Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“BINTIL AKAR”

DISUSUN OLEH :

NAMA : BRENDA TITANIA NAIBAHO


NIM : 195040207111002
KELAS : P/P2
ASISTEN : ROSABELA SAYU PRAMESWARI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah suatu cabang biologi yang mempelajari tentang
mikroorganisme. Mikrobiologi mengkaji tentang morfologi, fisiologi,
reproduksi, ekologi, dan genetika mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan
makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang, tetapi hanya dapat dilihat dengan menggunakan Mikroskop.
Dalam suatu kehidupan tumbuhan biasanya akan melakukan suatu interaksi
antar mikroorganisme lainnya. Suatu interaksi yang terjadi antara tumbuhan dan
mikroorganisme bersifat menguntungkan dan merugikan. Pada tanaman suatu
interaksi yang menguntungkan biasanya terjadi legume yang banyak
mengandung bintil akarnya. Oleh karena itu, suatu bakteri yang menguntungkan
tumbuh dan bermanfaat untuk tumbuhannya. Bakteri tersebut memiliki interaksi
dengan bintil akar.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui perbedaan ciri-
ciri bentuk antara bintil akar yang masih aktif dengan bintil akar yang sudah
tidak aktif, Untuk memahami bagaimana tahapan pengujian bintil akar,
mengetahui proses terjadinya mekanisme fiksasi nitrogen pada bintil akar.

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini ialah agar praktikan dapat membedakan antara
bintil akar yang masih aktif dengan bintil akar yang sudah tidak aktif berdasarkan
ciri-ciri yang terlihat dan mengetahui bagaimana mekanisme fiksasi nitrogen pada
bintil akar serta memahami bagaimana tahapan yang harus dilakukan dalam
pengujiannya.
BAB II
ISI

2.1 Ciri-ciri Bintil Akar yang Masih Aktif dan Tidak Aktif

Bintil akar merupakan organ yang tumbuh di akar akibat dari adanya
bakteri rhizobum pada akar yang bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman
leguminosa. Bintil akar ini memiliki fungsi untuk memfiksasi nitrogen yang
berada pada udara sehingga mampu membantu tanaman untuk hidup dan
berkembang serta terpenuhi kebutuhan nitrogennya. Bintil akar dibagi menjadi
dua yaitu aktif dan tidak aktif, perbedaan antara bintil akar yang aktif dengan
tidak aktif dapat dilihat berdasarkan warnanya. Ciri bintil akar yang aktif dan
tidak aktif serta dapat bekerja secara efektif atau tidaknya menurut Novriani
(2011), dapat dilihat dengan cara membelah secara melintang bintil akar, apabila
bintil akar memperlihatkan warna merah muda hingga kecoklatan di dalamnya
(bintil akar aktif dan efektif dalam mengikat nitrogen), apabila bintil akar
berwarna hijau (bintil akar tersebut masih muda dan belum efektif dalam
menghambat nitrogen), dan apabila bintil akar berwana hitam (bintil akar sudah
tua, dan tidak aktif lagi dalam menghambat nitrogen). Di dalam bintil akar aktif
terdapat pigmen merah yang biasa disebut leghemogoblin, di dalam
leghemogoblin ini terdapat nitrogenase. Apabila bintil akar aktif tandanya
nitrogenase dapat memfiksasi nitrogen yang berada di udara dengan baik.
Jumlah leghemogoblin berkaitan dengan jumlah nitrogen yang akan di fiksasi.
Apabila jumlah bintil akar dan leghemogoblin banyak, maka akan semakin
banyak pula nitrogen yang di dapat.

2.2 Analisa Tahapan Pengujian Bintil Akar

Berdasarkan video yang terlampir, hal pertama yang harus dilakukan


dalam tahapan pengujian pada bintil akar ialah mempersiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu, seperti nodule akar, garam iodin, gliserin, silet, mikroskop, dan
kaca preparat. Setelah itu, ambil beberapa nodule akar dan ambil bagian
bintilnya. Potong bintil akar dengan melintang tepat ditengah dengan
menggunakan silet. Lalu taruh hasil pembelahan bintil akar tersebut di dalam
garam iodin. Kemudian, tuangkan satu tetes gliserin pada kaca preparat dan
taruh bintil akar yang sudah dicelupkan di garam iodin tersebut ke kaca preparat
dan tutup menggunakan slipcover. Lalu amati, bintil akar tersebut di mikroskop.

Gambar diatas merupakan hasil dari pengujian pada bintil akar, dimana
pengujian pada bintil akar ini dilakukan untuk menguji apakah bintil akar yang
kita amati termasuk bintil akar yang aktif dan efektif atau tidak. Pada video
yang dilampirkan bintil akar berwarna hitam tua. Menurut Sari dan
Prayudyaningsih (2018), bintil akar yang sudah berwarna hitam menandai
bahwa bintil akar tersebut sudah tua atau sudah mati sehingga tidak efektif lagi
dalam menambat nitrogen.

2.3 Mekanisme Fiksasi Nitrogen Pada Bintil Akar

Di udara, terdapat banyak unsur nitrogen yang tidak dapat digunakan


secara langsung oleh tanaman, nitrogen tersebut harus diubah menjadi gas
amonia sehingga dapat diserap oleh tanaman. Tanaman dapat memperoleh
nitrogen dalam proses asimilasi nitrat dan amonium dengan fiksasi nitrogen.
Menurut Armiadi (2009), fiksasi nitrogen terjadi karena adanya simbiosis antara
tanaman legum dengan bakteri rhizobia yang dimana proses ini sangatlah
penting bagi ekosistem. Tanaman legum memiliki kemampuan untuk mengikat
N2 udara dan merubahnya menjadi N yang tersedia jika bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium.
Mekanisme terjadinya fiksasi nitrogen dibantu oleh adanya enzim
nitrogenase yang berada pada bintil akar. Enzim nitrogenase berperan penting
dalam proses fiksasi nitrogen karena enzim ini dapat mengikat molekul molekul
nitrogen yang berada di udara yang mencapai 80%. Menurut Dewi (2007),
nitrogenase dapat mengkatalisis reaksi yang terjadi selama proses fiksasi
nitrogen. Nitrogenase akan menerima elektron yang berasal dari NR dan proton
yang didapatnya dari larutan, setelah itu enzim ini berperan untuk mengikat
molekul nitrogen serta melepaskan H2 pada saat bersamaan kemudian akan
menerima elektron dan proton yang berasal dari NR dan ditambahkan ke dalam
molekul N2 dan pada akhirnya akan melepaskan dua molekul amoniak NH 2.
Amonia ini akan di denitrifikasi oleh bakteri nitrit yaitu nitrosomonas dan
nitrosococus sehingga akan menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar
tumbuhan. Dalam prosesnya, nitrogen yang diserap di udara tidak sepenuhnya
nitrogen, namun juga mengandung kandungan oksigen. Oksigen dan enzim
penambat nitrogen yaitu nitrogenase sangat berlawanan. Enzim nitrogenase ini
sangat sensitif terhadap inaktivasi oleh oksigen, oleh karena itu enzim
nitrogenase perlu dilindungi dari substansi yg reaktif ini. Perlindungan
diberikan melalui sintesis leghemoglobin di dalam nodule akar. Leghemoglobin
mempunyai affinitas yang sangat tinggi terhadap O2 untuk mempertahankan
konsentrasinya agar cukup rendah untuk melindungi nitrogenase.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum bintil akar yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa bintil akar terbentuk akibat adanya bakteri yaitu rhizobium yang terdapat
di tanah kemudian bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman. Dimana cara
kerja bintil akar dalam menambat nitrogen ini dipengaruhi oleh umur
terbentuknya bintil akar itu sendiri. Bintil akar yang sudah matang dan dapat
bekerja secara efektif ditandai dengan berwarna merah di dalamnya, sedangkan
bintil akar yang belum bisa bekerja secara efektif akan berwana hijau di
dalamnya biasanya terdapat pada bintil akar yang masih muda, dan bintil akar
yang tidak dapat bekerja atau sudah tua akan berwarna hitam di dalamnya.
Penambatan nitrogen oleh bintil akar ini dibantu oleh enzim nitrogenase
yang mampu menambat nitrogen di udara yang enzim ini sangat sensitif apabila
harus bersentuhan langsung dengan oksigen di udara. Oleh karena itu, di bintil
akar perlu adanya perlindungan dari leghemogoblin.

3.2 Saran

Praktikum bintil akar sudah berjalan dengan baik. Namun, tidak adanya
tatap muka seperti ini akan membuat praktikan sulit untuk melakukan kegiatan
tanya jawab mengenai materi bintil akar tersebut. Selain itu, video yang
terlampir saat diputar tidak ada suara, seperti suara untuk memberikan
penjelasan terkait prosedur kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Armiadi. 2009. Penambatan Nitrogen Secara Biologis pada Tanaman


Leguminosa. Wartazoa, 19(1): 23−30.
Dewi, I. R. 2007. Fiksasi N Biologis Pada Ekosistem Tropis. Jurnal Ilmu
Tanaman. Pascasarjana UNPAD, 69.
Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogen
bagi Tanaman Kedelai. Jurnal AgronobiS, 3(5): 35−42.
Sari, R., Prayudyaningsih, R. 2015. Rhizobium : Pemanfaatan Sebagai Bakteri
Penambat Nitrogen. Jurnal Info Teknis, 12(1): 51−64.
Yustiano. 2018. Pengaruh Paenibacillus polymixa Terhadap Asosiasi Rhizobium
japonicum Pada Akar Tanaman Kedelai. Jurnal Pertanian Agros,20(1):
10−15.
LAMPIRAN
REVIEW VIDEO

Dari video yang ditayangkan, pengujian pada bintil akar ini dilakukan
untuk menguji apakah bintil akar yang kita amati termasuk bintil akar yang aktif
dan efektif atau tidak. Untuk melakukan tahapan pengujian pada bintil akar
diperlukan bahan-bahan seperti bintil akar, mikroskop, glycerine, silet, gram
iodine, cawan petri dan kaca preparat. Langkah kerja yang pertama yaitu ambil
bintil akar kemudian potong menggunakan silet menjadi bagian-bagian kecil.
Setelah itu letakan potongan bintil akar pada cawan petri dan tuangkan gram
iodine pada cawan petri yang baru. Kemudian potong bintil akar secara melintang
lalu masukkan ke dalam gram iodine yang telah dituangkan. Langkah selanjutnya
yaitu teteskan glycerine pada kaca preparat dan letakkan bintil akar yang telah
direndam dengan gram iodine di atas kaca preparat. Amati dengan menggunakan
mikroskop menggunakan lensa 10x, setelah itu ubah lensa ke 45x. Pada video
yang saya tonton, bintil akarnya berwarna hitam tua. Hal ini menandakan bintil
akar sudah tua dan tidak aktif lagi.
Menurut Dierolf et al. (2001), dalam Purwaningsih et al. (2012)
menyatakan bintil akar yang tidak efektif (tua) berukuran kecil dan mengandung
jaringan bakteroid yang tidak dapat berkembang dikarenakan struktur bintilnya
tidak normal dan mengalami senescen atau degradasi sehingga bintil akar
berwarna cokelat atau hitam.

Sumber:
Dierolf, T. Fairhurst T and Mutert, E. 2001. Soil Fertility Kit. Potash and
Phosphate Institute of Canada.

Anda mungkin juga menyukai