POT I POT IV
Tanggal
Ke- A B C 1 2 3
30-07-2015 IV X X 0,4 X 0,1 1
31-07-2015 V X X 4 X 0,3 6
01-08-2015 V X X 9,5 X 0,5 15
02-08-2015 VII X X 16,5 X 0,7 29
03-08-2015 VIII X X 32,5 X 2,2 40,5

Keterangan : angka menunjukkan tinggi tanaman kacang merah dalam cm


X = kecambah tidak mengalami pertumbuhan

Data yang tertera pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar kecambah kacang merah tumbuh

dengan pesat di tempat yang gelap. Hanya ada 4 dari 9 kecambah yang tidak mengalami pertumbuhan.

Ada 2 kecambah pada masing-masing pot yang ditanami kacang merah yang sebelumnya dilakukan

perendaman pada air bekas cucian beras. Tingginya pun mencapai 40,5 cm dan melebihi tinggi tanaman

kacang merah yang sebelumnya direndam dengan air PAM. Akan tetapi tanaman menjadi pucat karena

kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang. Dalam keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin

merangsang pemanjangan sel-sel, sehingga tumbuhan tumbuh lebih panjang. Laju pertumbuhan rata-rata

pada hari terakhir adalah 23,04 cm.

Dari percobaan yang dilakukan, ternyata ada perbedaan yang muncul pada pertumbuhan kacang

merah yang diletakkan pada tempat yang terang dan tempat yang gelap. Dari 9 buah kacang merah yang

diletakkan di tempat terang, hanya ada 1 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan

pada tempat yang gelap, ada 5 buah kacang merah yang mengalami pertumbuhan dari 9 buah kacang

merah yang ditanam di dalam polybag. Pertumbuhan tanaman kacang merah di tempat yang gelap pun

lebih pesat jika dibandingkan dengan tanaman kacang merah di tempat yang terang.

Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, maka perbandingan laju pertumbuhan tinggi antara tanaman

kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya kurang (tampat gelap) dengan

tanaman kacang merah yang diletakkan di tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup (tmpat terang)

adalah 23,04:6,5.

Hal ini dikarenakan kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya

kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari matahari

SMA Negeri 1 Takengon 19


pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak dipengaruhi oleh

matahari. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung kecambah tersebut cenderung mengikuti arah sinar

matahari atau yang disebut dengan fototropisme.

Untuk kecambah yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain

itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan

karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah

yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan

kecambah yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar

kehijauan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Anonim, 2008).

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah khususnya kacang merah di antaranya

adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan

hormon. Untuk proses perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun

faktor yang lain ikut mempengaruhi.

Perkecambahan dipengaruhi oleh hormon auksin, jika melakukan perkecambahan di tempat yang

gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok. Hal itu disebabkan karena hormon auksin sangat

peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan

akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata

ketika terkena cahaya. Sehingga dihasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas (Soerga,

2009).

Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang

membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan sistem tajuk. Terdapat bukti kuat yang

menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda

dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling akan

berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan membentuk akar sering

terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).

Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya

tanaman apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada batangnya yang
SMA Negeri 1 Takengon 20
tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila dipacu dengan auksin.

Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus. Pada daerah tersebut,

pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100 primordia akar. Bahkan, batang tanpa

primordia sebelumnya akan mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar

(Salisbury dan Ross, 1995).


Cahaya mempengaruhi perkecambahan melalui tiga cara, yaitu dengan intensitas (kuantitas) cahaya,
kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas (panjang hari) (Elisa, 2006).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

SMA Negeri 1 Takengon 21


Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa biji kacang merah yang direndam pada PAM lebih sedikit berkembang menjadi

kecambah dibandingkan dengan perendaman pada air bekas cucian beras dengan perbandingan 3:4 karena

air bekas cucian beras mengandung karbohidrat yang baik untuk pertumbuhan tanaman, khususnya

mengandung kalium yang sangat tinggi sebagai penyubur tanaman.

Selain itu, pertumbuhan kecambah kacang merah di tempat yang gelap lebih cepat dari pada di tempat

terang dengan perbandingan 23,04:6,5. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari menonaktifkan kerja

hormon auksin yang berperan dalam proses pemanjangan sel. Namun kecambah yang tumbuh di tempat

gelap, daunnya berwarna kuning pucat karena kekurangan klorofil, kurus, dan daun tidak berkembang.

Tanaman tidak melakukan fotosintesis di tempat yang gelap, namun mengalami etiolasi, yaitu tumbuhan

yang menjadi tumbuh dengan cepat tetapi menjadi kurus dan tidak mengalami perkembangan daun,

karena kekurangan cahaya matahari. Sebaliknya dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami

kerusakan sehingga tumbuhan tumbuh lebih pendek. Di tempat terang, tanaman tumbuh secara normal

karena melakukan proses fotosintesis.

5.2 Saran

Dengan terselesainya laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jenis Media Air Perendaman dan

Intensitas Cahaya Terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Kacang Merah“ ini, penulis berharap agar

penyusunan laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para petani pada

khususnya.

Penulis sangat berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan

potensi pembaca dalam penanaman kacang merah sehingga dapat memperoleh keuntungan yang

maksimal. Mengingat begitu banyaknya gizi yang terkandung di dalam kacang merah ini, penulis

berharap generasi muda dapat memamfaatkan gizi yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat

meningkatkan potensi intelektulanya.

SMA Negeri 1 Takengon 22


DAFTAR PUSTAKA

Priadi, Arif. 2010. Biologi SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistir

Riandari, Henny. 2012. Biologi untuk kelas XII SMA dan MA. Solo : Global.

Jozkcam, Cahaya. 2010. Peranan Air Bagi Tanaman.


http://daunmudha.blogspot.com/2010/02/peranan-air-bagi-tanaman.html. Diunduh pada 28
Agustus 2015.

Puspitarini, Margaret. 2011. Air Cucian Beras Bisa Suburkan Tanaman.


http://kampus.okezone.com/read/2011/10/18/372/517127/air-cucian-beras-bisa-suburkan-
tanaman.html. Diunduh pada 28 Agustus 2015.

SMA Negeri 1 Takengon 23


Zaelani, Abdul Koid. 2012. Pertumbuhan Sekunder.
http://jadibrilian.blogspot.com/2012/04/pertumbuhan-sekunder.html. Diunduh pada 29 Agustus
2015.

LAMPIRAN
Grafik laju pertumbuhan kacang merah

Rata-Rata
5
4
3 Rata-Rata

2
1
0
air bekas cucian beras air PAM

Alat dan bahan

SMA Negeri 1 Takengon 24


Pensil 2B polybag mangkok penggaris

Lebel kacang merah tanah Air PAM Air beras

Hari 1

Hari ke 2
air beras air PAM

Hari ke 10

Air beras air PAM

SMA Negeri 1 Takengon 25


SMA Negeri 1 Takengon 26

Anda mungkin juga menyukai