Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA


MATERI KERJA SAMA DAN TOLONG
MENOLONG

NAMA : WAFIK AZIZAH U


NIM : 105191114120
NOMOR URUT : 20
METODE BERMAIN PERAN (ROLE
PLAYING)
Metode bermain peran adalah metode pembelajaran untuk memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan
yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan
remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.
Bermain peran digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan
akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk
memecahkannya. Jadi, di dalam bermain peran para siswa diberi kesempatan
untuk mengekspresikan diri sesuai dengan skenario yang sudah diberikan
guru, hal ini menjadikan pengalaman yang berarti. Setiap siswa dapat
merasakan pengalaman sosial masyarakat yang belum pernah mereka ketahui
dan akan menjadi suatu pelajaran.
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
Guru menyusun serta menyiapkan skenario
Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario beberapa hari sebelum
kegiatan berlangsung
Guru membuat kelompok yang berisikan 5 orang siswa
Menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai
• Memanggil peserta didik untuk menjalankan skenario
• Setiap peserta didik berada di kelompoknya sembari melihat peragaan kelompok lain
• Setiap kelompok menyampaikan kesimpulan
• Pendidik memberikan kesimpulan secara umum
• Evaluasi
CARA MENGIMPLEMENTASIKAN METODE
BERMAIN PERAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1. Persiapan atau pemanasan
Teknik Role Playing diawali dengan persiapan di
mana Guru memperkenalkan siswa pada
2. Memilih pemain/pemeran drama
permasalahan atau sebuah kasus yang Untuk memilih siapa saja yang akan menjadi pemain
atau pemeran dalam drama, siswa dan guru dapat
berhubungan dengan materi kerja sama dan melakukan musyawarah. Guru dapat memilih siswa
tolong menolong. Permasalahan atau kasus yang sesuai untuk memainkan peran yang
yang disuguhkan bisa muncul dari imajinasi dibutuhkan. Beri kesempatan pada siswa yang
siswa atau sengaja disiapkan oleh guru. berminat untuk mengajukan dirinya sendiri. Hal ini
Misalnya Guru menyediakan sebuah cerita membuat siswa lebih percaya diri.
untuk dibaca di depan kelas. Pada saat teks atau
bacaan menunjukkan dilema atau masalah, 3. Mendekorasi panggung (ruang kelas)
Guru dapat berhenti dan melakukan diskusi
Setelah semua pemain terpilih, Guru dapat melibatkan
mengenai masalah dalam cerita tersebut siswa lain dalam kegiatan mendekorasi kelas menjadi
sehingga semua siswa dapat menangkap panggung pertunjukan. Hal ini sangat berguna untuk
masalah dengan jelas. Kemudian Guru dapat mengajarkan Kerja sama kepada para siswa.
melontarkan pertanyaan-pertanyaan pancingan
yang membuat siswa berpikir tentang hal
.tersebut
4. Menunjuk siswa menjadi pengamat
(observer)
Selain pemeran, Guru juga harus 6. Diskusi dan evaluasi
menunjuk siswa sebagai pengamat.
Ketika ada hal yang menyimpang
5. Memainkan peran kemudian Guru menghentikan drama,
ajaklah siswa untuk duduk Bersama dan
Permainan peran atau role playing
mendiskusikan permainan tadi.
dilaksanakan secara spontanitas.
Kemudian mengajak siswa untuk
Mungkin pada awalnya banyak siswa
melakukan evaluasi terhadap peran-
akan mengalami kebingungan dalam
peran yang dilakukan. Beri kesempatan
memainkan perannya atau bahkan tidak
kepada siswa untuk memberikan usulan
sesuai dengan peran yang seharusnya ia
perbaikan seperti berganti peran atau
lakukan. Tidak menutup kemungkinan
mengubah alur ceritanya.
juga ada yang memainkan peran yang
bukan perannya. Nah, di sinilah peran
Guru dibutuhkan. Guru dapat
menghentikan drama dan mengarahkan
jalannya pertunjukan.
8. Diskusi dan evaluasi
7. Bermain peran ulang Pada kegiatan diskusi dan evaluasi yang kedua
Berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi, siswa dapat ini, Guru mengarahkan pada realita kehidupan
melakukan kegiatan bermain peran kembali. nyata. Ajak siswa membandingkan bagaimana
Kegiatan ini biasanya berjalan dengan lebih baik hal-hal yang terjadi dalam alur cerita yang
dari sebelumnya karena siswa sudah memiliki diperankan teman-temannya terjadi di dunia
gambaran yang lebih jelas. Siswa yang nyata. Berikan siswa kesempatan untuk
mendapatkan peran juga dapat memainkan menyimpulkan berdasarkan perbandingan
perannya lebih sesuai dengan skenario antara realita yang ada dengan kehidupan
nyata.

9. Berbagi pengalaman dan menyimpulkan


Setelah siswa dapat melakukan perbandingan antara cerita dan realita, kini
saatnya Guru mengajak siswa untuk berbagi pengalaman mereka yang
berkaitan dengan tema role play yang telah dilakukan. Setelah itu siswa akan
membuat kesimpulan. Contohnya adalah siswa akan berbagi pengalaman
tentang bagaimana jika siswa tidak ingin ikut gotong royong. Kemudian Guru
mengajak siswa membahas bagaimana sebaiknya siswa menghadapi situasi
tersebut, apa yang harus dilakukan supaya hal tersebut tidak terjadi, dan lain
sebagainya.
ALASAN MEMILIH MODEL
PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
Alasan penggunaan metode bermain peran (Role Playing) adalah
metode ini mengajarkan peserta didik dalam melaksanakan skenario
pembelajaran dari berbagai penokohan dalam suatu materi yang akan
disampaikan. Melibatkan peserta didik dalam pembelajaran yang
langsung dipraktikkan oleh peserta didik serta mendorong peserta didik
melakukan peranan sebagai orang lain serta memiliki pengetahuan
baru. Metode ini juga dapat menjadikan siswa banyak beraktivitas
dalam pembelajaran dan dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan dan merupakan suatu bentuk motivator sehingga siswa
lebih antusias dalam mengikuti pelajaran, dengan demikian hasil
peserta didik pun meningkat.
KELEBIHAN MEMILIH MODEL
PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
Melatih dirinya untuk melatih, memahami dan meningkatkan bahan yang akan
diramalkan
Murid akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreativitas
Bakat yang terpendam pada murid dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau timbul bibit seni dari sekolah
• Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya
• Murid memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya
• Bahasa lisan murid dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain.
KELEMAHAN MEMILIH MODEL
PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
Saiful Sagala menjabarkan beberapa kelemahan dari metode bermain
peran yaitu :
Sebagian besar anak yang tidak bermain drama mereka menjadi kurang
aktif
Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka
pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan
Memerlukan tempat yang cukup luas
• Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang
kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.
JURNAL TENTANG MODEL
PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
Jurnal 1 • Kesimpulan Penelitian :
• Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain
PAI Menggunakan Metode Bermain Peran peran sangat baik dilaksanakan untuk meningkatkan hasil
Pada Siswa Kelas III SD Negeri 01 Balai belajar siswa baik dalam kreativitas, kerja sama dalam
Ahad Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten kelompok, pemecahan masalah maupun pergaulan
Agam Semester Ganjil Tahun Pelajaran dalam kehidupan sosialnya. Dengan menggunakan
2021/2022 metode ini siswa sudah mulai cenderung untuk aktif
dalam pembelajaran apalagi dengan menggunakan
• Penulis: Fitriyani metode bermain peran, nantinya guru akan memberikan
• Tahun : 2022 penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai yang
tertinggi. Meningkatnya hasil belajar siswa terdapat
• Nama Jurnal: Wahana kreativitas pendidik
dilihat dari rata-rata yang diperoleh pada siklus 1 yakni
• URL 6,96 dan mengalami peningkatan pada siklus 2 yakni 8,57
https://ejurnalkotamadiun.org/index.php/ hal ini merupakan bukti keberhasilan pelaksanaan
WKP/article/view/1338 penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri 01 Balai
Ahad Kecamatan Labuk Basung Kabupaten Agam.
Jurnal 2

• Judul : Metode Bermain Peran dan • Kesimpulan Penelitian:


Alat Permainan Edukatif untuk Penggunaan metode bermain
Meningkatkan Empati Anak Usia Dini peran dan alat permainan edukatif
dapat meningkatkan empati pada
• Penulis: Anayanti Rahmawati anak kelompok B TK Darul Arqom
• Tahun : 2014 Makamhaji kecamatan Kartasura
• Nama Jurnal: jurnal Pendidikan Anak kabupaten Sukoharjo. Hal ini
• URL
dapat dilihat dari presentasi
https://journal.uny.ac.id/index.php/j
ketuntasan yang mengalami
pa/article/view/2875 peningkatan pada setiap siklus
yaitu persentase nilai pendidikan
sebesar 28,57% mengalami
peningkatan pada siklus 1 menjadi
sebesar 53,57% dan siklus 2
menjadi sebesar 82,14%.
Jurnal 3

• Judul : Bermain Peran (Role • Kesimpulan Penelitian:


Playing) dalam Pembelajaran Pembelajaran Maharah Al-kalam di PKPBA UIN
Maharah Al-Kalam di PKPBA UIN Maliki Malang, dapat diajarkan dengan
Maliki Malang berbagai model pembelajaran. Salah satunya
• Penulis: Halimatus Sa'diyah dengan menggunakan permainan Peran atau
• Tahun : 2018 role playing. Dengan bermain peran mahasiswa
dapat melatih kemampuan berbicara bahasa
• Nama Jurnal: Jurnal Tarbiyatuna Arab selain itu mahasiswa mengalami
• URL kelancaran dalam penyampaian pendapat ide
http://ejournal.kopertais4.or.id/ informasi atau sekedar bertanya jawab kepada
mataraman/index.php/tarbiyatu dosen maupun kepada sesama mahasiswa
na/article/view/3495 desain dapat memiliki tema-tema yang terkait
dengan tujuan pembelajaran untuk dijadikan
sebagai skenario playing studio skenario
tersebut dapat berasal dari khiwar atau teks
qiroah.
Jurnal 4

• Judul : Teaching Speaking Skills • Kesimpulan Penelitian:


through Role Play at Elementary Bahasa Inggris diajarkan sebagai mata pelajaran wajib
Level: An Analysis di institusi Pakistan. Pentingnya bahasa Inggris telah
ditekankan sejak pembentukan Pakistan dalam semua
• Penulis: Muhammad Safdar Bhatti kebijakan pendidikan sejak konferensi pendidikan
• Tahun : 2021 pertama tahun 1947. Membuat siswa berbicara
tentang perasaan mereka tidak selalu mudah. Banyak
• Nama Jurnal: Jurnal Arbiter masalah yang sulit mereka bicarakan karena mereka
mungkin takut akan ejekan.
• URL
Pembelajaran bahasa inggris dapat diterapkan dengan
http://arbitrer.fib.unand.ac.id/index.p menggunakan metode bermain peran. Permainan
hp/arbitrer/article/view/241 peran dapat membantu mereka bermain dengan
masalah pribadi. Ini memungkinkan mereka menjadi
spontan dengan melepaskan energi kreatif.
Permainan peran, di sisi lain, bisa menjadi teknik yang
cukup sederhana dan singkat untuk diatur. Ini juga
sangat fleksibel, menyisakan lebih banyak ruang untuk
latihan variasi, inisiatif, dan imajinasi individu.
Jurnal 5
• Judul : The Effectiveness of • Kesimpulan Penelitian:
Role-Play Integrated with Para siswa yang diajar dengan menggunakan
Word Cards on Students’ permainan peran yang dipadukan dengan kartu
Speaking Skill for kata memperoleh prestasi yang lebih tinggi dalam
Communication berbicara. Artinya, pengajaran berbicara dengan
• Penulis: Bagus Putra menggunakan permainan peran yang dipadukan
Krisdiana”, Enny Irawati, A. dengan kartu kata diyakini memiliki kontribusi pada
Effendi Kadarisman keterampilan berbicara untuk komunikasi. Tidak
• Tahun : 2018 hanya nilai rata-rata post-test yang meningkat
secara signifikan dari nilai rata-rata pretest, tetapi
• Nama Jurnal: Jurnal nilai setiap aspek termasuk kelancaran, ketepatan
Pendidikan Humaniora tata bahasa, pengucapan, dan keterampilan kosa
• URL kata meningkat. Ini berarti, metode ini adalah
http://journal.um.ac.id/index. strategi yang efektif dan sukses dalam membantu
php/jph/article/view/11367/5 siswa meningkatkan keterampilan berbicara
399 mereka untuk berkomunikasi.
KESIMPULAN
Metode ialah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru, dan penggunaannya pun bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari pembelajaran
materi kerja sama dan tolong menolong adalah membangun
persatuan dan kesatuan, Meningkatkan rasa saling tolong menolong
Serta membuat pekerjaan individu menjadi lebih mudah oleh karena
itu, metode pembelajaran bermain peran (Role Playing) dipilih karena
sebagai suatu media pendidikan yang ampuh, diampuh di mana
terdapat peran-peran yang dapat didefinisikan dengan jelas, yang
memiliki interaksi yang mungkin dieksplorasi dalam keadaan yang
bersifat simulasi (scenario).
SARAN
• Guru dapat mencoba dan menerapkan metode
bermain peran yang lebih bervariasi dengan tujuan
agar siswa dapat tertarik untuk mengikuti
pembelajaran yang diberikan.
• Pada kegiatan bermain peran hendaknya guru
membimbing anak agar anak dapat memerankan
dan menghayati setiap tokoh yang diperankannya
agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai