Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH PERBEDAAN BINTIL AKAR


PADA TANAMAN PUTRI MALU(Mimosa Pudica L.) DAN KACANG
KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP KESUBURAN TANAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Nutrisi Tanaman

Disusun Oleh :
Kristianus Nunggu (201754211022)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Nurhening Yuni Ekowati, S.Si

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan
Tugas laporan tentang Pengaruh bintil akar ini dapat diselesaikan dengan baik.

Terselesaikannya penyusunan laporan ini berkat kerja sama dan dukungan


dari berbagi pihak terkait. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh pihak yang mendukung dalam
penulisan laporan ini terutama kepada Ibu Nurhening Yuni Ekowati, S.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Nutrisi Tanaman yang telah membimbing kami
selaku penulis, sehingga berhasil menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan laporan kami masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangatlah
kami harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut. Mohon maaf bila dalam
penyusunan laporan masih banyak kekurangan, semoga laporan ini bermanfaat
bagi semua .

Merauke, Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................... Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ............................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ............................................................................................................3
DAFTAR TABEL ....................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................6
A. Latar Belakang ......................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan ....................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
A. Tanaman Kedelai ...................................................................................... 8
B. Tanaman Putri Malu ................................................................................ 8
C. Pertumbuhan Bintil Akar Pada Tanaman Kacang-Kacangan .................. 9
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ..............................................................12
A. Waktu dan Tempat ................................................................................. 12
B. Alat dan Bahan ...................................................................................... 12
C. Prosedur Kerja ........................................................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................14
A. Hasil........................................................................................................ 14
B. Pembahasan ........................................................................................... 14
BAB V PENUTUP.................................................................................................16
A. Kesimpulan ............................................................................................. 16
B. Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat dan Bahan ........................................................................................21

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat dan Bahan . ..................................................................................21

Gambar 2.Gambar Bintil Akar Pada Tanaman Kacang kedelai dann Putri Malu. 21

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman terjadi dengan adanya pertumbuhan akar sehingga
dapat memiliki jangkauan maksimal terhadap unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhannya. Selain itu terjadi juga interaksi antara tanaman dengan mikroba
di alam baik mikroba tanah maupun mikroba udara. Mikroba dalam tanah
dibedakan menjadi rizoplen (yang menempel pada akar) dan endofit (yang berada
dalam sel-sel akar). Peranan mikroba tersebut adalah membantu mengoptimasi
tanaman mendapatkan unsur hara dan sebagai anti-mikroba bagi patogen atau
organisme pengganggu tanaman. Sedangkan mikroba mendapat habitat dan
memperoleh suplai makanan dari tanaman. Untuk keperluan optimasi
mendapatkan unsur hara dan sebagai anti-mikroba terhadap pathogen, tanaman
mengeluarkan eksudat akar yang bertujuan untuk mengundang mikroba yang
dikehendaki atau mengusir mikroba lain yang mengganggu pertumbuhan
tanaman.
Salah satu jenis interaksi yang terjadi antara mikroorgaisme dengan tanaman
adalah interaksi mutualisme. Dua jenis mikroorganisme yang menguntungkan
dan telah dimanfaatkan oleh para petani yaitu Rhizobium dan
mikoriza. Rhizobium adalah bakteri yang dapat membentuk bintil akar pada
tanaman leguminose dan memiliki kemampuan untuk memfiksasi N2 dari
atmosfer. Mikoroza adalah fungi akar yang memiliki fungsi yaitu dapat
memperpanjang jangkauan akar dan dapat memasuki tanah dengan ukuran pori
yang sangat kecil.
Interaksi yang memberikan keuntungan bagi tanaman perlu untuk
diperhatikan dan perlu untuk ditingkatkan dalam pertanian.Salah satu bentuk
keuntungan bisa dilihat pada interaksi antara rhizobium dan akar tanaman
legume.Rhizobium termasuk dalam divisi Protophyta, kelas Schizomycetes,
ordo Eubacteriales, famili Rhizobiaceae dan Rhizobium. Bakteri Rhizobium

