Disusun oleh :
Anggota Kelompok 1
1. 10048 / Aldo Farizky P. (02/XII-5) (Ketua)
2. 10073 / Aqellyna H.S. (04/XII-5) (Anggota)
3. 10197 / Khoirota Nurin F. (18/XII-5) (Anggota)
4. 10210 / M. Raihan Izzaz (22/XII-5) (Anggota)
5. 10211 / Malfa Syakira N. (23/XII-5) (Anggota)
6. 10285 / Putra Andhika A. (25/XII-5) (Anggota)
Mengetahui, Mengetahui,
Wali Kelas XII- 5 Guru Pembimbing Biologi
2
Daftar Isi
BAB I :Pendahuluan
1.1 Latar belakang …………………………………………………………………………………………….8
1.2 Rumusan masalah ………………………………………………………………………………………9
1.3 Tujuan penelitian ……………………………………………………………………………………….9
1.4 Manfaat penelitian ……………………………………………………………………………………..9
1.5 Hipotesis ……………………………………………………………………………………………………..10
3
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Analisa Data………………………………………………………………………………..29
4.2 Uji Hipotesis…………………………………………………………………………………………………32
4
Daftar Tabel
5
Daftar Gambar
6
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Kacang hijau(Vigna radiata)merupakan tanaman Leguminosa yang tumbuh baik
didaerah tropis yang memiliki nilai gizi dan ekonomis penting setelah tanaman kacang
tanah dan kedelai. Tanaman pangan ini dikenal luas dan sudah lama dibudidayakan di
Indonesia. Bila dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia
termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor kacang
hijau. Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena
memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran daerah
produksi kacang hijau adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur. Total kontribusi daerah tersebut adalah 90 % terhadap produksi kacang hijau
nasional dan 70 % berasal dari lahan sawah (Kasno 2007).
Tanaman kacang hijau banyak memerlukan unsur hara dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tersebut banyak petani
menggunakan pupuk organik, dan salah satu sumber pupuk organik yang dapat
digunakan adalah dengan memanfaatkan limbah air cucian beras. Namun demikian
limbah air cucian beras ini belum banyak dimanfaatkan karena masyarakat belum
mengetahui manfaat dari air cucian beras tersebut. Hal tersebut disebabkan karena
masyarakat belum mengetahui manfaat dari air beras.
Air beras belum termanfaatkan secara optimal, meski masih mengandung
banyak vitamin mineral dan unsur lainya. Air leri masih banyak mengandung gizi
seperti vitamin B1 (tiamin) dan B 12 (Fatimah, 2008). Menurut Chamsyah Noor dan
Adesca (2006), bahwa salah satu bahan yang dapat digunakan untuk menyuburkan
tanaman adalah air cucian beras.
Hal ini karena air cucian beras bisa meningkatkan hasil tanaman karena air
cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi
perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak
digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Auksin bermanfaat untuk
merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin
berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
7
1.2 Rumusan masalah
8
1.5 Hipotesis
Hipotesis penelitian, untuk sementara ini:
1. Terdapat pengaruh kadar pemberian air cucian beras terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau
2. Terdapat perbedaan antara kacang hijau yang diberi air cucian beras dan kacang
hijau yang tidak diberi air cucian beras.
3. Terdapat pengaruh pada pertumbuhan tanaman kacang hijau yang diberi air
cucian beras
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar 2.1
Sumber https://quizizz.com/admin/quiz/5f2b70fb9dc77f001cf9246e/soal-remidial-
pertumbuhan-dan-perkembangan-program-mipa
Adanya proses pertumbuhan ini dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Tanaman yang bertambah panjang di tempat gelap belum dikatakan tumbuh walaupun
volumenya 6 bertambah, karena bobot kering sebenarnya menurun akibat respirasi
yang terus berlangsung, sedangkan fotosintesis tidak terjadi. Dalam keadaan normal
pertumbuhan bukan saja pertambahan volume tetapi juga diikuti oleh pertambahan
10
bobot kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, lalu diikuti
oleh pembesaran sel dan terakhir adalah diferensiasi sel.
Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi tertentu saja, yaitu pada jaringan
meristem. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah.
