Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KACANG HIJAU

Nama : Ratna Tri Widyastuti

Kelas : XII MIPA 1

Guru Pembimbing :

Sisnawati, S. Pd

SMA NEGERI 1 SUNGAI LILIN

TAHUN AJARAN 2021/202


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan mengenai pertumbuhan
dan perkembangan kacang hijau ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari ibu Sisnawati, S. Pd pada mata pelajaran biologi. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan laporan ini.

Sungai Lilin, 28 Agustus 2021

Ratna Tri Widyastuti

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................... ii

BAB I

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1.2 Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II

2.1 Teori-teori Pertumbuhan dan Perkembangan..................................... 3

BAB III

3.1 Data (Tabel) ........................................................................................... 6

3.2 Pembahasan........................................................................................... 6

BAB IV

Kesimpulan ................................................................................................. 8

Daftar Pustaka ............................................................................................ 9

Lampiran..................................................................................................... 10

ii
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Dua
rangkaian proses tersebut berjalan bersamaan, sehingga tidak dapat
dipisahkan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran
atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali
kebentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh pembelahan sel
(pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel (pertambahan
ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur), untuk mengukur
petumbuhan dapat menggunakan alat auksanometer. Sedangkan
perkembangan merupakan spesialisasi sel menjadi struktur dan fungsi
tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi melalui
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.

Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil (plantula)


dari dalam biji hasil dari perkembangan dan pertumbuhan embrio.
Perkembangan dan pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor pendukung yang paling penting bagi proses perkecambahan
adalah air. Proses awal perkecambahan dimulai dari penyerapan air dengan
cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi bisa mengakibatkan biji memecah
kulit pembungkusnya dan mengembang serta memicu perubahan metabolik
pada embrio sehingga biji mengalami pertumbuhan. Selain itu, proses
perkecambahan juga membutuhkan cahaya. Kekurangan cahaya akan
mengganggu proses fotosintesis pada kecambah yang menimbulkan gejala
etiolasi. Gejala ini dapat dilihat dari batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis, dan berwarna pucat.
Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan
tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang,
tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.

1
Sesuai dengan penjelasan yang telah dijabarkan diatas, mengenai faktor
yang berpengaruh pada proses perkembangan dan pertumbuhan biji kacang
hijau. Maka dilakukanlah percobaan ini.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang


hijau.
2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan kacang hijau yang mendapatkan
cahaya matahari langsung dan yang tidak mendapatkan cahaya matahari.

2
BAB II

Kajian Pustaka

2.1 Teori-teori Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai dengan


perkecambahan yaitu munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji).
Pada umumnya tanaman polongan dapat mempunyai endoperma. Cadangan
makanan disimpan dalam kotiledon (daun embrio), yang terlindungi di dalam
biji pada saat berkecambah plumula (ujung embrio atau calon kecambah)
diselubungi oleh kotiledon, sedangkan calon akar (radikula) diselubungi oleh
koleoriza. Bagian batang pada kecambah di atas kotiledon disebut epikotil
dan bagian batang kecambah di bawah kotiledon disebut hipokotil. Dalam
proses perkecambahan melibatkan proses fisiknya yaitu terjadi ketika biji
menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
Proses kimianya yaitu dengan masuknya air, biji mengembang dan kulit biji
akan pecah.

Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon


giberelin (GA) hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk mensistesis dan mengeluarkan enzim-enzim bekerja
enghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan
endosfilem. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air
misalnya enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula.
Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon
selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman (Pujiyanto, 2008).

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan


ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila
dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia
termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan
ekspor kacang (Purwono, 2005).

3
Kecambah kacang hijau mengandung vitamin E yang tidak ditemukan
pada kacang tanah dan kedelai. Bahkan nilai gizi kecambah kacang hijau
lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan kecambah
telah mengalami proses perombakan makromolekul menjadi mikromolekul.
Selain itu dengan proses perkecambahan terjadi pembentukan senyawa
tokoferol (vitamin E) (Purwono, 2005).

Kandungan zat gizi pada biji sebelum dikecambahkan, berada dalam


bentuk tidak aktif (terikat). Setelah perkecambahan, bentuk tersebut
diaktifkan sehingga meningkatkan daya cerna bagi manusia. Peningkatan zat-
zat gizi pada kecambah mulai tampak sekitar 24-48 jam saat
perkecambahan (Astawan, 2005). Sedangkan peningkatan vitamin E
(atokoferol) terjadi setelah proses perkecambahan selama 48
jam (Anggrahini, 2009).

Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan


yang memenuhi syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang
hijau dan kelembaban udara sekeliling harus tinggi. Kadar air biji kacang
hijau berkisar 5-15%, pada kadar air ini kelembaban terlalu rendah untuk
berlangsungnya metabolisme sehingga tahap perkecambahan adalah kadar air
biji kacang hijau harus dinaikkan dengan cara dilakukan perendaman atau
ditempatkan pada lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009).

Suwarsono (1989), menyatakan bahwa cahaya merupakan perangsang


utama dalam hidup tumbuhan. Beberapa respon tumbuhan terhadap interaksi
cahaya yang berbeda-beda adalah dilakukan oleh auksin dan efeknya timbul
karena berkurangnya efektivitas auksin pada keadaan cahaya terik. Tumbuhan
yang tumbuh delam gelap atau cahaya lemah akan mempunyai batang yang
panjang dengan ruas yang lebih panjang dan lebih besar dari tumbuhan yang
mendapatkan cahaya matahari penuh dan daun lebih kecil daripada daun yang
terlindung.

4
Menurut Astawan (2005), bahwa hampir seluruh energi panas (kalor)
berasal dari matahari. Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sebagai
batas tertentu. Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman menunjukkan
hubungan linier sampai batas tertentu. Setelah mencapai maksimum
hubungan kedua variabel itu menunjukkan parabolik. Pada suhu rendah
kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas,
bungan dan buah. Besarnya kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat
suhu rendah tergantung keadaan air.

5
BAB III

Hasil dan Pembahasan

3.1 Data (Tabel)

Hari Ke- Panjang Kecambah (cm)


Terang Gelap
0 0 0
1 0,2 0,3
2 0,9 1
3 1,5 2
4 4 5
5 5,5 7,5
6 6,8 8,5
7 7,3 13
Rata-rata (cm) 3,2 4,6

3.2 Pembahasan

Pada keadaan ini, kacang hijau mendapat cahaya dengan intensitas yang
sangat besar, akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena
sebagian besar hormon auksin terurai oleh sinar matahari. Dari data diperoleh
rata-rata panjang batang kecambah 3,2 cm. Statistik ini jika dibandingkan
dengan data kecambah pada keadaan gelap, yang berarti pertumbuhan
kecambah kacang hijau di tempat terang adalah lambat.

Apabila tanaman ditempatkan pada tempat yang terkena sinar matahari,


maka kecambah akan tumbuh lebih pendek daripada yang ditempatkan pada
tempat yang tidak terkena sinar matahari. Peristiwa itu terjadi karena
pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah dijelaskan
di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan
tinggi tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih
pendek, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat
gemuk, daun terlihat segar dan berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kecambah
di tempat dengan intensitas cahaya rendah adalah 4,6 cm. Pada tempat yang

6
gelap, kacang hijau tidak mendapatkan cahaya matahari sama sekali,
akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji kacang menjadi sangat aktif
dan bekerja secara optimal. Hal itu menyebabkan pertumbuhan kacang hijau
menjadi sangat cepat namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah.
Pertumbuhan kecambah pada tempat gelap paling cepat diantara tempat-
tempat lain.

Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel


dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon
auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya
matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap,
hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan
batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat
yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang
banyak dan lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun
pucat serta kekurangan klorofil sehingga daun berwarna kuning (etiolasi).

7
BAB IV

Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


bahwa cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang
hijau. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari langsung (terang)
pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar dan berwarna hijau, batang tegak
dan kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak terkena sinar matahari (gelap)
pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi) daunnya kecil dan berwarna pucat,
dan batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya dapat
memperlambat/menghambat kerja hormon auksin dalam pertumbuhan meninggi
(primer).

8
BAB V

Daftar Pustaka

Anggrahini, S. 2009. Pengaruh Lama Pengecambahan terhadap Kandungan α


Tokoferol dan Senyawa Proksimat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.).

Astawan, Made. 2005. Info Teknologi Pangan Department of Food Science


and Technology. Faculty of Agricultural Technology and Enginering, Bogor
Agricultural University.

Pujiyanto, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi untuk Kelas XI SMA dan MA,
Platinum. Jakarta.

Purwono dan Hartono, R. 2005. Kacang hijau. Penerbit Penebar Swadaya.


Jakarta.

SuwarSono. H, 1989. Hormon Tumbuh an. Fakultas Per tanian. Universitas


Brawijaya. Penerbit CV. Raj awali, Jakarta. Hal. 31.

9
Lampiran (Foto Kacang Hijau)

Gambar 1. Kecambah di tempat terang

Gambar 2. Kecambah di tempat gelap

10

Anda mungkin juga menyukai