Disusun oleh:
1. Nadia Mazaya (2019012190)
2. Nailil Muna (2019012193)
3. Shafia Dwi Wulandari (2019012207)
4. Triyas Septiana F. (2019012212)
5. Yosua Buana W. A. (2019012216)
KELAS: PSIK 2B
I
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr . Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karna atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah
sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat berarti. Tanpa
pertolongannya mungkin tidak akan sanggup menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Role Play”
disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Penyusun mengucapkan terima
kasih kepada dosen yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada
penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini .
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca ,dan semoga dengan adanya tugas ini Allah SWT senantiasa meridhoiNya dan
akhrinya membawa hikmah untuk semuanya
Wassalamualikum Wr.Wb
Daftar Isi
II
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 13
B. Saran ………………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode yang dipelajari didalam makalah ini adalah role play, atau bermain
peran. Dalam metode ini murid dikondisikan pada situasi tertentu diluar kelas,
meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu menurut Uno,
(2009:25) bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk
membantu siswa menemukan makna diri ( jati diri) di dunia sosial dan memecahkan
dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar
menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan
memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain ini juga
berguna sebagai sarana bagi siswa untuk menggali perasaanya, memperoleh inspirasi
dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya
mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam menyelesaikan masalah, serta siswa
dapat mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Hadfield ( dalam silberman, 2007 :217) bermain peran (Role Plyaing )
adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus
melibatkan unsur senang. Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di
luar kelas. Menurut Uno (2009:25) bermain peran sebagai suatu model pembelajaran
bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri ( jati diri) di dunia sosial dan
memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa
belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dan
memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. Proses bermain peran ini juga
berguna sebagai sarana bagi sisa untuk menggali perasaanya, memperoleh inspirasi dan
pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap, nilai, dan persepsinya, mengembangkan
ketrampilan dan sikap dalam menyelesaikan masalah, serta siswa dapat mendalami mata
pelajaran dengan berbagai macam cara.
Menurut Uno (2009: 26) bahwa prosedur role playing terdiri atas sembilan langkah,
yaitu:
1. Persiapan atau pemanasan
Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan yang mereka sadari sebagai
suatu hal yang bagi semua orang perlu dipelajari dan dikuasainya. Hal ini bisa muncul
dari imajinasi siswa atau sengaja disiapkan oleh guru. Sebagai contoh, guru menyediakan
suatu cerita untuk dibaca di depan kelas. Pembacaan cerita berhenti jika dilema atau
masalah dalam cerita menjadi jelas. Kemudian dilanjutkan dengan pengajuan pertanyaan
oleh guru yang membuat siswa berpikir tentang hal tersebut.
2. Memilih pemain (partisipan)3
Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan
memainkannya. Dalam pemilihan pemain, guru dapat memilih siswa yang sesuai untuk
memainkannya (jika siswa pasif atau diduga memiliki keterampilan berbicara yang
rendah) atau siswa sendiri yang mengusulkannya.
3. Menata panggung (ruang kelas)
Guru mendiskusikan dengan siswa dimana dan bagaimana peran itu akan dimainkan serta
apa saja kebutuhan yang diperlukan.
4. Menyiapkan pengamat (observer)
Guru menunjuk siswa sebagai pengamat, namun demikian penting untuk dicatat bahwa
pengamat di sini harus juga terlibat aktif dalam permainan peran.
5. Memainkan peran
Permainan peran dilaksanakan secara spontan. Pada awalnya akan banyak siswa yang
masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang
seharusnya ia lakukan, bahkan mungkin ada yang memainkan peran yang bukan
perannya. Jika permainan peran sudah terlalu jauh keluar jalur, guru dapat
menghentikannya untuk segera masuk ke langkah berikutnya.
6. Diskusi dan evaluasi
Guru bersama dengan siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi
terhadap peran-peran yang dilakukan. Usulan perbaikan akan muncul, mungkin ada siswa
yang meminta untuk berganti peran atau bahkan alur ceritanya akan sedikit berubah.
7. Bermain peran ulang
Permainan peran ulang seharusnya berjalan lebih baik, siswa dapat memainkan perannya
lebih sesuai dengan skenario.
8. Diskusi dan evaluasi kedua
Pembahasan diskusi dan evaluasi kedua diarahkan pada realitas, sebab pada saat bermain
peran dilakukan, banyak peran yang melampaui batas kenyataan, sebagai contoh seorang
siswa memainkan peran sebagai pembeli, ia membeli barang dengan harga yang tidak
realistis. Hal ini dapat menjadi bahan diskusi.
9. Berbagi pengalaman dan kesimpulan
Siswa diajak untuk berbagi pengalaman tentang tema permainan peran yang telah
4
dilakukan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. Misalnya siswa akan berbagi
pengalaman tentang bagaimana ia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya. Kemudian guru
membahas bagaimana sebaiknya siswa menghadapi situasi tersebut. Seandainya jadi ayah
dari siswa tersebut, sikap seperti apa yang sebaiknya dilakukan. Dengan cara ini, siswa
akan belajar tentang kehidupan.
C. Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran Role Play
1. Kelebihan Metode Pembelajaran Role Play:
a. Melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam bekerja sama.
b. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
c. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
d. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi
dan waktu yang berbeda.
e. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan.
f. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping
merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
g. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan
penuh antusias.
h. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
i. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik
butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
j. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
Selain itu menurut Miftahul A’la (2011:93) metode pembelajaran Role playing
selain memiliki kelebihan yaitu melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi dan
mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam kerja sama, kelebihan
lainnya yaitu guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan. Permainan merupakan pengalaman belajar yang
5
menyenangkan bagi anak.
Beberapa ahli telah membahas tentang strategi bermain peran ini, beberapa di
antaranya sebagai berikut:
Joyce dan Weil (2000)
Bermain peran (role-playing) adalah strategi pengajaran yang termasuk ke dalam
kelompok model pembelajaran sosial (social models). Strategi ini menekankan sifat
sosial pembelajaran, dan memandang bahwa perilaku kooperatif dapat merangsang siswa
baik secara sosial maupun intelektual.
Jill Hadfield (1986)
Hadfield menyebutkan bahwa strategi bermain peran (role playing) adalah suatu
permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur
senang
Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat
itu pembelajaran terjadi di dalam kelas.
Jeremy Harmer
yang dikutip Budden, penggunaan Role playing dalam kegiatan pembelajaran
dikarenakan alasan berikut:
1. Menyenangkan dan dapat menimbulkan motivasi bagi pembelajar.
2. Semakin banyak kesempatan pembelajar untuk mengungkapkan diri.
7
3. Memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berbicara.
E. Manfaat Role playing dalam Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, Role playing merupakan salah satu metode
belajar komunikatif yang berorientasi pada pembelajar. Dari pendapat beberapa ahli dapat
dilihat beberapa manfaat penggunaan metode ini, antara lain:
Dalam metode belajar Role Play ( Bermain Peran). Saya menggunakan contoh materi
Geografi BAB II ANTROPOSFER yang diambil dari Buku BSE Geografi untuk SMA /
MA Kelas XI. Variasi atau Prosedur yang saya buat dalam metode ini yaitu :
9
c. Agar siswa dapat memahami proses Bermain Peran yang akan dilaksanakan, guru
dapat menceritakan sambil mengatur adegan yang pertama.
d. Guru menunjuk dua orang untuk dijadikan sampel atau contoh dalam
memperagakan peran yang akan dilaksanakan.
Contoh dialog
10
f. Siswa yang tidak turut bermain peran atau belum mendapat giliran harus menjadi
penonton yang aktif, disamping mendengar dan melihat, mereka harus memberi
saran dan kritik pada apa yang akan dilakukan setelah Bermain peran selesai.
h. Guru menyiapkan kelintingan materi yang akan diperankan oleh siswa. Materinya
yaitu faktor Antroposfer terdapat 6 kelompok yaitu Lokasi Geografis,
Topografi/Relief, Struktur Geologis, Iklim, Tumbuhan, dan Hewan. Materi
adaptasi manusia terdiri dua kelompok yaitu adaptasi genetis dan adaptasi
somatis. Dan materi yang terakhir terdapat 8 kelompok yaitu Daerah Budaya
Kutub, Daerah Budaya Eropa dan Anglo - Amerika, Daerah Budaya Amerika
Latin, Daerah Budaya Kering, Daerah Budaya Afrika, Daerah Budaya Australia -
Selandia Baru, Daerah Budaya Politik dan Daerah Budaya Komunis.
Contoh kelintingan
Dalam kelintingan ini sengaja diberi gambar-gambar yang terkait dalam materi
tersebut agar siswa lebih mendalami perannya.
11
i. Setelah menyiapkan Kelintingan perwakilan tiap-tiap kelompok maju dan
mengambil kelintingan yang di buat. Setelah itu guru memberikan waktu 15 menit
untuk siswa mempelajari materi yang akan diperankan.
j. Setiap kelompok yang maju di beri waktu 3 menit untuk menjalankan perannya
setelah itu bergilir dengan kelompok yang lainnya.
k. Setelah selesai Guru dapat menambhakan dan menerangkan kembali apabila ada
pertanyaan yang belum terjawab
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses belajar mengajar tentunya dibutuhkan stategi yang menarik agar
siswa dapat mengikuti materi pelajaran dengan baik, selain itu siswa juga bisa
mengeksplor kemampuan dan kreatitifitasnya.
Tentunya metode Role Play ini sangat cocok untuk diterapkan. Metode Belajar
Role Play adalah sejenis metode belajar yang menggunakan peran dalam proses
belajar mengajar tersebut. Dalam hal ini siswa dianjurkan untuk aktif dan
berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan metode ini. Karena metode ini memiliki
unsur senang dalam pelaksanaannya.
Demikianlah makalah yang saya buat mengenai Metode Belajar Role Play yang
menjadi pokok dalam bahasan ini. Tentunya masih banyak kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungan dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermamfaat bagi kita semua, kritik dan saran sangat saya perlukan agar dalam
pembuatan makalah yang selanjutnya dapat diperbaiki lagi.
B. Saran
Pemaparan mengenai metode pembelajaran role play dalam makalah ini tentu
jauh dari sempurna, dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://rujukanskripsi.blogspot.com/2013/06/kajian-teori-hakikat-metode.html#sthash.
A7mnidSw.dpuf
(Di unduh pada hari Kamis, 19 Maret 2015 pukul 19.28 WIB)