Perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam
bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang.
Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih
dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus.
Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan
pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya
kita usahakan potongan itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang
diharapkan akan berhasil ( Aak, 1991 ).
Kesimpilan
1. Dalam perbanyakan secara stek, ada beberapa macam cara penyetekan ada stek batang dengan bahan awal
perbanyakan berupa batang tanaman. Ada juga stek daun dengan bahan awal perbanyakan yang dapat
digunakan pada stek daun dapat berupa lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol. Bahan awal
pada stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru. Dan terakhir ada juga stek umbi Pada stek
umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi, yaitu: umbi batang, umbi kakr, umbi sisik, dan lain-
lain. Senagai bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap
potongannya mengadung calon tunas.
2. Media yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi sekam bakar, kompos dan pasir yang mengalami
perlakuan tertentu, namun hasil stek pada media campuran pasir, kompos dan arang sekam dengan
perbandingan 1:3:1 adalah yang menghasilkan akar paling banyak, dikarenakan pada kompos bisa
memperbaiki kondisi tanah dan kompos juga telah mengalami pelapukan yang sempurna
5.2 Saran
Diharapkan kepada semua praktikan untuk lebih serius dalam menjalani praktikum agar tujuan
dari praktikum ini dapat terlaksana dengan baik dan praktikan dapat mengetahui dan memahami
prosedur kerja sehingga dapat memuat laporan dengan baik dan benar.
1) Tujuan
Melalui kegiatan ini diharapkan peserta didik mampu melakukan penyetekan tanaman dengan benar
menurut petunjuk dan persyaratan teknis.
2) Alat dan Bahan
a) Pisau (pisau okulasi)
b) Gunting Stek
c) Bahan yang akan di stek
(batang/cabang, daun, akar dan umbi)
3) Keselamatan Kerja
Posisi Anda dalam menyetek (memotong) bahan yang diperbanyak, maka pada waktu
memegang/menggunakan pisau atau gunting posisi tangan harus diperhatikan agar supaya tidak
tergores/terluka.
1) Langkah Kerja
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan !
b) Potong bahan yang akan digunakan menurut jenis tanamannya !
c) Oleskan ZPT pada bekas potongan yang akan di tanaman!
d) Tanam pada tempat yang sudah di siapkan (bedengan) yang sudah ada naungannya, bak-bak, batu-bata,
kotak kayu dan polybag) !
e) Jaga kelembaban !
f) Lakukan pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit dan
pemangkasan) !
II. Adapun Faktor Kegagalan Stek Dari Tanaman Itu Sendiri :
a. Kondisi iklim : Lingkungan yang tidak stabil menjadi salah satu faktor kegagalan stek
tanaman ini.
b. Gugurnya daun pada stek batang menyebabkan fotosintesis tidak terjadi
dengan baik untuk mampu menghasilkan karbohidrat untuk pertumbuhan walaupun ste
k batang berwarna hijau.
c. Tidak adanya daun pada batang diduga menjadi faktor utama pada kematian seluruh
stek batang, hal tersebut menyebabkan tidak tersedianya karbohidrat yang cukup selama
inisiasi tunas baru dan akar primordial.
d. Sedangkan contoh lainnya adalah belimbing yang sulit sekali berakar karena
kalusnya hanya menggumpal dan tidak mampu membentuk inisiasi (bakal) akar, maka
dari itu akan lebih menguntungkan bila tanaman belimbing diperbanyak dengan cara
enten.
Selain dari faktor kegagalan tadi, kegagalan stek juga bisa terjadi jika batang
stek yang di ambil masih muda, temperatur yang terlalu tinggi, kurangnya ketersediaan
air bagi batang yang telah distek, lama dalam memasang tetapi tidak di
ulang, menyentuh baik sengaja / tidak bagian yang di sayat pada tanaman yang akan di
stek, entres yang di pakai terlalu tua untuk stek, entres yang tua hanya bisa di gunakan
untuk okulasi, terserang jamur, hama, penggangu baik manusia/binatang,dst.
1 Kesimpulan
1. Setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga
menjadi tanaman baru.
2. Teknik perbanyakan dari pembiakan vegetatif dengan cara stek bermacam-macam yaitu menggunakan
bagian tanaman seperti batang, cabang, daun, umbi, dan akar.
