Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH LAMA PERENDAMAN ZAT PENGATUR TUMBUH AUKSIN

TERHADAP PEMBENTUKAN AKAR ADVENTIF DAN PERTUMBUHAN PADA


STEK MAWAR ( Rosa damascene Mill.)
1
Amin Nur Kholifah, 2 Binti Musrifah, 3 Febriana Mar’atussolikah, 4 Laili Maesaroh, 5 Triadi
Andrianto

Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung

Jl. Mayor Sujadi No. 46, Kudusan, Plosokandang, Kec. Kedungwaru, Kab. Tulungagung, Jawa
Timur 66221

e-mail korespodensi : bintimusrifah123@gmail.com No.HP : 085856049728

Abstrak

Bunga Mawar merupakan tanaman semak yang dikenal orang sebagai tanaman hias .
mawar mempunyai serangkaian manfaat sebagai tanaman hias , bunga tabur , obat – obatan,
dan sari kelopak mawar digunakan sebagai farfum dan bahan kosmetik . Pembiakan tanaman
mawar bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar . pembiakan dapat diakukan secara
generatif dan vegetatif. Stek merupakan pengembangbiakan secara vegetatif untuk mengatasi
kegagalan stek diberikan zat pengatur tumbuh auksin. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
membutuhkan zat pengatur tumbuh alami maumpun buatan. Rootone-F serbuk warna putih
yang mengandung 1- naftalenasetamida (NAA) 0.2 %, 2-metil 1 - naftalen asetat (MNAA) 0.03
indol 3- butirat 0.06 %, bahan aktif tersebut termasuk golongan auksin. Pada praktikum kali ini
mengunakan 18 batang stek dan 2 perlakuan perendaman konrol dan Rootone – F dengan 3
waktu perendaman yang berbeda yaitu 10,20,dan 30 menit. Pertama disiapkan terlebih dahulu
alat dan bahan, kemudian mencelupkan 9 tanaman Mawar ( Rosa damascene Mill.) ke dalam air
kontrol dan 9 tanaman Mawar ( Rosa damascene Mill.) ke dalam air yang sudah dicampur
dengan Rootone – F dengan waktu masing (10 menit, 20 menit, 30 menit) dengan konsentrasi
sama. setelah itu ditanam ke dalam polibag yang sudah disiapkan, 18 polybag dan di sungkup ,
ditunggu 4 minggu. Tujuan pengamatan ini untuk mengetahui pemberian Rootone-F dapat
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas
daun, jumlah akar, panjang akar pada stek mawar dan pembentukan akar adventif, mengetahui
waktu perendaman Rootone – F yang optimum untuk pembentukan akar adventif

Kata Kunci : Stek Mawar, Pembentukan Akar Adventif, ZPT Rootone –F


Abstract

Roses are shrubs known as ornamental plants. roses have a number of uses as an
ornamental plant, sow flowers, medicines, and rose petal extract is used as perfume and cosmetic
ingredients. Rose plant breeding aims to meet market demand. breeding can be generative and
vegetatively. Cuttings are vegetative propagation to overcome cuttings failure given auxin
growth regulators. Plant growth and development requires natural and artificial growth
regulators. Rootone-F white powder containing 1- naphthalenenenetamide (NAA) 0.2%, 2-
methyl 1 - naphthalen acetate (MNAA) 0.03 indole 3- butyrate 0.06%, the active ingredients are
included in the auxin group. In this practicum, 18 cuttings were used and 2 control and Rootone-
F immersion treatments with 3 different immersion times, namely 10, 20, and 30 minutes. First,
prepare the tools and materials, then dip 9 rose plants (Rosa damascene Mill.) Into control water
and 9 rose plants (Rosa damascene Mill.) Into water mixed with Rootone - F for each time (10
minutes, 20 minutes, 30 minutes) with the same concentration. after that it is planted into the
prepared polybags, 18 polybags and in a hood, waiting for 4 weeks. The purpose of this
observation is to determine that Rootone-F can have an effect on the growth of the number of
shoots, shoot length, number of leaves, leaf area, number of roots, root length in rose cuttings
and adventitious root formation, to determine the optimum soaking time of Rootone - F for root
formation. adventitious