2. Cahaya Matahari
11
mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting
untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
4. Suhu
4. Oksigen
5. pH
12
6. Media Tanam
Media tanam dapat berupa pot, pupuk ataupun tanah. Pot adalah sebuah
kontainer dimana bunga atau tanaman lain ditanam dan dibesarkan, dimana
terdapat lubang di bagian bawahnya untuk air dapat mengalir dari tanah
kemudian melewati lubang-lubang bawah pot. Lubang ini membantu
mengalirkan air yang disiramkan ke tanaman agar tanahnya tidak menjadi
terlalu basah. Jika tanahnya kelewat basah, tanaman tersebut akan cepat layu
dan mati.
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di daerah
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
13
Gambar 2.3
Sumber https://hot.liputan6.com/read/4559611/16-manfaat-kacang-hijau-baik-untuk-
penderita-anemia-dan-diabetes
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan
sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan
lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan fosfor pada
kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung
rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak
tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau
minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam
lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi.
Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau
mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan vitalitas pria. Maka
kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang baru
menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati
dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan wanita yang
baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya.
14
2.4 Air Cucian Beras (Faktor Eksternal)
Salah satu pupuk organik yang bisa memperbaiki unsur hara tanah dan bisa
meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman yaitu limbah air cucian beras.
Terdapat banyak manfaat air cucian beras untuk tanaman. Selain itu air cucian beras
mudah didapatkan, ramah lingkungan, serta memiliki harga yang murah sehingga dapat
terjangkau.
Gambar 2.4
Sumber https://rri.co.id/entikong/190-ragam/1538433/8-manfaat-air-cucian-beras-untuk-
kulit-rambut-hingga-kesehatan?
utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign
Mengutip dari Medical News Today, beras mengandung 75-80% pati, dan air cucian
beras diduga mengandung banyak vitamin dan mineral, di antaranya:
● Asam amino
● Vitamin B dan E
● Mineral
● Antioksidan
15
1. Menyuburkan Tanaman
Hal tersebut berkaitan dengan banyaknya senyawa organik yang terkandung dalam air
cucian beras, misalnya berbagai mineral yang sangat berfungsi baik bagi kesuburan
tanaman. Dikutip dari studi di jurnal Plant Nutrients and Abiotic Stress Tolerance,
mineral memiliki peran mendasar untuk meningkatkan ketahanan tanaman di bawah
suhu tinggi dan tekanan lingkungan lainnya bagi tanaman.
Mineral juga memiliki fungsi bagi banyak proses fisiologis seperti pemeliharaan,
fotosintesis dan aktivasi enzim untuk keberlangsungan hidup tanaman tersebut.
Manfaat air cucian beras selanjutnya adalah air cucian beras terbukti dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Manfaat air cucian beras untuk tanaman ini bertindak sebagai pupuk yang ringan.
Senyawa organik yang terkandung, yaitu pati dari air cucian beras akan membantu
mendorong bakteri tanah yang menguntungkan untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman.
Senyawa tersebut juga bisa meningkatkan kualitas tanaman untuk konsumsi manusia,
sekaligus dapat menekan penyakit pada tanaman bila diterapkan dalam jumlah yang
sesuai.
3. Memperkuat Tanaman
Banyak yang tidak mengira bahwa manfaat air cucian beras untuk tanaman dapat
memperkuat tanaman.
Hal ini karena terdapat kandungan vitamin B dan E, serta mineral yang terkandung
dalam air cucian beras.
Vitamin B dan E berperan dalam terjadinya biosintesis pada tanaman dan berfungsi
sebagai antioksidan, sedangkan mineral memiliki peran mendasar untuk meningkatkan
ketahanan tanaman di bawah suhu tinggi dan tekanan lingkungan lainnya bagi tanaman.
16
Manfaat air cucian beras selanjutnya adalah mampu membantu tanaman untuk
mempercepat proses fotosintesis.
Karena air cucian beras mengandung antioksidan yang berfungsi sebagai penyangga,
yang dapat berinteraksi dengan berbagai komponen dan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
Air cucian beras mengandung protein yang memiliki berbagai peran enzimatik,
struktural, dan fungsional, serta berguna dalam proses fotosintesis, biosintesis,
transportasi zat hara, dan kekebalan terhadap mikroba patogen, seperti hama.
Selain mengandung banyak vitamin dan mineral, air cucian beras juga memiliki banyak
sekali komponen atau senyawa dengan nilai gizi yang bermanfaat bagi reproduksi serta
pertumbuhan tanaman.
Beberapa komponen atau senyawa organik dengan nilai gizi yang bermanfaat, antara
lain:
Lipid atau lemak berfungsi sebagai komponen struktural membran sel tanaman, yang
berfungsi sebagai penghalang dinding sel terhadap lingkungan luar sel.
17
Pada tumbuhan, lipid memiliki peran yang sangat penting sebagai senyawa pensinyalan
dan penyimpanan energi.
● Pati Sebesar 9%
Pati memiliki fungsi utama untuk sel tumbuhan menyimpan energi dalam bentuk
glukosa.
● Karbohidrat
Pada tumbuhan, karbohidrat yang dihasilkan oleh fotosintesis dan sangat berperan bagi
tumbuhan karena peran esensial mereka sebagai sumber energi vital dan sebagai
komponen penyimpanan.
● Inositol
Inositol penting untuk penyimpanan fosfat, biosintesis dinding sel, produksi molekul
yang berhubungan dengan stres pada tumbuhan, komunikasi sel-ke-sel, penyimpanan
dan pengangkutan hormon tumbuhan.
● Asam Fitat
Asam fitat, ditemukan dalam biji tanaman. Senyawa ini berfungsi sebagai bentuk
penyimpanan utama fosfor di dalam biji.
Saat biji berkecambah, fitat terdegradasi dan fosfor dilepaskan untuk digunakan oleh
tanaman muda.
Dikutip dari Easy Succulent Care, air cucian beras dapat mendorong pertumbuhan
bakteri menguntungkan bila digunakan dalam jumlah yang terkontrol.
Bakteri baik tersebut selanjutnya dapat membantu memecah bahan organik di dalam
tanah dan akan menghilangkan bau tanah yang dihasilkan oleh kompos. (orani.co.id,
2022)
18
2.5 Pengaruh Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
(Vigna radiata)
Air cucian beras bisa meningkatkan hasil tanaman karena air cucian beras
mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara
terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan
dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Auksin bermanfaat untuk merangsang
pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk
merangsang pertumbuhan akar. Aplikasi air cucian beras cukup dengan menyiramnya
ke media tanam. Air cucian beras banyak mengandung vitamin B1 yang berasal dari
kulit ari beras yang ikut hanyut dalam proses pencuciannya, dimana vitamin B1
merupakan unsur hormon (fitohormon) dan hormon tersebut dibutuhkan dalam
pertumbuhan tanaman, maka dari itu Vitamin B1 ini berguna dalam mobilisasi
karbohidrat hingga bagus untuk tanaman yang baru replanting. Vitamin ini membantu
perakaran. Vitamin B1 akan membantu perakaran selama bersama dengan auksin.
(kompas.com, 2019.
19
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Variabel, Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah salah satu elemen penting dalam penelitian. Variabel juga
termasuk salah satu faktor dalam penelitian yang memiliki peran yang saat bermanfaat
pada penelitian itu sendiri. Variabel sendiri dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep
yang mengandung variasi nilai, Effendi (1982, h. 42). Sementara Sugiyono (2016, h. 38)
mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel penelitian sudah pasti memiliki sifat beragam (bervariasi). Variasi nilai pada
variabel penelitian ini merujuk pada ragam karakteristik—berbeda antar satu dengan
lainnya. Berikut ini adalah beberapa variabel penelitian yang kami gunakan dalam
penelitian kami :
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Atau
bisa diartikan juga sebagai variabel yang penguji ubah ubah agar mendapatkan
hasil (variabel terikat) yang berbeda-beda. Adapun variabel bebas yang kami
gunakan adalah air bekas cucian beras. Air bekas ini kami dapatkan dengan cara
menampung air bekas cucian beras yang akan dimasak. Berikut adalah cara
pembuatan air bekas cucian beras yang kami pakai :
a. Ambil beras secukupnya di wadah mangkuk, kemudian cuci beras tersebut
dengan air mengalir (air keran/air PDAM), setelah itu cuci sambil aduk agar air
berubah warna menjadi sedikit putih tulang, setelah itu sisihkan air tersebut
(yang berwarna putih tulang) ke dalam gelas ukur sampai mencapai angka 100
ml.
b. Untuk penyiraman, tinggal siramkan ke pot ke-2 dan pot ke-3. Sedangkan untuk
pot ke-1 menggunakan air biasa, tidak perlu air beras.
