Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

“PUSKESMAS SIDODADI”

Periode Oktober 2019 – Februari 2020

Disusun Oleh:

1. Dena Tria Andini


2. Sari Juliana Ariska
3. Arina Manasika
4. Nia Audina Hasibuan
5. Savira Masryani
6. Desi Arisandi

Pembimbing:

dr. Tuti Rahayu Bancin, M.KM

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PERIODE 2019-2020
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Waktu : Senin, 07 Oktober 2019

Tempat : Lingkungan I Sidomukti

Jenis Kegiatan : STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), monitoring ke rumah


warga dan memberikan stiker di tiap rumah

Definisi

Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah suatu pendekatan partisipatif
yang mengajak masyarakat untuk menganalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses
pemicuan, sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan
kebiasaan buang air besar mereka yang masih di tempat terbuka dan sembarang tempat.
Pendekatan yang dilakukan dalam STBM menimbulkan rasa malu kepada masyarakat tentang
kondisi lingkungannya yang buruk dan timbul kesadaran akan kondisi yang sangat tidak bersih
dan tidak nyaman di timbulkan. Dari pendekatan ini juga ditimbulkan kesadaran bahwa sanitasi
(kebiasaan BAB di sembarang tempat) adalah masalah bersama karena dapat berakibat kepada
semua masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan secara
bersama.

Tujuan

Tujuan Program Sanitasi Total adalah menciptakan suatu kondisi masyarakat (pada suatu
wilayah :

a) Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat


b) Mencuci tangan pakai sabun dan benar sebelum makan, setelah BAB, sebelum
memegang bayi setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan.
c) Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman
d) Mengelola sampah dengan baik
e) Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).
Rencana Kerja dan Indikator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

A. Rencana Kerja
Setiap pelaku pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat mengembangkan
rencana aksi serta pembinaannya untuk pencapaian sanitasi total yang disampaikan
kepada pemerintah daerah.
B. Indikator
1. Output
a) Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi
dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air
disembarang tempat.
b) Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di rumah tangga.
c) Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
tersedia fasilitas cuci tangan sehingga semua orang mencuci tangan dengan
benar.
d) Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
e) Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar
2. Outcome
Menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku.
DOKUMENTASI
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR

Waktu : Selasa, 08 Oktober 2019

Tempat : Puskesmas Sidodadi

Jenis Kegiatan : SELADA (Selasa Cerdas), penyuluhan Tentang Demam Berdarah


Dangue

Tujuan

Agar masyarakat memahami dan mempunyai sikap yang positif tentang pencegahan Demam
Berdarah Dengue yang dimulai dari pengertian, penyebab, cara penularan, ciri-ciri nyamuk
Aedes aegpti, tanda dan gejala, pencegahandan cara pemberantasan sarang nyamuk serta
pengobatan DBD

Definisi

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan olehvirus dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang sering menimbulkan wabahdan kematian dimana
vaksin untuk mencegahnya belum ditemukan.

Penyebab

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-born
envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk
aedes aegypti. Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang, telurnya dapat
bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila kelembaban terlalu rendah telur ini akan
menetas dalam waktu 4 hari, kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu 9
hari. Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100 butir.
Cara Penularan

Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penularan dapat terjadi bila ada
tiga faktor yang berperan yaitu manusia, virus dengue dan nyamuk aedes aegypti. Bila nyamuk
Aedes aegypti menggigit/ mengisap darah manusia penderita DBD,maka virus dengue ikut
terhisap dan akan berkembang biak dan menyebar keseluruh tubuh nyamuk termasuk pada
kelenjar liurnya. Bila nyamuk menggigit /mengisap darah orang yang sehat maka virus tersebut
akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Jika orang yang ditularkan tidak memiliki kekebalan
maka ia akan segera menderita DBD dalam waktu 7 hari.

Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk berwarna hitam dengan bercak putih di punggung. Hidup disekitar rumah dan
berkembang biak di tempat penampungan air dan tidak beralaskan tanah seperti bak mandi,
tempayan, drum, vas bunga dan barang-barang yang dapat menampung air seperti kaleng
kosong, ban bekas, pot penanaman air, tempat minuman burung dan lain-lain. Jarak terbang kira-
kira 100 meter. Istirahat ditempat gelap dan lembab. Menggigit manusia pada siang hari.

Gejala dan Tanda

Demam mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung 2 – 7 hari. Tanda-tanda perdarahan
seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas digigit nyamukKadang-kadang terjadi
mimisan, muntah darah dan bab berdarah. Kadang-kadangnyeri ulu hati karena perdarahan pada
lambung. Bila sudah parah penderitagelisah, ujung tangan dan kaki dingin, hal tersebut disebut
dengan syok.

Pencegahan dan Pemberantasan

Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan / pengasapan / fogging dengan


menggunakan insektisida. Fogging dilakukan di dalam maupun diluar rumah. Cara yang paling
tepat dan sederhana dengan memberantas jentik- jentik nyamuk Aedes aegypti di tempat
berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) DBD
secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.

PSN-DBD dapat dilakukan dengan cara :


1. Fisik
Cara ini dikenal dengan 3 M : menguras dan menyikat bak mandi, WC dan lain-lain,
menutup tempat penampungan air di rumah tangga seperti tempayan, drum dan lain-lain,
mengubur, menyingkirkan dan memusnakan barang-barang bekas seperti kaleng, ban,
barang plastic dan lain-lain.
2. Kimia
Cara memberantas jentik dengan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat
penampungan air yang sulit dikuras dan didaerah yang air besihnya sulit di dapat
sehingga perlu penampung air hujan. Takaran yang dipakai adalah 1 sendok makan peres
untuk 100 liter air.
3. Biologi
Cara memberantas jentik dengan cara memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan
kepala timah, ikan gupi, ikan cupang / tempalo dan lain-lain

Pengobatan

Beri minum sebanyak-banyaknya. Berikan kompres bila demam. Berikan obat penurun panas
misalnya parasetamol sesuai dengan dosis. Harus segera di bawa ke pelayanan kesehatan.
Laporkan segera ke Puskesmas terdekat untuk mendapatupaya penanggulangan seperti fogging
agar tidak terjadi penyebaran.
DOKUMENTASI
UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Waktu : Selasa, 08 Oktober 2019

Tempat : SD Negeri 017973 Kisaran

Jenis Kegiatan : CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)

Tujuan

Manfaat utama cuci tangan pakai sabun adalah melindungi diri dari berbagai penyakit menular.
Penyakit-penyakit tersebut antara lain Diare, Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan
kecacingan, infeksi kulit, infeksi mata, dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan lewat tangan
yang tidak bersih.

Definisi

CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) adalah suatu tindakan untuk menjaga kebersihan diri dengan
membersihkan tangan dan jari menggunakan sabun untuk membersihkan kuman-kuman
penyakit. Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang biasa
dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci tangan pakai
sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah
penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan
peningkatan cuci tangan tersebut.

Kapan harus cuci tangan

Ada 5 waktu untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saatsaat sebagai
berikut:

a) Sebelum makan
b) Sebelum menghidangkan makanan
c) Sebelum memberi makan kepada bayi/balita
d) Setelah buang air besar / buang air kecil / Setelah menceboki bayi / anak
e) Setelah memegang unggas/hewan
Bahaya Jika Tidak Mencuci Tangan

Disamping manfaat secara kesehatan yang telah terbukti, banyak orang tidak melakukannya
sesering yang seharusnya bahkan setelah ke kamar mandi. Jika tidak mencuci tangan memakai
sabun, kita dapat menginfeksi diri sendiri terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung atau
mulut. Dan kita juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain dengan menyentuh mereka atau
dengan menyentuh permukaan yang mereka sentuh juga seperti handel pintu. Penyakit infeksi
umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan termasuk demam biasa (common cold), flu
dan beberapa kelainan sistem

Cara Cuci Tangan Pakai Sabun :

a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan gunakan sabun dan gosok hingga
berbusa
b) Menggosok telapak tangan secara bersamaan
c) Menggosok punggung kedua tangan
d) Jalinkan kedua telapak tangan lalu digosok-gosokkan
e) Tautkan jari-jari antara kedua telapak tangan secara berlawanan
f) Gosok ibu jari secara memutar dilanjutkan dengan daerah antara jari telunjuk dan ibu jari
secara bergantian
g) Gosok ujung jari pada telapak tangan secara bergantian
DOKUMENTASI
UPAYA KIA DAN KB

Waktu : Kamis, 10 Oktober 2019

Tempat : Posyandu Sidodadi

Jenis Kegiatan : Imunisasi Kegiatan Posyandu Balita

Tujuan

a) Mempertinggi daya tahan tubuh agar anak tidak terkena infeksi


b) Mencegah penyakit agar tidak muncul kembali
c) Melindungi bayi dari berbagai penyakit misalnya tuberculosis, campak, polio, hepatitis B
dan sebagainya
d) Melindungi tubuh agar tetap sehat
e) Mempertahankan kekebalan tubuh agar tidak mudah terpapar penyakit
f) Melindungi tubuh agar tidak mudah menular terhadap penyakit

Definisi

Imunisasi merupakan usaha memberi kekebalan kepada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG,
DPT, Campak.