Keywords: Rose cuttings, Adventif root formation, ZPT Rootone –F

Pendahuluan

Mawar merupakan tanaman semak Tanaman mawar dapat diperbanyak


yang sekarang dikenal sebagai tanaman hias. secara generatif maupun secara vegetatif.
tanaman mawar dapat tumbuh degan baik di Secara vegetatif dengan stek batang atau
daerah tropis seperti Indonesia dan cabang, cangkok, dan okulasi. Stek atau
memerlukan suhu berkisar 15-300C. cutting yaitu dengan cara memotong
Tanaman mawar diminati banyak konsumen sebagian tanaman dan langsung ditanam ke
karena keindahanya, keanggunannya, media tanam metode stek lebih dipilih,
keharuman dan segudang mafaatnya. seperti karena stek menghasilkan tanaman yang
tanaman hias , bunga tabur pemakaman, memiliki persamaan dalam umur, tinggi,
obat – obatan, dan sari kelopak mawar dapat ketahanan terhadap penyakit dan
dijadikan menjadi farfum dan bahan menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah
kosmetik. Mengingat kepentingan nilai banyak.( Nur Hafizah, 2014).
ekonomi dan meningkatnya permintaan
Stek seringkali mengalami kegagalan
bunga potong ataupun tanaman hias di
dengan tidak tumbuhnya akar. Salah satu
dalam dan luar negeri, maka pengembangan
usaha untuk mengatasi kegagalan dalam
budidaya mawar perlu diarahkan untuk skala
pertumbuhan akar pada stek adalah dengan
agribisnis yang sesuai dengan permintaan
memberikan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
pasar (Bangtani, 2012).
Auksin . Keuntungan penggunaan ZPT Desember 2020 bertempat di rumah Amin
Auksin pada stek adalah memperbaiki Nur Kholifah Mahasiswa Tadris Biologi
sistem perakaran, mempercepat keluarnya IAIN Tulungagung yang beralamat Desa
akar bagi tanaman muda, membantu Karangbendo,Kecamatan Ponggok,
tanaman dalam menyerap unsur hara dari Kabupaten Blitar.
dalam tanah, mencegah gugur daun dan
meningkatkan proses fotosintesis (Lakitan, Alat Dan Bahan
2006) Marfiani (2014) menjelaskan bahwa Alat dan bahan yang digunakan dalam
pemberian Rootone-F dapat memberikan praktikum antara lain Stek mawar (Rosa
pengaruh terhadap pertumbuhan jumlah damascene Mill.) dari tanaman mawar yang
tunas, panjang tunas, jumlah daun, luas sehat dan segar , Polybag, Kantong plastik
daun, jumlah akar dan panjang akar pada bening ukuran 40 cm (sungkup), Tali raffia
stek melati. , Rootone – F 4 gram dengan konsentrasi
Rootone-F berupa serbuk warna 10.000 ppm, tanah, kompos, air, dan
putih yang mengandung 1- polibag. Sedangkan alat yang digunakan
naftalenasetamida (NAA) 0.2 %, 2-metil 1 - antara lain yaitu kertas label, gelas ukur, 6
naftalen asetat (MNAA) 0.03 %, indol-3- wadah perendaman bahan stek,
butirat 0.06 %, bahan aktif tersebut termasuk gunting,pisau, alat tulis, stopwatch. Pengaris
golongan auksin, sedangkan 30 cm dan kamera.
tetrametilthiuram disulfide (Thiram) 4.00 % Perlakuan pertama yaitu disiapkan Stek
berfungsi sebagai fungisida (Sudrajat and batang mawar yang berjumlah 18 stek
Wahyono, 2002). batang . Kemudian mencampurkan 4 gram
Penelitian ini bertujuan untuk Rootone – F ke dalam 1 Liter air dan
mengetahui pertumbuhan stek mawar dalam kemudian dibagi ke dalam 3 wadah yang
perendaman larutan Rootone F dengan masing – masing berisi 300 mL dengan
konsentrasi sama dan waktu yang berbeda kosentrasi 10.000 ppm. Siapkan 3 wadah
dan hasil penelitian ini diharapkan bisa yang diisi dengan air yang digunakan
digunal sebagai perlakuan kontrol. Perlakuan kedua
celupkan 9 tanaman ke dalam Rootone – F
Metodologi Penelitian 10.000 ppm yang telah di larutkan dalam air
dengan waktu perendaman (10 menit, 20
Tempat dan Waktu menit, 30 menit). Kemudian mencelupkan 9
Praktikum berjudul “ Pengaruh tanaman ke dalam air kontrol dengan waktu
Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh perendaman yang sudah ditentukan (10
Auksin Terhadap Pembentukan Akar menit, 20 menit, 30 menit). Perlakuan ketiga
Adventif Dan Pertumbuhan Pada Stek siapkan polybag yang sudah diisi dengan
Mawar ( Rosa Damascene Mill.) “ yang campuran tanah dan kompos kemudian
dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 November tanaman mawar yang telah dicelupkan ke
2020 pada pukul 08.00 WIB sampai 12 dalam larutan zpt dan kontrol ditanam ke 18
polybag . Setelah itu tanaman mawar (Thiram) 4.00 % berfungsi sebagai
disungkup dan ditunggu selama 4 minggu. fungisida (Sudrajat and Wahyono,
2002).
Kemudian setelah 4 mingggu
menghitung jumlah tanaman yang hidup, Penelitian ini mengunakan 18
jumlah daun, jumlah tunas, jumlah akar stek batang mawar dan dilkukan selama
adventif yang muncul, dan ukurlah panjang 4 Minggu.Berdasarkan hasil praktikum
masing-masing akar adventif tersebut. terdapat 2 tanaman dari kelommpok
perlakuan zpt yang mati dan 4 tanaman
dari kelompok kontrol yang mati
HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga tersisa 12 tanaman
hidup.berdasarkan jumlah
4.1.Pengaruh Rootone – F terhadap keberlangsungan hidup yang paling
Pertumbuhan tanaman Mawar banyak terdapat pada kelompok ZPT.
(Rosa damascene Mill.) Hal ini membuktikan bahwa tanaman
Pertumbuan dan perkembangan yang diberikan Zat Pengatur
tanaman suatu tanaman dipengaruhi pertumbuhan (ZPT) mempunyai
oleh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Salah presentase kehidupan lebih dari pada
satu ZPT yang dapat memicu tanaman yang tidak di berikan ZPT
pertumbuhan adalah Root-up. Root-Up .
atau Rootone-F adalah hormone
150
pertumbuhan akar pada perbanyakan
tanaman hidup (%)

