Anda di halaman 1dari 5

1.

Proses demokrasi di Indonesia


Demokrasi di Indonesia adalah suatu proses sejarah dan politik perkembangan
demokrasi di dunia secara umum, hingga khususnya di Indonesia, mulai dari pengertian
dan konsepsi demokrasi menurut para tokoh dan founding fathers Kemerdekaan Indonesia,
terutama Soekarno, Mohammad Hatta, dan Soetan Sjahrir. Selain itu juga proses ini
menggambarkan perkembangan demokrasi di Indonesia, dimulai saat Kemerdekaan
Indonesia, berdirinya Republik Indonesia Serikat, kemunculan fase kediktatoran Soekarno
dalam Orde Lama dan Soeharto dalam Orde Baru, hingga proses konsolidasi demokrasi
pasca Reformasi 1998 hingga saat ini.
• DEMOKRASI PARLEMENTER (LIBERAL)
Diberlakukannya UUD 1945 pada periode pertama yaitu tahun 1945-1949, adalah awal
mula dipraktikannya demokrasi ini. Namun, demokrasi parlementer ini tidak berjalan
dengan baik. Kehidupan politik dan pemerintahan pada masa itu tidak stabil, akibatnya
program-program yang dibuat pemerintah tidak bisa dijalankan dengan baik dan
berkesinambungan. Akhirnya demokrasi ini berakhir secara yuridis pada 5 Juli 1959,
bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD 1945.
• DEMOKRASI TERPIMPIN
Pada tanggal 22 April 1959, Presiden Soekarno memberikan amanat kepada konstituante
tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin. Ada 5 pokok demokrasi terpimpin, di
antaranya:
2. Demokrasi terpimpin bukanlah diktator.
3. Demokrasi terpimpin cocok dengan kepribadian dan dasar hidup bangsa Indonesia.
4. Demokrasi terpimpin berarti demokrasi di segala persoalan kenegaraan dan
kemasyarakatan, meliputi politik, sosial, dan ekonomi.
5. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
Akan tetapi, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya. Sehingga
demokrasi terpimpin seringkali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan
budaya bangsa.
• DEMOKRASI PANCASILA PADA ERA ORDE BARU
Demokrasi pancasila lahir atas berbagai bentuk permasalahan yang dialami bangsa
Indonesia selama berlakunya demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin. Demokrasi
Pancasila itu pangkalnya adalah kekeluargaan dan gotong royong. Kalau kamu main ke
sebuah desa kamu pasti akan melihat semangat kekeluargaan yang ada pada masyarakat
desa, dan itu sudah lama dianut oleh mereka. Jadi, hal paling penting dalam demokrasi
Pancasila adalah nilai-nilai yang menjunjung tinggi kemanusiaan sesuai dengan martabat
dan harkat manusia, menjamin persatuan dan kesatuan bangsa, mengutamakan
musyawarah, rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, dan mewujudkan keadilan sosial. Akan tetapi, dalam
praktiknya, demokrasi Pancasila pada masa Orde Baru ini banyak menyimpang dari
prinsip demokrasi pancasila itu sendiri. Pelanggaran Demokrasi Era Orde Baru.
Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil, Kurangnya jaminan kebebasan
mengemukakan pendapat, Pembredelan sejumlah media yang mengkritik pemerintah,
Kriminalisasi terhadap individu maupun kelompok yang tidak sependapat dengan
pemerintah. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme Pengekangan diskusi-
diskusi kampus.Sistem kepartaian yang berat sebelah dan tidak otonom, Penculikan dan
penghilangan paksa sejumlah aktivis.
2. Prinsip demokrasi di Indonesia
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi
dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat
ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi".
Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
3. Pendidikan demokrasi did Indonesia
Perbedaan demokrasi Pancasila pada era reformasi dengan era orde baru terletak pada
aturan pelaksanaannya. Kalau kita lihat pada peraturan perundang-undangan dan praktik
pelaksanaannya, banyak lho perubahan yang terjadi. Kebanyakan, perubahannya itu
terletak pada perbaikan kebijakan-kebijakan yang dirasa kurang sejalan dengan konsep
demokrasi.
Nah beberapa perubahannya itu seperti:
1. Pemilihan umum yang lebih demokratis
2. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
3. Mewujudkan kehidupan yang lebih demokratis. Seperti halnya peraturan-peraturan
yang dijalankan serta hukum.
4. Memaknai demokrasi pancasila sebagai nilai-nilai budaya politik yang memengaruhi
sikap hidup politik pendukungnya
