Anda di halaman 1dari 12

Inilah Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia

 Mas Rozak  Rabu, 19 Oktober 2016  PPKn

Inilah Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia. Peran serta dalam
sistem politik lazimnya disebut dengan partisipasi politik. Partisipasi politik secara umum berarti
keterlibatan seseorang/sekelompok orang dalam suatu kegiatan politik.

Definisi partisipasi politik salah satunya dikemukakan oleh Verba, yang mengungkapkan bahwa
partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal, yang sedikit banyak langsung
bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan atau tindakan-tindakan yang
diambil oleh mereka.

Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik secara individu
maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan dari pihak lain yang tujuannya
untuk memengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar keputusan
tersebut menguntungkannya.

Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep partisipasi politik mempunyai bermacam-macam
bentuk dan intensitas. Hal ini menyebabkan bervariasinya partisipasi politik yang dilakukan oleh
warga negara dari mulai tingkatan yang pasif sampai pada tingkatan yang aktif. Bila
dihubungkan dengan hak dan kewajiban warga negara, partisipasi politik meruapakan kewajiban
yang harus dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab warga negara yang berkesadaran politik
tinggi dan baik.

Partisipasi politik yang baik akan terwujud dalam masyarakat politik yang sudah mapan. Suatu
komunitas masyarakat dapat disebut masyarakat politik jika masyarakat tersebut telah memiliki
ciri-ciri tertantu yaitu sebagai berikut.
Ciri - Ciri Masyarakat Politik

1. Selalu ada kelompok yang memerintah dan diperintah.


2. Memiliki sistem pemerintahan tertentu yang mengatur kehidupan masyarakat.
3. Memiliki lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pemerintahan.
4. Memilki tujuan tertentu yang mengikat seluruh masyarakat.
5. Memahami informasi dasar tentang siapa yang memegang kekuasaan dan bagaimana sebuah
institusi bekerja.
6. Dapat menerima perbedaan pendapat.
7. Memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
8. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap perkembangan dan keadaan negara dan bangsanya.
9. Memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan perumusan penentuan kebijakan
negara, mengawasi dan mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut dalam berbagai bidang
kehidupan.
10. Menyadari akan pentingnya pembelaan terhadap negara, kedaulatan, keberadaan dan
keutuhan negara memahami, menyadari dan melaksanakan sikap dan perilaku yang seseuai
dengan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat dan warga negara.
11. Patuh terhadap hukum dan menegakkan supremasi hukum.
12. Membangun budaya politik yang demokratis.
13. Menjunjung tinggi demokrasi, hak asasi manusia, keadilan dan persamaan.
14. Mengawasi jalannya pemerintahan agar tertata dengan baik.
15. Memiliki wawasan kebangsaan, sikap dan perilaku yang mencerminkan cinta tanah air.

Berdasarkan karakteristiknya, masyarakat politik berkedudukan sebagai masyarakat yang


menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan kekuasaan negara, baik sebagai penyelenggara
kekuasaan negara maupun sebagai pengawas pelaksanaan kekuasaan negara, dalam bentuk
institusi formal (DPR) ataupun informal (partai politik, kelompok kepentingan dan kelompok
penekan).

Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota masyarakat. Partisipasi dan
perilaku politik harus berlandaskan pada nilai dan norma yang berlaku. Berikut adalah contoh
partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Di Lingkungan Sekolah

Setiap siswa dapat menampilkan pola perilaku politik yang mencerminkan pelaksanaan
demokrasi langsung melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS dan ketua organisasi ekstrakurikuler seperti Pramuka,
Pecinta Alam, PMR, Paskibra dan sebagainya.

2) Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS atau organisasi ekstrakurikuler
yang diikuti.

3) Forum-forum diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan di sekolah.

Dalam pelaksanaan demokrasi tidak langsung siswa dapat menyampaikan aspirasi dan
pendapatnya melalui usulan dan saran yang ditujukan kepada pejabat sekolah atau pejabat
pemerintahan. Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan membuat artikel yang berisikan
aspirasi siswa yang dimuat di majalah dinding, buletin sekolah, dan sebagainya. Supaya perilaku
politik yang ditampilkan mencerminkan perilaku politik yang sesuai aturan, maka setiap siswa
harus memperhatikan ketentuanketentuan atau norma-norma sebagai berikut :
1) Pancasila.
2) Undang-Undang Dasar RI 1945
3) Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di
Muka Umum.
4) Tata tertib siswa, dan sebagainya.

Di Lingkungan Masyarakat

Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi langsung dapat ditampilkan warga
masyarakat melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

1) Forum warga.
2) Pemilihan ketua RT, RW, kepala desa, ketua organisasi masyarakat dan sebagainya.
3) Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi organisasi
masyarakat, koperasi, RT-RW, LMD dan sebagainya.

Warga masyarakat dapat menampilkan perilaku politiknya yang mencerminkan pelaksanaan


demokrasi tidak langsung melalui penyampaian pendapat atau aspirasi baik secara lisan ataupun
tertulis melalui lembaga perwakilan rakyat atau melalui media massa seperti koran, majalah dan
sebagainya. Agar dalam pelaksanaan perilaku politik tersebut sesuai dengan aturan dan norma-
norma sebagai berikut :
1) Pancasila dan UUD RI 1945.
2) Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya undang-undang HAM, undang-undang
parpai politik dan sebagainya.
3) Peraturan yang berlaku khusus di lingkungan setempat, seperti peraturan RT-RW, Peraturan
Desa dan sebagainya.
4) Norma-norma sosial yang berlaku.

Di Lingkungan Negara

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik yang dapat kita tampilkan secara
langsung di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan presiden.
2) Pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada).
3) Aksi demonstrasi yang tertib, damai dan santun.

Perilaku politik yang tidak langsung dapat diwujudkan melalui penyampaian aspirasi pada
lembaga perwakilan rakyat, partai politik, organisasi masyarakat dan media massa. Supaya
perilaku yang ditampilkan mencerminkan perilaku politik yang sesuai aturan, maka harus
menaati ketentuan-ketentuan dan norma-norma sebagai berikut:

1) Pancasila.

2) UUD NRI 1945.

3) Undang-Undang seperti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas UU


Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang, Undang-
Undang RI Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik, Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan sebagainya.

4) Peraturan Pemerintah.

5) Keputusan Presiden.

6) Peraturan daerah.

Berbagai bentuk partisipasi dan perilaku politik di atas merupakan peran serta aktif dalam
pelaksanaan sistem politik di indonesia. Peran aktif warga negara juga dapat dilakukan dalam
berbagai aspek lainnya seperti dalam bidang politik, hukum, ekonomi dan sosial budaya.
Partisipasi warga negara dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara pada
gilirannya dapat memperkuat sistem politik bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Demikian tentang Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia, semoga
bermanfaat.

PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA yang bisa
dilakukan oleh Warga Negara sangatlah beragam. Dalam masyarakat Demokrasi peran Warga
Negara sangatlah dibutuhkan untuk terciptanya masyarakat yang demokratis, sehingga peran
warga Negara ini dapat menjadi acuan untuk terciptanya pemerintahan yang demokratis pula.
Dalam menciptakan masyarakat yang demokatis maka tidak lain adalah keikutsertaan
masayarakat dalam perannya terhadap politik. Sehingga masyarakat yang ikut berperan aktif
dalam politik dapat mengembangkan partisipasi politiknya yang berpengaruh terhadap sistem
politik Negara dan pemerintahannya. Sebelum membahas mengenai PERAN SERTA WARGA
NEGARA DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA terlebih dahulu kita pahami ciri-ciri
masyarakat yang menegmbangkan politiknya. CIRI-CIRI MASYARAKAT POLITIK
ADALAH: 1.    Adanya pendidikan politik bagi warga negaranya Untuk menciptakan
masyarakat politik maka pemerintah harus memberikan pendidikan politik kepada warga
negaranya, pendidikan politik dimaksudkan untuk mengembangkan dan mempertahankan situasi
politik yang sudah ada. Sehingga masyarakat akan menjadi melek politik dan dengan pendidikan
politik masyarakat akan tahu bagaimana system politik dan budaya politik yang ada di Negara
tersebut sehingga sangat perpengaruh terhadap keberlangsungsn dan perkembangan politik di
Negaranya. Pendidikan politik di Indonesia dilakuakan diantaranya melalui pendidikan formal di
sekolah seperti pelajaran Pendidikan Kewarganegaaan. 2.    Adanya Kesadaran Politik warga
negara yang tinggi Dengan pendidikan politik yang diperoleh warga Negara maka diharapkan
munculnya rasa kecintaan kepada negaranya sehingga diharapka munculnya kesadaran politik.
Kesadaran politik yang tinggi warga Negara sangat diperlukan untuk keberlangsungan
pemerintahan. 3.    Adanya Budaya Politik yang berkembang di masyarakat suatu negara Budaya
politik akan muncul dengan sendirinya seiring dengan perkembangan politik suatu Negara.
Budaya adalah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan dijadikan suatu nilai sehingga muncul
ciri dari politik suatu Negara. 4.    Bagaimana cara sosialisasi politik masyarakatnya Cara
menerapkan sosialisasi politik terhadap warga negaranya, baik melalui lembaga formal maupun
non formal harus dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungan politik suatu negara. Jika
sosialisasi yang dilakuakan pemerintah berjalan baik maka budaya politik yang sudah ada akan
terus bertahan dan berkembang seiring denga waktu. 5.    Adanya peran aktif warga Negara
dalam sistem politik Peran aktif warga Negara sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilitasan
politik dan pemerintah suatu Negara. Negara tidak akan berkembang secara politik jika tidak ada
peran aktif warga Negara dalam politik. Hal ini akan mengakibatkan suatu pemerintahan yang
absolute, karena tidak adanya pengawasan dari masyarakatnya. 6.    Adanya keloyalan warga
Negara terhadap negaranya Keloyalan warga Negara sangat mempengaruhi perkembangan
politik suatu Negara. Dengan partisipasi yang aktif warga Negara dan keloyalan terhadap Negara
maka proses perkembangan budaya politik di suatu Negara akan mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Dibutuhkan keloyalan tidak hanya sekedar mencari kekuasaan akan mengangkat
drajat seseorang yang bersedia untuk selalu loyal terhadap negaranya sehingga kemungkinan-
kemungkian terjadinya penyelewengan akan terkikis dengan sendirinya 7.    Tumbuh dan
berkembangnya masyarakat madani Masyarakat madani berpengaruh terhadap perkembangan
politik suatu Negara, Negara akan lebih mudah dalam meningkatkan partisipasi politik, dalam
hal sosialisasi dan pengawasan jalannya politik akan lebih stabil jika masyarakat madani
berkembang dalam suatu masyarakat. BENTUK BENTUK PARTISIPASI POLITIK Bentuk-
bentuk partisipasi politik warga Negara yang umum terjadi di berbagai negara bisa dibedakan
dalam berbagai  kegiatan politik dengan mengambil bentuk konvensional dan non konvensional.
Bentuk partisipasi politik  warga Negara dengan frekuensi frekuensi politiknya menjadi pedoman
dan ukuran dalam menilai stabilitas suatu Negara dalam suatu sistem politk, tingkat integritas
dalam kehidupan politik, serta tingkat kepuasan warga Negara terhadap sistem politik. Kegiatan
politik yang berbentuk konvensional adalah kegiatan politik yang sesuai dengan aturan sedangka
kegiatan politik dengan bentuk non konvensional  yaitu kegiatan politik warga negara yang tidak
sesuai dengan aturan yang berlaku. CONTOH PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM
SISTEM POLITIK Berbagai cara bisa dilakukan warga Negara dalam menyampaikan aspirasi
dan keinginan politik dalam peran sertanya pada sistem politik yang ada. Berikut contoh peran
serta warga Negara dalam sistem politik di Indonesia: 1.    Konvensional Ikut dalam Pemilu baik
menggunkan hak aktif maupun pasifnya Ikut memberikan kritikan dan masukan lewat berbagai
media, semisal media social seperti FB Berkomunikasi dengan para pejabat dalam penyesuaian
sebuah kebijakan publik semisal lewat demonstrasi sesuai dengan aturan 2.    Non Konvensional
Demonstrasi dengan tidak meminta izin dulu kepada pihak yang berwajib Menghina pejabat
publik Membakar simbul-simbul Negara. Dll "Article : Peran Serta Warga Negara dalam Sistem
Politik"

warga Negara ini dapat menjadi a#uan untuk ter#iptanya


pemerintahan yangdemokratis pula. (alam men#iptakan masyarakat yang demokratis
maka
tidak l ai n   ad a la h   kei ku tse rta a n  ma sya ra ka t  d al a m   pe ra n n ya   te rha d a p  p ol i
ti k. S e h i n g g a   m a s y a r a k a t   y a n g   i k u t   b e r p e r a n   a k t i *   d a l a m   p o l i t i
k   d a p a t mengembangkan partisipasi politiknya yang berpengaruh terhadap si
stem politik Negara dan pemerintahannya.
B .C r # C r  Ma s$ a ra k a t P!ltk
!."danya pendidikan politik bagi
warga negaranya+ n t u k   m e n # i p t a k a n   m a s y a r a k a t   p o l i t i k   m a k a   p e
m e r i n t a h   h a r u s me mb e ri ka n  p e nd i di ka n  p ol i ti k   kep a d a  w a rg a   ne g a ran y
a ,  pe n di d i kan  politik dimaksudkan untuk mengembangkan dan mempertahankan
situasi politik yang sudah ada. Sehingga masyarakat akan menjadi melek politik dan
dengan pendidikan politik masyarakat akan tahu bagaimana
system politik dan budaya politik yang ada di negara tersebut sehingga sangat perpeng
aruh terhadap keberlangsungsn dan perkembangan politik dine g a ran ya .   Pen d id i ka
n   po l i ti k  d i  In d o ne si a  d il a ku a ka n   di a n ta ran ya m e l a l u i   p e n d i d i k a n   * o r m a
l   d i   s e k o l a h   s e p e r t i   p e l a j a r a n   P e n d i d i k a n Kewarganegaaan.&."danya
Kesadaran Politik warga negara yang tinggi.(engan pendidikan politik yang
diperoleh warga negara maka
diharapkanm u n # u l n y a   r a s a   k e # i n t a a n   k e p a d a   n e g a r a n y a   s e h i n g g a   d i
h a r a p k a mun#ulnya kesadaran politik. Kesadaran politik yang tinggi warga
Negarasangat diperlukan untuk keberlangsungan
pemerintahan.' . " d a n y a   B u d a y a   P o l i t i k   y a n g   b e r k e m b a n g   d i   m a s y a r a k a
t suatu negaraB u d a y a   p o l i t i k   a k a n   m u n # u l   d e n g a n   s e n d i r i n y a   s
e i r i n g   d e n g a n  perkembangan politik suatu Negara. Budaya adalah sesuatu yangdi
lakukan berulang$ulang dan dijadikan suatu nilai sehingga mun#ul #iridari politik suatu
Negara. . B a g a i m a n a   # a r a   s o s i a l i s a s i   p o l i t i k   m a s y a r a k a t n y a   # a r a   m
e n e r a p k a n sosialisasi politik terhadap warga negaranya, baik melalui lembaga
*ormalm a u p u n   n o n   * o r m a l   h a r u s   d i l a k u k a n   u n t u k   m e m p e r t a
h a n k a n keberlangsungan politik suatu negara. -ika sosialisasi yang
dilakuakan
2
 
 pemerintah berjalan baik maka budaya politik yang sudah ada akan terus bertahan dan
berkembang seiring denga waktu.."d a n ya  p e ran akti * w a rga ne g a ra da l a m
si ste m p o li ti k pe ra n a kti*
w a rg a n eg a ra  sa n ga t  d ib u tu h ka n  u n tu k  me nj a g a  ke sta b il i ta san   po l i ti k  d a
n  pemerintah suatu negara. Negara tidak akan berkembang se#ara politik  jika tidak ad
a peran akti* warga negara dalam politik. /al ini akanmengakibatkan suatu
pemerintahan yang absolute, karena tidak adanya  pengawasan dari
masyarakatnya.0 . " d a n y a   k e l o y a l a n   w a r g a   n e g a r a   t e r h a d a p   n e g a r a n y a  
k e l o y a l a n   w a r g a negara sangat mempengaruhi perkembangan politik suatu
negara.
(engan partisipasi yang akti* warga negara dan keloyalan terhadap negara maka prose
s perkembangan budaya politik di suatu negara akan mengalamikemajuan yang
sangat pesat. (ibutuhkan keloyalan tidak hanya
sekedar men # a ri   ke ku a sa an   a ka n   men g a ng ka t   d ra j a t   se se o ra ng   yan g   be r
se di a u n t u k   s e l a l u   l o y a l   t e r h a d a p   n e g a r a n y a   s e h i n g g a   k e m u n g
k i n a n $ kemungkian terjadinya penyelewengan akan terkikis dengan
sendirinya1 . 2 u m b u h   d a n   b e r k e m b a n g n y a   m a s y a r a k a t   m a d a n i   m a s y a r
a k a t   m a d a n i  berpengaruh terhadap perkembangan politik suatu negara, negara aka
nlebih mudah dalam meningkatkan partisipasi politik, dalam hal sosialisasidan
pengawasan jalannya politik akan lebih stabil jika masyarakat madani berkembang
dalam suatu masyarakat.
C.C!nt!h Perlaku P!ltk Sesua Aturan
Bentuk$bentuk partisipasi politik yang terjadi di berbagai negara yangdapat dibedakan
dalam kegiatan politik yang berbentuk kon3ensional dan nonkon3ensional, termasuk
yang mungkin legal 4seperti petisi5 maupun illegal 4#ara kekerasan atau
re3olusi5.!.Ko n 3e n si on a l  Iku t d al a m Pe mil u b a i k men g g un ka n h a k a kti *
ma u pu n  pasi*nya Ikut memberikan kritikan dan masukan lewat berbagai media,se mi s
a l  me di a   so# i al   sep e rti   6 B  Be rko mun i ka si   de n g an   pa ra   pe j ab a t dalam
penyesuaian sebuah kebijakan publik semisal lewat demonstrasi sesuai dengan
aturan.
3
 
& .N o n  K o n 3e n sio n a l (e mo n stra si  d e ng a n ti d a k me mi n ta   i7 i n  d ul u
ke p ad a  pihak yang berwajib enghina pejabat publik
embakar simbul$simbul Negara.Bentuk$bentuk dan *rekuensi partisipasi politik dapat
dipakai sebagai ukuranuntuk menilai stabilitas sistem politik, integritas kehidupan politik,
kepuasanatau ketidakpuasan warga negara.
% ! n & e n s  ! n a l N ! n   % !
n & e n s  ! n a l

 Pemberian suara 48oting5

 (iskusi Politik 

 Kegiatan Kampanye

 embentuk dan bergabung dalamkelompok kepentingan

  K o mu n i ka si   in d i3 i d ua l  d e ng a n  pejabat politik 9 administrati* 

 Pengajuan Petisi

 Berdemonstrasi

 Kon*rontasi

 ogok 

  2i n da k   ke ke ra sa n  p ol i ti k   te rha d a p  h a rta  benda perusakan, pemboman,
pembakaran

  2 i n d a k   k e k e r a s a n   p o l i t i k   t e r h a d a p manusia: pen#ulikan,
pembunuhan, peranggerilya9re3olusi.
D.Peran Warga Negara "alam %eh"u'an P!ltk 
Berikut #ontoh peran serta warga negara dalam sistem politik di Indonesia:
a.
emberikan suara dalam pemilu
 b.
2erlibat dalam kampanye
#.
(iskusi Politik 
d.
Komunikasi indi3idual dengan pejabat politik 9 administrati* 
e.
(emonstrasi.
*.
enduduki jabatan politik atau administrasi
g.
 en#ari jabatan politik atau administrasi
h.
 Keanggotaan akti* suatu organisasi politik 
i.
 Keanggotaan pasi* suatu organisasi politik 
 j.
 Keanggotaan akti* suatu organisasi semu politik 
k.
 Keanggotaan pasi* suatu organisasi semu politik 
l.
 Partisipasi dalam rapat umum
m.
 Partisipasi dalam diskusi politik in*ormasi, minat umum dalam politik 
n.
 8oting 4pemberian suara5
o.
 "pathi total

CONTOH PARTISIPASI WARGA NEGARA DALAM SISTEM POLITIK DI


INDONESIA

Setiap warga negara harus menyadari keberadaannya dan merasa harus ikut dalam upaya pembangunan bangsa ini dengan ikut serta
dalam sistem politik pemerintahan. Peran serta masyarakat dalam sistem politik juga dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat politik
yang kritis partisipatif, yaitu dengan titandai adanya beberapa ciri berikut.

1. Meningkatkan respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.


2. Adanya partisipasi rakyat dalam mendukung atau menolak suatu kebijakan politik.
3. Meningkatnya partisipasi rakyat dalam berbagai kegiatan organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok-
kelompok penekan.
      Partisipasi politik dapat diartikan sebagai keterlibatan seseorang/sekelompok orang dalam suatu kegiatan politik. Menurut Herbert
Mc. Closky, partisipasi politik merupakan kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian
dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Adapun
menurut Keitth Davis, partisipasi adalah keterlibatan mental/pikiran atau moral/perasaan di dalam situasi kelompok yang mendorongnya
untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan dan turut bertanggungjawab terhadap usaha yang
bersangkutan.
    Berikut adalah bentuk partisipasi politik.

1. Partisipasi konvensional meliputi pemberian suara (voting), kegiatan kampanye, dan kontak pribadi dengan pejabat politik
atau pejabat administratif pemerintahan.
2. Partisipasi nonkonvensional melalui pengajuan petisi, demonstrasi atau unjuk rasa, konfrontasi, makar, tindakan kekerasan
politik terhadap harta benda dan manusia, serta perang geriliya atau revolusi. 
     Adapun bentuk dan tingkat partisipasi politik meliputi sebagai pejabat politik, pencari jabatan politik, anggota aktif dari suatu
organisasi politik, anggota pasif dari suatu partai politik/simpatisan partai politik, partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan
sebagai pemberi suara dalam pemilu.
      Bagi rakyat Indonesia hendaknya dapat bersikap positif dalam pembangunan demokrasi Pancasila, antara lain dengan cara sebagai
berikut.

1. Menggunakan hak pilihnya (hak memilih dan dipilih)


2. Ikut melaksanakan pemilu secara langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jujur dan adil.
3. Melaksanakan musyawarah untuk mufakat.
4. Mengakui dan menghormati hak asasi manusia termasuk kebebasan beragama.
5. Menjunjung tinggi hukum yang berlaku.
   Berikut adalah macam-macam partisipasi warga negara menurut Ramlan Surbakti.

1. Partisipasi aktif, yaitu ditunjukan dengan kegiatan-kegiatan antara lainmengajukan usul suatu kebijakan, mengajukan kritik,
mengajukan perbaikan, memilih pemimpin pemerintahan, dan membayar pajak.
2. Paartisi pasif, yaitu ditunjukan dengan kegiatan-kegiatan seperti menaati peraturan pemerintah serta menerima dan
melaksanakan saja kebijakan dari pemerintah.
   Adanya berbagai macam partisipasi politik menunjukan bahwa tingkat partisipasi tiap-tiap warga negara berbeda-beda. Berikut adalah
faktor-faktor yang memengaruhi tingkat partisipasi seseorang.
1. Kesadaran politik dan kepercayaan politik. Kesadaran politik adalah suatu kesadaran atas hak dan kewajiban yang melekat pada
dirinya sebagai warga negara. Kesadaran ini dipengaruhi oleh pengetahuan, minat , serta perhatian orang tersebut terhadap masyarakat
dan situasi politik tempat hidupnya. Adapun kepercayaan politik adalah sikap dan kepercayaan seseorang terhadap pemerintah, apakah
pemerintah dianggapnya dapat dipercaya ataukah tidak.
2. Pendidikan politik. Hal tersebut merupakan usaha untuk memasyarakatkan politik, dalam arti mencerdaskan kehidupan politik
rakyat, meningkatkan kesadaran politik warga negara, serta meningkatkan kepekaan dan kesadaran rakyat akan hak, kewajiban, serta
tanggungjawabnya terhadap bangsa dan negara. Manfaat pendidikan politik adalah sebagai berikut.
 Memperluas pemahaman, penghayatan serta wawasan terhadap masalah-masalah/isu-isu yang bersifat politis.
 Meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai peraturan hukum yang berlaku.
 Meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa
secara keseluruhan.
3. Sosialisasi politik. fungsi sosialisasi politik adalah memelihara suatu sistem politik, yaitu agar stabilitas berjalan dengan baik dan
posisitf sehingga sosialisai politik merupakan alat atau media agar individu-individu memiliki kesadaran dan merasa cocok dengan
sistem serta kultur (budaya) politik yang ada. Alat yang digunakan sebagai sarana sosialisasi politik antara lain keluarga, sekolah, dan
partai politik.