100
tanaman secara vegetatif (cangkok,
Presentase

50 Kontrol
setek) yang mengandung fungisida untuk
0
mencegah infeksi dan berbagai penyakit ZPT Rootone-F
10 20 30
dibagian yang terluka bekas sayatan.
Lama perendaman (menit)
Cara penggunakan yang
direkomendasikan ialah mencampurkan Gambar 4.1. Presentase tanaman
serbuk Root-Up dengan air secukupnya hidup dengan perendaman
hingga membentuk pasta, kemudian pada Rootone – F usia 4
Minggu.
celupkan bagian tanaman yang terluka
sayatan (setek). Rootone-F
diformulasikan oleh Agrocarb adalah zat Berdasarkan gambar grafik
pengatur tumbuh sintetik berupa serbuk diatas dapat diketahui pada
warna putih yang mengandung 1- kelompok perendaman kontrol 10
naftalenasetamida (NAA) 0.2 %, 2-metil dan 20 menit grafiknya sama itu
1 - naftalen asetat (MNAA) 0.03 %, dikarenakan masing-masing hanya 1
indol-3- butirat 0.06 %, bahan aktif taman yang tumbuh sedangkan yang
tersebut termasuk golongan auksin, lainya mati sedangkan pada
sedangkan tetrametilthiuram disulfide kelompok perendaman kontrol 30
menit tanaman hidup semua sama a b
halnya dengan pelakuan konrol pada
perlakuan ZPT perlakuan 10 dan 20
menit memiliki persamaan yakni
taaman hidup semuadan perlakuan
30 berbeda karena hanya 2 tanaman.
presenase hidup paling tinggi 100 %
pada perlakuan kontrol lama
perendaman 30 menit dan pada 10 c d
dan 20 menit perendaman Rootone –
F sementara presentase terendah
33,34 % pada perendaman 10 dan 20
perakuan konrol.

