Tanaman Puring
BAB 1
PENDAHULUAN
I. TUJUAN
BAB 2
ISI
III. ALAT DAN BAHAN
-wadah kotak plastik
-Pisau
-Cetok
-batang puring
-media tanam berupa tanah dan kompos 5kg
-air
IV. CARA KERJA
1. Campurkan bahan-bahan seperti tanah dan pupuk kompos secara merata. Lalu
siapkan batang puring yang akan ditanam, pisahkan bagian pangkal, tengah ,dan
ujung batang.
2. Masukkan campuran tanah dan pupuk kompos tersebut ke dalam wadah yang
sudah dilubangi, dengan perbandingan tanah : pupuk kompos yaitu 2 : 1.
3. Siram tanaman sampai tanahnya kelihatan lembab atau basah.
4. Taruh di tempat yang teduh.
V. HASIL PENGAMATAN
Hari 1 = tanaman puring tampak masih segar karena masih ada kandungan air
didalamnya.
Hari 2 = tanaman puring yang awalnya segar sekarang tampak layu, kemudian disiram
air supaya tidak layu.
Hari 3 = tanaman puring juga tampak layu meskipun sudah disiram air.
Hari 4 = daun tanaman puring mulai berjatuhan atau rontok.
Hari 5 = batang tanaman puring mulai layu dan tidak mempunyai daun satupun.
Hari 6 = tanaman puring diprediksi sudah mati karena kekurangan air dan tidak pernah
dirawat.
VI. PEMBAHASAN
Dalam percobaan perbanyakan tanaman dengan metode stek batang pada
tanaman puring secara keseluruhan setelah diamati pertumbuhan akar batang puring
tidak tumbuh subur karena tanaman tersebut kurang mendapatkan air yang cukup dan
kurang mendapatkan sinar matahari. Dari hasil pengamatan kelompok kami hal-hal yang
mempengaruhi kegagalan kegiatan menyetek ini adalah :
Kondisi iklim : Lingkungan yang tidak stabil menjadi salah satu faktor kegagalan stek
tanaman ini.
Gugurnya daun pada stek batang menyebabkan fotosintesis tidak terjadi
dengan baik untuk mampu menghasilkan karbohidrat untuk pertumbuhan walaupun ste
k batang berwarna hijau.
Tidak adanya daun pada batang diduga menjadi faktor utama pada kematian seluruh stek
batang, hal tersebut menyebabkan tidak tersedianya karbohidrat yang cukup selama inisiasi
tunas baru dan akar primordial.
Selain dari faktor kegagalan tadi, kegagalan stek juga bisa terjadi jika batang stek yang di
ambil masih muda, temperatur yang terlalu tinggi, kurangnya ketersediaan air bagi
batang yang telah distek, lama dalam memasang tetapi tidak di ulang, menyentuh baik
sengaja / tidak bagian yang di sayat pada tanaman yang akan di stek, entres yang di
pakai terlalu tua untuk stek, entres yang tua hanya bisa di gunakan untuk okulasi,
terserang jamur, hama, penggangu baik manusia/binatang,dst.
Pada pengamatan yang kami lakukan secara keseluruhan tidak semua batang
yang telah berakar memiliki daun maupun tunas. Sebaliknya ada yang daun dan
tunasnya lebat tetapi akarnya tumbuh sedikit. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor
internal dan eksternal sehingga terjadi perbedaan kondisi batang.
BAB 3
PENUTUP
VII. KESIMPULAN
1. Setek (cutting atau stuk) atau potongan adalah menumbuhkan bagian atau
potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru.
2. Teknik perbanyakan dari pembiakan vegetatif dengan cara stek bermacam-
macam yaitu menggunakan bagian tanaman seperti batang, cabang, daun, umbi,
dan akar.
3. Perlakuan terbaik adalah media tanah, kompos, dan pasir (1:1:1) karena media
ini memiliki cukup pori tanah.
4. Pembentukan akar stek karena hilangnya kambium dan hasil fotosintesis
membentuk kalus dan akar.
VIII. SARAN
Diharapkan kepada semua praktikan untuk lebih serius dalam menjalani
praktikum agar tujuan dari praktikum ini dapat terlaksana dengan baik dan praktikan
dapat mengetahui dan memahami prosedur kerja sehingga dapat memuat laporan
dengan baik dan benar.
http://vegetatif-tanaman.blogspot.co.id/2012/09/pertanian.html
http://densetyawan.blogspot.co.id/2012/12/laporan-stek.html
http://httprico10blogspotcom.blogspot.co.id/2012/06/kegagalan-stek-vegetatif.html
http://tri-pit.blogspot.co.id/2014/11/laporan-praktikum-pembiakan-tanaman_26.html