Inilah Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia. Peran serta dalam
sistem politik lazimnya disebut dengan partisipasi politik. Partisipasi politik secara umum berarti
keterlibatan seseorang/sekelompok orang dalam suatu kegiatan politik.
Definisi partisipasi politik salah satunya dikemukakan oleh Verba, yang mengungkapkan bahwa
partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal, yang sedikit banyak langsung
bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan atau tindakan-tindakan yang
diambil oleh mereka.
Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara baik secara individu
maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun dorongan dari pihak lain yang tujuannya
untuk memengaruhi keputusan politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar keputusan
tersebut menguntungkannya.
Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep partisipasi politik mempunyai bermacam-macam
bentuk dan intensitas. Hal ini menyebabkan bervariasinya partisipasi politik yang dilakukan oleh
warga negara dari mulai tingkatan yang pasif sampai pada tingkatan yang aktif. Bila
dihubungkan dengan hak dan kewajiban warga negara, partisipasi politik meruapakan kewajiban
yang harus dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab warga negara yang berkesadaran politik
tinggi dan baik.
Partisipasi politik yang baik akan terwujud dalam masyarakat politik yang sudah mapan. Suatu
komunitas masyarakat dapat disebut masyarakat politik jika masyarakat tersebut telah memiliki
ciri-ciri tertantu yaitu sebagai berikut.
Ciri - Ciri Masyarakat Politik
Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota masyarakat. Partisipasi dan
perilaku politik harus berlandaskan pada nilai dan norma yang berlaku. Berikut adalah contoh
partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Di Lingkungan Sekolah
Setiap siswa dapat menampilkan pola perilaku politik yang mencerminkan pelaksanaan
demokrasi langsung melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS dan ketua organisasi ekstrakurikuler seperti Pramuka,
Pecinta Alam, PMR, Paskibra dan sebagainya.
2) Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS atau organisasi ekstrakurikuler
yang diikuti.
Dalam pelaksanaan demokrasi tidak langsung siswa dapat menyampaikan aspirasi dan
pendapatnya melalui usulan dan saran yang ditujukan kepada pejabat sekolah atau pejabat
pemerintahan. Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan membuat artikel yang berisikan
aspirasi siswa yang dimuat di majalah dinding, buletin sekolah, dan sebagainya. Supaya perilaku
politik yang ditampilkan mencerminkan perilaku politik yang sesuai aturan, maka setiap siswa
harus memperhatikan ketentuanketentuan atau norma-norma sebagai berikut :
1) Pancasila.
2) Undang-Undang Dasar RI 1945
3) Undang-Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di
Muka Umum.
4) Tata tertib siswa, dan sebagainya.
Di Lingkungan Masyarakat
Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi langsung dapat ditampilkan warga
masyarakat melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Forum warga.
2) Pemilihan ketua RT, RW, kepala desa, ketua organisasi masyarakat dan sebagainya.
3) Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga bagi organisasi
masyarakat, koperasi, RT-RW, LMD dan sebagainya.
Di Lingkungan Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik yang dapat kita tampilkan secara
langsung di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan presiden.
2) Pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada).
3) Aksi demonstrasi yang tertib, damai dan santun.
Perilaku politik yang tidak langsung dapat diwujudkan melalui penyampaian aspirasi pada
lembaga perwakilan rakyat, partai politik, organisasi masyarakat dan media massa. Supaya
perilaku yang ditampilkan mencerminkan perilaku politik yang sesuai aturan, maka harus
menaati ketentuan-ketentuan dan norma-norma sebagai berikut:
1) Pancasila.
4) Peraturan Pemerintah.
5) Keputusan Presiden.
6) Peraturan daerah.
Berbagai bentuk partisipasi dan perilaku politik di atas merupakan peran serta aktif dalam
pelaksanaan sistem politik di indonesia. Peran aktif warga negara juga dapat dilakukan dalam
berbagai aspek lainnya seperti dalam bidang politik, hukum, ekonomi dan sosial budaya.
Partisipasi warga negara dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara pada
gilirannya dapat memperkuat sistem politik bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Demikian tentang Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia, semoga
bermanfaat.
PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA yang bisa
dilakukan oleh Warga Negara sangatlah beragam. Dalam masyarakat Demokrasi peran Warga
Negara sangatlah dibutuhkan untuk terciptanya masyarakat yang demokratis, sehingga peran
warga Negara ini dapat menjadi acuan untuk terciptanya pemerintahan yang demokratis pula.
Dalam menciptakan masyarakat yang demokatis maka tidak lain adalah keikutsertaan
masayarakat dalam perannya terhadap politik. Sehingga masyarakat yang ikut berperan aktif
dalam politik dapat mengembangkan partisipasi politiknya yang berpengaruh terhadap sistem
politik Negara dan pemerintahannya. Sebelum membahas mengenai PERAN SERTA WARGA
NEGARA DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA terlebih dahulu kita pahami ciri-ciri
masyarakat yang menegmbangkan politiknya. CIRI-CIRI MASYARAKAT POLITIK
ADALAH: 1. Adanya pendidikan politik bagi warga negaranya Untuk menciptakan
masyarakat politik maka pemerintah harus memberikan pendidikan politik kepada warga
negaranya, pendidikan politik dimaksudkan untuk mengembangkan dan mempertahankan situasi
politik yang sudah ada. Sehingga masyarakat akan menjadi melek politik dan dengan pendidikan
politik masyarakat akan tahu bagaimana system politik dan budaya politik yang ada di Negara
tersebut sehingga sangat perpengaruh terhadap keberlangsungsn dan perkembangan politik di
Negaranya. Pendidikan politik di Indonesia dilakuakan diantaranya melalui pendidikan formal di
sekolah seperti pelajaran Pendidikan Kewarganegaaan. 2. Adanya Kesadaran Politik warga
negara yang tinggi Dengan pendidikan politik yang diperoleh warga Negara maka diharapkan
munculnya rasa kecintaan kepada negaranya sehingga diharapka munculnya kesadaran politik.
Kesadaran politik yang tinggi warga Negara sangat diperlukan untuk keberlangsungan
pemerintahan. 3. Adanya Budaya Politik yang berkembang di masyarakat suatu negara Budaya
politik akan muncul dengan sendirinya seiring dengan perkembangan politik suatu Negara.
Budaya adalah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan dijadikan suatu nilai sehingga muncul
ciri dari politik suatu Negara. 4. Bagaimana cara sosialisasi politik masyarakatnya Cara
menerapkan sosialisasi politik terhadap warga negaranya, baik melalui lembaga formal maupun
non formal harus dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungan politik suatu negara. Jika
sosialisasi yang dilakuakan pemerintah berjalan baik maka budaya politik yang sudah ada akan
terus bertahan dan berkembang seiring denga waktu. 5. Adanya peran aktif warga Negara
dalam sistem politik Peran aktif warga Negara sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilitasan
politik dan pemerintah suatu Negara. Negara tidak akan berkembang secara politik jika tidak ada
peran aktif warga Negara dalam politik. Hal ini akan mengakibatkan suatu pemerintahan yang
absolute, karena tidak adanya pengawasan dari masyarakatnya. 6. Adanya keloyalan warga
Negara terhadap negaranya Keloyalan warga Negara sangat mempengaruhi perkembangan
politik suatu Negara. Dengan partisipasi yang aktif warga Negara dan keloyalan terhadap Negara
maka proses perkembangan budaya politik di suatu Negara akan mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Dibutuhkan keloyalan tidak hanya sekedar mencari kekuasaan akan mengangkat
drajat seseorang yang bersedia untuk selalu loyal terhadap negaranya sehingga kemungkinan-
kemungkian terjadinya penyelewengan akan terkikis dengan sendirinya 7. Tumbuh dan
berkembangnya masyarakat madani Masyarakat madani berpengaruh terhadap perkembangan
politik suatu Negara, Negara akan lebih mudah dalam meningkatkan partisipasi politik, dalam
hal sosialisasi dan pengawasan jalannya politik akan lebih stabil jika masyarakat madani
berkembang dalam suatu masyarakat. BENTUK BENTUK PARTISIPASI POLITIK Bentuk-
bentuk partisipasi politik warga Negara yang umum terjadi di berbagai negara bisa dibedakan
dalam berbagai kegiatan politik dengan mengambil bentuk konvensional dan non konvensional.