Menurut penelitian Eko


Setiawan (2017) pada perlakuan
Root-up dan control tingkat tanaman
hidup sebesar 50%.Sedangkan pada e f
penelitian Ronaldus Watu, dkk
(2017) menunjukkan bahwa
perlakuan konsentrasi Root-up
berpengaruh nyata terhadap
persentas stek hidup, terbaik pada
konsentrasi 200 ppm. Sedangkan
menurut Damaris dan Susilawati
persentase hidup stek batang yang g h
terbesar terdapat pada konsentrasi
ZPT 1500 ppm (H3) terhadap
kelompok sumber bahan stek bagian
tengah (B) yaitu 90 %, sedangkan
persentase hidup terendah terdapat
pada kontrol (H0) terhadap
kelompok sumber bahan stek bagian
tengah (H2) yaitu 50 %.
i j
4.2. Pengaruh Rootone – F terhadap Tinggi
pada Tanaman Mawar (Rosa damascene
Mill.)

Pertumbuhan dan perkembangan


tanaman mawar memerlukan zat
pengatur tumbuh untuk menunjang
K l proses pertumbuhan tinggi tanaman.
Hasil penelitian ini menunjukan
pemberian Rootone – F pada stek mawar
terhadap pertambahan tinggi tanaman
mawar yang di uji. Hasil penelitian ini
menunjukan pemberian Rootone – F
pada stek mawar. tinggi tanaman mawar
tetap 15 cm. usia 4 MST yang terlalalu
muda dan larutan yang terlalu encer dan
tanaman yang sudah cukup mendapatkan
ZPT untuk pertumbuhannya juga tidak
m n
akan menagambil nutrisi dari
perendaman Rootone – F.

16
14
Rata - rata Tinggi tanaman (cm)

12
10
8
6
4
2
0 sebelum
o p
sesudah

Lama Perendaman (menit)

Gambar 4.3. Tinggi tanaman Mawar dengan


pemberian ZPT Rootone – F Usia 4 Minggu.

q r 4.3.Pengaruh Rootone – F terhadap


Pembentukan Akar Adventif pada
Gambar. 4.2 Pertumbuhan tanaman mawar (Rosa
Tanaman Mawar (Rosa damascene
damascene Mill.). engan pemberian Rootone – F
konsentrasi 10.000 ppm. Usia 4 Minggu. (a-c 10 Mill.)
menit ZPT Rootone – F ,d-f 10 menit kotrol, g-i 20
menit kontrol , j-l 20 menit ZPT Rootone - F ,m-o Zat pengatur tumbuh Auksin
30 menit ZPT Rootone – F dan p-r 30 menit kontrol. Rootone – F berpengaruh terhadap
pembentukann akar adventif. Akar Gambar 4.4. Akar Adventif tanaman mawar
adventif dihasilkan dari pembelahan sel (Rosa damascene Mill.) dengan
penagruh ZPT Rootone – F Usia 4
pada lapisan luar floem. Perkembangan
Minggu.
akar adventif dapat timbul dari jaringan
kalus dan bakal akar (morfologi atau
akar primordia). Sedangkan akar primer
dari kalus muncul didaerah kambium
vaskular dan berbatasan dengan jaringan
floem (Lakitan, 2006). Penggunaan
ZPT Auksin pada stek untuk
memperbaiki sistem perakaran,
mempercepat keluarnya akar bagi
tanaman muda, membantu tanaman
A B
dalam menyerap unsur hara dari dalam
tanah, mencegah gugur daun dan
meningkatkan proses fotosintesis
(Lakitan, 2006).

Hasil penelitian yang telah


dilakukan oleh praktikan dapat dilihat
pada grafik diatas. pada penelitian ini
diperoleh data jumlah akar adventif
terbanyak pada perendaman ZPT C D
Rootone – F lama perendaman 20 menit
sedangkan yang paling 2 pada perlakuan
kontrol10 menit sedangkan pada kontrol
20 dan 10 menit. grafik dibawah
menujukak bahwa lama perendaman
Rootone – F berpengaruh nyata terhadap
perendaman 20 menit sehingga diketahui
lama perendaman tidak berpengaruh
pada pembentukan akar adventif.pada
penelitian ini. E F
Gambar 4.5. Pembentukan akar adventif pada
15 tanaman mawar (Rosa damascene Mill.) dengan
Rata-rata jumlah
akar adventif

10 pemberian ZPT Rootone – F pada konsentrasi


Kontrol
5 10.0000 ppm selama 4 Minggu (A) 10 menit,(B) 10
0 menit control, (C) 20 menit, (D) 20 menit kontrol, (E)
ZPT 30 menit, dan (F) 30 menit control. Usia 4 Minggu.
10 20 30 Rootone-F
Lama perendaman (menit)
pengaruh Rootone –F menunjukkan
tidak berbeda nyata dimana
pertumbuhan panjang akar tertinggi pada
perlakuan perendaman 20 menit
sementara terendah pada perendaman 10
menit kontrol. Sedangkan pada lama
perendaman 30 menit baik kontrol
maupun Rootone –F menunjukkan hasil
yang serupa. Hal ini disebabkan karena
Gamabar 4.6. Akar Adventif terbanyak pengaruh
lama perendaman dan rootone – F tidak
pemberian Rootone – F tanaman Mawar (Rosa
berpengaruh. Pada perendaman control
damascene Mill.) lama perendaman 20
bisa jadi sudah memiliki cadanganauksin
menit
pada batang stek sehingga disini
Rootone – F tidak dibutuhkan.
Berdasarkan hasil Penelitian Ning
Wikan Utami (2011) Stek Ramin
menunjukkan hasil bahwa perlakuan
hormone tumbuh mempengaruhi ukuran
panjang akar ramin, setelah umur 3
bulan diketahui bahwa Root-up
menghasilkan jumlah aka rterbanyak
yaitu 12,83 dan berbeda nyata dengan
kontrol (6,33)dengan panjang akar 5,80.
Sedangkan pada penelitian panjang akar
terpanjang juga terletak pada perlakuan
Gambar 4.7. Akar Adventif paling sedikit pengaruh
Rootone – F yaitu 3 cm. karena usia
pemberian Rootone – F tanaman Mawar (Rosa
masih 4 minggu belum cukup panjang
damascene Mill.) lama perendaman 20
seperti pada penelitian terdahulu.
menit
Hasil penelitian Rabiatul dkk. (2017)
Pertumbuhan stek bambu kuning
(Bambusa vulgaris Schrad) terbaik
4.4.Pengaruh Rootone – F terhadap Panjang diperoleh pada perlakuan M1 (Rootone-
Akar Tanaman Mawar (Rosa
F 100ppm), dengan panjang akar 28,41
damascene Mill.) cm. Sedangkan pada perlakuan M2
Zat pengatur pertumbuhan (Rootone-F 200ppm), dengan rata-rata
berpengaruh daam perpanjangan ruas. panjang akar 14,35 cm. Pertumbuhan
Pemberian auksin dapat memberikan stek bambu kuning pada perlakuan M3
panjang akar lebih baik karena auksin (Rootone-F 300ppm), dengan rata-rata
adalah zat pengatur tumbuh yang panjang akar 17,65 cm, Sedangkan pada
merangsang pertumbuhan akar perlakuan M0 (kontrol), dengan rata-rata
(Amanah, 2009). Pada peneltian ini
panjang akar 7,28 cm.Hasil penelitian ini pengaruh pemberian Rootone – F
berpengaruh positif berbeda dengan hasil berpengaruh nyata dimana panjang tunas
yang penelitian praktikan. terpanjang pada perlakuan ZPT Rootone
– F dengan lama perendaman 30 menit.
4 dan terpendek pada perlakuan 10 menit
Rata-rata panjang

3 control. Waktu perendaman yang


akar (cm)