Jenis – Jenis Imunisasi

Yang dianjurkan:

1. BCG (Basillus Calmette-Guerin)


2. Hepatitis B
3. DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus)
4. Polio
5. Campak
Yang disarankan:

1. MMR (Measles/Campak, Mumps/Parotitis, Rubella)


2. Hib (Heamophilus Influenza b)
3. Demam Typhoid
4. Hepatitis A

Efek Samping Imunisasi

Pemberian vaksin dapat disertai efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI),
antara lain demam ringan sampai tinggi, nyeri dan bengkak pada area bekas suntikan, dan agak
rewel. Namun demikian, reaksi tersebut akan hilang dalam 3-4 hari. Bila anak mengalami KIPI
seperti di atas, Anda dapat memberi kompres air hangat, dan obat penurun panas tiap 4 jam.
Cukup pakaikan anak baju yang tipis, tanpa diselimuti. Di samping itu, berikan ASI lebih sering,
disertai nutrisi tambahan dari buah dan susu. Bila kondisinya tidak membaik, segera periksakan
anak ke dokter.

Selain reaksi di atas, sejumlah vaksin juga dapat menimbulkan reaksi alergi parah hingga kejang.
Namun demikian, efek samping tersebut tergolong jarang. Penting diingat bahwa manfaat
imunisasi pada anak lebih besar dari efek samping yang mungkin muncul. Penting untuk
memberitahu dokter bila anak pernah mengalami reaksi alergi setelah pemberian vaksin. Hal ini
guna mencegah timbulnya reaksi berbahaya, yang bisa disebabkan oleh pemberian vaksin
berulang.
DOKUMENTASI
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR

Waktu : Jumat, 11 Oktober 2019

Tempat : Puskesmas Sidodadi

Jenis Kegiatan : PROLANIS (Program Lanjut Usia), Penyuluhan tentang Hipertensi

Tujuan

Definisi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah dengan jangka waktu
yang lama dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal, jantung dan otak apabila tidak dilakukan
pengobatan secara dini. Prevalensi hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar
25,8% dengan orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis sedangkan 2/3
tidak terdiagnosis dan 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi dengan memiliki
kebiasaan meminum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita
hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi.

Faktor Resiko

Faktor risikonya adalah:

1. Usia: risiko meningkat seiring dengan pertambahan usia


2. Riwayat Kesehatan Keluarga: orang cenderung lebih mudah untuk menderita
3. hipertensi jika ada anggota keluarganya yang pernah menderita penyakit yang sama
sebelumnya
4. Berat: kelebihan berat badan atau obesitas
5. Pola Makan: terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan untuk jangka waktu yang
lama
6. Gaya hidup: merokok, minum, stres, dan kurang olahraga
Pembagian Hipertensi

Pencegahan Hipertensi

Mengurangi dan memodifikasi faktor resiko dengan :

1. Tidak merokok
2. Olahraga / aktivitas fisik secara teratur
3. Pola makanan sehat dan seimbang

Batasan konsumsi garam untuk hipertensi :

a) Hipertensi ringan : ½ sendok teh perhari


b) Hipertensi sedang : ¼ sendok teh perhari
c) Hipertensi berat : Tampa garam
d) Melakukan kesehatan secara rutin
DOKUMENTASI
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN
TIDAK MENULAR

Waktu : Jumat, 11 Oktober 2019

Tempat : Kelurahan Bunut Barat

Jenis Kegiatan : Penyelidikan Epidemiologi P2P DBD

Definisi

Dalam upaya kewaspadaan dini dan respon kejadian penyakit DBD tentunya perlu dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi DBD yang bertujuan untuk mengetahui potensi penularan dan
penyebaran DBD lebih lanjut serta tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah
sekitar tempat tinggal penderita.