3. Perlakuan terbaik adalah media tanah, kompos, dan pasir (1:1:1) karena media ini memiliki cukup pori
tanah.
4. Pembentukan akar stek karena hilangnya kambium dan hasil fotosintesis membentuk kalus dan akar.
5.2 Saran
Praktikum ini sudah berjalan dengan baik dan materi yang disampaikan oleh asisten praktikum sudah
cukup jelas. Sebaiknya praktikan melakukan praktikum ini sesuai prosedur dan lebih tertib lagi guna
memperoleh data yang akurat, selain itu juga dapat mempercepat waktu praktikum sehingga
pelaksanaan praktikum dapat lebih efisien.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan.
2. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan sistem perakaran pada
stek batang.
sumber : http://vegetatif-tanaman.blogspot.co.id/2012/09/pertanian.html
http://densetyawan.blogspot.co.id/2012/12/laporan-stek.html
http://httprico10blogspotcom.blogspot.co.id/2012/06/kegagalan-stek-vegetatif.html
http://tri-pit.blogspot.co.id/2014/11/laporan-praktikum-pembiakan-tanaman_26.html
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan.
2. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan sistem perakaran pada
stek batang.
1.2 Tujuan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Nama Kegiatan
1.2 Tujuan Percobaan
2. Untuk mengetahui factor dalam dan factor luar tanaman dalam pembibitan
1.3 Latar Belakang
Perbanyakan tanaman bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan stek. Stek,
yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek batang dan stek daun
Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan
sebelumnya. Contoh batang yang digunakan adalah batang singkong. Setek yang baik diambil dari
batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu muda maupun tidak terlalu tua. Batang yang
baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau
sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan
menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang
baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud
untuk menambah dan memperluas daerah perakaran.
Perbanyakan tanaman dengan cara stek batang daun singkong dapat dibantu dengan pemberian ZPT
atau zat pengatur tumbuh yang memacu perakarannya. Zat PT yang diberikan dapat berupa ZPT
Rootone. Rooton-F adalah salah satu jenis zat pengatur tumbuh sintetik golongan auksin, yang secara
komersil banyak digunakan untuk membantu perbanyakan tanaman. Suatu potongan daun maupun
potongan batang dapat menghasilkan akar adventif bila diberi serbuk auksin.
BAB II
ISI
2.1 Metodologi Penelitian
Praktikum dasar-dasar agronomi tentang perbanyakan tanaman melalui stek batang tumbuhan singkong
ini dilakukan di:
Hari: Jumat
Alat
-Pisau
-Cetok
Bahan
-batang singkong
-air
c. Cara Kerja
1. Campurkan bahan-bahan seperti tanah, pasir, dan pupuk kompos secara merata. Lalu siapkan batang
singkong yang akan ditanam, pisahkan bagian pangkal, tengah, dan ujung batang.
2. Masukkan campuran tanah, pasir, dan pupuk kompos tersebut ke dalam wadah yang sudah dilubangi,
dengan perbandingan tanah : pasir : pupuk kompos yaitu 2 : 1 : 1.
3. Beri label pada setiap wadah dengan ketentuan seperti pangkal tanpa ZPT, pangkal dengan ZPT, tengah
tanpa ZPT, tengah dengan ZPT, ujung tanpa ZPT , dan ujung dengan ZPT.
4. Tanam batang singkong pada setiap wadah yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Khusus untuk yang
diberi ZPT, ujung dari batang singkongnya diolesi campuran ZPT lalu langsung ditanam pada wadah.
Dengan ketentuan di setiap wadah ada 12 batang singkong dengan 4 baris tanaman.
2.2 Tabel Pengamatan
Pangkal ZPT X X
Pangkal non ZPT X X
Ujung ZPT X X
Tengah ZPT X X
2.3 Hasil Pengamatan
Pangkal ZPT
Ujung ZPT
Dari keseluruhan tanaman semuanya tumbuh subur, baik akar maupun tunas – tunasnya, namun tidak
semua tanaman memiliki akar yang lebat.
Dari keseluruhan tanaman satu yang sama sekali tidak ada tunas dan akarnya, yang lainnya memiliki
tunas yang banyak, tapi akarnya tidak terlalu banyak.
Tengah ZPT
Semua tumbuh dengan tunas dan akar yang lebat, namun ada beberapa tanaman yang tunasnya baru
tumbuh.
Semua tanaman tumbuh subur baik tunas maupun akar, tetapi pertumbuhan akarnya sedikit.
Dilihat dari segi tunasnya, ujung ZPT lebih banhyak dibandingkan dengan non ZPT.
Tengah yang diberikan ZPT akarnya lebih lebat dan tebal. Kemudian tunasnya lebih banyak dengan
daun yang besar – besar.
Sedangkan yang non ZPT akarnya sangat jarang, bisa terhitung jari namun tunasnya tumbuh subur.
Sedangkan pangkal non ZPT akarnya jarang tetapi tunasnya lumayan banyak.
2.4 Pembahasan
Dalam percobaan perbanyakan tanaman dengan metode stek batang pada tanaman singkong
secara keseluruhan setelah diamati pertumbuhan akar batang singkong tumbuh subur dengan adanya
perbedaan perlakuan yang berbeda pada setiap tanaman. Di tabel hasil pengamatan dapat dilihat
beberapa perbedaaan pertumbuhan yang ditunjukkan dengan tumbuhnya akar dan tunas dari setiap
tanaman. Seperti batang tanaman singkong bagian tengah pertumbuhan akarnya terbilang cukup
banyak. Sesuai teori menyebutkan batang bagian tengah yang digunakan dalam perbanyakan tanaman
paling bagus digunakan karena paling gampang mengalami pertumbuhan yang dikarenakan batang tidak
terlalu tua maupun muda. Setelah diberikan ZPT Rootone pun ternyata pertumbuhan yang paling cepat
juga terletak pada batang bagian tengah, termasuk yang tidak diberi ZPT. Dibandingkan dengan batang
yang lainnya, pertumbuhan batang yang ujung dan pangkal juga mengalami pertumbuhan yang subur
tetapi agak lambat. Dikarenakan ada beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan batang
tersebut seperti waktu penyiraman, mungkin kadar air yang diberikan pada setiap tanaman berbeda
atau bisa dikatakan tidak merata.
Pada pengamatan yang kami lakukan secara keseluruhan tidak semua batang yang telah berakar
memiliki daun maupun tunas. Sebaliknya ada yang daun dan tunasnya lebat tetapi akarnya tumbuh
sedikit. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor internal dan eksternal sehingga terjadi perbedaan
kondisi batang.
1. Factor internal
Factor ini seperti umur batang yang terlalu tua sehingga menghambat proses pertumbuhan akar
maupun tunas kurang maksimal. Dilihat dari segi diameter batang singkong yang normalnya, batang
tanaman singkong yang ditanam kurang dari 2 cm, hanya sekitar 1,8 cm sehingga tanaman singkong
yang ditanam pertumbuhannya lambat namun tidak mempengaruhi jumlah tunas dan akar yang
tumbuh. Faktor lainnya adalah terletak pada tinggi tanaman yang sesuai untuk diperbanyak. Pada
percobaan kami, batang yang kam perbanyak terlalu pendek, sehingga ada kemungkinan
memperlambat pertumbuhan tanaman singkong itu sendiri.
2. Factor eksternal
Factor ini mungkin terjadi karena kesalahan cara menanam dan perlakuan terhadap tanaman tersebut.
Baik itu kesalahan cara memotong batang dan kurangnya perhatian Pemotongan batang tanaman
singkong akan lebih cepat tumbuh apabila bagian bawah pada calon batang yang akan ditanam itu
bentuknya miring. Terbukti, tanaman yang ujungnya miring cepat pertumbuhan akar dan tunas –
tunasnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam percobaan perbanyakan perbanyakan tanaman dengan stek batang singkong perlu
memperhatikan factor internal dan eksternalnnya sehingga didapat tanaman singkong yang memiliki
pertumbuhan yang baik bari kualitas dan kuantitas akar, tunas dan daun.
3.2 Saran
Laporan percobaan ini masih sangat banyak kekurangan. Oleh karena dengan tangan terbuka,
penulis mengaharapkan kritik dan saran membangun demi tersempurnakannya lapran selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kandunganrooton-f.blogspot.com/2011/11/bahas-rooton-f-jadi-ingat-masa-masa.html
(diakses 21 april 2014)
https://www.google.com/search?
q=perkembang+biakan+pada+batang+sigkong&oq=perkembang+biakan+pada+batang+sigkong&aqs=
chrome..69i57.5802j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8# (diakses 21 april 2014)