Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

“Efektivitas Metode “SPEOS” (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif) Terhadap
Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di BPM Wilayah Kabupaten Denpasar ”

Guna Memenuhi Tugas yang Diampu

Drs Ida Bagus Artha, M.Hum

DI SUSUN OLEH:

1. Ni Putu Ayu Pradnya Saraswati P07124120015


2. Ni Luh Diah Kumala P07125120019
3. Ni Kadek Rima Arthayani P07125120020
4. Kadek Yosita Dewi P07124120025
5. Ni Luh Ayu Mei Anjani P07124120027

TINGKAT II SEMESTER IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES


KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
D-III REGULER
2022
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada
bulan – bulan pertama kehidupan bayi. Namun, hanya 39% bayi di bawah enam
bulan mendapatkan ASI eksklusif. Banyak masalah muncul di hari-hari pertama
pemberian ASI. Permasalahan mendasar yang sering membuat ibu merasa bingung
dan akhirnya memilih alternatif lain untuk mencukupi kebutuhan bayi adalah ASI
tidak keluar. Penelitian yang dilakukan oleh Sandra dan Ahmad (2003) menunjukkan
bahwa ibu yang memberikan immediate breastfeeding / pemberian ASI dini besarnya
21,16%.
Begitu pentingnya memberikan ASI kepada bayi tercermin pada rekomendasi
Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) yang menghimbau agar
setiap ibu memberikan ASI eksklusif sampai bayinya berusia enam bulan. Menurut
data dari UNICEF, anak-anak yang mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih mungkin
untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan dibandingkan anak yang
tidak disusui. Mulai menyusui pada hari pertama setelah lahir dapat mengurangi risiko
kematian baru lahir hingga 45%. Penelitian yang dilakukan Melina Mgongo dkk.,
(2013) di Kilimanjaro Tanzaia menunjukan bahwa EBF (Exclusive Breastfeeding)
efektif untuk mencegah kematian balita hingga 13 % - 15 %.
Untuk mendukung ibu menyusui secara eksklusif, pemerintah kengatur tentang
pemberian ASI dalam undang – undang Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif. Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya secara
eksklusif sejak lahir sampai berusia enam bulan. Upaya pemerintah ini lantas
mendapat sambutan positif dari dunia internasional. Tetapi pada kenyataannya,
realisasi dari peraturan pemerintah tersebut masih kurang. Kegagalan dalam proses
menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa faktor, antara lain faktor ibu,
faktor bayi, faktor psikologis, faktor tenaga kesehatan, faktor sosial budaya. Penelitian
yang dilakukan oleh Diana (2007) dalam penelitian kualitatif menunjukan faktor
penghambat berupa keyakinan yang keliru tentang makanan bayi, promosi susu
formula, dan masalah kesehatan pada ibu dan bayi menyebabkan gagalnya pemberian
ASI Eksklusif.
Salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah melalui pengembangan
keilmuan kebidanan. Untuk membantu ibu nifas dengan masalah pada hari pertama
pengeluaran ASI mengingat keberhasilan pemberian ASI Eksklusif sangat ditentukan
pada hari – hari pertama pengeluaran ASI dan berdasarkan beberapa penelitian yang
telah dilakukan untuk proses laktasi dalam rangka mendukung pemberian ASI
eksklusif, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan dan membuktikan penelitian
Efektivitas Metode “SPEOS” (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif)
Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di Wilayah Kabupaten Denpasar. Konsep
“SPEOS” disini yaitu melakukan stimulasi untuk membantu pengeluaran hormon
oksitosin melalui pijat oksitosin, memberikan rasa nyaman dan menumbuhkan
keyakinan pada ibu bahwa ASI ibu pasti keluar dan ibu bisa memberikan ASI secara
eksklusif dengan pijat endorphin dan sugestif / afirmasi positif. Dari latar belakang
tersebut maka penulis ingin meneliti "Efektivitas Metode “SPEOS” (Stimulasi Pijat
Endorphin, Oksitosin, dan Sugestif) Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Nifas di
BPM Wilayah Kabupaten Denpasar".
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian atau rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa manfaat dari metode SPEOS pada ibu nifas dan bagi pada bayi?
2. Siapa target atau sasaran dari metode SPEOS tersebut?
3. Dimana metode SPEOS ini dilakukan?
4. Kapan baiknya metode SPEOS ini dilakukan?
5. Mengapa metode SPEOS ini harus dilakukan kepada ibu nifas?
6. Bagaimana tata cara menggunakan metode SPEOS ini?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan dan efektivitas pengeluaran
ASI antara ibu nifas yang diberikan metode “SPEOS” dengan yang tidak
diberikan perlakuan.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui manfaat dari metode SPEOS pada ibu nifas dan bagi pada
bayi.
b. Untuk mengetahui siapa target atau sasaran dari metode SPEOS.
c. Untuk mengetahui dimana metode SPEOS ini dilakukan.
d. Untuk mengetahui kapan baiknya metode SPEOS ini dilakukan.
e. Untuk mengetahui mengapa metode SPEOS ini harus dilakukan kepada ibu
nifas.
f. Untuk mengetahui bagaimana tata cara menggunakan metode SPEOS.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Speos

2.1.1 Pengertian Speos

Metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif) ini dilakukan


dengan mengkombinasikan antara pijat endorphin, pijat oksitosin dan sugestif/ afirmasi
positif yang bertujuan membantu ibu nifas (menyusui) memperlancar pengeluaran produksi
ASI dengan cara menstimulasi untuk merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang
berfungsi untuk kontraksi uterus untuk perlepasan dan merupakan langkah awal rangsangan
puting untuk mengeluarkan kolostrum yang dapat memperlancar produksi ASI pada hari-hari
pertama kelahiran bayi, IMD adalah faktor pemukim yang kuat terhadap keberhasilan
menyusui.

2.2.2 Manfaat Speos


Hasil penelitian menunjukkan produksi ASI ibunifas setelah diberikan
intervensi metode SPEOS semua ibu berhasil menyusui karena produksi ASI nya yang
cukup serta ibu dapat melanjutkan pemberian ASI ekslusif (p= 0,05) artinya ada pengaruh
metode SPEOS terhadap produksi ASI dan peningkatan berat badan bayi. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wijayanti,2014),
semakin lancer produksi ASI semakin banyak pula produksi ASI dan semakin banyak
produksi ASI maka peningkatan berat badan bayi semakin baik, dengan melakukan
pemijatan ibu merasa rileks, lebih nyaman, kelelahan setelah melahirkan hilang dan ibu
merasa yakin akan dapat memerikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan. Apabila ibu
primi sudah berhasil memberikan ASI kepada bayi, maka pada persalinan berikutnya ibu
yakin dapat membeikan ASI. Penelitian ini yang menunjukkan kesesuaian dengan teori,
dengan melakukan pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang
costae kelima-keenam akan merangsang hormone prolaktin dan oksitosin , sehingga ASI
pun otomatis dapat lebih lancar. Selain memperlancar ASI pijat oksitosin memberikan
kenyamanan padaibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI,
merangsang pelepasan hormone oksitosin, mempertahankan produksi ASI.
2.2.3 Tujuan Speos

Membantu ibu nifas (menyusui) memperlancar pengeluaran produksi ASI dengan


cara menstimulasi untuk merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Speos


Metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif) ini
dilakukan dengan mengkombinasikan antara pijat endorphin, pijat oksitosin dan
sugestif/ afirmasi positif yang bertujuan membantu ibu nifas (menyusui)
memperlancar pengeluaran produksi ASI dengan cara menstimulasi untuk
merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang berfungsi untuk kontraksi uterus
untuk perlepasan dan merupakan langkah awal rangsangan puting untuk
mengeluarkan kolostrum yang dapat memperlancar produksi ASI pada hari-hari
pertama kelahiran bayi, IMD adalah faktor pemukim yang kuat terhadap
keberhasilan menyusui.

3.2 Manfaat dari metode speos pada ibu nifas dan bagi pada bayi
Hasil penelitian menunjukkan produksi ASI ibu nifas setelah diberikan
intervensi metode SPEOS semua ibu berhasil menyusui karena produksi ASI nya
yang cukup serta ibu dapat melanjutkan pemberian ASI ekslusif (p= 0,05) artinya
ada pengaruh metode SPEOS terhadap produksi ASI dan peningkatan berat badan
bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Wijayanti,2014), semakin lancer produksi ASI semakin banyak pula produksi
ASI dan semakin banyak produksi ASI maka peningkatan berat badan bayi
semakin baik, dengan melakukan pemijatan ibu merasa rileks, lebih nyaman,
kelelahan setelah melahirkan hilang dan ibu merasa yakin akan dapat memberikan
ASI secara ekslusif selama 6 bulan. Apabila ibu primi sudah berhasil memberikan
ASI kepada bayi, maka pada persalinan berikutnya ibu yakin dapat membeikan
ASI. Penelitian ini yang menunjukkan kesesuaian dengan teori, dengan
melakukan pemijatan pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang
costae kelima-keenam akan merangsang hormone prolaktin dan oksitosin ,
sehingga ASI pun otomatis dapat lebih lancar. Selain memperlancar ASI pijat
oksitosin memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormone
oksitosin, mempertahankan produksi ASI.

3.3 Target atau sasaran dari metode speos


Target atau sasaran dari metode speos ini adalah ibu nifas dan ibu nifas yang
tidak keluar ASInya.

3.4 Dimana metode speos ini di lakukan


Metode ini biasanya di lakukan di Praktik mandiri bidan, di rumah sakit dan di
lakukan olehbidan- bidan yang bertugas pada saat itu.

3.5 Kapan baiknya metode speos ini dilakukan


Pijat dilakukan setiap hari dimulai hari ke 1 (1-6 jam post partum) s/d 4
minggu, lama pijat dimulai dengan 10 menit minggu I, kemudian dinaikkan 15
menit minggu ke II, lalu dievaluasi bila produksi ASI sedikit maka waktu pijat
dinaikkan sampai 20 menit dan dipertahankan sampai minggu ke IV, penilaian
produksi ASI dilakukan dengan cara memompa ASI, dengan menggunakan
pompa Pigeon (ml), ASI dipompa sebelum dan sesudah pemijatan setiap minggu
sampai dengan minggu ke 4, dipompa 2 jam sebelum bayi menyusui,
penimbangan berat badan bayi dilakukan setiap minggu bersamaan melakukan
pemompahan ASI.

3.6 Mengapa metode speos ini harus dilakukan kepada ibu nifas
Metode speos ini harus di lakukan kepada ibu nifas untuk meningkatkan
produksi ASI ( Air Susu Ibu ) agar produksi ASI ibulancar agar ibu bias
memberikan ASI ekslusif. ASI ekslusif bertujuan untuk menjamin pemenuhan hak
bayi untuk mendapatkan ASI ekslusif sejak lahir sampai berusia 6 bulan dengan
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga setiap ibu yang
melahirkan harus memberikan ASI ekslusif kepada bayi yang
dilahirkannya.Pengeluaran ASI merupakan suatu proses pelepasan hormon
oksitosin untuk mengalirkan air susu yang diproduksi melalui saluran payudara.

3.7 Bagaimana tata cara menggunakan metode speos


Tata cara menggunakan metode SPEOS pada ibu nifas antara lain:
3.7.1 Lakukan Pijat Endorphin
1. Intruksikan ibu untuk memejamkan mata dengan posisi berbaring
2. Anjurkan ibu untuk bernafas dengan rileks
3. Lakukan pijat endorphin dengan menyentuh kepala secara lembut
4. Lanjutkan usap-usap ringan pada daerah kepala dan wajah
dilanjutkan hingga ke leher dan lakukan tindakan berulang
5. Posisikan ibu dengan posisi duduk membungkuk sembari memeluk
bantal
6. Posisikan ibu dengan posisi duduk membungkuk sembari memeluk
bantal
7. Gosokkankedua telapak tangan agar hangat sebelum melakukan
tindakan selanjutnya
8. Lakukansentuhan ringan mulai dari kepala hingga ke punggung
diulangi kembali dari kepala menuju lengan atas, lengan bawah, dan
ketiak, kemudian diulangi kembali dari kepala menuju lengan,
dilanjutkan ke perut, kemudian ke paha bawah bagian dalam,
kembali ulangi dari daerah kepala dan lakukan berulang 5-6 kali.
9. Lanjutkan sentuhan ringan kepangkal paha dengan sangat lembut
menggunakan jari tangan dan ulangi kembali sentuhan ke daerah
perut menuju daerah paha dalam secara perlahan dan kembali ke
daerah kepala.
10. Gosok kembali telapak tangan agar hangat dan tempelkan pada
punggung klien
11. Basahi handuk dengan air hangat lalu tempelkan di punggung klien,
lakukan 2 kali

