Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN


ROLE PLAY
Dosen Pengampu : Yayuk F S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:
1. Nadia Mazaya (2019012190)
2. Nailil Muna (2019012193)
3. Shafia Dwi Wulandari (2019012207)
4. Triyas Septiana F. (2019012212)
5. Yosua Buana W. A. (2019012216)
KELAS: PSIK 2B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS TAHUN 2020

Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati km. 5 Jepang, Mejobo Kudus

I
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr . Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karna atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat berarti. Tanpa
pertolongannya mungkin tidak akan sanggup menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.

Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Role Play”
disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Penyusun mengucapkan terima
kasih kepada dosen yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada
penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini .

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca ,dan semoga dengan adanya tugas ini Allah SWT senantiasa meridhoiNya dan
akhrinya membawa hikmah untuk semuanya

Wassalamualikum Wr.Wb

Kudus, 20 Maret 2020

Daftar Isi
II
Kata Pengantar ................................................................................................................. i

Daftar isi .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Role Play ........................................................................................... 3

B. Langkah-langkah/indikator Role Play ................................................................ 3

C. Kelemahan dan Keunggulan ............................................................................... 5

D. Tujuan metode belajar role play ……………………………………………… 6

E. Manfaat metode belajar role play …………………………………………… 8

F. Contoh pembelajaran Role Play ........................................................................... 9

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................... 13
B. Saran ………………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Strategi belajar mengajar adalah kemampuan guru untuk mengatur komponen-


komponen pembelajaran sedemikian rupa sehingga tersalin hubungan fungsi antar
komponenpembelajaran yang telah dirumuskan (Instructional effect) maupun tujuan
yang tidak dirumuskan (natural effect) dapat dicapai secara berdaya gunadan berhasil
guna.

Strategi dalam pembelajaran sangat penting sekali untuk menunjang kulitas


Proses Belajar Mengajar dalam lingkup sekolah. Karena dapat membantu dalam
proses pemahaman siswa dalam menganalis materi yang disampaikan oleh Bapak
atau Ibu guru. Selain itu agar proses belajar dan mengajar menjadi menyenangkan
dan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Metode yang dipelajari didalam makalah ini adalah role play, atau bermain
peran. Dalam metode ini murid dikondisikan pada situasi tertentu diluar kelas,
meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu menurut Uno,
(2009:25) bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk
membantu siswa menemukan makna diri ( jati diri) di dunia sosial dan memecahkan
dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar
menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan
memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain ini juga
berguna sebagai sarana bagi siswa untuk menggali perasaanya, memperoleh inspirasi
dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya
mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam menyelesaikan masalah, serta siswa
dapat mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara.
1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian metode belajar role play?

2. Apa langkah-langkah / indikator dari metode belajar role play?

3. Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran role play?

4. Apa tujuan metode belajar role play?

5. Apa manfaat metode belajar role play?

6. Apa contoh dari metode belajar role play?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian metode belajar role play

2. Mengetahui langkah-langkah metode belajar role play

3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari Metode Belajar Role Play

4. Mengetahui tujuan metode belajar role play

5. Mengetahui manfaat metode belajar role play

6. Mengetahui contoh dari metode belajar role play.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Role Play

Menurut Hadfield ( dalam silberman, 2007 :217) bermain peran (Role Plyaing )
adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus
melibatkan unsur senang. Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di
luar kelas. Menurut Uno (2009:25) bermain peran sebagai suatu model pembelajaran
bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri ( jati diri) di dunia sosial dan
memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa
belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan
memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini juga
berguna sebagai sarana bagi sisa untuk menggali perasaanya, memperoleh inspirasi dan
pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya, mengembangkan
ketrampilan dan sikap dalam menyelesaikan masalah, serta siswa dapat mendalami mata
pelajaran dengan berbagai macam cara.

B. Langkah-langkah atau Indikator Model Pembelajaran Role Play

Menurut Uno (2009: 26) bahwa prosedur role playing terdiri atas sembilan langkah,
yaitu:
1. Persiapan atau pemanasan
Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan yang mereka sadari sebagai
suatu hal yang bagi semua orang perlu dipelajari dan dikuasainya. Hal ini bisa muncul
dari imajinasi siswa atau sengaja disiapkan oleh guru. Sebagai contoh, guru menyediakan
suatu cerita untuk dibaca di depan kelas. Pembacaan cerita berhenti jika dilema atau
masalah dalam cerita menjadi jelas. Kemudian dilanjutkan dengan pengajuan pertanyaan
oleh guru yang membuat siswa berpikir tentang hal tersebut.
2. Memilih pemain (partisipan)3
Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan
memainkannya. Dalam pemilihan pemain, guru dapat memilih siswa yang sesuai untuk
memainkannya (jika siswa pasif atau diduga memiliki keterampilan berbicara yang
rendah) atau siswa sendiri yang mengusulkannya.
3. Menata panggung (ruang kelas)
Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan serta
apa saja kebutuhan yang diperlukan.
4. Menyiapkan pengamat (observer)
Guru menunjuk siswa sebagai pengamat, namun demikian penting untuk dicatat bahwa
pengamat di sini harus juga terlibat aktif dalam permainan peran.
5. Memainkan peran
Permainan peran dilaksanakan secara spontan. Pada awalnya akan banyak siswa yang
masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang
seharusnya ia lakukan, bahkan mungkin ada yang memainkan peran yang bukan
perannya. Jika permainan peran sudah terlalu jauh keluar jalur, guru dapat
menghentikannya untuk segera masuk ke langkah berikutnya.
6. Diskusi dan evaluasi
Guru bersama dengan siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi
terhadap peran-peran yang dilakukan. Usulan perbaikan akan muncul, mungkin ada siswa
yang meminta untuk berganti peran atau bahkan alur ceritanya akan sedikit berubah.
7. Bermain peran ulang
Permainan peran ulang seharusnya berjalan lebih baik, siswa dapat memainkan perannya
lebih sesuai dengan skenario.
8. Diskusi dan evaluasi kedua
Pembahasan diskusi dan evaluasi kedua diarahkan pada realitas, sebab pada saat bermain
peran dilakukan, banyak peran yang melampaui batas kenyataan, sebagai contoh seorang
siswa memainkan peran sebagai pembeli, ia membeli barang dengan harga yang tidak
realistis. Hal ini dapat menjadi bahan diskusi.
9. Berbagi pengalaman dan kesimpulan
Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan peran yang telah
4
dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. Misalnya siswa akan berbagi
pengalaman tentang bagaimana ia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya. Kemudian guru
membahas bagaimana sebaiknya siswa menghadapi situasi tersebut. Seandainya jadi ayah
dari siswa tersebut, sikap seperti apa yang sebaiknya dilakukan. Dengan cara ini, siswa
akan belajar tentang kehidupan.
C. Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran Role Play
1. Kelebihan Metode Pembelajaran Role Play:
a. Melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam bekerja sama.
b. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
c. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
d. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi
dan waktu yang berbeda.
e. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan.
f. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping
merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
g. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan
penuh antusias.
h. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
i. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik
butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
j. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

Selain itu menurut Miftahul A’la (2011:93) metode pembelajaran Role playing
selain memiliki kelebihan yaitu melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi dan
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam kerja sama, kelebihan
lainnya yaitu guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan. Permainan merupakan pengalaman belajar yang
5
menyenangkan bagi anak.

2. Kelemahan Metode Pembelajaran Role Play


a. Metode bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
b. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid.
Dan ini tidak semua guru memilikinya.
c. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan
suatu adegan tertentu.
d. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan,
bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan
pengajaran tidak tercapai.
e. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
f. Sebagian besar anak yang tidak ikut drama mereka menjadi kurang aktif.
g. Memerlukan tempat yag cukup luas, jika tempat bermain sempit menyebabkan
gerak para pemain kurang bebas.
h. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton yang kadang-kadang
bertepuk tangan.
D. Tujuan Metode Pembelajaran Role Playing
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode bermain peran (role
playing ) antara lain adalah :
1) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
2) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
3) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara
spontan.
4) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
5) Mendorong siswa untuk menciptakan realitas mereka sendiri
6) Mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada tiga teori
yang menyatakan bahwa pembelajar akan belajar bahasa apabila:
 Peserta didik tahu bahwa bahasa tersebut dipakai secara komprehensif,
karena peserta ikut serta dalam komunikasi yang asli (genuine).
 Peserta didik dilibatkan secara aktif
6
 Peserta didik memiliki afek positif (keinginan, perasaan dan sikap).
Ketiga hal ini akan sangat membantu mahasiswa untuk mengembangkan
pemikiran kritis dan kemampuan menyelesaikan masalah.
7) Meningkatkan motivasi belajar siswa
8) Melibatkan para siswa pemalu dalam kegiatan kelas
9) Membuat rasa percaya diri siswa
10) Membantu siswa untuk mengidentifikasi dan kesalahpahaman yang benar
11) Menunjukkan siswa bahwa dunia nyata yang kompleks dan masalah yang muncul
di dunia nyata tidak dapat diselesaikan dengan hanya menghafal informasi;
12) Menggarisbawahi penggunaan simultan keahlian yang berbeda (yang diperoleh
secara terpisah)

Beberapa ahli telah membahas tentang strategi bermain peran ini, beberapa di
antaranya sebagai berikut:
 Joyce dan Weil (2000)
Bermain peran (role-playing) adalah strategi pengajaran yang termasuk ke dalam
kelompok model pembelajaran sosial (social models). Strategi ini menekankan sifat
sosial pembelajaran, dan memandang bahwa perilaku kooperatif dapat merangsang siswa
baik secara sosial maupun intelektual.
 Jill Hadfield (1986)
Hadfield menyebutkan bahwa strategi bermain peran (role playing) adalah suatu
permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur
senang
Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat
itu pembelajaran terjadi di dalam kelas.

 Jeremy Harmer
yang dikutip Budden, penggunaan Role playing dalam kegiatan pembelajaran
dikarenakan alasan berikut:
1. Menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi bagi pembelajar.
2. Semakin banyak kesempatan pembelajar untuk mengungkapkan diri.
7
3. Memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berbicara.
E. Manfaat Role playing dalam Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, Role playing merupakan salah satu metode
belajar komunikatif yang berorientasi pada pembelajar. Dari pendapat beberapa ahli dapat
dilihat beberapa manfaat penggunaan metode ini, antara lain:

1. Memberikan motivasi kepada mahasiwa


a. aspek kreatif lebih terlihat bermain daripada bekerja
b. tekanan/keharusan untuk memecahkan masalah atau konflik yang dialami
karakter mereka lebih memberikan motivasi daripada tekanan ketika mereka harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Tekanan semacam ini justru akan
mereka temui dalam kehidupan nyata.
2. Menambah/memperkaya sistem pembelajaran tradisional
a. pengajar tidak hanya mencekoki mahasiswa dengan teori-teori
b. bermain peran menunjukkan dunia sebagai tempat yang kompleks dengan
masalah-masalah yang kompleks pula. Masalah-masalah ini tidak dapat
dipecahkan hanya dengan satu jawaban sederhana yang diingat oleh mahasiswa.
c. mahasiswa belajar bahwa keterampilan yang dipelajari secara terpisah, seperti
keterampilan berkomunikasi, sering digunakan secara bersama-sama dalam
menyelesaikan berbagai tugas/kegiatan dalam dunia nyata.
d. pembelajaran dengan bermain peran lebih mengutamakan nilai rasa, kreatifitas
dan juga pengetahuan.
e. latihan untuk mengutamakan pentingnya orang dan sudut pandang mereka
merupakan bekal yang sangat penting bagi mahasiswa di dunia kerja mereka
nantinya.
3. Keterampilan untuk kehidupan nyata.
a. mahasiswa harus memahami kebutuhan dan perspektif orang-orang yang ada di
sekelilingnya
b. bermain peran dapat meningkatkan kemampuan seperti self-awareness, problem-
solving, komunikasi, inisiatif
8 dan kerjasama.
c. dalam penelitian atau problem-solving, mahasiswa lebih bisa menerima atau
mengingat ilmu yang mereka kembangkan sendiri, daripada ilmu yang mereka
terima dalam perkuliahan.
F. Contoh dari pembelajaran Role Play

Dalam metode belajar Role Play ( Bermain Peran). Saya menggunakan contoh materi
Geografi BAB II ANTROPOSFER yang diambil dari Buku BSE Geografi untuk SMA /
MA Kelas XI. Variasi atau Prosedur yang saya buat dalam metode ini yaitu :

a. Guru menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan teknik yang digunakan


dalam proses belajar mengajar tersebut, bahwa dengan teknik ini diharapkan
siswa lebih aktif dan dapat memahami proses penyampaian materi secara
langsung karena dilakukan dengan peran, dan dalam hal ini siswa langsung
terlibat.

b. Guru menerangkan gambaran umum tentang materi Antroposfer sehingga siswa


dapat memperoleh pengetahuan tentang materi yang akan di bahas melalui
Metode Belajar Role Play. Misalnya menjelaskan terlebih dahulu pengertian
Antrosposfer dan peta konsep yang akan dipelajari dalam metode role play.

9
c. Agar siswa dapat memahami proses Bermain Peran yang akan dilaksanakan, guru
dapat menceritakan sambil mengatur adegan yang pertama.

d. Guru menunjuk dua orang untuk dijadikan sampel atau contoh dalam
memperagakan peran yang akan dilaksanakan.

e. Guru menjelaskan pada peran tersebut diharapkan dapat memerankan sebaik-


baiknya, sehingga mereka tahu tugas peranannya, menguasai materi yang
diperankan dalam berdialog.

Contoh dialog

10
f. Siswa yang tidak turut bermain peran atau belum mendapat giliran harus menjadi
penonton yang aktif, disamping mendengar dan melihat, mereka harus memberi
saran dan kritik pada apa yang akan dilakukan setelah Bermain peran selesai.

g. Guru membagi kelompok. Misalnya dikelas tersebut terdapat 32 siswa, dibagi


menjadi 16 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa.
Dilakukan dengan cara proses penghitungan.

h. Guru menyiapkan kelintingan materi yang akan diperankan oleh siswa. Materinya
yaitu faktor Antroposfer terdapat 6 kelompok yaitu Lokasi Geografis,
Topografi/Relief, Struktur Geologis, Iklim, Tumbuhan, dan Hewan. Materi
adaptasi manusia terdiri dua kelompok yaitu adaptasi genetis dan adaptasi
somatis. Dan materi yang terakhir terdapat 8 kelompok yaitu Daerah Budaya
Kutub, Daerah Budaya Eropa dan Anglo - Amerika, Daerah Budaya Amerika
Latin, Daerah Budaya Kering, Daerah Budaya Afrika, Daerah Budaya Australia -
Selandia Baru, Daerah Budaya Politik dan Daerah Budaya Komunis.

Contoh kelintingan

Dalam kelintingan ini sengaja diberi gambar-gambar yang terkait dalam materi
tersebut agar siswa lebih mendalami perannya.

11
i. Setelah menyiapkan Kelintingan perwakilan tiap-tiap kelompok maju dan
mengambil kelintingan yang di buat. Setelah itu guru memberikan waktu 15 menit
untuk siswa mempelajari materi yang akan diperankan.

j. Setiap kelompok yang maju di beri waktu 3 menit untuk menjalankan perannya
setelah itu bergilir dengan kelompok yang lainnya.

k. Setelah selesai Guru dapat menambhakan dan menerangkan kembali apabila ada
pertanyaan yang belum terjawab

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam proses belajar mengajar tentunya dibutuhkan stategi yang menarik agar
siswa dapat mengikuti materi pelajaran dengan baik, selain itu siswa juga bisa
mengeksplor kemampuan dan kreatitifitasnya.

Tentunya metode Role Play ini sangat cocok untuk diterapkan. Metode Belajar
Role Play adalah sejenis metode belajar yang menggunakan peran dalam proses
belajar mengajar tersebut. Dalam hal ini siswa dianjurkan untuk aktif dan
berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan metode ini. Karena metode ini memiliki
unsur senang dalam pelaksanaannya.

Demikianlah makalah yang saya buat mengenai Metode Belajar Role Play yang
menjadi pokok dalam bahasan ini. Tentunya masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungan dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermamfaat bagi kita semua, kritik dan saran sangat saya perlukan agar dalam
pembuatan makalah yang selanjutnya dapat diperbaiki lagi.

B. Saran
Pemaparan mengenai metode pembelajaran role play dalam makalah ini tentu
jauh dari sempurna, dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Endarto,danang.dkk,.2009.GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas XI.Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

Silberman,mel.2009.Active Learning.Yogyakarta:Pustaka Insan Madani

http://rujukanskripsi.blogspot.com/2013/06/kajian-teori-hakikat-metode.html#sthash.
A7mnidSw.dpuf

(Di unduh pada hari Kamis, 19 Maret 2015 pukul 19.28 WIB)

Anda mungkin juga menyukai