2 semakain lama menujukkan rata – rata


1 Kontrol
panjang tunas yang terbaik serupa
0 ZPT Rootone-F
dengan hasil penelitian Sudrajat dkk (
10 20 30
2011) perendaman dengan Rootone-F
Lama perendaman (menit) 300 mg/liter air selama 3 jam
memberikan hasil terbaik terhadap saat
Gambar 4.8.Panjang akar tanaman mawar (Rosa tumbuh tunas, panjang tunas, jumlah
damascene Mill.) dengan pengaruh ZPT daun dan jumlah akar pule pandak.Hasil
Rootone –F Usia 4 Minggu. Penelitian Cut Mulyani dan Julian
4.5. Pengaruh Rootone – F terhadap Panjang
Ismail (2015) menyebutkan taraf
Tunas pada Tanaman Mawar (Rosa perlakuan kosentrasi Rootone-F terbaik
damascene Mill.) yaitu K2 (200 mg/liter) untuk
pertumbuhan panjang tunas dan jumlah
Zat pengatur tumbuh Auksin sangat daun. Dan perlakuan konsentrasi K3
berpengaruh terhadap perpanjangan (300 mg/liter air) terbaik untuk panjang
tunas tanaman mawar . Menurut akar, jumlah akar dan berat akar.
Salisbury dan Ross (1992) pertumbuhan
panjang tunas dipengaruhi oleh hormon 6
Rata-rata panjang

auksin dan sitoknin. Sitokinin akan 4


tunas (cm)

merangsang pembelahan sel melalui 2 Kontrol


peningkatan laju sintesis protein,
0 ZPT Rootone-F
sedangkan auksin akan memacu
10 20 30
pemanjangan sel-sel yang menyebabkan
pemanjangan batang. Lama perendaman (menit)

Lakitan (2006) menyatakan bahwa Gambar 4.9. Panjang Tunas tanaman Mawar (Rosa
pertambahan panjang tunas merupakan damascene Mill.) dengan pengaruh
hasil dari pertumbuhan dan Rootone – F Usia 4 Minggu.
perkembangan sel yang tergantung dari
4.6. Pengaruh Rootone – F terhadap Jumlah
suplai unsur hara yang diberikan oleh
Daun pada Tanaman Mawar (Rosa
akar untuk metabolisme dan sintesis
damascene Mill.)
protein. Hal inilah yang menyebabkan
panjang tunas stek mawar berpengaruh Zat pengatur tumbuh
nyata pada umur 4 mst. Berbeda dengan berpengaruh pada jumlah daun tanaman
hasil penelitian di atas Hasil penelitian mawar (Rosa damascene Mill.) seperti
yang dapat dilihat pada grafik bahwa tersebut tidak berbeda nyata dengan
semakin tinggi konsentrasi Rootone-F perlakuan ZPT konsentrasi 100 ppm dengan
yang diberikan maka semakin tinggi lama perendaman 1 dan 3 jam. Perpaduan
pula nilai jumlah daun yang dihasilkan, lama perendaman dan kosentrasi yang cukup
hal ini dapat disebabkan oleh efisiensi sehingga dapat memicu pertumbuhan jumlah
tanaman itu sendiri dalam daun yang banayak. Sementara pada
berfotosintesis, apabila tanaman makin penelitian Rabiatul dkk. (2017)
baik dalam berfotosintesis maka menunjukkan bahwa perlakuan M1
pertumbuhan tanaman tersebut juga akan memberikan respon yang paling baik yaitu
semakin baik. 16,83 helai, yang disusul oleh perlakuan
(M2) 12,50 dan (M3) 11,17. Ketiga
Hasil peneitian jumlah daun perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh
yang paling banyak terletak pada Rootone-F tersebut berbeda sangat nyata
perlakuan 30 menit peredaman Rootone dengan perlakuan (M0) yaitu 4,83 helai.
– F (23 helai) dan terendah pada
perendaman kontrol 10 menit ( 3 helai ).
Seprti yang dapat dilihat pada grafik
dibawah sehingga, dapat disimpulkan
lama perendaman berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun tanaman mawar.

30
Rata-rata jumlah

20
10
daun

Kontrol
0 A B
ZPT Rootone-F
10 20 30
Lama perendaman (menit)

Gambar 4.10. Jumlah Daun tanaman Mawar (Rosa


damascene Mill.) pengaruh Rootone – F
Usia 4 Minggu.