5. Partai-partai politik kini lebih dapat mandiri
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi
dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat
ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi".
Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas, adil dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, seperti nampak pada Alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “…dalam susunan Negara
indonsia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bahwa Negara Indonesia adalah Negara demokrasi
juga nampak dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “kedaulatan adalah ditangan
rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”…., tetapi bukan
demokrasi liberal dan juga bukan demokrasi Rakyat, melainkan demokrasi Pancasila.
Demokrasi adalah tugas yang tiada akhir. Oleh sebab itu gagasan ini harus
ditanamkan kesetiap lapisan masyarakat dalam suatu Negara, melalui media, disekolah-
sekolah dan universitas-universitas serta pusat-pusat kebudayaan. Demokrasi tidak hanya
terjadi pada saat pemilu saja tetapi juga harus diterapkan pada hidup sehari-hari.
Demokrasi yang hidup mengharuskan partisipasi aktif masyarakat dalam partai politik
yang demokratis, kelompok masyarakat sipil dan masyarakat pada umumnya. Dari sudut
bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos yang berarti rakyat
dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan. Jadi secara bahasa Demokrasi adalah
Pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Seorang negarawan Abraham Lincoln,
demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat adalah
pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi di Negara tersebut. Pemerintahan
yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Pemerintahan
demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem pemerintahan kedaulatan rakyat.
Filsafat politik yang mendasari demokrasi pada prinsipnya bersifat Universal dan
dapat diterapkan pada semua masyarakat dewasa ini. Sebaliknya model-model yang
berkembang diberbagai masyarakat dalam berbagai era sangat bervariasi. Model-model
tersebut dapat dibagi menurut dua perspektif yang berbeda yaitu:
1) Demokrasi Presidensial atau Parlementer. Dalam demokrasi presidensial presiden
memiliki kedudukan kuat dalam pembuatan keputusan dan kekuasaan politik yang
kuat pula. Kekuasaan politik presiden sering kali disejajarkan dengan parlemen atau
bahkan lebih kuat dari parlemen. Sebaliknya dalam demokrasi Parlementer,
parlemenlah satu-satunya lembaga perwakilan tertinggi untuk pengambilan
keputusan. Peranan presiden pada kasus ini terbatas pada tugas-tugas mewakili
Negara dan penengah dalam situasi konflik. Dalam demokrasi parlementer kekuasaan
pengambilan keputusan politik dijalankan oleh wakil-wakil rakyat sesuai dengan hasil
pemilihan umum. Sebaliknya dalam demokrasi presidensial kepala Negara yang
dipilih secara langsung oleh rakyat merupakan pusat kekuasaan mandiri, yang juga
berpengaruh baik dalam pembentukan pemerintahan maupun penyusunan undang-
undang. Sesuai dengan budaya politik dalam pengalaman sebuah masyarakat, maka
demokrasi presidensial secara lebih kuat dapat menciptakanunsur kesinambungan dan
stabilitas dalam proses politik.Demokrasi presidensial memerlukan pembatasan
kekuasaan yang jelas, untuk menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan yana
hamper menyerupai dictator. Jika lembaga-lembaga pengimbang seperti parlemen dan
pemerintah, partai dan masyarakat sipil lemah maka mutu demokrasi presidensial
dapat merosot secara tak terkendali dan bahkan pada akhirnya menjadi sebuah
kediktatoran.
2) Demokrasi perwakilan atau demokrasi langsung yaitu Demokrasi perwakilan
mempercayakan sepenuhnya pengambilan keputusan ditingkat parlemen oleh wakil-
wakil yang dipilih. Demokrasi langsung akan mengalihkan sebanyak mungkin
keputusan kepada rakyat yang berdaulat: misalnya melalui plebisit, referendum, jajak
pendapat rakyat, dan keputusan rakyat atau mengembalikan sebanyak mungkin
keputusan ketingkat komunitas local. Norma-norma dan aturan dasar demokrasi
bersifat universal tetapi cara pelaksanaanya harus diputuskan secara pragmatis sesuai
dengan preferensi masyarakat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai