Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG


HIJAU

Di Susun Oleh :

1. ARIS
2. NUR FAUZA ALIFIA UMAR
3. SYARIEF MAULANA
4. JUMADIL AQSA

SMA NEGERI 1 NUNUKAN


2016-2017
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Setiap makhluk hidup akan mengalami proses pertumbuhan, begitu pula pada
tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah intensitas cahaya. Namun, efek lain dari sinar
matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan
tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan lebih pendek daripada tumbuhan yang
tumbuh di tempat gelap. Peristiwa ini disebut dengan Etiolasi.Dampak tanaman akibat
etiolasi adalah tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis. Padahal proses
fotosintesis bertujuan untuk menghasilkan karbohidrat yang berperan penting dalam
pembentukan klorofil. Karena karbohidrat tidak terbentuk, daun pun tanpa klorofil
sehingga daun tidak berwarna hijau, melainkan kuning pucat.
Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin.Auksin adalah
hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar
dan ujung batang. Oleh karena itu, tanaman akan lebih cepat tumbuh. Produksi
auksin akan terhambat pada tanaman yang sering terkena sinar matahari.
Itulah sebabnya, pertumbuhan tanaman etiolasi selalu lebih cepat, tapi
batang tidak tegar karena mengandung banyak air.Akibat tidak ada sinar
matahari maka organ perbanyakan pada tanaman lama-lama mengkerut lalu
mati karena tidak mendapat sumber makanan

2. TUJUAN PENELITIAN
Untuk Mengetahui pengaruh Cahaya terhadap pertumbuhan Kacang Hijau

3. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau yang diletakkan
didua tempat berbeda (tempat terang dan tempat gelap) ?

4. HIPOTESIS
Cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan , yaitu menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Jadi, kacang hijau yang di tempatkan pada ruang
dengan intesitas cahay terang akan membuat perumbuhan kacang hijau lebih cepat dari pada
kacang hijau yang di taruh di tempat gelap.

5. VARIABEL- VARIABEL PENELITIAN


a. Variabel bebas adalah cahaya matahari.
b. Variabel kontrol adalah kapas, botol, kacang hijau.
c. Variabel terikat adalah pertumbuhan kacang hijau.
BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Pertumbuhan dan PerkembanganTumbuhan

Makhluk hidup berbeda dengan benda mati karena cara mereka tumbuh. Benda-
benda yang tidak hidup hanya dapat tumbuh dengan pertambahan,yaitu dengan
menambahkan suatu massa yang terdiri dari zat yang sama kepada volume yang sudah
ada. Dengan cara ini sungai memperbesar ukurannya ketika anak-anak sungai
bermuara ke dalamnya. Suatu tetesan air beku menjadi lebih besar ketika lebih banyak
air ditambahkan pada inti es dan kemudian turut membeku. Akan tetapi, air dari
sungai yang membesar dan dari untaian es itu sama sekali tidak berubah, air itu masih
tetap air. Tidak demikian halnya pada makhluk hidup, misalnya seorang anak
berkembang dengan memasukkan ke dalam tubuhnya makanan yang secara kimia
berbeda dengan dirinya sendiri, kemudian mengubah makanan ini secara kimia dan
membuatnya menjadi bagian dari tubuhnya sendiri. Kenaikan berat badan pada
seorang anak yang sedang tumbuh disebabkan oleh makanannya yang terdiri dari
susu, telur, roti, dan daging.
Akan tetapi, makanan-makanan ini telah diubah sedemikian rupa sehingga kalian
akan sia-sia kalau berusaha mencari partikel-partikel kecil makanan di dalam otot
lengan atas atau otot betisnya. Pertumbuhan adalah proses kenaikan massa dan
volume yang irreversibel (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi
dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut. Selama pertumbuhan
terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta
dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya
kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan
secara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan
pertumbuhan. Pertumbuhan pada tumbuhan terutama terjadi pada jaringan meristem
(ujung akar, ujung batang, dan ujung kuncup). Tumbuhan monokotil tumbuh dengan
cara penebalan karena tidak mempunyai kambium, sedangkan tumbuhan dikotil
pertumbuhan terjadi karena adanya aktivitas kambium. Kambium memegang peranan
penting untuk pertumbuhan diameter batang. Kambium tumbuh ke dalam membentuk
xilem (kayu), ke arah luar membentuk floem. Dalam pertumbuhan dan perkembangan
terjadi pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi sel. (Suwarno dkk. 2009: 3-
4)

B. Pengaruh Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau


Tumbuhan memerlukan jumlah cahaya yang berbeda untuk proses fotosintesis.
Namun jumlah cahaya yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan karena
merusak kerja hormon pertumbuhan (auksin). Fungsi utama hormon auksin adalah
sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang
meristem ujung Tumbuhan yang mendapat cahaya kurang atau ditempat gelap akan
terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, tetapi daun kecil dengan warna hijau muda,
dan batang akan beruas-ruas panjang (etiolasi).(
http://kudunku.blogspot.co.id/2014/01/laporan-penelitian-pertumbuhan-dan.html)

C. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Aktivitas pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Pada
tanaman kecepatan pertumbuhan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut
busur tumbuh atau auksanometer. Tumbuhnya tanaman melalui beberapa tahapan.
Tahapan-tahapan pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai berikut:

1. Perkecambahan
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan
pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang mempengaruhi perkecambahan
adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu. Perkecambahan biji ada dua macam,
yaitu:

a. Perkecambahan epigeal
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah
dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh:
perkecambahan kacang hijau.
b. Perkecambahan hipogeal
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul
di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh:
perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).

2. Pertumbuhan Primer
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada
ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.

3. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan kambium yang bersifat meristematik
kembali. Ciri-ciri jaringan meristematik ini adalah mempunyai dinding yang tipis,
bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan selselnya belum
berspesialisasi. Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif, sel-sel meristem
membelah membentuk sel-sel baru. Sel-sel baru yang terbentuk itu pada awalnya
rupanya sama, tetapi setelah dewasa, sel-sel tadi berdiferensiasi menjadi jaringan
lain. Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
a. Jaringan meristem apex
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk
mewujudkan pertumbuhan primer.
b. Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita
temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan
lateral atau menambah diameter dari bagian tumbuhan. Kambium didapatkan
pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Contoh yang lain adalah kambium
gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan berkayu atau pada bagian
tumbuhan yang kena luka.

Aktivitas kambium dipengaruhi oleh keadaan suatu iklim, sehingga sel-sel


kayu yang terbentuk pada musim penghujan berukuran besar, dan sel-sel yang
terbentuk di musim kemarau berukuran kecil-kecil. (Suroso AY, dkk. 2003: 71-
72) Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dicotyledoneae dan
Gymnospermae. Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem
sekunder, yang meliputi:
a. Kambium gabus (felogen)
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan
sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan
terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut
periderm.
b. Kambium fasis
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem
sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang
berderet-deret menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang
disebut jari-jari empulur. Bagian xilem lebih tebal dari pada bagian floem
karena kegiatan kambium ke arah dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah
luar.
c. Kambium interfasis
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan
monokotil yang tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan.
Tetapi pada umumnya, pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan
banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu
menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan
kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan
berdifferensiasi. (Kimball, 1992: 411)

4. Pertumbuhan Terminal
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh.
Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan.

a. Daerah pembelahan (daerah meristematik)


Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-
sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding
tipis, dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil
pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi
bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh
kali dibandingkan sel-sel meristematik.
c. Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Selsel
di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di
antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur.
Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang,
dan jaringan pengangkut (xilem dan floem). (Suwarno, dkk. 2009: 4-8)
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Penelitian


a. Waktu
Kamis, 28 Juli 2016 – Kamis, 4 Agustus 2016.

b. Tempat Penelitian
Ruang kelas XII. IPA 1 sekolah SMA NEGERI 1 NUNUKAN.