Bentuk partisipasi politik warga Negara dengan frekuensi frekuensi politiknya menjadi pedoman
dan ukuran dalam menilai stabilitas suatu Negara dalam suatu sistem politk, tingkat integritas
dalam kehidupan politik, serta tingkat kepuasan warga Negara terhadap sistem politik. Kegiatan
politik yang berbentuk konvensional adalah kegiatan politik yang sesuai dengan aturan sedangka
kegiatan politik dengan bentuk non konvensional yaitu kegiatan politik warga negara yang tidak
sesuai dengan aturan yang berlaku. CONTOH PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM
SISTEM POLITIK Berbagai cara bisa dilakukan warga Negara dalam menyampaikan aspirasi
dan keinginan politik dalam peran sertanya pada sistem politik yang ada. Berikut contoh peran
serta warga Negara dalam sistem politik di Indonesia: 1. Konvensional Ikut dalam Pemilu baik
menggunkan hak aktif maupun pasifnya Ikut memberikan kritikan dan masukan lewat berbagai
media, semisal media social seperti FB Berkomunikasi dengan para pejabat dalam penyesuaian
sebuah kebijakan publik semisal lewat demonstrasi sesuai dengan aturan 2. Non Konvensional
Demonstrasi dengan tidak meminta izin dulu kepada pihak yang berwajib Menghina pejabat
publik Membakar simbul-simbul Negara. Dll "Article : Peran Serta Warga Negara dalam Sistem
Politik"
Setiap warga negara harus menyadari keberadaannya dan merasa harus ikut dalam upaya pembangunan bangsa ini dengan ikut serta
dalam sistem politik pemerintahan. Peran serta masyarakat dalam sistem politik juga dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat politik
yang kritis partisipatif, yaitu dengan titandai adanya beberapa ciri berikut.
1. Partisipasi konvensional meliputi pemberian suara (voting), kegiatan kampanye, dan kontak pribadi dengan pejabat politik
atau pejabat administratif pemerintahan.
2. Partisipasi nonkonvensional melalui pengajuan petisi, demonstrasi atau unjuk rasa, konfrontasi, makar, tindakan kekerasan
politik terhadap harta benda dan manusia, serta perang geriliya atau revolusi.
Adapun bentuk dan tingkat partisipasi politik meliputi sebagai pejabat politik, pencari jabatan politik, anggota aktif dari suatu
organisasi politik, anggota pasif dari suatu partai politik/simpatisan partai politik, partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan
sebagai pemberi suara dalam pemilu.
Bagi rakyat Indonesia hendaknya dapat bersikap positif dalam pembangunan demokrasi Pancasila, antara lain dengan cara sebagai
berikut.
1. Partisipasi aktif, yaitu ditunjukan dengan kegiatan-kegiatan antara lainmengajukan usul suatu kebijakan, mengajukan kritik,
mengajukan perbaikan, memilih pemimpin pemerintahan, dan membayar pajak.
2. Paartisi pasif, yaitu ditunjukan dengan kegiatan-kegiatan seperti menaati peraturan pemerintah serta menerima dan
melaksanakan saja kebijakan dari pemerintah.
Adanya berbagai macam partisipasi politik menunjukan bahwa tingkat partisipasi tiap-tiap warga negara berbeda-beda. Berikut adalah
faktor-faktor yang memengaruhi tingkat partisipasi seseorang.