20
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel terikat juga dapat diartikan sebagai hasil dari perbedaan pemberian
perilaku kepada satu entitas dan yang lain. Dalam penelitian kali ini, variabel terikatnya
adalah pertumbuhan tinggi batang tanaman kami. Hasil perhitungan tinggi batang
tanaman kami dapatkan dengan cara awal menghitung tinggi hipokotil dan epikotil
yang tumbuh dari kotiledon saat tumbuhan masih berada di media kapas basah dengan
penggaris setiap hari. Kemudian, menghitung tinggi batang tanaman yang sudah
dipindah ke dalam pot dan batangnya diikat dengan penyangga dengan penggaris setiap
hari. Perhitungan 0 cm dimulai dari permukaan tanah hingga batas akhirnya adalah
ujung batang yang paling atas. Setelah itu akan kami tentukan selisih pertumbuhannya
dari data-data yang sudah kami dapatkan.
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang sama, dalam artian variabel kontrol
adalah perlakuan yang sama antar semua entitas percobaan. Variabel kontrol
juga termasuk salah satu elemen penting dalam penelitian. Variabel terikat juga
dapat diartikan sebagai variabel yang kemunculannya menyebabkan pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dikendalikan. Pada
penelitian kami kali ini, kami menggunakan beberapa variabel kontrol sebagai
berikut :
A. Media tanam yang sama, mulai dari ukuran pot, jenis pupuk kompos dan
tanah yang digunakan.
B. Pemberian cahaya matahari dengan intensitas yang sama.
C. Pemberian tusuk lidi di masing-masing tanaman, yang berguna untuk
menopang ketegakan tumbuhan.
21
Adapun perlakuannya adalah pemberian air beras dengan 3 taraf untuk setiap media,
yaitu:
Pada setiap perlakuan memiliki 5 benih untuk ditanam pada media tanah.
Sehingga seluruh benih yang digunakan adalah 15 benih biji kacang hijau.
3.3.1. Populasi :
Populasi yang kami ambil dalam penelitian kali ini sebesar 1,5 ons yang berisi
1023 biji kacang hijau. Namun, kami menggunakan 23 biji kacang hijau yang direndam
dan ternyata terdapat 8 biji kacang hijau yang mengapung sehingga dapat dikatakan
tanaman yang pertumbuhannya kami teliti sebanyak lima belas butir tanaman kacang
hijau.
3.3.2. Sampel :
Sampel dalam penelitian ini adalah 15 (lima belas) tanaman kacang hijau yang
sudah mengalami perkecambahan selama enam hari yang sudah terdapat bagian akar,
batang, dan daun. Sampel yang kami gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Lima tanaman kacang hijau dalam pot A (penyiraman dengan air biasa 100 ml)
b. Lima tanaman kacang hijau dalam pot B (penyiraman dengan air cucian beras
100 ml setiap sehari satu kali)
c. Lima tanaman kacang hijau dalam pot C (penyiraman dengan air cucian beras
100 ml setiap dua hari satu kali)
22
3.4 Alat Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
4. 100 ml air
5. 6 buah Kapas
1. 3 buah pot
2. 1 buah Timbangan digital
3. 15 buah Sapu lidi
4. 1 buah Penggaris
5. 1 meter Tali rafia
6. Kertas 16 m ²
7. Bolpoin
23
Gambar 3.4.2 Alat penelitian
1. Siapkan 15 biji kacang hijau kemudian rendam dalam air selama 24 jam.
Gunakan biji kacang hijau yang tenggelam saat direndam sedangkan yang
mengapung tidak dipakai atau bisa dibuang
2. Siapkan kapas basah dan taruh dalam sebuah wadah.
3. Setelah biji kacang hijau terendam dalam air selama 24 jam pindahkan biji
kacang hijau tersebut kedalam wadah yang sudah terdapat kapas basah.
4. Kemudian tunggulah proses perkecambahan tersebut sampai batang, daun, akar
sudah tumbuh. Proses perkecambahan tersebut terjadi selama 5 Hari
24
3.5.2. Prosedur pelaksanaan penelitian
1. Siapkan 3 buah pot plastik kecil yang sudah terisi tanah dengan massa 250 gram
dalam setiap pot
2. Dalam setiap pot siapkan 5 tanaman kacang hijau, dan tanamankan tanaman
kacang hijau dalam pot dan berikan lidi disetiap tanaman yang sudah diberikan
nama “Tanaman 1”, “Tanaman 2”, “Tanaman 3”, dan seterusnya sampai tanaman
3. Dalam menanam tanaman kacang hijau yang terpendam didalam tanah dengan
tinggi 2 cm. Misalnya tinggi sebelum tanaman ditanam dalam tanah 10 cm maka
nanti setelah ditanam panjang tumbuhan menjadi 8 cm diatas tanah.
4. Setelah tanaman ditanam di pot, tambahkan air beras 100 ml pada pot B dan
tambahkan air beras 100 ml pada pot C
5. Setelah disiram air beras dengan ukuran 100 ml, tanaman kacang hijau di media
tanah ditaruh ditempat yang terkena sinar matahari pagi.
6. Siram tanaman kacang hijau dengan air beras disetiap hari, dan ukur
pertambahan panjang disetiap harinya.
3.5.6. Pemeliharaan
Pemberian air beras dilakukan setelah penanaman (disiram setiap hari dengan
ukuran ml yang sama tapi dengan hari yang berbeda), selanjutnya dilakukan
penyiraman sehari sekali dan penyiraman dilakukan pada pagi hari
25
3.6 Jadwal Penelitian
Tabel 3.6 jadwal penelitian
25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8
Perendaman
Biji Kacang
Hijau
Pembelian
Kapas
Pembelian
Pot, Pupuk,
dan Tanah
Proses
peletakkan
biji di gelas
Perkecambah
an
Pemindahan
tanaman
kacang hijau
Penyiraman
Tanaman
Kacang Hijau
Pengumpulan
data hasil
Analisis data
26
Pembuatan
Laporan BAB I
Pembuatan
Laporan BAB
II
Pembuatan
Laporan BAB
III
Pembuatan
Laporan IV
Pembuatan
Laporan BAB
V
Pembuatan
daftar pustaka
& lampiran
Revisi laporan
Pengesahan
Laporan
Penelitian
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 2 3
0 18 cm 20 cm 6 cm 14,7 cm
6 24 cm 27,6 cm 14,6 cm 22 cm
8 26 cm 30 cm 18 cm 24,7 cm
Tabel. 4.1.2. Pertumbuhan panjang tanaman dengan air cucian beras sehari 1x (Pot B)
1 2 3
0 20 cm 18 cm 15 cm 17,7 cm
28
1 21,8 cm 19,7 cm 16,1 cm 19,2 cm
8 34 cm 31 cm 24 cm 29,7 cm
Tabel. 4.1.3. Pertumbuhan panjang tanaman dengan air cucian beras 2 hari 1x (Pot C)
1 2 3
0 10 cm 14 cm 18 cm 14 cm
5 18 cm 23,4 cm 21,8 cm 21 cm
29
7 21,4 cm 27,6 cm 23,1 cm 24 cm
Berdasarkan analisis pada tabel 4.1.1, tabel 4.1.2, dan tabel 4.1.3 diatas dapat
dinyatakan bahwa penyiraman tanaman Kacang Hijau dengan Air Beras dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman. Sebenarnya telah ditetapkan setiap Pot akan
ditanami dengan 5 tanaman Kacang Hijau, namun dikarenakan adanya kendala saat
diletakkan di gelas berisi kapas basah, dimana :
Pot A : diantara 5 biji kacang hijau, hanya 4 biji yang mengalami proses
perkecambahan, sedangkan 1 biji gagal mengalami proses perkecambahan.
