Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PERBANYAKAN VEGETATIF BUATAN PADA TANAMAN


(Mencangkok,Menempel,Sambung)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perkembangbiakan vegetatif

Disusun Oleh :

Nama Npm
Kristianus Nunggu 201754211022
Maria O. Wanup 201654211011
Sobirin 201654211004

Dosen Pengampu :
Andri Prasetia, S.P.,M.Sc

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNMUS
2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kemudahan dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penyusunan
Laporan Praktikum mengenai perbanyakan Tanaman Secara vegetatif dengan
baik.Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini diantranya dosen
pengampu mata kuliah ,Bapak Andri Prasetia S.P.,M.Sc yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami dalam menjalankan praktikum ini.
Tidak lupa,kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
sekalian yang telah memberikan dukungan baik pada saat praktikum maupun
dalam penyusunan laporan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini,
maka sangat diharapakan kritikan dan saran yang membangun. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Merauke, 15 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 2
2.1. Perbanyakan Vegetatif Tanaman ................................................................. 2
2.2. Cara Perbanyakan Vegetatif Buatan Pada Tanaman ................................... 3
A. Mencangkok ................................................................................................. 3
B. Menempel ..................................................................................................... 6
C. Sambung ...................................................................................................... 9
BAB III METODE PRAKTIKUM ....................................................................... 11
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ................................................................... 11
3.2. Alat dan Bahan .......................................................................................... 11
A. Alat ............................................................................................................. 11
B. Bahan.......................................................................................................... 11
3.3. Cara Kerja ................................................................................................. 12
3.4. Rancangan Evaluasi .................................................................................. 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 18
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 21
A. Kesimpulan ................................................................................................ 21
B. Saran ........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbanyakan tanaman yang lazim disebut pembibitan tanaman merupakan
usaha atau cara untuk menghasilkan bibit tanaman. Pengadaan bibit tanaman
dapat digolongkan menjadi dua, yakni usaha bersifat komersial dan non
komersial. Pengadaan bibit yang bersifat komersial adalah pengadaan bibit dalam
jumlah besar guna memperoleh nilai lebih dari pengusahaannya sedangkan
pengadaan bibit yang bersifat non komersial adalah pengadaan bibit yang hanya
ditujukan untuk keperluan sendiri atau diberikan kepada tetangga dan kenalan
untuk memenuhi permintaan mereka (Kalie, 2000).
Secara teknis perbanyakan tanaman digolongkan menjadi dua, perbanyakan
generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif merupakan
perbanyakan secara kawin. Perbanyakan vegetatif disebut juga perbanyakan
secara tak kawin. Salah satu perbanyakan secara vegetatif ini adalah dengan cara
mencangkok,sambung,menempel dan masih banyak lagi. Pembibitan secara
vegetatif sangat berguna untuk program pemuliaan tanaman yaitu untuk
pengembangan bank klon (konservasi genetik), kebun benih klon, perbanyakan
tanaman yang penting hasilpersilangan terkendali, misalnya hybrid atau steryl
hybrid yang tidak dapat bereproduksi secara seksual, perbanyakan masal tanaman
terseleksi (Adinugraha, 2007).

1.2 Tujuan Praktikum


Mengetahui dan mempelajari bagaimana Proses Perbanyakan Vegetatif
dengan cara mencangkok,menempel(okulasi) dan sambung.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perbanyakan Vegetatif Tanaman


Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman menggunakan
bagian – bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Bahan tanaman
yang berasal dari bagian vegetatif disebut bibit. Baik perbanyakan secara vegetatif
( benih ) maupun perbanyakan secara vegetatif ( bibit ), kedua – duanya
digunakan petani karena masing – masing mempunyai kelebihan.
Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip dari tanama induk
diwarisi secara sempurna. Bagian – bagian tanaman pada fase siklus seksual
maupun dapat digunakan sebagai bahan tanaman awal. Bahan yang dipilih untuk
perbanyakan karena sifat vegetatifnya dan diambil sebelum mencapai fase dewasa
akan tetapi menunjukan sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang dipilih karena sifat
bunga dan buahnya tidak lagi menunjukan sifat juvenilnya ataupun transisinya
dan tetap secara biologis dewasa.
Dengan demikian perlu dikatahui fase vegetatif dan fase pembungaan.
Fase vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman dengan perpanjangan akar dan
batang, peningkatan volume tanaman dan perluasan daun. Pada fase pembungaan
perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah menjadi kuncup
dan akhirnya membentuk buah dan biji.
Perbanyakan secara vegetatif mencakup beberapa cara antaralain : stek (
batang, akar dan daun ) okulasi dan penyambungan tidak seperti perbanyakan
secara generatif yang dapat di tanam langsung dilapangan, kecuali untuk benih
yang berukuran kecil, untuk perbanyakan secara vegetatif biasanya perlu
disemaikan dulu sebelum ditanam dilapangan.Perkembangbiakan Vegetatif Ada
Dua Jenis yaitu Perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan
vegetatif buatan. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya
tanpa bantuan manusia dinamakan vegetatif alami. Sebaliknya,
perkembangbiakan vegetatif yang melibatkan bantuan manusia disebut vegetatif
buatan.

2
2.2 Cara Perbanyakan Vegetatif Buatan Pada Tanaman
Dalam Praktikum yang kami lakukan yakni menggunakan 3 metode yaitu
Mencangkok pada tanaman mangga, menempel pada tanaman jeruk dan sambung
pada tanaman bougenvil.
A. Mencangkok
Mencangkok adalah teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau
pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang
terbentuknya akar. Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani dan tingkat
keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar tumbuh ketika
masih berada dipohon induk (Prastowo, 2006).Cangkok adalah proses
perbanyakan tanaman dengan cara melukai cabang tanaman dan menutupnya
dengan media cangkok, kemudian dari luka tersebut muncul akar
(Ambarwati,2007).
Tanaman induk yang akan dicangkok dipilih karena karakternya yang
diinginkan. Tanaman induk diusahakan setelah dicangkok tidak mati sehingga
dapat berkembang kembali dan menjadi tanaman induk untuk dicangkok di
kemudian hari lainnya. Cangkok merupakan metode untuk memacu munculnya
sistem perakaran.
Pembungkus cangkok sangat dianjurkan untuk memakai pembungkus plastik.
Kelebihan memakai plastik yaitu relatif lebih murah dan mudah diperoleh; kedap
air sehingga media tetap basah dan tak perlu disiram; pembungkus dari plastik
mudah dilepas; akar-akar yang baru tumbuh dalam cangkokan tidak akan putus
karena tidak melekat di plastik (Rahardja & Wahyu, 2007).Akar yang akan
dicangkok harus berukuran sebesar pensil, usia sedang dengan tanda warna kulit
kayu abu-abu putih, tidak hijau, dan tidak cokelat. Ranting harus dipilih yang
sehat, tidak ada tanda-tanda kena amur atau serangan hama. Pengupasan kulit
kayu akan memutus aliran zat makanan dari daun, sehingga zat makanan akan
menumpuk di dekat sayatan atas dan merangsang pertumbuhan akar (Rahardja &
Wahyu, 2007).
Taksonomi dan Morfologi Mangga

3
Mangga yang berkembang di Indonesia diperkirakan berasal dari India
yang dipercaya pemeliharaannya telah ada seiring peradaban India. Bahkan, di
India dikenal akandongeng rakyatnya yang mengatakan bahwa mangga adalah
penjelmaan Dewa Prajapati. Oleh karena itu, tak heran bila hampir disetiap negara
bagian India banyak dijumpai tanaman mangga.
Sejarah mencatat bahwa mangga pertama kali ditemukan oleh Alexander
Agung di lembah Indus, India. Sedangkan orang pertama yang menulis mengenai
mangga di India diperkirakan Huien T'Sang, yakni pada tahun 632-645 SM. Pada
tahun 1741, seorang ahli botani, Rumphius, menyimpulkan bahwa penanaman
tanaman yang berbatasan dengan Birma telah lebih, dari 4000 tahun atau mungkin
lebih dari 6000 tahun silam. Maka dari itu, Rumphius berpendapat bahwa mangga
berasal dari daerah perbatasan India-Birma.Kata Mangga sendiri berasal dari
bahasa Tamil, India, yaitu mangas atau man-kay.Dalam bahasa botani, mangga
disebut Mangifera Indica L, yang berarti tanaman mangga berasal dari India.
Menurut Rukmana (1997), tanaman mangga termasuk dalam tumbuhan
berbiji (Spermatophyta) dengan biji tertutup (Angiospermae) dan berkeping dua
(Dicotyledoneae).Tanaman mangga dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Devisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub devisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkepng dua)
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae (mangga-manggaan)
Genus : Mangifera
Species : Mangifera indica L.
Keuntungan Dari Mencangkok:
a) Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan tumbuhan
yang ditanam dari biji. Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama
dengan induknya.