6
bermanfaat bagi tanaman Leguminoceae setelah bersimbiosis dengan akar
tanaman kacang-kacangan dengan membentuk bintil pada akarnya.
Fiksasi Nitrogen terjadi di dekat pusat bintil akar tanaman. Dalam interaksi
ini, sel Rhizobium akan berubah menjadi bentuk bakteroid, sedangkan di bagian
tengah bintil akar yang mengandung bakteroid tersebut akan membentuk pigmen
merah yang disebut leghemoglobin. Semakin merah pigmen leghemoglobi,
semakin efektif bakteri dalam menambat N. Unsur N merupakan unsur essensial
bagi tanaman, oleh karena itu ini merupakan salah satu bentuk interaksi yang
menguntungkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam laporan ini diperoleh rumusan
masalah yaitu bagaimana pengaruh bintil akar terhadap kesuburan tanah dilihat
dari perbedaan bintil akar pada tanaman kacang-kacangan yaitu putri malu dan
kacang kedelai ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis memiliki tujuan dalam
pembahasan makalah ini yaitu melihat pengaruh bintil akar melalui perbedaan
pertumbuhan bintil akar pada tanaman kacang-kacangan yang berpengaruh
terhadap kesuburan tanah.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kedelai
Kedelai merupakan tanaman legum yang kaya protein nabati, karbohidrat dan
lemak. Biji kedelai juga mengandung fosfor, besi, kalsium, vitamin B dengan
komposisi asam amino lengkap, sehingga potensial untuk pertumbuhan tubuh
manusia (Pringgohandoko dan Padmini, 1999). Kedelai juga mengandung asam-
asam tak jenuh yang dapat mencegah timbulnya arteri sclerosis yaitu terjadinya
pengerasan pembuluh nadi (Taufiq dan Novo, 2004).

B. Tananaman Putri Malu


Tanaman putri malu tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan terlantar, dan
tempat - tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tumbuhan asli Amerika
tropis ini dapat di temukan pada ketinggian 1-1200 m, cepat berkembang biak,
tumbuh memanjat, atau berbaring, tinggi 0,3 - 1,5 m. Batang bulat, berambut, dan
berduri tempel. Daun berupa daun majemuk menyirip genap ganda dua yang
sempurna. Jumlah anak daun setiap sirip 5 - 26 pasang. Helaian anak daun
berbentuk memanjang sampai lanset ujung runcing, pangkal membundar, tepi
rata, permukaan atas dan bawah licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1 - 3 mm,
berwarna hijau, umumnya tepi daun berwarna ungu. Jika daun tersebut tersentuh,
akan melipat diri . Bunga bulat, berbentuk seperti bola, bertangkai, berwarna
ungu. Buah berbentuk polong, pipih, berbentuk garis. Biji bulat dan pipih.
(Dalimartha. S, 2003).
Pada akar - akarnya terdapat bintil yang berkembang sebagai akibat penetrasi
bakteri pengikat nitrogen (spesies Rhizobium) ke dalam rambut akar. Bakteri
tersebut memasuki akar terutama melalui rambut akar. Sambil memperbanyak
diri, bakteri tersebut membentuk benang infeksi dengan terkurungnya dalam
selubung dari bahan seperti gum. Benang – benang itu menembus ke dalam akar
dan merangsang sel – selnya. Jumlah sel dalam bintil meningkat mula – mula

8
karena pembelahan di seluruh massa sel yang bulat itu dan kemudian karena
aktivitas daerah meristematik setempat yang tidak dimasuki bakteri. Sel – sel
terdiferensiasi itu di daerah sebagain dalam, yaitu zona bakteroid, mengandung
bakteri yang dilepaskan dari benang – benang infeksi. Bintil – bintil pada
tingkatan itu secara sekilas mirip dengan primordium akar lateral. (Fahn, A.,
1991).

C. Pertumbuhan Bintil Akar Pada Tanaman Kacang-Kacangan


Tanaman kacang-kacangan (leguminosa) merupakan tanaman yang penting
dalam bidang pertanian, karena tanaman ini mempunyai bintil akar yang dapat
menambat nitrogen langsung dari udara. Gas nitrogen akan diolah menjadi
senyawa yang dapat digunakan oleh tanaman, pengolahan ini terjadi di dalam
binti akar. Dengan pengolahan ini tanaman leguminosa dapat memenuhi
sebagaian besar kebutuhannya akan senyawa nitrogen (Hadiotamo, 1993).
Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legum mampu memfiksasi
100-300 kg N/ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk
tanaman berikutnya. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi
inokulan Rhizobium untuk jenis tanaman tertentu.Rhizobium mampu mencukupi
80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10-
25%.Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah da
efektivitas populasi asli (Sutanto 2002).
Bakteri Rhizoma merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen bebas
yang berada di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam
amino yang selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman
untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan Rhizoma sendiri memperoleh
karbohidrat sebagai sumber energi dari tanaman inang (Prayitno, 2000).
Ada 2 jenis bakteri Rhizobium yaitu bakteri yang menghasilkan senyawa
asam dan ada juga bakteri yang menghasilkan senyawa basa.Jenis ini dapat
dibedakan dengan melakukan isolasi bakteri rhizobium pada media YMA + BB.
Bakteri yang menghasilkan senyawa asam, warnanya akan berubah menjadi
kuning sedangkan bakteri yang menghasilkan senyawa basa, warnanya akan
semakin biru. Keberadaan bakteri bintil akar dapat diuji daya infeksi bakteri

