Anda di halaman 1dari 15

Ada 

3 macam metode perkembangbiakan, yaitu secara generatif, vegetatif dan generatif-vegetatif.


Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan yang berasal dari biji, dimana biji tersebut
berasal dari proses penyerbukan. Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan yang
menggunakan bagian tanaman baik daun, tunas (selain daripada biji). Perkembangbiakan generatif-
vegetatif adalah perkembangbiakan dengan menggunakan biji terlebih dahulu, kemudian setelah biji
tumbuh disambung dengan tanaman yang memiliki sifat unggul.
Untuk memperoleh bibit yang unggul sebaiknya perbanyakan dilakukan dengan cara pembiakan
vegetatif. Hal ini disebabkan pada pembiakan vegetatif akan diperoleh hasil yang yang mewarisi
seluruhsifat iduk tanaman, sehingga kinerja genotipe unggul yang terdapat pada pohon induk akan
diulangi secara konsisten pada keturunan.
Bermacam-macam cara pembiakan tanaman secara vegetatif diantaranya adalah memperbanyak
tanaman dengan cara menyetek. Perbanyakan tanaman ini juga diperoleh tanaman baru yang
mempunyai sifat seperti induknya. Antara lain ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna
dan keindahan bunga dan sebagainnya.
Menyetek merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang memperlakukan beberapa
bagian dari tanaman seperti akar, batang, daun dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut
membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna. Menyetek bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang sempurna dengan akar, batang dan daun dalam waktu relative singkat serta
memiliki sifat yang serupa dengan induknya, serta dipergunakan untuk mengekalkan klon tanaman
unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman. Setiap jenis tanaman
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam pembentukan akar meskipun setek dalam kondisi
yang sama. 
 Tujuan dan Manfaat

1. Mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan.


2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam penyetekan.
3. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan system
perakaran pada stek batang.

Perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman dengan cara menanam
bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang.
Proses penyetekan tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih
dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang halus.
Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari mata tunas. Sedangkan
pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika membuat potongan meruncing. Hendaknya
kita usahakan potongan itu sedikit menyentuh again mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang
diharapkan akan berhasil ( Aak, 1991 ).

Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan


potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga menjadi tanaman baru. Stek pucuk
umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman buah-buahan. Dengan kata lain setek  atau potongan
adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 1994).
1.    Keuntungan bibit dari setek adalah:
      Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya,
terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya. Tanaman asal setek ini bisa
ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal setek tidak
mempunyai akar tunggang.
      Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan mudah
dilakukan.
      Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik
      khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
2.    Kerugian bibit dari setek adalah:
      Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi
mudah roboh.
      Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan (Frasiskus, 2006).
Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari tanaman seperti akar,
batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ tersebut membentuk akar yang selanjutnya
menjadi tanaman baru yang sempurna dalam waktu yang relative cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan
induknya. Pembiakan dengan cara stek ini pada umumnya dipergunakan mengekalkan klon tanaman
unggul dan juga untuk memudahkan serta mempercepat perbanyakan tanaman (Anonim, 1985).
Hal semacam ini biasanya banyak dilakukan oleh orang perkebunan buah-buahan dan tanaman
hias. Alasannya, karena bahan untuk membuat setek ini hanya sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit
tanaman dalam jumlah banyak. Tanaman yang dihasilkan dari setek biasanya mempunyai dalam ukur,
ukuran tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan sifat-sifat lainnya. Selain itu juga diperoleh tanaman
yang sempurna yaitu tanaman yang telah mampunyai akar, batang , dan daun dalam waktu yang relatif
singkat. Setek sangat sederhana, tidak memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh
siapa saja (Erry, 2006).
Ada beberapa perlakuan untuk mempercepat pertumbuhan akar pada setek antara lain :
1. Pengeratan (girdling) pada batang
Penimbunan karbohidrat pada cabang pohon induk yang akan dijadikan setek dapat dilakukan
dengan cara pengeratan kulit kayu sekeliling cabang dibuang secara melingkar. Lebar lingkaran sekitar 2
cm. Jarak dari ujung cabang ke batas keratan kirakira 40 cm. Biarkan cabang yang sudah dikerat selama
2-4 minggu. Pada dasar keratan akan tampak benjolan atau kalus. Pada benjolan inilah terjadi
penumpukan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber tenaga pada saat pembentukan akar dan
hormon auksin yang dibuat di daun. Setelah terlihat benjolan barulah cabang bisa dipotong dari
induknya. Bagian pangkal cabang sepanjang 20 cm bisa dijadikan sebagai setek.
2. Penggunaan hormon tumbuh
Hormon auksin bertindak sebagai pendorong awal proses inisiasi atau terjadinya akar.
Sesungguhnya tanaman sendiri menghasilkan hormon, yaitu auksin endogen.Akan tetapi banyaknya
auksin yang dihasilkan belum cukup memadai untuk mendorong pembentukan akar.Tambahan auksin
dari luar diperlukan untuk memacu perakaran setek.
3. Persemaian setek
Setek yang sudah diberi perlakuan hormon penumbuh akar siap untuk disemaikan. Untuk itu kita
perlu menyediakan tempat yang kondisinya sesuai. Usaha untuk menumbuhkan setek perlu dilakukan
pada lingkungan yang mempunyai cahaya baur atau terpencar (diffuse light). Kelembaban udara
sebaiknya tinggi, sekitar 70-90%, Suhu mendekati suhu kamar, 25-27oC. Selain itu dalam pembentukan
akar setek diperlukan juga oksigen yang cukup. Oleh karena itu media yang digunakan harus cukup
gembur, sehingga aerasinya baik (www.agroforestry.com).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Stek :


Terbentuknya akar pada stek merupakan indikasi keberhasilan dari stek. Adapun hal-hal yang
mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek adalah faktor lingkungan dan faktor dari dalam tanaman.
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek yaitu: media perakaran, suhu,
kelembaban, dan cahaya. Media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama pembentukan akar,
memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek. Media perakaran
yang baik menurut Hartman (1983) adalah yang dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup,
berdrainase baik, serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek. Media perakaran stek yang biasa
dipergunakan adalah tanah, pasir, campuran gambut dan pasir, perlite dan Vermikulit. Suhu perakaran
optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21oC sampai 27oC pada pagi dan siang hari dan 15oC pada
malam hari. Suhu yang terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui
perkembangan perakaran dan meningkatkan laju transpirasi.
2. Faktor Dari Dalam Tanaman
Kondisi fisiologis tanamn mempengaruhi penyetekan adalah umur bahan stek, jenis tanaman, adanya
tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan makanan, dan zat pengatur tumbuh.
a. Umur Bahan Stek
Stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih mudah berakar dari pada yang berasal dari tanaman tua,
hal ini disebabkan apabila umur tanaman semakin tua maka terjadi peningkatan produksi zat-zat
penghambat perakaran dan penurunan senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor yang
mendukung inisiasi akar pada stek.
b. Jenis Tanaman
Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek. Keberhasilan dengan cara stek bergantung pada
kesanggupan jenis tersebut untuk berakar. Ada jenis yang mudah berakar dan ada yang sulit. Kandungan
lignin yang tinggi dan kehadiran cincin sklerenkim yang kontinyu merupakan penghambat anatomi pada
jenis-jenis sulit berakar, dengan cara menghalangi tempat munculnya adventif.
c. Adanya Tunas dan Daun Pada Stek
Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran. Bila seluruh tunas dihilangkan maka
pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas berfungsi sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan
suatu zat berupa auksin yang berperan dalam mendorong pembentukan akar yang dinamakan
Rhizokalin.
d. Persediaan Bahan Makanan
Persediaan bahan makanan sering dinyatakan dengan perbandingan antara persediaan karbohidrat dan
nitrogen (C/N ratio). Ratio C/N yang tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan akar stek yang diambil
dari tanaman dengan C/N ratio yang tinggi akan berakar lebih cepat dan banyak dari pada tanaman
dengan C/N ratio rendah.
e. Zat pengatur Tumbuh
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang artinya menggiatkan. Hormon pada tanaman menurut batasan
adalah zat yang hanya dihasilkan oleh tanaman itu sendiri yang disebut fitohormon dan zat kimia sintetik
yang dibuat oleh ahli kimia. Hormon tanaman (fitohormon) adalah “regulators” yang dihasilkan oleh
tanaman sendiri dan pada kadar rendah mengatur proses fisiologis tanaman. Hormon biasanya mengalir
di dalam tanaman dari tempat dihasilkannya ke tempat keaktifannya. Salah satu hormon tumbuh yang
tidak lepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah auksin. Dalam hubungan antara
pertumbuhan dan kadar auksin adalah sama pada akar, batang dan tunas yaitu auksin merangsang
pertumbuhan pada kadar rendah, sebaliknya menghambat pertumbuhan pada kadar tinggi. Kadar
optimum hormon untuk pertumbuhan akar jauh lebih rendah kira-kira 1.100.000 dari kadar optimum
untuk pertumbuhan batang. Zat pengatur tumbuh Rootone-F termasuk dalam kelompok auksin. Secara
teknis Rootone-F sangat aktif mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar sehingga penyerapan air
dan unsur hara tanaman akan banyak dan dapat mengimbangi penguapan air pada bagian tanaman yang
berada di atas tanah dan secara ekonomis penggunaan Rootone-F dapat menghemat tenaga, waktu, dan
biaya. Cara pemberian hormon pada stek batang dapat dilakukan dengan cara pemberian dengan
perendaman, pencelupan dan tepung. Untuk metode perendaman, konsentrasi zat pengatur tumbuh
bervariasi antara 20 ppm sampai 200 ppm tergantung kemampuan jenis tersebut berakar. Dalam
mengaplikasikan hormon perlu diperhatikan ketepatan dosis, karena jikalau dosis terlampau tinggi
bukannya memacu pertumbuhan tanaman tetapi malah menghambat pertumbuhan tanaman dan
menyebabkan keracunan pada seluruh jaringan tanaman.