4
b) Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar
akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk. Produksi dan kualitas buahnya
akan persis sama dengan tanaman induknya.
c) Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi
atau di pematang kolam ikan.
Kerugian Dari Mencangkok:
a) Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
b) Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.
c) Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong
d) Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja,
sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan
cara ini.
Syarat tumbuh
a. Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama
3bulan.Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di
daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta
gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
b. Media tanam
Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir
dan lempung dalam jumlah yang seimbang.Derajat keasaman tanah (pH tanah)
yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah5,5 sebaiknya dikapur dengan
dolomit.
c. Ketinggian tempat
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-
500 m dapat menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak
dari pada di dataran tinggi. Secara umum mangga sangat cocok di tanam di
Indonesia, itulah sebabnya banyak masyarakat yang dengan mudah memiliki
pohon mangga di depan rumahnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mencangkok :

5
a. Waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu
melakukan penyiraman berulang-ulang,
b. Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya
tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik
buahnya.
c. Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media
cangkokan cukup lembab sepanjang waktu.

B. Menempel
Menempel biasanya dilakukan pada tumbuhan yang sama genusnya, tujuan
menempel bukanlah menghasilkan tumbuhan baru melainkan seperti yang di
jelaskan di atas yaitu untuk menggabungkan tanaman dua sifat tumbuhan yang
berbeda dengan sifat yang unggul misalnya tanaman kamboja memiliki warna
yang bebeda antara tanaman yang satu dengan yang lain sehingga untuk
mengggabungkan antara dua warna yang berbeda daalam satu pohon, satu-satunya
yang bisa di lakukan adalah dengan metode menempel ini. Dalam menempel kita
bisa memperoleh tanaman yang berbeda sifat baik warna maupun rasa.
Taksonomi Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
Tanaman jeruk mempunyai nama botani Citrus sp. Tanaman ini, jika
diklasifikasikan termasuk kelas tanaman biji berkeping dua. Klasifikasi tanaman
jeruk adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.

6
Akar
Ujung akar selalu terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan
merupakan titik tumbuh akar jeruk. Keadaan sel akar ini sangat lembut, sehingga
mudah sekali rusak kalau menembus tanah yang keras dan padat. Ujung akar
terlindungi oleh tudung akar (calyptra), yang bagian luarnya berlendir, sehingga
ujung akar mudah menembus tanah. Bagian luar tudung akar ini cepat rusak (aus),
tetapi di dalamnya selalu ditumbuhi oleh sel-sel baru lagi. Di belakang titik
tumbuh, sel-sel terbagi-bagi di bagian luarnya yang akan menjadi kulit luar. Tepat
dibawah kulit luar ada kulit pertama dan ditengah-tengahnya merupakan pusat
yang disebut empulur. Epidermis (kulit luar) terdiri dari susunan sel-sel dan di
antara sel-sel itu tidak terdapat celah-celah, sebab sel-sel ini saling berhimpit
(Suhaeni, 2008).
Batang
Batang tanaman jeruk mempunyai bermacam-macam warna, tergantung
jenisnya. Ada yang berwarna hitam kecoklatan, tetapi ada juga yang percabangan
dan rantingnya berwarna putih kehijauan. Semua jenis jeruk batangnya banyak
ditumbuhi mata tunas. Kulit batangnya ada yang terlihat agak kasar dan berduri.
Tetapi, ada juga yang permukaan kulitnya halus. Tinggi batang mencapai 5-15
meter (Suhaeni, 2008).
Daun
Daun jeruk berwarna hijau tua dan terkesan tebal. Jika diremas akan
mengeluarkan aroma harum sesuai jenis jeruknya. Daun jeruk terdiri atas dua
bagian, yaitu lembaran daun besar dan kecil. Lembaran daun kecil terletak dekat
dengan tangkai daun. Tetapi ada juga daun yang tidak mempunyai lembaran kecil.
Tulang daunnya berbentuk menyirip beraturan, tetapi ada juga berselang-seling
seperti citrus sinensis dan citrus paradisi. Bentuk fisik daun oval, meruncing,
tetapi ada juga yang oval tumpul (Suhaeni, 2008).
Bunga
Tanaman jeruk pada umumnya bisa berbunga setiap waktu. Frekuensinya
bisa mencapai 3-4 kali dalam setahun. Bunga tanaman jeruk kebanyakan
berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan setiap kuntum bunga berkelamin dua

7
jenis. Bunga muncul dari ketiak-ketiak daun atau pucuk-pucuk ranting masih
muda. Bunga jeruk biasanya berbau harum karena banyak mengandung nectar
(madu) (Suhaeni, 2008).
Buah
Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval, dan lonjong sedikit
memanjang. Kulit buah ada yang tebal dan ulet, tetapi ada juga yang tipis dan
mudah dikupas. Buah jeruk banyak mengandung vitamin C dan A. Selain itu buah
jeruk juga merupakan bahan pelengkap utama dalam menunjang gizi keluarga
sehari-hari (Suhaeni, 2008).
Syarat Tumbuh
Jeruk tidak menuntut lingkungan yang spesifik karena dapat tumbuh pada
berbagai macam tanah, dataran tinggi maupun dataran rendah, bahkan pada
kondisi tanah yang kering. Pohon jeruk termasuk pohon yang mudah tumbuh.
Pohon ini dapat tumbuh di sembarang tempat, baik di tanah yang gembur, tanah
berpasir maupun tempat pembuangan sampah. Tanah dengan tekstur berat atau
grumosol masih dapat ditanami jeruk asalkan pengolahan tanah dilakukan secara
baik. Selain pemilihan tempat tumbuh yang tepat, upaya memberikan pemupukan
dengan dosis yang tepat, pengairan yang tepat, dan pembasmian hama serta
penyakit yang menyarang pohon lain, merupakan cara untuk menghasilkan
produksi yang optimal (Prahasta, 2009).
Memilih mata Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel
merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus
yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya? Pada tanaman jambu dan mangga, pilih
mata tunas yang sudah keluar tunas kecil. Sementara untuk tanaman lain.
Cara menyayat Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan
batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium,
semacam lendir licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya
kambium berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau
kambium hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak
bakal tumbuh. Tak boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya
mudah dalam membuat sayatan, potong cabang yang akan diambil mata

8
tempelnya. Siapkan dulu mata tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat
pohon induk. Tujuannya agar kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam
dan steril supaya hasil sayatannya rapi dan higienis.
Cara mengikat Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan.
Ikatan harus rapat sampai angin tak bisa masuk ke tempelan. Harus pas, tidak
boleh terlalu kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel
dengan sempurna sudah cukup. Kalau terlalu kencang, bisa tercekik. Mata tunas
boleh ikut ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas yang ditutup punya
kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa masuk. Tapi ikatan pada
mata tunas tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau mata tunas tidak
ditutup harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan. Soalnya, entres bisa busuk
kalau kena air.

C. Sambung
Grafting merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif buatan. Grafting
atau penyambungan dapat diartikan sebagai teknik menyambung dua jaringan
tanaman hidup sehingga keduanya bergabung menjadi suatu individu baru.
Prosedur penyambungan yang pertama adalah memilih batang tanaman yang akan
digunakan sebagai batang bawah dan batang atas tanaman. Hal ini dikarenakan
dapat mempengaruhi pertumbuhan dari hasil penyambungan, dimana batang atas
yang seharusnya dipakai adalah batanag atas yang berasal dari pohon induk yang
kuat dan bebas dari keabnormalan tumbuh dan hama penyakit, berbatang lurus
serta berdiameter lebih dari 1 cm, berasal dari tanaman buah-buahan tanaman hias
yang berkwalitas tinggi.
Dan untuk tanaman bagiaan bawahnya diharapkan dari tanaman yang
kekuatan perakarannya cukup dan tahan terhadap tanah yang tidak
menguntungkan termasuk penyakit dalam tanah, mempunyai adaptasi yang baik,
mempunyai kecepatan tumbuh yang sesuai dengan batang atas yang digunakan,
dan tidak mengurangi kwalitas maupun kwantitas tanaman yang terbentuk sebagai
hasil sambungan. Oleh karena itu keberhasilan dari teknik penyambungan sangat
dipengaruhi oleh kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada

9
umunya semakin dekat keakraban antar dua tanaman yang disambung maka
presentasi keberhasilan dari penyambungan adalah tinggi.
Pengenalan Bunga Bougenville
Nama popular : Bougenvil, bougenville, bunga kertas
Nama Latin : Bougainvillea spectabilis
Family : Nyctaginaceae
Daerah asal : Amerika Selatan
Penempatan : pagar, balkon
Media tanam : campuran tanah kebun, pasir, dan pupuk kandang
Keberhasilan grafting ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan
antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini ditentukan oleh proses
pembelahan sel dan bergabungnya kambium pada bagian yang akan bertautan.
Berkembangnya sel pada kambium sehingga kedua batang bisa menyatu dan
menjadi individu sangat dipengaruhi oleh kuatnya ikatan dan keadaan suhu. Oleh
karena itu mengikat sambungan sebaiknya dari bawah kemudian memutar keatas
dan membuat ikatan batang tersebut benar-benar kuat. Selain itu untuk menjaga
agar suhu lingkungan sambungan tetap terjaga dengan baik maka sambungan
perlu ditutupi atau diberi sungkup plastik. Sungkup tersebut juga melindungi
sambungan dari penguapan akibat sinar matahari, tetesan air hujan yang dapat
merusak sambungan dan gangguan akibat hama penyakit tumbuhan. Dan salah
satu penyebab ada beberapa teknik sambungan yang gagal adalah suhu yang tidak
menentu. Hal ini juga dapat mengakibatkan kegagalan, karena suhu sangat
mempengaruhi penyambungan untuk mencegah pembusukan. Oleh karena itu,
penggunaan sungkup pada teknik grafting sangat diperlukan.

10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
A. Waktu
Waktu yang Kami lakukan Pada saat Praktikum yakni Pada Hari Sabtu, 15
Desember 2018 Jam 15.30 WIT
B. Tempat Praktikum
Tempat yang kami lakukan pada saat praktikum yakni di rumah Bapak
Laurensius Eska Gabee yang bertempat di Tanah Miring Kampung Sumber
Harapan SP 3.

3.2 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Mencangkok
a) Cutter/Pisau/Parang
b) Cangkul
c) Timba/Gayung
2. Menempel
a) Cutter/Pisau/Parang
b) Timba/Gayung
3. Sambung
a) Cutter/Pisau/Parang
b) Timba/Gayung
B. Bahan
1. Mencangkok
a) Tanaman Mangga
b) ZPT
c) Plastik Putih Transparan/Plastik Es Batu
d) Tali Rafiah
2. Menempel
a) Tanaman Jeruk Manis dan Jeruk Kecut

11
b) ZPT
c) Plastik Putih Transparan/Plastik Es Batu
3. Sambung
a) Tanaman Bougenvil
b) ZPT
c) Tali Rafiah
d) Plastik Putih transparan/Plastik Es Batu

3.3 Cara Kerja


1. Mencangkok
 Siapkan Alat dan bahan yang diperlukan

 Kuliti Batang Pohon Mangga secara melingkar yang akan di cangkok


 Kerok Kambium pada batang yang telah dikuliti

12
 Olesi dengan ZPT
 Tempelkan tanah pada batang yang akan di cangkok
 Bungkus dengkas platik transparan. Ikat bagian ujung kiri dan kanan
plastic

 Berilah lubang pada plastic-plastik tersebut agar pada saat penyiraman


airnya dapat meresap dan dapat terkontrol kelembabannya
 Biarkan beberapa bulan
 Sembari dilakukan perawatan,maka ceklah batang tersebut sampai
berkembang atau tumbuh akar baru.

2. Menempel
Tahapan yang dilakukan dalam Perbanyakan Tanaman Jeruk (citrus sp.)
dengan cara menempel yakni :
 Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang
akan diokulasi.
 Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman
yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul.

13
 Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.

 Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan
dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah
antara luka sayatan dengan mata tunas.

14
 Ikat tempelan menggunakan tali rafia/plastik, arah pengikatan dari bawah ke
atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali
pada bagian mata tunas.

 Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam
berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat
pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas.
Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu.
 Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong
batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan

15
tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang
pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda
tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi.