9
Rhizobium pada akar serta keefektivan kerja bakteri dalam bintil akar terhadap
tanaman melalui uji infektivitas dan uji efektifitas.Untuk melakukan uji ini
diperlukan koloni bakteri Rhizobium yang besar. Indikator infektif atau tidaknya
suatu bakteri bintil akar dilihat dari jumlah dan berat bintil.Sedangkan indikator
efektivitas bakteri bintil akar berdasarkan berat tanaman dan warna hijau daunnya
(Handayanto, 2007).
Kemampuan Rhizobium dalam menambat nitrogen dari udara dipengaruhi
oleh besarnya bintil akar dan jumlah bintil akar.Semakin besar bintil akar atau
semakin banyak bintil akar yang terbentuk, semakin besar nitrogen yang
ditambat.Semakin aktif nitrogenase semakin banyak pasokan nitrogen bagi
tanaman, sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman. Jumlah N2 yang
dapat difiksasi oleh tanaman legume sangat bervariasi, tergantung pada jenis
tanaman legume, kultivar, jenis bakteri, dan tempat tumbuh bakteri tersebut
terutama pengaruh dari pH tanah dimana tanaman tersebut tumbuh (Suharjo
2001).
Tanaman kacang-kacangan akan tetap tumbuh walaupun tidak ada nitrogen,
kalau pada akar terdapat bendolan-bendolan ini: bendolan-bendolan ini tumbuh
karna infeksi rambut akarnya dengan bakteri dari dalam tanah, bendolan-bendolan
disebut nodul akar pada tanaman leguminosa, yaitu bakteri nodul dikelompokkan
dalam jenis Rhizobium. Batang-batang gram negatif ini yang hidup bebas dalam
tanah, tumbuh secara anaerob ketat dalam senyawa organic sebagai nutrient
(Schlegel, 1994).
Bendolan merupakan hasil poliverasi jaringan yang terangsang Rhizobium
dengan perantaraan sesuatu faktor pertumbuhan. Baktri-bakteri ini amat cepat
memperbanyak diri, tumbuh menjadi sel dengan bentuk tidak teratur (bakteroid),
dengan volume 10-12 kali lipat, dari Rhizobium yang hidup bebas, dan akhirnya
terletak dalam sitoplasma sel-sel tumbuhan. Tumbuhan sebagai sel-sel individual
atau dalam kelompok yang diselubungi oleh membrane.jaringan yang terisi
bakteri ini Nampak berwarna merah, jaringan ini mengandung pigmen yang
serumpun dengan hemoglobin yaitu leghemoglobin. Hanya bendolan yang
mengandung hemoglobin yang dapat memfiksasi molekul nitrogen (Santoso,
1993).

10
Bintil akar pada tanaman legum berwarna kemerahan seperti haemoglobin.
Warna merah pada bintil akar disebabkan oleh adanya pigmen yang disebut
Leghemoglobin (LHb) yang mengandung besi. Leghemoglobin hanya ditemukan
pada bintil akar yang sehat, sedangkan tanaman yang tidak sehat mempunyai
bintil akar berwarna putih karena tidak mempunyai LHb sehingga penambatan
nitrogen tidak dapat terjadi pada bintil akar yang tidak sehat semacam itu. LHb
berada diluar membran bakteroid. Penelitian menunjukkan bahwa membran
bakteroid berperan dalam memisahkan bakteroid dari sistem penyangga oksigen.
Konsentrasi LHb dapat digunakan untuk memperkirakan efisiensi bintil akar
dalam penambatan nitrogen (Yuwono. T, 2006).
(Yuwono.T, 2006) Perkembangan bintil akar dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
1. Konsentrasi nutrient anorganik
0 0
2. Suhu tanah (suhu sekitar 25 – 30 C optimum untuk pembentukan bintil
dan pada suhu yang lebih rendah atau jauh lebih panas pembentukan bintil
akar akan terhambat).
3. Cahaya dan naungan (cahaya yang cukup banyak dapat meningkatkan
jumlah bintil sedangkan naungan akan menurunkan berat bintil akar).
4. Konsentrasi CO2

5. Ketersedian nitrogen di dalam tanah (konsentrasi nitrogen yang tinggi


dapat mengurangi jumlah maupun berat bintil akar).

