Guru Pembimbing :
Sisnawati, S. Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan mengenai pertumbuhan
dan perkembangan kacang hijau ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari ibu Sisnawati, S. Pd pada mata pelajaran biologi. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan laporan ini.
i
Daftar Isi
BAB I
BAB II
BAB III
3.2 Pembahasan........................................................................................... 6
BAB IV
Kesimpulan ................................................................................................. 8
Lampiran..................................................................................................... 10
ii
BAB I
Pendahuluan
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dua
rangkaian proses tersebut berjalan bersamaan, sehingga tidak dapat
dipisahkan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran
atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali
kebentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel
(pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel (pertambahan
ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur), untuk mengukur
petumbuhan dapat menggunakan alat auksanometer. Sedangkan
perkembangan merupakan spesialisasi sel menjadi struktur dan fungsi
tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi melalui
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
1
Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, mengenai faktor
yang berpengaruh pada proses perkembangan dan pertumbuhan biji kacang
hijau. Maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Tujuan
2
BAB II
Kajian Pustaka
3
Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan
pada kacang tanah dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau
lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan kecambah
telah mengalami proses perombakan makromolekul menjadi mikromolekul.
Selain itu dengan proses perkecambahan terjadi pembentukan senyawa
tokoferol (vitamin E) (Purwono, 2005).
4
Menurut Astawan (2005), bahwa hampir seluruh energi panas (kalor)
berasal dari matahari. Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sebagai
batas tertentu. Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman menunjukkan
hubungan linier sampai batas tertentu. Setelah mencapai maksimum
hubungan kedua variabel itu menunjukkan parabolik. Pada suhu rendah
kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas,
bungan dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat
suhu rendah tergantung keadaan air.
5
BAB III
3.2 Pembahasan
Pada keadaan ini, kacang hijau mendapat cahaya dengan intensitas yang
sangat besar, akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena
sebagian besar hormon auksin terurai oleh sinar matahari. Dari data diperoleh
rata-rata panjang batang kecambah 3,2 cm. Statistik ini jika dibandingkan
dengan data kecambah pada keadaan gelap, yang berarti pertumbuhan
kecambah kacang hijau di tempat terang adalah lambat.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kecambah
di tempat dengan intensitas cahaya rendah adalah 4,6 cm. Pada tempat yang
6
gelap, kacang hijau tidak mendapatkan cahaya matahari sama sekali,
akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji kacang menjadi sangat aktif
dan bekerja secara optimal. Hal itu menyebabkan pertumbuhan kacang hijau
menjadi sangat cepat namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah.
Pertumbuhan kecambah pada tempat gelap paling cepat diantara tempat-
tempat lain.
7
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
8
BAB V
Daftar Pustaka
Pujiyanto, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi untuk Kelas XI SMA dan MA,
Platinum. Jakarta.
9
Lampiran (Foto Kacang Hijau)
10