3. Sambung
Secara Vegetatif dengan Teknik Okulasi sebagai berikut :
 Siapkan Alat dan Bahan
 Menyiapkan bahan tanam yang akan di gunakan sebagai batang bawah dan
batang atas serta alat yang dipergunakan.
 Memilih batang atas sebesar dengan dengan batang bawah dan membuat :
 Batang atas sekitar daunnya dibuang
 Pilihlah pucuk tunas muda sebanyak warna yang kita mau. Masukan
dalam ember berisi air, agar tidak layu.
 Potong tunas di Pohon induk dengan cutter, belah tengah tengah tunas
sedalam ¾ Cm, ambil pucukan tunas sayat , bagian kiri kanan batang tunas
sehingga menjadi pipih.
 Celupkan kedalam ZPT
 Masukan ke dalam belahan Tunas di Pohon induk, ikat dengan tali raffia .

16
 Isi plastik es dengan air , lalu buang , hingga di dalam plastic masih ada
titik titik air , tutup hasil sambungan tadi dengan plastic dan ikat plastic
sebelah bawah.

 Biarkan beberapa hari.


 Setelah empat hari lepaskan plastik penutup, biarkan beberapa saat, jika
tunas sambungan menjadi layu tutup lagi dengan plastik.
 Kurang lebih 10 hari tunas akan berkembang, dan tumbuh daun baru,
 Penyambungan yang gagal biasanya karena kita tergesa gesa melepas
plastik penutup .
 Sambungan yang yang tumbuh akan muncul daun/tunas baru.

17
3.4 Rancangan Evaluasi

1. Parameter yang diamati meliputi hasil Perbanyakan vegetative dan


perubahan yang terjadi dari masing-masing tanaman yang diamati yaitu
mencangkok (tanaman manga) , menempel (tanaman Jeruk) dan Sambung
(tanaman Bougenvil)
2. Pengamatan sekitar Tiga minggu setelah Proses Perbanyakan tanaman
Vegetatif dilakukan
3. Analisa hasil percobaan di lakukan dengan mengamati nilai keberhasilan
dan perubahan yang terjadi pada tanaman tersebut
4. Memberikan kesimpulan hasil perbanyakan vegetatif yang dilakukan.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari Hasil Praktikum yang kami lakukan Pada proses perbanyakan Vegetatif
tanaman maka diperoleh :
1. Mencangkok (Tanaman Mangga)
Pada Proses Mencangkok dikatakan setengah berhasil karena dalam waktu 1
bulan setelah dibuka plastic bungkus cangkok pada manga ternyata sudah muncul
akar biarpun sedikit. Hal ini dikarenakan mencangkok manga bikanlah hal yang
mudah, dibutuhkan waktu yang ckup lam berbulan-bulan.
2. Menempel (Tanaman jeruk Manis ditempel ke Tanaman Jeruk Kecut)
Pada proses menempel pada tanaman buah jeruk manis yang di temple
ketanaman buah jeruh kecut dikatakan tidak berhasil/gagal. Hal tersebut di
karenakan bebebrapa factor seperti batang jeruk yang kemungkinan kurang sehat,
pemberian ZPT terlalu banyak,cuaca, dan mata tunas yang dibiarkan terbuka
terlalu lama. Dan beberapa factor lain
3. Sambung (tanaman Bunga Bougenvil)
Pada tanaman Bougenvil,Proses sambung yang dilakukan berhasil.

B. Pembahasan
1. Mencangkok
Dari hasil percobaan bahwa memang proses pencangkokan yang kami
lakukan berhasil,tetapi perlu diketahui bahwa ada beberapa faktor yang

19
menyebabkan kegagalan dalam mencangkok pohon mangga diantaranya
adalah
a. Batang yang dicangkok, batang harus dalam kondisi baik atau tidak cacat,
tidak terlalu tua maupun muda, berdiameter sesuai.
b. Faktor media, kondisi media meliputi ketersediaan unsur hara penunjang
pertumbuhan akar, kelarutan zat hara, pH, tekstur, jumlah bahan organik.
c. Faktor cahaya matahari, diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis
yang hasilnya ditransmisikan ke seluruh jaringan melalui floem.
d. Fotosintesis, proses fotosintesis dapat pula mempengaruhi perkembangan
akar.
e. Cuaca (Curah hujan) dan kelembaban yang sesuai.
f. Teknik pencangkokan, pada batang yang dicangkok dihilangkan floemnya
menyebabkan zat zat hasil fotosintesis tidak dapat sampai ke perakaran
tetapi terkumpul pada bagian atas cangkok, cadangan makanan tersebut
digunakan tanaman untuk pertumbuhan akarnya
Sesuai dengan hasil pengamatan praktikum berhasil dalam proses
pencangkokan. Pengamatan dilakukan selama 3 minggu. Keberhasilan
tersebut dapat dilihat dari munculnya kalus pada batang yang dicangkok.
Kelebihan dari mencangkok antara lain: sifat tanaman baru persis seperti
induknya, Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu
yang relatif singkat (± 4 tahun), dan waktu yang dibutuhkan untuk
perbanyakan relatif singkat, 1-3 bulan. Kelemahan dalam mencangkok ini
adalah tidak dapat dilakukan secara besar-besaran, bibit cangkok sulit
bertahan hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya
pendek, serta perakaran tidak kuat untuk menopang berdirinya tanaman.

