BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Aktif Role Playing (Bermain Peran)
a. Pengertian Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran
itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa
dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.1 Istilah yang
sekarang ada dan memiliki esensi yang sama dengan pembelajaran
aktif adalah PAKEM atau pembelajaran aktif, efektif, dan
menyenangkan. Istilah ini ada dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan manajemen berbasis sekolah (MBS).2
Wina Sanjaya mengusung PBAS (pembelajaran berorientasi
aktivitas siswa) dalam bukunya yang berjudul strategi pembelajaran
berorientasi standar proses pendidikan. Disebabkan oleh dua hal yang
harus dipahami. Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran,
PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal. Artinya
terdapat keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, emosional, dan
aktivitas intelektual. Kedua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS
menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara
kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotor).3
Metode role playing adalah salah satu metode pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa. Dimana metode ini melibatkan siswa
untuk aktif dalam pembelajaran dan akan memberikan suasana yang
1
Ari Samadhi, ”Pembelajaran Aktif”, http://www.google.co.id/2007/09/18/, hlm. 1.
2
Agus Samporno, ”Penerapan Metode Belajar Aktif Dalam Pembelajaran Berbasis
Proyek”, http://Gurukreatif.Wordpress.Com/2007/09/18/Penerapan-Metode-Belajar-Aktif-Dalam-
Pembelajaran-Berbasis Proyek/, hlm. 1
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2007) hlm. 137
10
4
Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (FMIPA: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2003), hlm 130.
5
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2004), hlm.84
6
Sriyono dkk, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm.
118
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2007), hlm. 161
8
Wina sanjaya, Ibid, hlm. 160
11
9
Tony Whelpton and Daphne Jenkins, Role play Practice Spanish, (United Kingdom:
Long Man Group, 1988), page. 16
10
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008), hlm. 85
12
11
Wina Sanjaya, Op. Cit, hlm. 162
13
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil
berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha.19 Sedangkan belajar sendiri
memiliki definisi yang bermacam-macam. Berikut ini beberapa
definisi belajar menurut para pakar pendidikan, diantaranya :
Menurut Slameto belajar adalah suatu proses perubahan, yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.20
Belajar menurut Oemar Hamalik adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan21.
Menurut Cliffort T Morgan dalam bukunya " Introduction to
psychology" belajar adalah sebagai berikut " learning is any relatively
permanent change in behavior that is the result of past experience”.22
(belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil
dari pengalaman masa lalu)
Menurut sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid
pengertian belajar yaitu :
ان اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻫﻮ ﺗﻐﻴﲑ ﰱ ذﻫﻦ اﳌﺘﻌﻠﻢ ﻳﻄﺮأ ﻋﻠﻰ ﺧﲑة ﺳﺎﺑﻘﺔ ﻓﻴﺤﺪث ﻓﻴﻬﺎ ﺗﻐﻴﲑا
23
ﺟﺪﻳﺪا
19
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III, cet. 3,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 300
20
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995),
hlm 2.
21
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), Cet. 3,
hlm. 37.
22
Clifford T.Morgan, Introduction to Psychologi, Sixth edition, (New york : MC.Graw
Hill International Book Company,1971), hlm.219.
23
Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, at Tarbiyah wa Thuruqu at Taddris,
Jus 1, (Mesir : Darul Ma'arif, 1968), hlm.169.
15
24
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008), hlm. 28
25
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rusdakarya, 1995),
hlm 5
16
26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2000), hlm. 142
17
27
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008), hlm. 49
28
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, op. cit., hlm. 22-23.
29
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 55
18
30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2000), Cet. 5, hlm. 139.
31
Saktiyono, Sains Biologi SMP untuk Kelas VIII, (jakarta: esis, 2004) hlm 92
19
1. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan tersusun atas mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, dan usus besar34.
32
Helena curtis, Biology, second edition (England: Worth Publishers, inc, 1968), page 633
33
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: Asy-syifa’, 1992),
hlm. 225
34
Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm 51
20
a. Mulut
Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam
mulut. Selama pengunyahan, gigi dengan berbagai ragam bentuk akan
memotong, melumat, dan menggerus makanan, yang membuat makanan
tersebut lebih mudah ditelan dan meningkatkan luas permukaannya.
Kehadiran makanan dalam rongga mulut (oral cavity) akan memicu
refleks saraf yang menyebabkan kelenjar ludah mengeluarkan ludah
melalui ductus (saluran) ke rongga mulut.
Lidah akan mengecap makanan selama pengunyahan dan
membantu membentuk makanan menjadi sebuah bola yang disebut
bolus. Selama penelanan, lidah akan mendorong bolus ke bagian
belakang rongga mulut dan akhirnya kedalam faring.36
35
Gurungeblog, ”sistem pencernaan makanan pada manusia”,
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/22, hlm. 1
36
Campbell, dkk, Biologi, Jilid II1 (Jakarta; Erlangga, 2004), Ed. 5, hlm. 30-31.
21
37
Gurungeblog, Op.Cit, hlm. 2
38
Sumarwan, Op.Cit, hlm. 54
22
39
Saktiyono, Sains Biologi SMP Untuk Kelas VIII, (Jakarta: Esis, 2004). hlm. 113
40
Gurungeblog, Op.Cit, hlm. 3
23
41
Sumarwan, Op.Cit, hlm 56
42
Gurungeblog, ”sistem pencernaan makanan pada manusia”,
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/22, hlm. 4
24
e. Usus besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, bersama dengan
lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus
besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu
dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Sewaktu
kimus melalui usus besar dan menuju ke rektum, air dikeluarkan
dari kimus sehingga terdapat sisa yang semi-padat. Otot-otot
rektum menahan sisa makanan ini hingga tiba waktunya untuk
dikeluarkan dari tubuh. Pada saat itu otot rektum mengendor dan
sisa makanan keluar anus yang membuka.43
43
Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006),
hlm.17
44
Gurungeblog, op. Cit, hlm. 5
25
45
Rusdi Biomed dan Bambang Karnoto, Seribu Pena Biologi SLTP Jilid 2, (Jakarta:
Erlangga, 2001), hlm. 16
46
Ibid, hlm. 14
26
47
Saktiyono, Sains Biologi SMP Untuk Kelas VIII, (Jakarta: Esis, 2004), hlm. 94
48
Sunita Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006),
hlm. 60 dan 73
49
Sumarwan, dkk, IPA SMP Untuk Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 45
27
50
Endah Sulistyowati, “sistem pencernaan”, http: // endahsulistyowati. files. wordpress.
com/ 2009 / 04/20, hlm. 6
51
Sunita Almatsier, Op.Cit, hlm. 228
52
Sumarwan, Op.Cit, hlm. 50
28
53
Gurungeblog, “sistem pencernaan makanan pada manusia”,
http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/22, hlm. 6
29
54
Saktiyono, Sains Biologi SMP Untuk Kelas VIII, (Jakarta: Esis, 2004), hlm.119
55
Sumarwan, Sumartini, dkk, IPA SMP untuk kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm.
61
30
Hewan memamah biak memiliki gigi seri dan gigi geraham. Gigi
seri berfungsi untuk menjepit makanan. Hewan memamah biak
memiliki lambung besar yang berfungsi untuk menyimpan makanan
sementara. Lambung tersebut terbagi menjadi empat, yaitu perut besar
(rumen), perut jala (retikulum), perut kitab (omasum), dan perut masam
(abomasum).
Pada proses pencernaan, makanan dari mulut akan masuk ke
kerongkongan. Dari kerongongan, Makanan masuk ke perut besar dan
perut jala. Di dalam perut besar dan perut jala makanan dicampur
sehingga terjadi proses fermentasi selulosa oleh adanya enzim selulase,
enzim selulase dihasilkan oleh bakteri yang hidup dalam lambung
hewan tersebut. Makanan yang belum dikunyah dengan sempurna atau
masih kasar akan dimuntahkan kembali ke dalam mulut untuk dikunyah
kedua kalinya. Selanjutnya makanan masuk melalui perut besar, perut
jala, dan seterusnya masuk ke perut kitab. Di dalam perut kitab
makanan dicerna secara mekanik. Selanjutnya, makanan masuk ke perut
masam. Di dalam perut masam dihasilkan asam dan enzim pencernaan.
Pencernaan disini menghasilkan bentuk makanan seperti bubur yang
56
Endah Sulistyowati, “sistem pencernaan”, http: // endahsulistyowati.files.
wordpress.com /2009/ 04/20, hlm. 1
31
disebut kim. Kim selanjutnya masuk ke usus halus. Di usus halus terjadi
penyerapan zat-zat makanan. Sisa-sisa makanan menuju usus besar
untuk dikeluarkan melalui anus sebagai feses.57
57
Saktiyono, Op.Cit, hlm. 123.
32
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.58
Dengan kata lain hipotesis adalah kesimpulan sementara dan masih diperlukan
lagi uji kebenarannya.
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka hipotesis
tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut : Implementasi pembelajaran
dengan menggunakan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi sistem pencernaan pada siswa kelas VIII MTs Negeri
Karangtengah Demak.
58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), Cet. 12, hlm. 64.