Dosen Pengampu:
Prof. Lita Soetopo, Ph.D
Disusun oleh :
Nama : Irvan Mahmudi
NIM : 195040200113012
Kelas : A psdku Kediri
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2 METODE
2.1 Alat Dan Bahan
Bahan
Benih labu kuning varietas kusuma F1 berfungsi sebagai
benih yang akan dikecambahkan,
Air berfungsi sebagai pemicu terjadinya perkecambahan
melalui imbibisi,
Wadah nampan berfungsi sebagai tempat media
perkecambahan,
Tissu berfungsi sebagai media perkecambahan,
Stick kayu berfungsi untuk membuat plot-plot kecil pada
nampan.
Alat
Botol berfungsi sebagai alat untuk mengairi media
perkecambahan,
Kamera berfungsi sebagai alat dokumentasi pengamatan,
Penggaris berfungsi sebagai alat pengukur panjang
tanaman,
Alat tulis meliputi bolpoin dan kertas berfungsi sebagai alat
untuk mencatat data pengamatan.
2.2 Metode Pelaksanaan
Dalam kegiatan ini yang perlu dilakukan pada tahap awal adalah
penyiapan alat dan bahan, terutama untuk benihnya yaitu benih
labu kuning varietas kusuma F1. Kemudian mempersiapkan media
perkecambahan pada nampan yang telah dibentuk plot-plot
sebanyak 20 dengan menggunakan stick kayu dan selanjutnya
mengairi media perkecambahan dengan air.
Setelah penyiapan media perkecambahan, dilakukan penyemaian
benih labu yang telah di treatment dengan merendamnya dalam air
hangat dengan suhu 30-32°C selama 3-4 jam (Tutik, 2015). Lalu
benih diletakkan pada masing-masing plot, dan setiap plot diberi 1
biji.
Selanjutnya dilakukan pengamatan dan dokumentasi terhadap biji
yang dikecambahkan selama 2 minggu. Kegiatan pengamatan dan
dokumentasi dilakukan setiap hari. Pengamatanya terkait dengan
daya kecambah, jumlah populasi, hari berkecambah, jumlah daun,
panjang tanaman. Untuk pengamatan panjang tanaman diamati
dengan menggunakan penggaris.
Tabel 3. Populasi
Hari ke- Jumlah populasi
1 0
2 0
3 0
4 3
5 6
6 8
7 9
8 9
9 9
10 9
11 9
12 9
13 9
14 9
2 0.4 1 1.1 1.3 1.4 1.4 1.5 1.7 1.9 2.5 2.7
5
6
7
8
9
10
11
12 0.2 0.3 0.4 0.8 0.9 1.1 1.2 1.5 1.6 1.6
13
14 0.6 1.2 2.2 2.3 2.5 2.5 2.8 2.8 3 3.2 3.4
18
19
20
3.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada parameter saat benih mulai
berkecambah dan daya kecambah benih
semangka pada setiap faktor perlakuan
pemecahan kulit benih (baik tanpa
pemecahan kulit benih maupun dengan
pemcahan kulit benih) dengan
meningkatnya perlakuan suhu 30-32oC
(t2) menghasilkan saat benih mulai
berkecambah yang paling cepat dan daya
kecambah benih yang paling besar.
Selanjutnya dengan meningkatnya
perlakuan suhu menjadi 32-34oC (t3) dan
34-36oC (t4) menghasilkan saat benih
mulai berkecambah yang lebh lambat dan
menurunnya daya kecambah benih
semangka non biji. Dijelaskan oleh
Sunarjono (2002) bahwa benih triploid
membutuhkan kondisi agak khusus untuk
perkecambahnnya, suhu yang ideal untuk
pertumbuhan benih antara 25-30oC
Hal tersebut
dikarenakan proses fotosintesis yang
berlangsung terjadi pada daun, semakin
banyak jumlah dan luas daun, maka proses
fotosintesis yang dihasilkan semakin besar.
Peningkatan tersebut akan berdampak baik
pada peningkatan hasil tanaman labu madu,
sebab diasumsikan bahwa hasil fotosintesis
yang berupa fotosintat dapat menjadi nutrisi
bagi tanaman (Tatik et al., 2014).
Fahmi Lazuardi Imani*
) dan Mudji Santoso
In addition, trans-
genic F1 hybrids produced more seeds than nontrans-
genic hybrids when exposed to arti®cially induced viral
disease pressure. Next, it is important to document the
frequency and severity of viral infections within the
plant's natural range in the south-central USA, and to
ask whether transgenic resistance to cucurbit viruses
could aect the population dynamics of wild and weedy
populations.
LAWRENCE J. SPENCER* & ALLISON A. SNOW
Fitri Kurniati, Ida Hodiyah, Tedi Hartoyo, Indra Nurfalah. 2018. Respons
Labu Madu (Cucurbita moschata Durch) terhadap Zat Pengatur Tumbuh
Alami dengan Berbagai Dosis. Agrotech Res J. Vol 2. No 1. 2018: 16-21.
Nany Ela Susanti, Rudi Hartadi, Joni Murti Mulyo Aji. 2015. Kemitraan PT
EAST WEST SEED INDONESIA dengan Petani dalam Usaha Tani Benih
Waluh di Desa Tegalrejo Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 8 No.1
Reza Prakoso Dwi Julianto dan Astri Sumiati. 2017. Identifikasi Labu
Nusantara (Cucurbita moschene Dutchene) sebagai Diversifikasi Pangan
Sumber Karbohidrat. Jurnal Hijau Cendekia Volume 2 Nomor 1.
Font : Arial 12
Margin : 3-4-3-3 cm
Halaman : 8 s/d 15 Halaman
Spasi : 1 Spasi without/remove “Add
Space”
Dapus : Format Harvard-APA Style Versi 6
Tabel : Format Jurnal Internasional
Ketentuan Khusus Nilai Sumber Pustaka/ Literatur (20 Point) dan
Kemampuan Analisis Pembahasan data (35 Point)
• Minimal 10 Jurnal Nasional terakreditasi, dan 2 Jurnal International
• Sumber Pustaka Buku ber-ISBN Resmi
• Sumber Website Kementerian Pertanian
• Ebook dengan keterangan Pustaka lengkap dan Resmi, ber-ISBN
lebih baik
• No Wordpress, No Blogspot, No Wikipedia (Penalti - 65 Point)
• Dilarang mengutip Website tanpa nama penulis di Websitenya
(Penalti - 15 point)
• Teknik Menulis harus secara ilmiah
• Plagiarism is never to Forgiven (Penalti Tidak ada penilaian).
Tabel Penilaian
Indikator Persentase
Ketentuan dan Kerapian Format 45
Ketentuan Khusus Sumber Pustaka/ Literatur 20
Kemampuan Analisis Pembahasan data 35
Total Nilai Akhir 100