Pot B & Pot C : diantara 5 biji kacang hijau, hanya 3 biji yang mengalami proses
perkecambahan, sedangkan sisa 2 biji gagal mengalami perkecambahan.
Kemudian setelah itu, yang berhasil mengalami proses perkecambahan kami
tunggu selama beberapa hari sampai muncul tunas, akar, batang dan daun. Setelah
muncul kriteria tersebut, tanaman siap dipindahkan ke media tanam pot. Setelah itu
penyiraman tanaman diberlakukan sesuai variabel bebas. Lalu tanaman Kacang Hijau
mulai mengalami pertumbuhan, namun ada sedikit kendala pada Pot A, yaitu
Pot A : diantara 4 tanaman Kacang Hijau yang berhasil dipindahkan, ada 1
tanaman yang mengalami kerusakan dikarenakan suatu kendala, yang mengakibatkan
tersisa 3 tanaman Kacang Hijau yang pertumbuhannya tetap berlanjut.
Pot B & Pot C : ketiga tanaman Kacang Hijau mengalami pertumbuhan yang signifikan,
tanpa ada yang mengalami kerusakan.
Berikut ini Grafik 4.1 yang menunjukkan rata-rata pertumbuhan dari tanaman
Kacang Hijau di Pot A, Pot B, dan Pot C selama 8 hari.
30
Grafik 4.1 Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Air cucian beras mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan dapat
membuat tanaman menjadi lebih subur. Selain, nutrisi, air cucian beras juga
mengandung beberapa jenis bakteri yang bermanfaat untuk tanaman.Komposisi air
beras 90 % karbohidrat yang berupa pati, juga mengandung vitamin, mineral dan
protein, 80 % protein beras disebut protein glutein.
31
Hal diatas menjelaskan bahwa betapa hebatnya air cucian beras terhadap
pertumbuhan tanaman yang bisa didapat bahwa tanaman yang diberi air cucian beras
akan mengalami pertumbuhan yang subur dan lebih baik dibanding tanaman yang
hanya disiram dengan air biasa,maka dari itu pertumbuhan Pot B dan Pot C lebih subur
dan lebih baik dibandingkan Pot A yang hanya diberi air saja,tetapi ada perbedaan
antara pertumbuhan pada Pot B dan Pot C yaitu Pot B lebih unggul dari Pot C sebab
pada Pot B diberi air cucian beras sehari sekali sedangkan Pot C diberi air cucian beras
dua hari sekali .
Dengan demikian maka hipotesis telah dibenarkan bahwa Pemberian air cucian
beras mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau dimana dengan adanya
pemberian air cucian beras lebih baik daripada tanaman kacang hijau tanpa adanya
pemberian air cucian beras..
32
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemberian air beras dapat memicu pertumbuhan tanaman Kacang Hijau lebih
cepat.
2. Pertumbuhan tanaman Kacang Hijau yang diberikan air biasa dan yang diberikan
air beras memiliki lama pertumbuhan yang berbeda
3. Air beras juga bisa dikategorikan sebagai pupuk organik, karena mengandung
banyak zat nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas, maka saran untuk mengenai penelitian tanaman kacang
hijau adalah sebagai berikut :
1. Perlu ada penelitian lebih detail terhadap pertumbuhan kacang hijau yang diberi
air beras
2. Perlu dilakukan penelitian terhadap air beras selain digunakan sebagai pupuk
organik
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lama apakah ada pengaruh air beras terhadap
tanaman yang berbuah
33
Daftar pustaka
Files, 2014, http://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-2-2-54211-613
410032-bab1-12052015031942.pdf) diakses pada tanggal 8
Agustus 2022 pada jam 21.12
Files, 2016,
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/43d7b791
85f13b0e21274993c4537705.pdf ) diakses pada tanggal 1 Agustus
2022 pada jam 20.39
Penerbitdeepublish.com, 2021,
https://penerbitdeepublish.com/contoh-variabel-kontrol/) diakses
pada tanggal 2 Agustus 2022 pada jam 20.50
34
Lampiran lampiran
35
36
37