2. Alat dan Bahan

ALAT BAHAN
 2 buah Botol aqua  Kacang Hijau
 Alat Ukur  Kapas
 Alat Tulis  Air
 Kamera

3. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Rendam kacang hijau ± 3 jam untuk mengetahui mana biji kacang yang layak kita
gunakan umtuk dijadikan objek eksperimen
3. Masukan gumpalan kapas yang telah diberi air (tidak boleh terlalu basah dan juga
tidak boleh terlalu kering)
4. Setelah kacang direndam, masukan kacang ke dalam gelas yang telah berisi kapas
(kacang di simpan di atas kapas)
5. Simpan kacang dalam jarak yang tidak terlalu rapat dengan kacang lain agar
pertumbuhannya lancar (tidak saling berdesakan)
6. Simpan 2 gelas pada tempat terang (halaman rumah) dan 2 gelas pada tempat
gelap (bawah tempat tidur)
7. Jika kapas mengering, segera basahi kapas tersebut, sampai kapas menjadi lembab
8. Amati lalu catat dan dokumentasikan hasil pengamatan setiap harinya.
4. Tabulasi data

Tinggi tanaman
Hari kacang hijau (cm)
ke- Tempat Tempat
Terang gelap
1
2
3
4
5
6
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL
a. Tabel hasil pengamatan

Tinggi tanaman
Hari kacang hijau (cm)
ke- Tempat Tempat
Terang gelap
1 1,4 cm 1,5 cm
2 2 cm 2,5 cm
3 - -
4 13,5 cm 12 cm
5 15 cm 21 cm
6 18,5 cm 28,5 cm
7 19 cm 34,5 cm

b. Gambar-gambar
Hari ke-1

Hari ke-2
Hari ke-4

Hari ke 5

Hari ke- 6
Hari ke-7

2. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan diatas menunjukkan bahwa
pertumbuhan kacang hijau yang memiliki intestitas cahaya yang terang dan gelap. Hal
ini menunjukkan bahwa gelap dan terangnya suatu tempat dapat mempengaruhi
pertumbuhan kacang hijau.
Berdasarkan tabel yang telah di sajikan di atas menunjukkan, bahwa pertumbuhan
kacang hijau yang mengalami peristiwa etiolasi (pertumbuhan yang cepat pada tempat
gelap) lebih cepat pertumbuhannya daripada pertumbuhan kacang hijau yang di
tempat terang. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon auksin yang terdapat pada
tumbuhan sangat mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau. Tanaman yang di tempat
gelap lebih cepat perumbuhannya di pengaruhi oleh hormon auksin (hormone
tumbuhan yang mengatur pertumbuhan sel di meristem ujung ) yang terdapat pada
ujung- ujung tanaman yang membuat kerja auksin lebih maksimal pada pertumbuhan
tanaman di tempat gelap. Namun pertumbuhan kacang pada tempat gelap batangnya
tidak tegak melainkan membungkuk, warna daun kuning agak pucat.
Sedangkan tanaman yang berada pada tempat terang tidak mengalami masalah
apapun karna mendapatkan sinar matahari yang cukup. Hormon auksin yang terdapat
pada tanaman kacang di tempat terang tidak bekerja secara maksimal yang
mengakibatkan tumbuhan tidak terlalu tinggi. Selain itu cahaya matahari, juga
memnghambat pertumbuhan kacang karena cahaya matahari sebagai proses
fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat untuk tanaman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, bahwa


tumbuhan dalam hal penelitian adalah kacang hijau yang di tempat gelap tumbuh
lebih optimal dan cepat karena peristiwa etiolasi dan di pengaruhi oleh hormon
auksin. Sehingga akan terus memacu pertumbuhan batang kacang hijau. Meskipun
tanaman kacang hijau ini tumbuh lebih tinggi, tetapi dengan kondisi fisik tanaman
yang kurang baik, batang terlihat kurus tidak sehat, warna daun kuning dan pucat.
Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat terang tumbuh lebih pendek
karena hormon auksin ini akan menghambat pertumbuhan kacang karena terkena
cahaya matahari. Meskipun pertumbuhan kacang hijau lebih pendek, tetapi dengan
kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar
dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
cahaya memperlambat atau menghambat pertumbuhan kacang hijau, dan hal tersebut
terjadi karena cahaya dapat menguraikan auksin

2. SARAN

Dalam melakukan suatu penelitian, lebih baik melakukan penelitian di tempat


yang baik tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan,
sehingga percobaan akan aman dan berhasil. Mengukur tinggi kecambah, harus
dilakukan secara teliti dan benar. Dalam melakukan penelitian, hendaknya
memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi
lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu
baik dan valid.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://kudunku.blogspot.co.id/2014/01/laporan-penelitian-pertumbuhan-dan.html
2. Suwarno. 2007. Panduan pembelajaran biologi. Jakarta: CV Karya Mandiri
Nusantara

Anda mungkin juga menyukai