Anda di halaman 1dari 4

1.

Indonesia faktor pendukung yakni, kekuatan jaringan antara


dalam negeri dan luar negeri, budaya permisif dari sebuah
masyarakat serta lemahnya pencegahan atau penegakan hukum
oleh pemerintah terhadap kelompok yang dapat dikategorikan
sebagai teroris.

Radikalisme sebagai paham akan mudah mempengaruhi karakter


generasi yang baru tumbuh ketika nilai-nilai yang diyakini itu
dicantumkan atau disisipkan dalam pelajaran sekolah. Penyisipan
nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila dapat disebabkan
unsure kesengajaan tetapi juga akibat ketidaktelitian dari pihak
yang bertanggung jawab atas pendidikan dan penerbitan buku itu.
Anak-anak yang baru tumbuh akan dengan mudah menyerap apa
saja yang ditulis dalam buku pelajaran sekolah, baik itu benar
ataupun salah.maka itu akan sangat merusak ketahanan nasional

b. Gadget yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di era
global telah memberi peluang pergesaran nilai dan budaya, gadget telah menjadi media
pembawa dan penyebar pesan-pesan globalisasi serta budaya global. Hal ini berdampak
pada bergesernya nilai-nilai dan norma-norma kesopanan, di masyarakat termasuk dalma
trend berbusana. Selain itu juga terdapat pergesera nilai dari semangat gotong royong dan
musyawarah menjadi nilai Individualis, dan ego matrealis.
c. Indonesia membentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun
2010. BNPT merupakan salah satu lembaga pemerintah non kementrian yang diserahi tugas
dan tanggung jawab untuk melakukan penanggulangan terorisme. BNPT berkedudukan
dibawah Presiden serta bertanggung jawab kepada Presiden. Dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya, BNPT dikoordinasikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan. Sebagai lembaga pemerintah non kementerian, maka BNPT memiliki fungsi19:
(a) menyusun dan menetapkan kebijakan, strategi, dan program, nasional di bindang
penanggulangan terorisme; (b) Menyelenggarakan kordinasi kebijakan, strategi, dan
program nasional di bidang penanggulangan terorisme.
2.Ketidaktegasan aparat penegak hukum dapat menyebabkan kejadian pelanggaran
HAM tidak ditangani dengan baik. Pelaku pelanggaran HAM tidak dihukum
sebagaimana mestinya atau dihukum tanpa meninggalkan efek jera. Hal ini
kemudian berkaitan dengan terulangnya kembali kasus pelanggaran HAM serupa di
masyarakat.

b. HAM dalam Pancasila sesunguhnya telah dirumuskan dalam Pembukaan


UUD 1945 yang kemudian diperinci di dalam batang tubuhnya yang
merupakan hukum dasar, hukum yang konstitusional dan fundamental bagi
negara Republik Indonesia. Perumusan alinea pertama Pembukaan UUD
membuktikan adanya pengakuan HAM ini secara universal. Ditegaskan di
awal Pembukaan UUD itu tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala
bangsa di dunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

c. Indonesia dengan ideologi Pancasila yang dianutnya, diharapkan dapat


mengimplementasikan HAM dengan baik sesuai dengan sifat-sifat dasar dari ideologi
tersebut. Menurut ideologi Pancasila, hak-hak asasi setiap rakyat Indonesia pada
dasarnya diimplementasikan secara bebas, akan tetapi kebebasan tersebut dibatasi
dengan hak asasi orang lain. Sehingga walaupun terdapat kebebasan, namun
kebebasan tersebut harus bertanggung jawab dengan memperhatikan dan tidak
mengganggu hak asasi orang lain. Namun dalam realitasnya hal tersebut belum
sepenuhnya dapat diterapkan oleh rakyat Indonesia.

D. Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998,


terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari
jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti
di Jakarta,Indonesia serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah
Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan
(1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas tertembak di
dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala,
tenggorokan, dan dada. Peristiwa penembakan empat mahasiswa Universitas
Trisakti

e. UU Pengadilan HAM lahir karena amanat Bab IX Pasal 104 Ayat (1)
UU No. 39 Tahun 1999. Dengan lahirnya UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM tersebut, maka penyelesaian kasus HAM berat
dilakukan dilingkungan Peradilan Umum. Ini merupakan wujud dari
kepedulian negara terhadap warga negaranya sendiri. Negara
menyadari bahwa perlunya suatu lembaga yang menjamin akan hak
pribadi seseorang. Jaminan inilah yang diharapkan nantinya setiap
individu dapat mengetahui batas haknya dan menghargai hak orang
lain. Sehingga tidak terjadi apa yang dinamakan pelanggaran HAM
berat untuk kedepannya.

3.a) Perbandingan terhadap demokrasi yang pernah


diterapkan di indonesia pada masa orde lama, masa orde
baru,dan maupun masa reformasi antara lain adalah:
- Pada masa orde lama yang dimana merupakan masa yang
berada dibawah kepemimpinan oleh Presiden Soekarno yang
ditetapkan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Masa Orde Lama merupakan dimana terbentuknya ataupun
terlaksananya demokrasi terpimpin yaitu hal yang berupa
setiap keputusan ada pada penguasa dan sifatnya absolut
serta di demokrasi terpimpin inilah tercipta rasa untuk
bergotong royong, Tidak mau memperoleh kemenangan dan
bersifat membeda-bedakan terhadap golongan lain yang
berbeda. Terdapat batasan terhadap partai politik juga.
- Pada masa orde baru yang berbeda dengan orde lama
dimana masa orde baru adalah masa yang berada dibawah
kepemimpinan Presiden Soeharto yang ciri-ciri dari masa
orde baru dapat dilihat bahwa penentuan keputusan ada
pada kekuasaan yang ada di tangan Presiden, lalu dimasa
orde baru juga tidak dikenal dengan yang namanya periode
jabatan sehingga Soeharto mampu dapat menjabat hingga
32 tahun, Di masa orde baru juga terdapat maraknya KKN
(Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme) yang meresahkan rakyat
serta terjadinya pembatasan dibagian hak-hak politik rakyat
sendiri.
- Pada masa reformasi, dimana pada masa inilah
diberlakukan periode jabatan untuk presiden dan wakil
presiden yaitu disepakati dengan masa jabatan selama 5
tahun. Setelah 5 tahun, akan melakukan pergantian. Lalu,
pelaksanaan demokrasi di masa reformasi ini dapat dilihat
perubahannya yang ada pada pemilihan kepala
pemerintahan yang dilakukan secara langsung, lalu adanya
pemberdayaan buat masyarakat-masyarakat sipil, adanya
partai politik yang independen serta terjadinya dan
terbentuk lembaga-lembaga penguatan masyarakat.
b) Kelemahan demokrasi Indonesia yang pertama, yaitu masih terdapatnya budaya politik
feodal dan komunalistik, bisa dilihat dari berbagai macam idiom-idiom yang digunakan partai
politik dan tokohnya dalam berkampanye. Akibatnya, usaha partai politik untuk
memperjuangkan kepentingan konstituennya didasarkan pada penilaian yang subjektif
ketimbang objektif

c) Rule by Law merupakan antithesis sebagai pelaksanaan kekuasaan kesewenang-wenangan oleh


negara atau pemerintah. Rule by Law bagian dari bentuk konsep formal di dalam sistem teori negara
hukum Rule of Law7 . Konsep Rule by Law sangat penting keberadaannya dalam negara hukum,
maka dari hal tersebut penulis ingin mengetahui keberadaan konsep Rule by Law (tindakan negara
berdasarkan hukum) didalam teori negara hukum Rule of Law.

4.a) Pengelolaan sumber daya alam di daerah hatus sesuai dengan nilai-nilai keadilan antara pusat
dan daerah, pembagian kewenangan dan tanggung jawab antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, harus dilakukan secara seimbang sebagai pencerminan rasa keadilan tersebut.

b) Fungsi pemerintah daerah untuk mengatur dan menjalankan penyelenggaraan pemerintahan di


daerah. Fungsi Pemerintah Daerah menurut UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
adalah: 1. Penyelenggaraan pemerintahan di daerah oleh pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan 5 2. Menjalankan
pemerintahan berdasarkan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, kecuali urusan pemerinitah absolut dan pemerintah pilihan. 3. Dalam
hal menjalankan urusan pemerintahan konkuren, pemerintah pusat dan pemerintahan daerah
memiliki hubungan kewenangan, keuangan, pelayanan umum sumberdaya alam, dan sumberdaya
lainnya Dalam menyelenggarakan urusan pemerintah daerah, UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah mengenal asas-asas dalam pemerintahan daerah. Menurut Pasal 1 ayat (8),
(9), dan ayat (11) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah asas-asas tersebut adalah
sebagai berikut: 1. Asas Sentralisasi adalah pemusatan sistem pemerintahan, dimana semua urusan
pemerintahan dipusatkan kepada pemerintah pusat. 2. Asas Desentralisasi adalah penyerahan
Urusan Pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dengan tetap pada sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Asas Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. 4. Tugas Pembantuan adalah
penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, dan/atau dari pemerintah daerah
provinsi kepada daerah kabupaten/kota. Kewenangan izin pertambangan mineral dan batubara
pada pemerintah pusat dan daerah provinsi. Pemerintah daerah kabupaten/kota tidak memiliki
kewenangan untuk menentukan apakan izin pertambangan diterbitkan atau tidak. Mengingat
daerah-daerah bukan penghasil sumberdaya alam mineral dan batubara dan tidak punya
penghasilan, pendapatan asli daerah, undang-undang ini diharapkan penyamarataan dana
perimbangan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) 1 . Dengan demkian
penekanan pemberian izin pertambangan dititik beratkan pada pemerintah pusat.

c) Jika terdapat rumusan yang menimbulkan multitafsir, maka tafsir dari dalam hukum itu kan dilihat dari
maksud dan tujuan dibuatnya norma tersebut. Maksud daripada norma itu adalah untuk mengatasi jika
terjadi kekosongan kepala daerah atau wakil kepala daerah, maka itu wewenang dari DPRD

Anda mungkin juga menyukai