1. Partisipasi politik warag negara


Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan
politik, dengan jalan memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kebijakan
pemerintah.
Ciri-ciri umum partisipasi politik adalah sebagai berikut:

 Merupakan kegiatan atau perilaku luar individu yang dapat diamati


 Kegiatan tersebut diarahkan untuk memengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik
 Kegiatan yang berhasil (efektif) memengaruhi kebijakan ataupun kegiatan yang gagal
 Dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara ataupun secara tidak langsung dengan melalui perantara
 Dapat dilakukan melalui prosedur yang wajar (konstitusional) ataupun praktis yang tidak wajar (inkonstitusional)
 Merupakan kehendak murni warga negara bukan suatu paksaan.
Patisipasi politik yang aktif dari warga negaraakan mendorong warga negara untuk melakukan berbagai
kegiatan, antara lain sebagi berikut:

 Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat sebagai bagian dari kegiatan sosial,
sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut menentukan kebijakan negara
 Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol sosial maupun pemberi input terhadap kebijakan
pemerintah
 Pelaksanaan pemilu yang memberi kesempatan kepada warga negara untuk dipilih atau memilih
 Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem input dan output kepada
pemerintah
2. Faktor-faktor pendorong partisipasi politik
 Penddiikan politik, adalah usaha untuk memasyarakatkan politik. Memalui pendidikan politiik, diharapkan
kader-kader anggota partai politik tersebut akan memperoleh manfaat atau kegunaan, yaitu sebagai berikut:
1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan, dan wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat
politis
2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitk dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap
pembangunan politik bangsa secara keseluruhan
 Kesadaran politik, adalah suatu proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi
urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
 Sosialisasi politik, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar
tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik. Alat yang dapat dijadikan sarana dalam sosialisasi
politik adalah sebagai berikut:
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Partai politik
3. Bentuk partisipasi politik dalam berbagai bidang kehidupan
 Bidang politik
Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan-kegiatan, antara lain:
1. Ikut memilih dalam pemilihan umum
2. Menjadi anggota aktif dalam partai politik, kelompok penekanan (pressure group), maupun kelompok
kepentingan tertentu
3. Duduk dalam lembaga politik
4. Mengadakan komunikasi (dialog) dengan wakil-wakil rakyat
5. Berkampanye, mengahadiri kelompok diskusi, dll
6. Memengaruhi para pembuat keputusan sehingga produk-produk yang dihasilkan atau dikeluarkan sesuai dengan
aspirasi atau kepentingan masyarakat
 Bidang ekonomi
Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan berikut:
1. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif, baik dalam bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi
dan sebagainya
2. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-produk unggulan yang inovatif, kreatif dan
kompetitif daripada produk luar
3. Kesadaran untuk mambayar pajak secara teratur demi kesejahteraan dan kemajuan bersama
 Bidang sosial budaya
Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan beriku:
1. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan prestasi belajar yang tinggi
2. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum
3. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin dan produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan
pembangunan nasional
 Bidang hankam
Sebagai warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan berikut;
1. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan profesinya maisng-masing
2. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau lingkungan tempat tinggalnya
3. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetep tegaknya Negara Republik Indonesia
4. Menjaga stabilitas dan keamanan nasional agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana

Anda mungkin juga menyukai