KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya Modul Mata Kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan dengan
judul “Prinsip etika moral dalam memberikan pelayanan kebidanan“, dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam penyusunan
modul ini penulis mendapat banyak masukan, sejak awal persiapan sampai
tahap akhir penyelesaian, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak atas masukan dan dukungannya.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan modul
ini.
Penulis
1
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan…………………………………………….. i
Kata Pengantar ....................................................... 1
Daftar Isi ................................................................ 2
Pendahuluan ........................................................... 4
Pengertian Etika Etiket, moral dan hukum ……...... 7
Sistematika etika…….………….… ............................. .. 19
Fungsi Etika dan Moralitas dalam pelayanan
kebidanan…………………………………………………………… 27
Hak dan kewajiban serta tanggung jawab…………… 29
Sumber Etika………………………………………………………... 32
Kode Etik Profei Bidan………………………………………… 32
Belajar Sepanjang Hayat……………………………………… 44
Karakter Bidan…………………………………………………….. 55
Latihan ......................................................... ......... 58
Rangkuman.................................................... ........ 59
Tes Fomatif ................................................... ........ 62
Daftar Pustaka……………………………………………………… 63
2
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar
DESKRIPSI SINGKAT
RELEVANSI
TUJUAN INSTRUKSIOAL
Secara umum tujuan instruksional mata kuliah ini anda mampu
menjelaskan dan memahami serta terampil menjalankan tugas berdasarkan
3
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
agama, oral dan etika, taat hokum dan disiplin dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, menginternalisasi nilai, norma dan etika
akademik. Secara khusus diharapkan anda menguasai pengertian etika,
etiket dan moral hukum dalam praktik kebidanan, sistematika etika, fungsi
etika, dan moralitas dalam pelayanan kebidanan, sumber etika,
Hak, kewajiban dan tanggungjawab, Kode etik profesi kebidanan, Belajar
sepanjang hayat, dan Karakter bidan yang dapat meningkatkan
profesionalisme dalam praktik kebidanan.
PETUNJUK BELAJAR
Sebelum mempelajari modul ini, anda harus mereview kembali ingatan
anda mengenai konsep dasar asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah,
konsep tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah, karena hal-hal
tersebut berkaitan dengan topic yang akan kita pelajari ini.
Kegiatan Belajar:
PRINSIP ETIKA MORAL DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN
KEBIDANAN
120 Menit
PENDAHULUAN
4
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
5
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
bidan memikul semua tanggung jawab itu. Pada dasarnya tanggung jawab
bidan adalah :
- Menjaga dan meningkatkan keselamatan ibu dan bayi
- Menyediakan pelayanan berkualitas dan informasi atau sarana yang tidak
bisa berdasarkan hasil penelitian ilmiah ( evidence based )
- Mendidik dan melatih mahasiswa kebidanan agar kelak menjadi bidan
yang mampu memberi pelayanan berkualitas .
Berdasarkan teori Deontologi, memiliki tanggung jawab sama dengan
memiliki tugas moral. Tugas moral selalu diiringi dengan tanggung jawab
moral. Dalam dunia profesi, istilah tanggung jawab moral disebut etika dan
selama menjalankan perannya, bidan sering kali bersinggungan dengan
masalah etika. Menurut jones ( 2000 ), bidan secara menyeluruh memiliki
peran sebagai praktisi, pendidik, konselor, penasihat, teman, advokat,
peneliti dan pengelola.2,9
1. Sebagai Praktisi
Dewasa ini, bidan sudah menyadari istilah “duty of care “ (kewajiban
dalam memberi perawatan), sehingga semakin banyak bidan yang
mempelajari masalah hukum selain masalah pelayanan kebidanan.
Selama ini, bidan mengidentikkan pelanggaran kebidanan hanya terjadi
pada kasus-kasus “ besar” seperti aborsi illegal, padahal sebenarnya sikap
membiarkan klien menunggu lama untuk mendapatkan perawatan pun
sudah bisa dianggap sebagai pelanggaran etika. Bidan harus menyadari
bahwa cakupan pelayanan yang diberikannya sangat rentan terkena
pelanggaran etika. Sikap yang dibutuhkan untuk menghadapi hal tersebut
adalah sikap selalu waspada terhadap setiap tingkah laku, ucapan dan
6
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
2. Sebagai Pendidik
7
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
3. Sebagai Konselor
Peran bidan sebagai konselor mencakup pemberian informasi dan
penjelasan, termasuk mendengarkan dan membantu klien serta
keluarganya memahami berbagai masalah yang ingin mereka ketahui.
Bidan bertanggung jawab memberi informasi terkini dan
menyampaikannya dalam bahasa yang dipahami oleh klien dan
keluarganya.
Masalah etika yang biasanya muncul saat bidan menjalankan perannya
sebagai konselor adalah sebagai berikut :
Memaksa klien membuka rahasia yang enggan ia ceritakan pada saat
konseling.
8
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
4. Sebagai Penasihat
Dalam menjalankan peran sebagai penasihat, bidan harus dapat
membatasi diri jika ingin tetap menghargai autonomi klien. Klien
membutuhkan informasi yang memadai agar dapat membuat keputusan
dan terus mengendalikan dirinya sendiri. Akan tetapi, sangat sulit bagi
bidan untuk menahan diri tidak memberi nasihat ( sekalipun tidak
diminta ) berdasarkan pengalamannya menghadapi berbagai klien dan
teman sejawat. Hal ini akan menghambat klien dalam menentukan
pilihannya sendiri.
5. Sebagai teman
Sikap bidan yang mampu menjaga jarak dengan klien merupakan salah
satu pendekatan profesional yang baik. Sayangnya, sikap menjaga jarak
tersebut sering diartikan sebagai tidak acuh, tidak peduli pada kondisi
klien. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, muncul istilah teman
profesional. Teman profesional dapat diartikan sebagai sikap yang
mampu mendukung prinsip autonomi bagi klien sekaligus mudah
’didekati”, khususnya dalam proses pemberian asuhan berkelanjutan.
Hubungan pertemanan lainnya yang berpotensi menimbulkan masalah
adalah hubungan antara bidan dan mahasiswa bidan yang biasanya
terjadi selama masa praktik klinik dalam waktu yang cukup lama.
9
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
6. Sebagai Advokat
Peran bidan dalam memberi advokasi sangat penting, khususnya ketika
klien menolak persetujuan atas tindakan medis yang sebenarnya dapat
mencegah terjadinya kematian atau kesakiitan klien itu sendiri. Dalam
hal ini bidan harus berperan sebagai advokat dengan memberi penjelasan
dan doronngan ( bukan paksaan ) kepada klien mengenai sisi positif dan
negatif dari keputusan yang diambil.
7. Sebagai Peneliti
Peran bidan sebagai peneliti sejalan dengan salah satu pasal dalam kode
etik bidan yang menyatakan :
” Bidan harus berkembang dan memperluas pengetahuan kebidanannya
melalui berbagai proses seperti diskusi dengan rekan sejawat dan
penelitian ”
Sudah jelas bahwa penelitian bukan lagi merupakan pilihan, namun
tanggung jawab etik bidan. Bidan mungkin banyak terlibat dalam
penelitian baik sebagai subyek maupun obyek penelitian.
10
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
TUJUAN
11
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
URAIAN MATERI
12
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Fase meta-ethics :
Si dosen memutuskan bahwa tindakan mahasiswinya tersebut
merupakan “perilaku buruk /kejahatan”. Pemikiran tersebut merupakan
respons si dosen setelah ia melihat perbuatan mahasiswinya
Fase ethical/ moral theory :
13
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
b. Pengertian Etiket
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata
“etiket”, yaitu :
Etiket berasal dari bahasa inggris Etiquette. Etika berarti moral
sedangkan etiket berarti sopan santun.
Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu
diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
14
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
15
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
e. Pengertian Moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral
juga berarti mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat
dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai perkembangan atau perubahan
norma atau nilai. Moralitas berasal dari bahasa Latin Moralis, artinya:
Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya.
Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan
baik buruk.
g. Pengertian Hukum
Segala peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam kehidupan
bersama yang dapat dipaksakan dengan suatu sanksi dalam
pelaksanaannya. Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum
16
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
17
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
18
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
19
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
20
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
21
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
22
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
b. Etika Sosial
Seorang bidan adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi
pasien, seorang bidan harus mempunyai etika, karena yang dihadapi
bidan adalah juga manusia. Bidan harus bertindak sopan, murah senyum
dan menjaga perasaan pasien. Ini dilakukan karena bidan adalah
membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan.
Dengan etika yang baik diharapkan seorang bidan bisa menjalin
hubungan yang lebih akrab dengan pasien.
Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling
menghormati dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat membantu
23
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi
pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.
Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama
baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat/kesan dari
masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan
dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai-pegawai
kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti
yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan,
termasuk jabatan bidan.
24
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
25
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Meta etika berasal dari bahasa Yunai meta, artinya melebihi, yang
dipelajari disini adalah ucapan-ucapan kita di bidang moralitas atau bahasa
yang digunakan di bidang moral. Metaetika mengenai status moral ucapan
dan bahasa yang digunakan dalam batasan pengertian baik, buruk atau
bahagia. Etika atau teori moral untuk memformulasikan prosedur atau
mekanisme untuk memecahkan masalah etika. Teori praktik. Etika
praktik merupakan penerapan etika dalam praktik sehari-hari, dimana
dalam situasi praktik ketika kecelakaan terjadi keputusan harus segera
dibuat.
Bagaimana menjaga prinsip moral, teori nilai dan penentuan suatu
tindakan. Etika pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan moral,
yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam
kurun waktu tertentu, karena etika bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Etika khusus adalah etika yang dikhususkan bagi profesi tertentu,
misalnya etika kedokteran, etika rumah sakit, etika kebidanan, etika
keperawatan, dll.
Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusia tentang:
Apa yang baik atau buruk
Apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak)
Apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di masyarakat.
Norma-norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang
bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, dan larangan-larangan,
26
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
27
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
28
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
b. Kewajiban bidan
Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah bersalin
dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai
dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.
29
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
c. Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien :
30
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
d. Kewajiban pasien
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan
kesehatan.
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,
bidan, perawat yang merawatnya.
31
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Sumber Etika
Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila
dapat dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral)
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai
pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat
diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik
tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang
baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita
diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di
sila ke dua “ kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri
bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar.
32
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
33
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
34
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
35
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
36
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
37
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
38
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
39
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
40
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
41
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
42
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
43
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
44
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
45
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
46
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
47
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
48
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
B. TUJUAN
Seperti yang telah dikemukakan Havinghurst, berimplikasi kepada
keharusan untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat dan memberi
kemudahan kepada para perancang pendidikan pada setiap jenjang pendidikan
untuk:
a. Menentukan arah pendidikan,
b. Menentukan metode atau model belajar anak-anak agar mereka
mampu menyelesaikan tugas perkembangannya,
c. Menyiapkan materi pembelajaran yang tepat,
d. Menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan tugas
perkembangan itu
49
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung,
peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar,
terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusia. Sehingga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang
memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik,
baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan
sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi
mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi makanan yang bergizi , dan lain
sebagainya.
2) Faktor Psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap
dan bakat.
a. Kecerdasan /Intelegensia Siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan
50
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila
dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting
dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali
tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam
proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin
tinggi intelegensia seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut
meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensia
individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
b. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap
saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-
kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic
dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu.
Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh- suruh
untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya,
tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi
intrinsic memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relatif lebih
lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
51
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
c. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah,
2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan
ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar,
ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam
52
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
d. Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan
proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap
terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun
negative (Syah, 2003).
e. Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat.
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating
(Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat
sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untuk belajar. Dengan
demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen
yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung
proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
B. FAKTOR-FAKTOR EKSOGEN/EKSTERNAL
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-
faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal
ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang
53
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
54
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan
tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu
lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut
merupakan faktor- faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar
siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses
belajar siswa akan terlambat.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,
fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software,
seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan,
silabi dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena
itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas
belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai
metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
55
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
56
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
57
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
f. Tangguh
Bidan adalah garda terdepan daam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Untuk mensukseskan kesehatan ibu dan anak memang tidak mudah.
Tantangan di masyarakat semakin terihat jika masyarakat tidak kooperatif
terhadap program kesehatan yang ada. Tapi di sini bagaimana seorang
bidan bisa memberikan pengertian dan mengubah kebiasaan buruk
masyarakat. Sehingga wilayah binaan bisa tercipta kesejahteraan ibu dan
bayi
LATIHAN
Latihan ini bukan Tes, atau mengukur penguasaan Anda terhadap kegiatan
belajar 1 dari modul media pembelajaran ini. Latihan ini sebagai pengayaan agar
Anda lebih mendalami esensi dari Prinsip etika moral dalam memberikan
pelayanan kebidanan, yang didasarkan dengan berbagai pertimbangan, diluar
pertimbangan utama yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perhatikan
tugas Anda!
1. Anda diminta untuk melakukan observasi terhadap bidan yang sedang
memberikan asuhan kebidanan pada klien atau masyarakat, selanjutnya
anda diminta untuk mengidentifikasi penerapan Prinsip etika moral dalam
memberikan pelayanan kebidanan!
2. Tuliskan penyimpangan prinsip etika moral dalam memberikan pelayanan
kebidanan!
58
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Selamat Mengerjakan !
RANGKUMAN
60
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
61
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
TES
FORMATIF
A.
B.
C. GLOSARIUM
62
Mata Kuliah:Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
63