1. Kesadaran politik dan kepercayaan politik. Kesadaran politik adalah suatu kesadaran atas hak dan kewajiban yang melekat pada
dirinya sebagai warga negara. Kesadaran ini dipengaruhi oleh pengetahuan, minat , serta perhatian orang tersebut terhadap masyarakat
dan situasi politik tempat hidupnya. Adapun kepercayaan politik adalah sikap dan kepercayaan seseorang terhadap pemerintah, apakah
pemerintah dianggapnya dapat dipercaya ataukah tidak.
2. Pendidikan politik. Hal tersebut merupakan usaha untuk memasyarakatkan politik, dalam arti mencerdaskan kehidupan politik
rakyat, meningkatkan kesadaran politik warga negara, serta meningkatkan kepekaan dan kesadaran rakyat akan hak, kewajiban, serta
tanggungjawabnya terhadap bangsa dan negara. Manfaat pendidikan politik adalah sebagai berikut.
Memperluas pemahaman, penghayatan serta wawasan terhadap masalah-masalah/isu-isu yang bersifat politis.
Meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai peraturan hukum yang berlaku.
Meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa
secara keseluruhan.
3. Sosialisasi politik. fungsi sosialisasi politik adalah memelihara suatu sistem politik, yaitu agar stabilitas berjalan dengan baik dan
posisitf sehingga sosialisai politik merupakan alat atau media agar individu-individu memiliki kesadaran dan merasa cocok dengan
sistem serta kultur (budaya) politik yang ada. Alat yang digunakan sebagai sarana sosialisasi politik antara lain keluarga, sekolah, dan
partai politik.
Terbentuknya organisasi-organisasi politik maupun organisasi masyarakat sebagai bagian dari kegiatan sosial,
sekaligus sebagai penyalur aspirasi rakyat yang ikut menentukan kebijakan negara
Lahirnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol sosial maupun pemberi input terhadap kebijakan
pemerintah
Pelaksanaan pemilu yang memberi kesempatan kepada warga negara untuk dipilih atau memilih
Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem input dan output kepada
pemerintah
2. Faktor-faktor pendorong partisipasi politik
Penddiikan politik, adalah usaha untuk memasyarakatkan politik. Memalui pendidikan politiik, diharapkan
kader-kader anggota partai politik tersebut akan memperoleh manfaat atau kegunaan, yaitu sebagai berikut:
1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan, dan wawasan terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat
politis
2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitk dan berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap
pembangunan politik bangsa secara keseluruhan
Kesadaran politik, adalah suatu proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi
urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Sosialisasi politik, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar
tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik. Alat yang dapat dijadikan sarana dalam sosialisasi
politik adalah sebagai berikut:
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Partai politik
3. Bentuk partisipasi politik dalam berbagai bidang kehidupan
Bidang politik
Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan-kegiatan, antara lain:
1. Ikut memilih dalam pemilihan umum
2. Menjadi anggota aktif dalam partai politik, kelompok penekanan (pressure group), maupun kelompok
kepentingan tertentu
3. Duduk dalam lembaga politik
4. Mengadakan komunikasi (dialog) dengan wakil-wakil rakyat
5. Berkampanye, mengahadiri kelompok diskusi, dll
6. Memengaruhi para pembuat keputusan sehingga produk-produk yang dihasilkan atau dikeluarkan sesuai dengan
aspirasi atau kepentingan masyarakat
Bidang ekonomi
Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan berikut:
1. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif, baik dalam bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi
dan sebagainya
2. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-produk unggulan yang inovatif, kreatif dan
kompetitif daripada produk luar
3. Kesadaran untuk mambayar pajak secara teratur demi kesejahteraan dan kemajuan bersama
Bidang sosial budaya
Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan beriku:
1. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan prestasi belajar yang tinggi
2. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum
3. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin dan produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan
pembangunan nasional
Bidang hankam
Sebagai warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-kegiatan berikut;
1. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan profesinya maisng-masing
2. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau lingkungan tempat tinggalnya
3. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetep tegaknya Negara Republik Indonesia
4. Menjaga stabilitas dan keamanan nasional agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana