“UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA B” Guna Memenuhi Tugas yang Diampu Dosen I Komang Lindayani, SKM., S.S.T., M.Keb.
Disusun Oleh: Ni Putu Ayu Pradnya Saraswati P07124120015 Tingkat II Semester 4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Poltekkes Kemenkes Denpasar Program Studi Diploma III Kebidanan 2022 UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA B A. Kasus Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten T melonjak drastis di tahun 2021, khususnya di Desa B, Kabupaten T. Sejak bulan November hingga Desember akhir, sudah terhitung terdapat 5 orang warga dari Desa B yang harus di rawat inap di puskesmas maupun rumah sakit di daerah T. Pengurus desa setempat yang bergerak di bidang kesehatan dan bidan desa mencari tahu penyebab dari melonjaknya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa B. Selain itu, dari dinas kesehatan juga mengarahkan kepada tim puskemas di masing-masing daerah untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya lonjakan drastis kasus DBD di desa tersebut. Karena adanya arahan tersebut maka tim puskesmas akan berkolaborasi dengan pengurus desa setempat untuk menjalan program Pemberantasan Sarang Nyamuk. B. Upaya Pemberdayaan Masyarakat 1. Mengidentifikasi masalah dan penyebab Berdasarkan kasus di atas masalah kesehatan yang tengah dihadapi di Desa B adalah masalah kesehatan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue). Pasien yang masih menjalani rawat inap di puskesmas maupun rumah sakit memiliki gejala yang menandakan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Gejala yang ditunjukkan oleh pasien yang mengalami penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah munculnya demam tinggi yang disertai dengan muka kemerahan, kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, nyeri otot, dan sakit kepala. Kemudian nafsu makan menurun, mual dan muntah serta perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit. Bidan desa juga sudah sempat menyelidiki secara sekilas penyebab Desa B mengalami masalah kesehatan tersebut. Di mana hasil yang didapatkan adalah lingkungan di Desa B yang masih terbilang kotor dan belum terjaga. Warga sering membuang sampah ke selokan sehingga selokan penuh dengan sampah yang menyebabkan selokan di sekitar rumah warga tersumbat. Ditambah sudah memasuki musim penghujan yang menyebabkan masih banyak ditemukan tong, ember, gelas yang berisi genangan air. Genangan air yang terus dibiarkan dan tidak dikuras, menyebabkan nyamuk Aedes aegypti akan berkembang biak dan memunculkan jentik-jentik. Jentik-jentik inilah yang akan berkembang menjadi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Maka dari itu pengurus desa dan tim puskesmas akan melakukan pemberdayaan masyarakat terkait penanganan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 2. Merumuskan Alternatif Pemecahan Setelah mengidentifikasi masalah dan penyebab dari munculnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa B, pengurus desa dan tim puskesmas merumuskan apa saja alternatif pemecahan untuk masalah kesehatan tersebut. Berikut rumusan alternatif pemecahan masalah kesehatan Demam Berdarah Dengue (DBD). 1. Pertama-tama, tim puskesmas akan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat yaitu kepala desa dan tokoh terkait. Dimana, pihak puskemas akan menjelaskan mengenai program yang akan diberikan di Desa B untuk mengatasi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 2. Setelah itu, kepala desa akan menginformasikan kepada warganya mengenai program yang akan dilakukan bersama tim puskesmas 3. Tim puskesmas melakukan penyuluhan terlebih dahulu mengenai apa itu penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyuluhan ini juga dilakukan dengan diskusi dan tanya jawab dengan warga setempat. 4. Kemudian setelah dilakukan penyuluhan akan dilakukan kerja bakti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Bersama di Desa B. Adapun kegiatan yang berlangsung selama kerja bakti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) adalah sebagai berikut. a. Melakukan 3M, dimana tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk Demam Berdarah dengan cara, yaitu. 1) Menguras, menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dan lain- lain seminggu sekali. 2) Menutup, menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum, dan lain-lain. 3) Mengubur, mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan. b. Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan Aides aegypti sampai batas tertentu. c. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain. 3. Menetapkan dan Melaksanakan Setelah mendata alternatif pemecahan masalah, maka pengurus desa menetapkan rancangan biaya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk yang berasal dari dana desa sejumlah Rp10.000.000,00. Dimana uang tersebut termasuk dalam pembelian alat fogging, bubuk abate, program penyuluhan, air dan makanan. Selain itu, pengurus desa juga akan membangun sebuah tempat pembuangan sampah dengan dana Rp80.000.000,00. Untuk tanggal pelaksanaannya yaitu dimulai dari tanggal 2 Januari hingga 5 Januari 2022. Dimana pada hari pertama, 2 Januari 2022 akan dilakukan penyuluhan sekaligus peresmian tentang kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Balai Serbaguna Desa B. Setelah itu, pada tanggal 3 sampai 4 Januari 2022 akan dilakuakn kerja bakti di tempat yang berbeda-beda. Dimana pada tanggal 3 Januari 2022, kerja bakti dilakukan di masing-masing banjar dan rumah setiap warga desa. Kemudian pada tanggal 4 Januari 2022, kerja bakti dilakukan di setiap tempat persembahyangan yang ada di Desa B. Kemudian pada tanggal 5 Januari 2022, masing-masing kepala keluarga akan mendapatkan bubuk abate sekaligus menutup kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk. 4. Memantau dan Evaluasi untuk Bina Kelestarian Proses Pembelajaran Masyarakat Desa Berdasarkan hasil yang didapat dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk, masyarakat setempat mendapatkan ilmu baru mengenai cara mencegah berkembangnya nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Selama proses kegiatan, warga di Desa B sangat antusias dalam penerimaan materi maupun selama kegiatan kerja bakti berlangsung. Banyak warga yang awalnya masih awam menjadi memahami arti penting dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Dari yang awalnya masyarakat sering membuang sampah di selokan, kini mereka lebih bijaksana dalam mengolah sampah yang ada dengan memilah sampah kemudian menaruh sampah yang sudah di pisah di depan rumah. Kemudian sampah tersebut akan diangkut oleh petugas sampah setempat dan membawanya ke tempat pembuangan sampah. Selain itu di sekitar jalan juga sudah jarang ditemukan ban maupun plastic yang berisi genangan air. Dari kegiatan yang sudah dilakukan menyebabkan terjadinya penurunan kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten T khususnya di Desa B.