A. Latar Belakang
Setiap tahun diperkirakan sekitar 80 juta wanita mengalami kejadian
kehamilan tidak diinginkan. Kehamilan tidak diinginkan yang meliputi
kehamilan tidak tepat waktu (mistimed pregnancy) dan tidak dikehendaki
(unwanted pregnancy) merupakan salah satu masalah yang penting dan perlu
mendapat perhatian, terutama di negara negara berkembang. Kehamilan tidak
diinginkan akan mendorong terjadinya keguguran atau pengguguran (aborsi),
berat badan lahir rendah serta kelahiran prematur. Hal ini tentu juga
memberikan dampak meningkatnya risiko untuk kematian ibu dan anak.
Kehamilan yang tidak diinginkan memberikan dampak serius dan merugikan
di bidang kesehatan, sosial dan ekonomi (Saptarini, 2016).
World Health Organization (WHO) memperkirakan dari 200 juta
kehamilan pertahun, sekitar 38 persen (75 juta) merupakan kehamilan tidak
diinginkan.1 Dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun
2012 (SDKI 2012) didapatkan bahwa 7 persen kelahiran diharapkan
kemudian dan 7 persen kelahiran tidak diinginkan sama sekali (Saptarini,
2016).
Kehamilan tidak diinginkan dapat disebabkan perilaku tidak sehat dan
kondisi pada saat sebelum atau selama kehamilan seperti perkosaan,
kurangnya pengetahuan mengenai kontrasepsi, terlalu banyak anak, alasan
kesehatan, janin cacat, usia muda atau belum siap mempunyai anak, pasangan
tidak bertanggungjawab atau hubungan dengan pasangan belum mantap.
Selain itu, kejadian kehamilan tidak diinginkan berhubungan erat dengan
berbagai aspek seperti kondisi sosiodemografi keluarga, budaya serta
kepercayaan yang ada di masyarakat (Suryanti, 2018).
Pristiwa kehamilan tidak diinginkan yang terjadi pada banyak remaja
sekarang ini semakin meningkat dan sangat mengkhawatirkan. Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor seperti yang sudah di jelskan diatas.
Pemberian konseling atau penyuluhan terkait kasus ini menjadi salah satu
usaha untuk memberikan bantuan kepada remaja yang menjadi korban
kehamilan tidak di inginkan agar dapat pulih dari permasalahan yang
dihadapinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami
tentang Kehamilan yang tidak di inginkan dan solusinya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
a. Memahami pengertian kehamilan yang tidak diinginkan dengan benar
tanpa bantuan
b. Mengetahui penyebab kehamilan tidak diinginkan.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
Penyuluhan ini menggunakan metode penyuluhan:
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
2. Materi
a. Pengertian kehamilan tidak diinginkan
b. Penyebab kehamilan tidak diinginkan
c. Dampak kehamilan tidak diinginkan
d. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
3. Waktu dan tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan pada hari Minggu, 22 November
2020 pukul 09:00-10:30 (30 menit) melalaui aplikasi zoom meeting.
4. Media
Dalam penyukuhan ini menggunakan dua media yaitu :
a. Leaflet
b. Power Point
5. Susunan Acara Kegiatan Penyuluhan
2. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya/diskusi jika
terdapat hal-hal
yang belum jelas
terkait materi
penyuluhan
E. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Persiapan media : media, tempat dan alat memadai tersedia sesuai
perencanaan
b. Persiapan materi : persiapan materi yang dilakukan adalah terkait
pencarian literature mengenai topik penyuluhan yang akan
disampaikan dan mempersiapkan media untuk penyajian materi dan
leaflet untuk peserta
c. Persiapan peserta : kehadiran peserta sesuai dengan yang di harapkan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan waktu
b. Penyaji menyampaikan materi dengan baik
c. Peserta mengikuti kegiatan dengan aktif dan menanyakan terkait
materi yang kurang dimengerti
3. Evaluasi Hasil
Pada evaluasi hasil penyuluhan yang diharapkan peserta antusias
terhadap penyuluhan yang disampaikan dan peserta memahami tentang
materi yang disampaikan juga dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
MATERI PENYULUHAN
Beberapa resiko medis akibat dari kehamilan pada usia dini, diantaranya:
1. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 th, karena
baru pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang
maksimal.
2. Sistem hormonal belum stabil maka terjadi ketidakteraturnya menstruasi
hal yang sama terjadi bila remaja tersebut tersebut mengalami kehamilan
ketidakteraturan tersebut membuat kehamilan menjadi tidak stabil, mudah
terjadi perdarahan, terjadilah abortus atau kematian janin.
3. Terlalu dininya usia kehamilan dan persalinan memperpanjang kehamilan
rentang reproduksi aktif. Hal ini akan meningkatkan resiko timbulnya
kanker leher rahim dikemudian hari.
4. Kebanyakan Kehamilan remaja, pada usia 16 tahun jarang menghasilkan
bayi yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, E. H., & Azinar, M. (2017). Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Remaja.
HIGEIA:Journal of Public Health Research and Development, 1(1), 1–7.