Hasil penelitian Siti Fadhillah (2019)


menunjukkan bahwa umur 28 HST jumlah C D
daun terbanyak dihasilkan oleh perlakuan
ZPT konsentrasi 200 ppm dengan lama
perendaman 1 jam dengan rata – rata 16,67
dan berbeda nyata dengan perlakuan lain.
Pada perlakuan ZPT konsentrasi 200 ppm
dengan lama perendaman 2 dan 3 jam
menunjukkan angka yang sama dimana nilai
Ucapan Terimakasih

Ucapan terima kasih kami


sampaikan kepada semua penanggung jawab
praktikum yang telah membantu dalam
proses pengamatanini

E F Daftar Pustaka

Gambar.. Jumlah Daun Tanaman Mawar (Rosa Adewiyah, Rabiatul, Husain Umar Dan
damascene Mill.) dengan pemberian ZPT Rootone – Muslimin.2017. Pengaruh
F Usia 4 Minggu. A (10 menit Rootone – F), B (10 Konsentrasi Rootone-F
menit Kontrol) , C ( 20 menit Rootone – F), D (20 Terhadap Pertumbuhan
menit Kontrol) , E (30 menit Rootone – F) dan F (30
menit Kontrol).
Stek Bambu Kuning (Bambusa
Vulgaris Schrad). Jurnal
Kesimpulan WARTA RIMBA ISSN: 2579-
6267 Volume 5, Nomor 1
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
Halaman107-112
diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian zat pengatur tumbuh


Alfionita, Tiara , Nurhidayati dan Mahayu
Rootone-F dan perbedaan lama
Woro Lestari.2019. Efektifitas
perendaman pada stek mawar tidak
Berbagai Macam Zat Pengatur
berpengaruh nyata terhadap
Tumbuh (ZPT) pada Konsentrasi
presentase hidup, pertumbuhan
yang Berbeda Terhadap
terhadap tinggi tanaman, pertumbuhan
Pertumbuhan serta Rasio
akar adventif ,panjang akar tanaman
Shoot/Root Stek Mawar (Rosa sp.)
mawar uji.
Departemen
2. Pemberian zat pengatur tumbuh
Agroteknologi,Fakultas Pertanian,
Rootone-F dan perbedaan lama
Universitas Islam Malang.
perendaman pada stek mawar. Pada
Halaman 99-108.
umur 4 minggu panjang tunas dan
jumlah daun menunjukkan pengaruh Fadhillah, Siti dan Nurul Aini.2019.
nyata
Pengaruh Konsentrasi dan Lama
3. Jumlah akar Adventif terbanayak pada
Perendaman ZPT Sintetis Terhadap
perendaman 20 menit Rootone – F .
Pertumbuhan Stek Tanaman
hasil stek mawar terbaik secara
keeluruuhan pada perendaman 30 menit
Mawar (Rosa multiflora L.) Jurnal
kontrol dan 20 menit Rootoe F. Produksi Tanaman Vol. 7 No. 2,
Februari 2019: 361 – 369 ISSN:
2527-8452.
Hafizah, Nur. 2014.Pertumbuhan Stek
Mawar (Rosa damascena Mill.)
Pada Waktu Perendaman
Dalam Larutan Urine Sapi. Jurnal
ZIRAA’AH, Volume 39 Nomor 3,
Oktober 2014 Halaman 129-135
ISSN ELEKTRONIK 2355-3545.

Mulyani, Cut dan Julian Ismail.2015.


Pengaruh Konsentrasi Dan Lama
Perendaman Rootone F Terhadap
Pertumbuhan Stek Pucuk Jambu
Air (Syzygium Semaragense) Pada
Media Oasisagrosamudra, Jurnal
Penelitian Vol.2 No.2 Juli–
Desember 2015. Halaman 1-9.

Payung, Damaris dan Susilawati.2014.


Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh
Rootone-F Dan Sumber Bahan Stek
Terhadap Pertumbuhan Stek
Tembesu (Fagraea Fragrans)
Di PT. Jorong Barutama Greston
Kalimantan Selatan. Jurnal
EnviroScienteae 10 (2014) 133-
139.

Anda mungkin juga menyukai