3.7.2 Lakukan Pijat Oksitosin


1. Menggunakan minyak VCO atau minyak yang alami agar tidak
memberikan efek samping terhadap kulit klien dan sebagai pelumas
saat melakukan pijat oksitosin
2. Tuangkan minyak pada telapak tangan lalu gosokkan kedua telapak
tangan dengan gerakan memutar
3. Gosok kembali kedua telapak tangan sampai terasa hangat
4. Usapkan tangan searah dengan tulang punggung klien
5. Berikan tekanan agar otot-otot klien menjadi rileks sebelum
dilakukan pijat oksitosin
6. Sebelum melakukan pijat oksitosin ada baiknya mengukur titik
tempat pijat oksitosin terlebih dahulu dengan cara mencari tulang
punggung klien, titiknya adalah satu jari diluar tulang punggung.
7. Gunakan jempol pada titik yang sudah ditentukan, berikan tekanan
dengan carame mutar jempol dimulai dari atas lalu perlahan turun
kebawah mendekati bagian bawah payudara
8. Jangan lepaskan pijatan, kembalikan tangan keatas lalu ulangi
gerakan
9. Tanyakan pada klien mengenai tekanan yang diberikan apakahn
yaman atau tidak, sambil tetap melakukan pijatan. Jika klien merasa
nyaman, lakukan pijatan berulang 10-15 kali
10. Gosok kembali kedua telapak tangan hingga terasa hangat kemudian
tempelkan pada punggung klien, gerakan ini dapat dilakukan
berulang sampai 5 kali hingga klien benar-benar merasa rileks
11. Bersihkan minyak yang ada dipunggung kliend engan menggunakan
waslap air hangat dan air dingin untuk merilekskan otot sehingga
mengurangi ketidak nyamanan pada ibu menyusui serta dapat
meningkatkan produksi ASI.
12. Setelah melakukan pijat oksitosin, posisikan klien pada posisi
rileksasi dan minta untuk menutup mata secara perlahan
3.7.3 Lakukan pemberian Sugesti atau afirmasi positif
1. Bantu klien secara psikologis.
2. Bangkitkan rasa percaya diri klien.
3. Cobalah membantu mengurangi rasa sakit dan rasa takut klien.
4. Gunakan kata-kata rileksasi yang membuat klien merasa tenang,
damai, serta kelembutan yang terasa di seluruh tubuh.
5. Bantu klien agar mempunyai pikiran dan perasan baik tentang
bayinya dengan mengimajinasikan bahwa bayinya menanti ASI dari
ibunya dengan dekapan.
6. Bantu klien agar memiliki afirmasi positif sehingga klien merasa
mampu menyusui bayinya dengan lancar, lebih mudah, dan
berbahagia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ibu nifas yang melakukan pijat speos dapat meningkatkan rata-rata produksi
ASI pada ibu nifas yang dilakukan metode SPEOS minggu I peningkatan ASI sampai
(96,50ml), pada minggu ke II peningkatan ASI sampai (18,50ml), dan pada minggu
Ke III peningkatan ASI sampai (16,53ml) dan pada minggu ke IV peningkatan ASI
sampai (17,37ml). Rata-rata peningkatan berat badan bayi setelah melakukan pijat
speos sangat signifikan Minggu I peningkatan berat badan bayi (-120gr), minggu ke
II peningkatan berat badan bayi (166,67gr), minggu ke III peningkatan berat badan
bayi (182gr), dan pada minggu ke IV terjadi peningkatan berat badan bayi sampai
(255gr). Ada berpengaruh Metode SPEOS terhadap roduksi ASI, rata-rata sebanyak
131,87ml dengan p 0,05. Ada pengaruh metode SPEOS terhadap produksi terhadap
peningkatan berat badan bayi pada ibu nifas, rata-rata sebanyak 483,30 gr dengan p
0,05. Usia dan nutrisi bukan faktor yang berpengaruh terhadap produksi ASI,
sedangkan IMD berpengaruh terhadap produksi ASI sebesar 38% sisanya adalah
faktor lain.
4.2 Saran
1. Ibu nifas dapat melaksanakan metode SPEOS mulai 6 jam nifas s/d minggu I
kelahiran untuk merangsang produksi ASI terutama ibu primi agar program ASI
ekslusif dapat tercapai, pemenuhan kebutuhan ASI bayi cukup dan berat badan bayi
cepat meningkat.
2. Menjadikan metode SPEOS sebagai protap perawatan yang dilakukan mulai 6 jam
pertama kelahiran sampai dengan I minggu nifas, sehingga target ASI ekslusif dapat
tercapai (Bayi sehat, tumbang berjalan dengan sempurna dan generasi penerus yang
cerdas).
3. Memasukkan intervensi metode SPEOS
kedalam paket pembayaran persalinan pada BPJS sebagai tambahan insentif bidan
4. Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini untuk melihat berapa
peningkatan kadar hormon oksitosin pada saat dilakukan metode SPEOS.
DaftarPustaka

Oleh De Nugraheni 2017 (di akses pada 05 Maret 2022)


file:///C:/Users/User/Downloads/384-1178-1-PB%20(4).pdf
Oleh E Elisa 2021 ( di akses pada 05 Maret 2022) file:///C:/Users/User/Downloads/120-
Article%20Text-206-1-10-20190913.pdf

Anda mungkin juga menyukai