11
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya Praktikum ini adalah :
Hari/ Tanggal : Jum’at, 13 Desember 2019
Waktu : 08.30 s/d selesai
Tempat : Laboratorium Agroteknologi Universitas Musamus

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
Tabel 1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Mikroskop Bintil akar Tanaman Putri Malu
Botol Semprot Bintil Akar Tanaman Kedelai
Pinset Pewarna karbon fauchsin

Gelas Ukur Kimia Alkohol 70%

Korek H2O2
Cawan petridish Aquades
Labu Erlen Meyer -
Lampu Bunsen -
Gelas Objek -

C. Prosedur Kerja
Berikut prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan bintil akar yaitu :
1. Siapkan Alat dan Bahan

12
Gambar 1. Alat dan Bahan

2. Bintil akar disterilisasi dengan merendamnya ke dalam alkohol 70%


selama 10 detik, H2O2 selama 3 menit, aquades selama 5 menit.
3. Bintil disayat tipis, diletakkan di objek glass, ditekan perlahan, di smear,
dikering-anginkan.
4. Difiksasi dengan melewatkan di atas api bunsen.
5. Diwarnai dengan karbon Fuchsin (5 detik), kemudian dicuci dengan
aquades mengalir secara perlahan dan dikeringkan.
6. Diamati di bawah mikroskop.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 2. Gambar Bintil akar pada tanaman kacang kedelai dan putri malu.

Pada akar kacang Kedelai dan putri malu ditemukan beberapa bintil akar.
Pengamatan morfologi bintil akar ini dilakukan secara mikroskopis dan secara
makroskopis. Namun dikarenakan adanya kendala teknis yaitu tidak berfungsinya
mikroskop dengan baik sehingga pengamatan ini terbatas sampai prosedur kerja.
Namun secara kasat mata terlihat bahwa terdapat bintil akar pada kedua tanaman
tersebut yang tumbuh pada pada akar primer, namun ada juga bintil akar yang
tumbuh pada akar sekundernya.

B. Pembahasan
Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen
langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu
disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida
yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik
bakteri maupun legum tidak dapat menambat nitrogen secara mandiri,
bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut
akan mati. Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan
berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan mengikat nitrogen. Unsur N

14
merupakan unsur essensial bagi tanaman, oleh karena itu ini merupakan salah satu
bentuk interaksi yang menguntungkan.
Kegiatan pengamatan dilakukan dengan mensterilisasi bintil akar dengan
merendamnya ke dalam alkohol 70% selama 10 detik, H2O2 selama 3 menit,
aquades selama 5 menit, menyayat tipis bintil akar, diletakkan di objek glass,
ditekan perlahan, di smear lalu dikeringkan, memfiksasi dengan melewatkan di
atas api bunsen, mewarnai dengan karbon Fuchsin (5 detik). Fungsi pewarna
karbo Fuchsin adalah untuk mempermudah pengamatan bakteroid karena
bakteroid memiliki pigmen merah yang disebut leghemoglobin yang akan
menyerap warna karbon fuchsin.
Bakteri Rhizobium bermanfaat bagi tanaman Leguminoceae setelah
bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dengan membentuk bintil
pada akarnya.Fiksasi Nitrogen terjadi di dekat pusat bintil akar tanaman. Dalam
interaksi ini, sel Rhizobium akan berubah menjadi bentuk bakteroid, sedangkan di
bagian tengah bintil akar yang mengandung bakteroid tersebut akan membentuk
pigmen merah yang disebut leghemoglobin. Semakin merah pigmen
leghemoglobin, semakin efektif bakteri dalam menambat N.
Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang
tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose.

15
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulakan beberapa hal
yaitu sebagai berikut:
1) Rhizobium bersimbiosis dengan akar tanaman dan membentuk bintil akar
yang berfungsi menambat Nitrogen yang dibutuhkan akar tanaman.
2) Bintil akar pada tanaman kedelai dan putri malu berada pada akar primer
dan sekunder.
3) Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi bentuk dan warna pada bintil
akar.

B. Saran
Dari praktikum ini, diharapkan segala persiapan alat dan bahan praktikum
disiapkan dengan baik dan benar agar hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai tanpa kendala apapun.

16
DAFTAR PUSTAKA

Pringgohandoko, B. dan O.S. Padmini 1999. Pengaruh Rhizo-plus dan Pemberian


Cekaman Air Selama Stadia Reproduksi terhadap Hasil dan Kualitas Biji
Kedelai. Agrivet. Vol 1.
Taufiq, T.M.M. dan I. Novo. 2004. Kedelai, Kacang Hijau dan Kacang Panjang.
Absolut Press. Yogyakarta.
Hadiutomo. 1993. Mikrobiologi dasar Praktek Teknik dan Prosedur
Laboraturium. Jakarta: Gramedia.
Maulidiyah, 2014. Bakteri Rhizobium Leguminosarum Dan Bakteri Nitrogen
http://bakterirhizobiumleguminosarum.blogspot.co.id/2014/06/bakterirhiz
obiumleguminosarum.html
Prawihartono. 1998. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.
Santoso. 1993. Dunia mikroba 1. Jakarta: PT Bhatara Karya Aksara.
Schlegel, H.G dan Karin S. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: UGM Press.
Setiadi. 1994. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Widyati, E. 2013. Memahami Interaksi Tanaman – Mikroba. Tekno Hutan
Tanaman Vol.6 No.1

17

Anda mungkin juga menyukai