2. Menempel
Pada Proses Menempel di katakan gagal/kurang berhasil.Hal tersebut di
pengaruh beberapa factor antara lain :
a. Kondisi cuaca pada saat penempelan terlalu panas
b. Mata tunas yang akan ditempel dalam kondisi tidak sehat

20
c. Terlalu banyak pengolesan ZPT,sehingga terjadi pembusukan pada mata
tunas
d. Pada proses pengikatan tidak sampai terikat penuh

3. Sambung
Pada Proses sambung dikatakan berhasil,perlu diketahui ada faktor yang
mempengaruhi dalam suksesnya pertumbuhan tanaman hasil proses ini di
antaranya yaitu faktor eksternal dan internal, varietas tanaman, hubungan
kekerabatan antara batas atas dan batas bawah, keadaan fisiologis tanaman,
keserasian bentuk potongan, persentuhan cambium, kegiatan pertumbuhan
cambium, kekuatan akar, selain itu faktor internalnya eksternalnya adaalah
faktor lingkungan, seperti waktu penyambungan, temperatur, dan kelembapan,
cahaya dan faktor yang trakhir yaitu faktor pelaksanaan seperti ketajaman dan
kebersihan alat yang digunakan untuk memotong batang, pemeliharaan
sambungan, mengurangi transpirasi dengan mengurangi daun atau memberi
sangkup plastik.
Pada Proses Menempel dapat di katakan gagal/kurang berhasil.Hal
tersebut di pengaruh beberapa factor antara lain :
e. Kondisi cuaca pada saat penempelan terlalu panas
f. Mata tunas yang akan ditempel dalam kondisi tidak sehat
g. Terlalu banyak pengolesan ZPT,sehingga terjadi pembusukan pada mata
tunas
h. Pada proses pengikatan tidak sampai terikat penuh

21
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dari praktikum pembiakana tanaman secara vegetatif ini dapat
disimpulkan bahwa :
Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari munculnya kalus pada batang yang
dicangkok. Kelebihan dari mencangkok antara lain: sifat tanaman baru persis
seperti induknya, Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam
waktu yang relatif singkat (± 4 tahun), dan waktu yang dibutuhkan untuk
perbanyakan relatif singkat, 1-3 bulan. Kelemahan dalam mencangkok ini
adalah tidak dapat dilakukan secara besar-besaran, bibit cangkok sulit
bertahan hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya
pendek, serta perakaran tidak kuat untuk menopang berdirinya tanaman.
proses perlakuan menyambung adalah dengan cara menggabungkaan dua
individu yang beda sifat tetapi masih satu varietas, dengan cara menempelkan
tanaman bagian atas dan bawah kemudian membungkusi dengan dengan
plastik, untuk mengurangi penguapan di lakukan pemotongan daun dan
melakukan kontrol selama dua minggu untuk pastkan apakah tanaman hasil
okulasi berhasil apa tidak, setelah berhasil maka tanaman bisa membuka
plastiknya agar tanaman beradaptasi dengan lingkungan bebas serta tumbuh
dan kembangnya tanaman tersebut.

B. Saran
Hal-hal seharusnya dipertimbangkan dalam proses perbanyakan tanaman
a. Berikan pupuk kompos untuk menunjang kesuburan tanah.
b. Sirami tanaman secara teratur tiap pagi dan sore hari.
c. Pilihlah tanaman yang dalam kondisi sehat
d. Semua alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi bersih/steril

22
DAFTAR PUSTAKA

http://suherisp.blogspot.com/2013/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
http://nodanodakertas.blogspot.com/2013/02/menyambung-
bougenvill.html?m=cm.
http://bayu-jaellani.blogspot.com/2013/04/laporan-pembiakan-vegetatif-dengan-
cara.html?m=1

23

Anda mungkin juga menyukai