 Kesimpilan
1. Dalam perbanyakan secara stek, ada beberapa macam cara penyetekan ada stek batang dengan bahan awal
perbanyakan berupa batang tanaman. Ada juga stek daun dengan bahan awal perbanyakan yang dapat
digunakan pada stek daun dapat berupa lembaran daun atau lembaran daun beserta petiol. Bahan awal
pada stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru. Dan terakhir ada juga stek umbi Pada stek
umbi, bahan awal untuk perbanyakan berupa umbi, yaitu: umbi batang, umbi kakr, umbi sisik, dan lain-
lain. Senagai bahan perbanyakan, umbi dapat digunakan utuh atau dipotong-potong dengan syarat setiap
potongannya mengadung calon tunas.
2. Media yang digunakan pada praktikum kali ini meliputi sekam bakar, kompos dan pasir yang mengalami
perlakuan tertentu, namun hasil stek pada media campuran pasir, kompos dan arang sekam dengan
perbandingan 1:3:1 adalah yang menghasilkan akar paling banyak, dikarenakan pada kompos bisa
memperbaiki kondisi tanah dan kompos juga telah mengalami pelapukan yang sempurna

5.2 Saran
Diharapkan kepada semua praktikan untuk lebih serius dalam menjalani praktikum agar tujuan
dari praktikum ini dapat terlaksana dengan baik dan praktikan dapat mengetahui dan memahami
prosedur kerja sehingga dapat memuat laporan dengan baik dan benar.
1)     Tujuan

Melalui kegiatan ini diharapkan peserta didik mampu melakukan penyetekan tanaman dengan benar
menurut petunjuk dan persyaratan teknis.
2)       Alat dan Bahan
a)        Pisau (pisau okulasi)
b)       Gunting Stek
c)       Bahan yang akan di stek
(batang/cabang, daun, akar dan umbi)
3)   Keselamatan Kerja
Posisi Anda dalam menyetek (memotong) bahan yang diperbanyak, maka pada waktu
memegang/menggunakan pisau atau gunting posisi tangan harus diperhatikan agar supaya tidak
tergores/terluka.

1)       Langkah Kerja
a)      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan !
b)     Potong bahan yang akan digunakan menurut jenis tanamannya !
c)      Oleskan ZPT pada bekas potongan yang akan di tanaman!
d)     Tanam pada tempat yang sudah di siapkan (bedengan) yang sudah ada naungannya, bak-bak, batu-bata,
kotak kayu dan polybag) !
e)      Jaga kelembaban !
f)       Lakukan pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit dan
pemangkasan) !
II.     Adapun Faktor Kegagalan Stek Dari Tanaman Itu Sendiri :
a.       Kondisi iklim : Lingkungan yang tidak stabil menjadi salah satu faktor kegagalan stek
tanaman ini.
b.      Gugurnya daun pada stek batang menyebabkan fotosintesis tidak terjadi
dengan baik untuk mampu menghasilkan karbohidrat untuk pertumbuhan walaupun ste
k batang   berwarna hijau.
c.       Tidak adanya daun pada batang diduga menjadi faktor utama pada kematian seluruh
stek batang, hal tersebut menyebabkan tidak tersedianya karbohidrat yang cukup selama
inisiasi tunas baru dan akar primordial.
d.      Sedangkan contoh lainnya adalah belimbing yang sulit sekali berakar karena
kalusnya hanya menggumpal dan tidak mampu membentuk inisiasi (bakal) akar, maka
dari itu akan lebih menguntungkan bila tanaman belimbing diperbanyak dengan cara
enten.
Selain dari faktor kegagalan tadi, kegagalan stek juga bisa terjadi jika batang
stek yang di ambil masih muda, temperatur yang terlalu tinggi, kurangnya ketersediaan
air bagi batang yang telah distek, lama dalam memasang tetapi tidak di
ulang, menyentuh baik sengaja / tidak bagian yang di sayat pada tanaman yang akan di
stek, entres yang di pakai terlalu tua untuk stek, entres yang tua hanya bisa di gunakan
untuk okulasi, terserang jamur, hama, penggangu baik manusia/binatang,dst.
1 Kesimpulan
1.        Setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau potongan tanaman, sehingga
menjadi tanaman baru.
2.        Teknik perbanyakan dari pembiakan vegetatif dengan cara stek bermacam-macam yaitu menggunakan
bagian tanaman seperti batang, cabang, daun, umbi, dan akar.
3.        Perlakuan terbaik adalah media tanah, kompos, dan pasir (1:1:1) karena media ini memiliki cukup pori
tanah.
4.        Pembentukan akar stek karena hilangnya kambium dan hasil fotosintesis membentuk kalus dan akar.

5.2 Saran
            Praktikum ini sudah berjalan dengan baik dan materi yang disampaikan oleh asisten praktikum sudah
cukup jelas. Sebaiknya praktikan melakukan praktikum ini sesuai prosedur dan lebih tertib lagi guna
memperoleh data yang akurat, selain itu juga dapat mempercepat waktu praktikum sehingga
pelaksanaan praktikum dapat lebih efisien.
1.2 Tujuan
1.    Mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan.
2. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan sistem perakaran pada
stek batang.
sumber : http://vegetatif-tanaman.blogspot.co.id/2012/09/pertanian.html
http://densetyawan.blogspot.co.id/2012/12/laporan-stek.html
http://httprico10blogspotcom.blogspot.co.id/2012/06/kegagalan-stek-vegetatif.html

http://tri-pit.blogspot.co.id/2014/11/laporan-praktikum-pembiakan-tanaman_26.html
1.2 Tujuan
1.    Mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan.
2. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan sistem perakaran pada
stek batang.
1.2 Tujuan

1.    Mengetahui dan mempelajari cara-cara penyetekan.


2. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap keberhasilan pembentukan sistem perakaran pada
stek batang.

Laporan Praktikum Stek


Batang Tumbuhan Singkong.
 By: Diana Nana     No comments

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Nama Kegiatan

Perbanyakan tanaman secara buatan melalui stek batang tumbuhan singkong.

1.2    Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini:

1.      Untuk mengetahui teknik perbanyakan tanaman buatan

2.      Untuk mengetahui factor dalam dan factor luar tanaman dalam pembibitan

1.3    Latar Belakang

Perbanyakan tanaman bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan stek. Stek,
yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek batang dan stek daun

Cara yang lazim digunakan adalah perbanyakan dengan cara setek batang dari batang panenan
sebelumnya. Contoh batang yang digunakan adalah batang singkong. Setek yang baik diambil dari
batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak terlalu muda maupun tidak terlalu tua. Batang yang
baik berdiameter 2-3 cm. Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau
sabit yang tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji akan
menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan batang untuk setek yang
baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari batang stek dipotong miring dengan maksud
untuk menambah dan memperluas daerah perakaran.

Perbanyakan tanaman dengan cara stek batang daun singkong dapat dibantu dengan pemberian ZPT
atau zat pengatur tumbuh yang memacu perakarannya.  Zat PT yang diberikan dapat berupa ZPT
Rootone. Rooton-F adalah salah satu jenis zat pengatur tumbuh sintetik golongan auksin, yang secara
komersil banyak digunakan untuk membantu perbanyakan tanaman. Suatu potongan daun maupun
potongan batang dapat menghasilkan akar adventif bila diberi serbuk auksin.

BAB II

ISI

2.1  Metodologi Penelitian

a.       Tempat dan Waktu Penelitian: 

Praktikum dasar-dasar agronomi tentang perbanyakan tanaman melalui stek batang tumbuhan singkong
ini dilakukan di:

Tempat: Kebun Percobaan Pegok, Universitas Udayana , Bali.

Hari: Jumat

Tanggal: 4-11 April 2014

b.      Alat dan Bahan

         Alat

-6 wadah kotak plastik

-Pisau

-Cetok
         Bahan

-batang singkong

-media tanam berupa tanah,kompos 5kg, dan pasir

-zat pengatur tumbuh (ZPT)

-air

c.       Cara Kerja

1.      Campurkan bahan-bahan seperti tanah, pasir, dan pupuk kompos secara merata. Lalu siapkan batang
singkong yang akan ditanam, pisahkan bagian pangkal, tengah, dan ujung batang.

2.      Masukkan campuran tanah, pasir, dan pupuk kompos tersebut ke dalam wadah yang sudah dilubangi,
dengan perbandingan tanah : pasir : pupuk kompos yaitu 2 : 1 : 1.

3.      Beri label pada setiap wadah dengan ketentuan seperti pangkal tanpa ZPT, pangkal dengan ZPT, tengah
tanpa ZPT, tengah dengan ZPT, ujung tanpa ZPT , dan ujung dengan ZPT.

4.      Tanam batang singkong pada setiap wadah yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Khusus untuk yang
diberi ZPT, ujung dari batang singkongnya diolesi campuran ZPT lalu langsung ditanam pada wadah.
Dengan ketentuan di setiap wadah ada 12 batang singkong dengan 4 baris tanaman.

5.      Siram tanaman sampai tanahnya kelihatan lembab atau basah.

6.      Taruh di tempat yang teduh.

2.2  Tabel Pengamatan

Bagian Tumbuhan Akar Daun

Sedikit Banyak Sangat Sedikit Banyak Sangat


Banyak Banyak

Pangkal ZPT X X
Pangkal non ZPT X X

Ujung ZPT X X

Ujung non ZPT X X

Tengah ZPT X X

Tengah non ZPT X X

2.3  Hasil Pengamatan

  Pangkal ZPT

Sebagian besar pertumbuhan akarnya lebat, namun tunasnya sedikit.

  Pangkal non ZPT

Pertumbuhan akarnya sedikit, begitu juga dengan tunasnya.

  Ujung ZPT

Dari keseluruhan tanaman semuanya tumbuh subur, baik akar maupun tunas – tunasnya, namun tidak
semua tanaman memiliki akar yang lebat.

  Ujung non ZPT

Dari keseluruhan tanaman satu yang sama sekali tidak ada tunas dan akarnya, yang lainnya memiliki
tunas yang banyak, tapi akarnya tidak terlalu banyak.

  Tengah ZPT

Semua tumbuh dengan tunas dan akar yang lebat, namun ada beberapa tanaman yang tunasnya baru
tumbuh.

  Tengah non ZPT

Semua tanaman tumbuh subur baik tunas maupun akar, tetapi pertumbuhan akarnya sedikit.

  Perbandingan ujung ZPT dengan non ZPT


         Dilihat dari segi akar ujung  lebih lebat dan akarnya lebih tebal sedangkan tanpa ZPT akarnya lebih
sedikit dan lebih tipis.

         Dilihat dari segi tunasnya, ujung ZPT lebih banhyak dibandingkan dengan non ZPT.

  Perbandingan tengan ZPT dengan  non ZPT

         Tengah yang diberikan ZPT  akarnya lebih lebat dan tebal. Kemudian tunasnya lebih banyak dengan
daun yang besar – besar.

         Sedangkan yang non ZPT akarnya sangat jarang, bisa terhitung jari namun tunasnya tumbuh subur.

  Perbandingan pangkal ZPT dengan non ZPT

         Pangkal yang menggunakan ZPT akarnya lebih lebat maupun tunasnya.

         Sedangkan pangkal non ZPT akarnya jarang tetapi tunasnya lumayan banyak.

2.4  Pembahasan

Dalam percobaan perbanyakan tanaman dengan metode stek batang pada tanaman singkong
secara keseluruhan setelah diamati pertumbuhan akar batang singkong tumbuh subur dengan adanya
perbedaan perlakuan yang berbeda pada setiap tanaman. Di tabel hasil pengamatan dapat dilihat
beberapa perbedaaan pertumbuhan yang ditunjukkan dengan tumbuhnya akar dan tunas dari setiap
tanaman. Seperti batang tanaman singkong bagian tengah pertumbuhan akarnya terbilang cukup
banyak. Sesuai teori menyebutkan batang bagian tengah yang digunakan dalam perbanyakan tanaman
paling bagus digunakan karena paling gampang mengalami pertumbuhan yang dikarenakan batang tidak
terlalu tua maupun muda. Setelah diberikan ZPT Rootone pun ternyata pertumbuhan yang paling cepat
juga terletak pada batang bagian tengah, termasuk yang tidak diberi ZPT. Dibandingkan dengan batang
yang lainnya, pertumbuhan batang yang ujung dan pangkal juga mengalami pertumbuhan yang subur
tetapi agak lambat. Dikarenakan ada beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan batang
tersebut seperti waktu penyiraman, mungkin kadar air yang diberikan pada setiap tanaman berbeda
atau bisa dikatakan tidak merata.

Pada pengamatan yang kami lakukan secara keseluruhan tidak semua batang yang telah berakar
memiliki daun maupun tunas. Sebaliknya ada yang daun dan tunasnya lebat tetapi akarnya tumbuh
sedikit. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor internal dan eksternal sehingga terjadi perbedaan
kondisi batang.
1.      Factor internal

Factor ini seperti umur batang yang terlalu tua sehingga menghambat proses pertumbuhan akar
maupun tunas kurang maksimal. Dilihat dari segi diameter batang singkong yang normalnya, batang
tanaman singkong yang ditanam kurang dari 2 cm, hanya sekitar 1,8 cm sehingga tanaman singkong
yang ditanam pertumbuhannya lambat namun tidak mempengaruhi jumlah tunas dan akar yang
tumbuh. Faktor lainnya adalah terletak pada tinggi tanaman yang sesuai untuk diperbanyak. Pada
percobaan kami, batang yang kam perbanyak terlalu pendek, sehingga ada kemungkinan
memperlambat pertumbuhan tanaman singkong itu sendiri.

2.      Factor eksternal

Factor ini mungkin terjadi karena kesalahan cara menanam dan perlakuan terhadap tanaman tersebut.
Baik itu kesalahan cara memotong batang dan kurangnya perhatian  Pemotongan batang tanaman
singkong akan lebih cepat tumbuh apabila bagian bawah pada calon batang yang akan ditanam itu  
bentuknya miring. Terbukti, tanaman yang ujungnya miring cepat pertumbuhan akar dan tunas –
tunasnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

               Dalam percobaan perbanyakan perbanyakan tanaman dengan stek batang singkong perlu
memperhatikan factor internal dan eksternalnnya sehingga didapat tanaman singkong yang memiliki
pertumbuhan yang baik bari kualitas dan kuantitas akar, tunas dan daun.

3.2 Saran

       Laporan percobaan ini masih sangat banyak kekurangan. Oleh karena dengan tangan terbuka,
penulis mengaharapkan kritik dan saran membangun demi tersempurnakannya lapran selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://kandunganrooton-f.blogspot.com/2011/11/bahas-rooton-f-jadi-ingat-masa-masa.html  
(diakses 21 april 2014)

https://www.google.com/search?
q=perkembang+biakan+pada+batang+sigkong&oq=perkembang+biakan+pada+batang+sigkong&aqs=
chrome..69i57.5802j0j7&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8# (diakses 21 april 2014)

- See more at: http://dianananastory.blogspot.co.id/2015/11/laporan-praktikum-


stek-batang-tumbuhan.html#sthash.G4wE3Uuo.dpuf

Anda mungkin juga menyukai