Setelah menemukan/menerima laporan adanya penderita DBD, petugas Puskesmas/Koordinator


DBD segera mencatat dalam Buku Catatan Harian. Menyiapkan peralatan survei seperti
tensimeter, senter, formulir PE, dan surat tugas. Memberitahukan kepada Lurah/Kades dan Ketua
RW/RT setempat bahwa di wilayahnya ada tersangka/penderita DBD dan akan dilaksanakan PE.

Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi (PE) sebagai berikut :

1. Petugas Puskesmas memperkenalkan diri dan selanjutnya melakukan wawancara dengan


keluarga, untuk mengetahui ada tidaknya penderita infeksi dengue lainnya (sudah ada
konfirmasi dari RS atau unit yankes lainnya), dan penderita demam saat itu dalam kurun
waktu 1 minggu sebelumnya
2. Bila ditemukan penderita demam tanpa sebab yang jelas, dilakukan pemeriksaan kulit
(petekie), dan uji torniquet untuk mencari kemungkinan adanya suspek infeksi dengue
3. Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air (TPA) dan tempat-tempat
lain yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes baik di dalam maupun
di luar rumah/bangunan
4. Kegiatan PE dilakukan dalam radius 100 meter dari lokasi tempat tinggal penderita
5. Bila penderita adalah siswa sekolah dan pekerja, maka selain dilakukan di rumah
penderita tersebut, PE juga dilakukan di sekolah/tempat kerja penderita
6. Hasil pemeriksaan adanya penderita infeksi dengue lainnya dan hasil pemeriksaan
terhadap penderita suspek infeksi dengue dan pemeriksaan jentik dicatat dalam formulir
PE
7. Hasil PE segera dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang untuk
tindak lanjut lapangan dikoordinasikan dengan Kades/Lurah setempat
8. Bila hasil PE positif (Ditemukan 1 atau lebih penderita infeksi dengue lainnya dan/atau
>3 penderita suspek infeksi dengue, dan ditemukan jentik (>5%), dilakukan
penanggulangan fokus (fogging fokus, penyuluhan PSN 3M Plus dan larvasida selektif,
sedangkan bila negatif dilakukan PSN 3M Plus, larvasida selektif dan penyuluhan
DOKUMENTASI
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN
TIDAK MENULAR

Waktu : Sabtu, 12 Oktober 2019

Tempat : Kelurahan Bunut Barat

Jenis Kegiatan : Fogging DBD

Tujuan

Untuk menyebarkan pestisida ke udara/lingkungan melalui asap yang diharapkan dapat


membunuh nyamuk dewasa (yang infektif), sehungga rantai penularan DHF bisa diputuskan dan
populasinya secara keseluruhan akan menurun.

Definisi

Fogging merupakan salah satu kegiatan penanggulangan DBD (Demam Berdarah Dengue) yang
dilaksanakan pada saat terjadi penularan DBD melalui penyemprotan insektisida daerah sekitar
kasus DBD yang bertujuan memutus rantai penularan penyakit. Sasaran fogging adalah rumah
serta bangunan dipinggir jalan yang dapat dilalui mobil di desa endemis tinggi. Cara ini dapat
dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa maupun larva. Pemberantasan nyamuk dewasa
tidak dengan menggunakan cara penyemprotan pada dinding (resisual spraying) karena nyamuk
Aedes aegypti tidak suka hinggap pada dinding, melainkan pada benda-benda yang tergantung
seperti kelambu pada kain tergantung.

Fogging dilaksanakan dalam bentuk yaitu :

a) Fogging Fokus adalah pemberantasan nyamuk DBD dengan cara pengasapan terfokus
pada daerah tempat ditemukannya tersangka / penderita DBD
b) Fogging Massal adalah kegiatan pengasapan secara serentak dan menyeluruh pada saat
terjadi KLB DBD.
Tata Laksana Fogging

1. Fogging dilaksanakan sebanyak 2 putaran dengan interval minggu oleh petugas dalam
radius 200 meter untuk penanggulangan focus dan untuk penanggulangan fokus untuk
KLB meliputi wilayah yang dinyatakan sebahai tempat KLB DBD.
2. Fogging dilaksanakan oleh petugas kesehatan atai pihak swasta yang telah menjadi
anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia) dan harus
mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Selain itu khusus untuk
fogging fokus dapat dilakukan oleh masyarakat dengan tenaga terlatih dibawah
pengawasan Puskesmas yang telah memperoleh izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota.

Dampak Pelaksanaan Fogging

Bahan yang digunakan dalam fogging merupakan jenis insektisida untuk membunuh serangga
dalam hal ini adalah nyamuk. Insektisida tersebut merupakan racun yang dapat mematikan, maka
dalam penggunaannya harus lebih bersikap hati-hati. Fogging tidak hanya memberikan dampak
positif dalam pengandalian nyamuk Aedes aegypti namun disisi lain juga menghasilkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat, misalnya pencemaran air, tanah, udara,
terbunuhnya organisme non target, dan resiko bagi orang, hewan dan tumbuhan.
DOKUMENTASI
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR

Waktu : Senin, 14 Oktober 2019

Tempat : Puskesmas Pembantu (PUSTU) kecamatan Kisaran Barat.

Jenis Kegiatan : Penyuluhan Tentang Keputihan dan Pemeriksaan HIV pada Ibu
Hamil

Tujuan

1. Agar masyarakat mengetahui lebih luas tentang keputihan


2. Memahami tentang pengertian keputihan
3. Jenis jenis keputihan
4. Dapat mengenal gejala keputihan
5. Dapat mengerti kecurigaan terhadap gejala keputihan
6. Memahami akibat keputihan
7. Memahami cara mencegah keputihan

Definisi

Keputihan atau Flour albus adalah keluarnya cairan berwarna putih pada vagina. Kondisi ini
sering ditemukan pada banyak wanita terutama pada menstruasi, masa kehamilan, hingga
menopause. Keputihan normal disebabkan oleh perubahan hormon pada wanita. Namun, tidak
semua keputihan adalah normal. Beberapa penyakit seperti infeksi menular seksual perlu
diwaspadai karena dapat menimbulkan penyebaran infeksi ke saluran reproduksi dan organ-
organ sekitarnya. Kondisi ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang lama dan dapat
menimbulkan keluarnya cairan bening yang berbau busuk serta rasa gatal dan nyeri. Cairan yang
keluar akibat infeksi pada vagina harus segera ditangani.

Penyebab

Keputihan disebabkan karena infeksi akibat jamur Candida albicans. Ciri khas dari infeksi jamur
yaitu rasa gatal diarea organ kewanitaan. Gatal dirasakan terutama jika seseorang berkeringat
atau melakukan aktivitas. Jamur tersebut dapat tumbuh di dalam pernapasan, pencernaan, dan
pada kemaluan wanita. Faktor fisiologis pada masa kehidupan wanita mempengaruhi jamur ini
untuk menyebabkan infeksi. Alat kelamin yang tidak bersih mudah sekali menyebabkan infeksi
terutama keputihan. Menggunakan celana dalam berkali-kali juga menjadi dampak timbulnya
kondisi ini.

Kelelahan dapat menganggu keseimbangan hormon dan menurunkan imunitas tubuh seseorang
sehingga flora normal pada vagina akan mengalami penurunan atau perkembangan yang
berlebihan. Beban kerja dan pikiran yang berat dapat menyebabkan stres sehingga adrenalin
dapat meningkat. Hormon estrogen ke vagina akan berkurang dan menghambat produksi asam
laktat dan menimbulkan perkembangan infeksi.

Pada keputihan abnormal, infeksi lain yang menyebabkan keputihan adalah Trichomonas
vaginalis. Keputihan pada masa menstruasi dan kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis
yang normal. Cairan bening yang keluar pada masa menstruasi disebabkan karena hormon
estrogen yang di produksi pada ovarium selama proses ovulasi dengan mengeluarkan cairan
bening dan kental yang tidak berbau.

Gejala

Saat keputihan terjadi, sebenarnya tidak banyak gejala yang muncul. Keluarnya cairan bening
adalah tanda utama bahwa anda mengalami keputihan. Gejala yang ditemukan pada keputihan
normal yaitu:

1. Keluar cairan putih atau bening


2. Keputihan saat Anda hamil
3. Keputihan karena Anda mengkonsumsi pil kb atau menggunakan kb suntik
4. Keputihan menjelang menopause

Pada kondisi keputihan abnormal gejala yang sering muncul yaitu:

a) Cairan yang berbau busuk atau apek


b) Cairan berwarna hijau, putih, kekuningan, seperti susu pecah
c) Disertai gatal atau nyeri
d) Demam
e) Rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual
f) Pencegahan dan Pengobatan Keputihan pada Kehamilan

Sebelum masalah ini terjadi, kita perlu mencegah agar infeksi jamur dan bakteri tidak
berkembang di dalam tubuh kita. Infeksi yang berkembang tentu saja akan menimbulkan gejala
yang tidak nyaman dan berkepanjangan. Beberapa cara yang mudah untuk mencegah keputihan
pada kehamilan yaitu :

a) Minum Air yang Banyak


b) Menjaga Kebersihan Vagina
c) Tidak memakai celana yang terlalu ketat
d) Rajin mengganti pembalut
e) Kurangi stress
f) Membersihkan vagina dari depan ke belakang
g) Gunakan kondom sekali pakai saat Anda melakukan hubungan seksual untuk mencegah
penularan infeksi penyakit kelamin.
h) Air putih berguna untuk melancarkan pembuangan sisa cairan dan toksin di dalam tubuh.
Saat anda buang air kecil, maka infeksi dan bakteri perlahan akan terbuang bersama air
seni.
i) Jaga vagina anda agar tetap kering. Vagina yang dibiarkan lembab dan basah
mengundang pertumbuhan infeksi jamur dan bakteri dengan cepat.
j) Celana yang ketat dapat menyebabkan vagina menjadi lembab sehingga meningkatkan
kumpulan bakteri dan menyebabkan infeksi.
k) Darah yang keluar dari vagina saat menstruasi banyak mengandung infeksi bakteri.
Disarankan untuk mengganti pembalut minimal 3 kali sehari agar vagina tetap kering.
l) Mengurangi beban pikiran melancarkan stabilitas hormon sehingga dapat mengurangi
perkembangan infeksi

Pengobatan untuk keputihan didasari dengan tatalaksana pada penyakit jamur akibat Candida
albicans. Beberapa obat yang dapat menghilangkan keputihan sekaligus menyembuhan
keputihan akibat infeksi menular seksual yaitu menggunakan antijamur seperti miconazol,
terconazole, fluconazole atau, Nistatin. Obat anti jamur ini dapat berupa tablet, krim,
supposutoria (dimasukkan ke dalam anus atau vagina). Pemilihannya tergantung kondisi infeksi.
Keputihan dapat terjadi secara normal dan abnormal sesuai dengan gejala dan riwayat yang
terjadi. Kebersihan merupakan cara utama agar kita terhindar dari keputihan terutama pada masa
kehamilan.

Pemerintah sendiri telah mewajibkan pemeriksaan HIV pada wanita hamil sejak 2013. Kegiatan
ini menjadi bagian program Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). Buat
menekan jumlah penderita Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) karena HIV,
pemerintah terus mengampanyekan bahaya perilaku seks bebas dan konsumsi narkoba. Bagi
yang sudah terpapar virus HIV, pemerintah telah memiliki program pemberian obat antiretroviral
(ARV) untuk menekan jumlah virus dan meningkatkan imunitas pasien. Penularan HIV dapat
terjadi melalui kontak kulit dengan cairan tubuh termasuk darah, air mani, air susu ibu, dan
cairan vagina orang dengan virus HIV.

Sering bergonta-ganti pasangan dan sering bertukar jarum suntik merupakan risiko terjadinya
HIV. Ketika hamil, ibu hamil dapat menularkan virus ini melalui ari-ari, saat proses persalinan
ataupun melalui air susu ibu. Oleh sebab itu, ibu hamil yang terkena HIV harus mendapatkan
pengobatan. Saat HIV masuk ke dalam peredaran darah, virus dapat menginvasi dan membunuh
sel CD4, yakni sel penting pada sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika sel ini mengalami
kerusakan, tubuh akan lebih mudah terserang penyakit. Butuh waktu hingga tahunan sebelum
muncul gejala HIV, sehingga sering kali HIV pada ibu hamil baru diketahui setelah dilakukan
skrining. Oleh sebab itu, sebaiknya skrining HIV dilakukan sedini mungkin pada semua wanita
hamil. Pada kenyataannya, gejala HIV pada ibu hamil tak berbeda dengan gejala HIV pada
umumnya.
DOKUMENTASI
UPAYA KIA DAN KB

Waktu : Selasa, 15 Oktober 2019

Tempat : Puskesmas Pembantu (PUSTU) Tegal Sari Kisaran

Jenis Kegiatan : Penyuluhan Tentang Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil

Tujuan

a) Untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil


b) Menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan
c) Mempersiapkan ibu untuk masa nifas dan pemberian ASI eksklusif

Definisi

Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil untuk
mendiagnosis komplikasi obstetri serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup,
kehamilan dan persalinan. Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama
(sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 14-28
minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan setelah 36 minggu usia
kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami atau anggota keluarga. Kunjungan
pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu. Pada tahun 2015, hampir
seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan kehamilan pertama (K1)
dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi
minimal 4 kali.

Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI
yang terdiri dari :

A. Kunjungan Pertama
1. Catat identitas ibu hamil
2. Catat kehamilan sekarang
3. Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4. Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5. Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
6. Pemeriksaan obstetric
7. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8. Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya
serta obat-obatan khusus atas indikasi
9. Penyuluhan/konseling

Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena
itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:

a) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu)


b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28)
c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36)
d) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin
tidak bergerak lebih dari 12 jam.

Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T”

a. (Timbang) berat badan


b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
DOKUMENTASI
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Waktu : Rabu, 16 Oktober 2019

Tempat : Puskesmas Pembantu (PUSTU) Kisaran Kota

Jenis Kegiatan : Penyuluhan Tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil yang Harus di
Penuhi

Tujuan

1. Setelah diberikan penyuluhan ibu hamil dapat memahami tentang gizi seimbang untuk
ibu hamil.
2. Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :
a) Menjelaskan pengertian tentang gizi seimbang untuk ibu hamil.
b) Menguraikan manfaat makanan bergizi untuk ibu hamil
c) Menyebutkan akibat bila ibu hamil kekurangan gizi.
d) Menyebutkan makanan yang baik untuk ibu hamil.
e) Menyebutkan jenis makanan yang bergizi

Definisi

Gizi seimbang ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur dalam susunan yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu
hamil. Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai
sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat
pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan
nutrien meningkat secara proporsional.

Akibat bila ibu hamil kekurangan gizi

1. Pengaruh untuk ibu hamil :


a. Ibu lemah dan kurang nafsu makan
b. Perdarahan dalam masa kehamilan
c. Kemungkinan terjadi infeksi tinggi
d. Anemia/kurang darah
2. Pengaruh waktu persalinan
a. Persalinan sulit dan lama
b. Persalinan sebelum waktunya (premature)
c. Perdarahan setelah persalinan
3. Pengaruh pada janin
a. Keguguran
b. Bayi lahir mati
c. Cacat bawaan
d. Anemia pada bayi
e. Berat badan lahir rendah

Makanan yang baik bagi ibu hamil

1. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk dan sayur serta buah-buahan.
2. Makan lebih banyak dari biasanya oleh karena diperlukan bagi bayi yang
dikandungnya.
3. Hindari pantangan makanan, kecuali atas petunjuk dokter.
4. Bila nafsu makan berkurang :
a. Makan dengan porsi kecil tapi sering.
b. Makanan dibuat berganti-ganti.
c. Memilih makanan yang paling disukai.

Jenis makanan yang bergizi

1. Zat tenaga : Makanan yang mengandung zat tenaga, antara lain : mie, kentang,
singkong, jagung, roti dan sagu.
2. Zat pembangun : Makanan yang mengandung zat pengatur antara lain: tempe, tahu,
ikan asin, udang, telur, ayam, daging, hati, kacang hijau, dll.
3. Zat pengatur : Makanan yang mengatur zat pengatur antara lain : kangkung, daun
singkong, bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, pepaya, nangka, mangga, dll.
Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan selama hamil,
antara lain:

1. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan, susu


berlemak dan makanan yang sudah tidak segar.
2. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
4. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.
5. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.
6. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kool, kubis
dan lain-lain.
7. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.
8. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.
DOKUMENTASI
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Waktu : Senin, 21 Oktober 2019

Tempat : Lingk. I, II, III Kelurahan Kisaran Baru, Kecamatan Kisaran Barat

Jenis Kegiatan : Penyuluhan Hubungan Stunting dengan Buang Air Besar


Sembarangan pada Kegiatan Pemicuan Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Lingkungan I, II, III Kelurahan Kisaran Baru

Tujuan

1. Setelah diberikan penyuluhan masyarakat dapat memahami tentang sanitasi dan perilaku
buang air besar sembarangan.
2. Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :
a) Menjelaskan tentang buruknya perilaku buang air besar sembarangan.
b) Menguraikan hubungan stunting dengan buang air besar sembarangan.
c) Menjelaskan tentang pengertian stunting.
d) Menjelaskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting.

Definisi

Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman menjadi
penyebab banyaknya kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Di Indonesia, pemerintah
dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadikan perbaikan sanitasi dan air bersih
menjadi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang harus dicapai..

Hubungan stunting sengan buang air besar sembarangan

Studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2007 menunjukkan jika setiap anggota
keluarga dalam suatu komunitas melakukan 5 pilar STBM akan dapat menurunkan angka
kejadian diare sebesar 94%. Penyakit akibat sanitasi yang buruk seperti gangguan saluran
pencernaan membuat energi untuk pertumbuhan tubuh menjadi teralihkan, sehingga tubuh
kurang mampu menghadapi penyakit infeksi.
Sanitasi juga berkaitan erat dengan stunting. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menyatakan 1 dari 3 anak Indonesia menderita stunting. Akses terhadap sanitasi yang baik
berkontribusi dalam penurunan stunting sebesar 27%. Jika intervensi yang terfokus pada
perubahan perilaku dalam sanitasi dan kebersihan dapat menyebabkan potensi stunting
berkurang.

Pengertian Stunting

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam
waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi
badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi tubuh anak yang
pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya,
sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.
Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil
pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya,
politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang
sebenarnya bisa dicegah.

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh masyarakat dalam pencegahan stunting antara lain:

1. Pola Makan
Istilah ''Isi Piringku'' dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan
buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani)
dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.
2. Pola Asuh dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita antara lain :
a. Edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal
keluarga
b. Calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan
stimulasi bagi janin
c. Memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan
d. ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping
ASI
e. Pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap
bulan
f. Berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui
imunisasi
3. Sanitasi dan Akses Air Bersih
Rendahnya akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman
penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air
mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
DOKUMENTASI
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN
TIDAK MENULAR

Waktu : Selasa, 22 Oktober 2019

Tempat : Puskesmas Sidodadi

Jenis Kegiatan : SELADA (Selasa Cerdas), penyuluhan Tentang Demam Berdarah


Dangue

Tujuan

Agar masyarakat memahami tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue yang dimulai dari
pengertian, penyebab, ciri-ciri nyamuk Aedes aegpti, siklus hidup, cara berkembang biak
nyamuk, cara penularan, tanda dan gejala, tanda bahaya, penanganan pertama di rumah,
pencegahan dan cara pemberantasan sarang nyamuk.

Definisi

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang ditandai dengan panas (demam)
disertai pendarahan yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah.

Penyebab

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-born
envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk
aedes aegypti.

Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk berwarna hitam dengan bercak putih di punggung. Hidup disekitar rumah dan
berkembang biak di tempat penampungan air dan tidak beralaskan tanah seperti bak mandi,
tempayan, drum, vas bunga dan barang-barang yang dapat menampung air seperti kaleng
kosong, ban bekas, pot penanaman air, tempat minuman burung dan lain-lain. Jarak terbang kira-
kira 100 meter. Istirahat ditempat gelap dan lembab. Menggigit manusia pada siang hari.

Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang, telurnya dapat bertahan
berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam
waktu 2 hari, kemudian untuk menjadi larva atau jentik nyamuk dalam waktu 3-10 hari, setelah
itu larva menjadi pupa dalam waktu 11-15 hari, kemudian menjadi nyamuk dewasa ini
memerlukan waktu 15-23 hari. Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari dapat
bertelur 100 butir.

Cara Berkembang Biak Nyamuk Aedes Aegypti

 Telur nyamuk dapat bertahan 6 bulan dalam kondisi kering dan akan menetas setelah
terken air bersih
 Nyamuk Aedes aegypti aktif pada pagi hari dan sore hari, pukul 09.00-11.00 dan pukul
15.00-18.00
 Nyamuk akan meletakkan telurnya di dinding wadah air yang bersih, kolam, bak mandi,
kaleng, botol bekas, tempurung kelapa, hingga ban bekas.
 Nyamuk Aedes aegypti menyenangi tempat gelap dan tumpukan pakaian yag digantung
sebagai tempat istirahat

Cara Penularan

Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penularan dapat terjadi bila ada
tiga faktor yang berperan yaitu manusia, virus dengue dan nyamuk aedes aegypti. Bila nyamuk
Aedes aegypti menggigit/ mengisap darah manusia penderita DBD, maka virus dengue ikut
terhisap dan akan berkembang biak dan menyebar keseluruh tubuh nyamuk termasuk pada
kelenjar liurnya. Bila nyamuk menggigit /mengisap darah orang yang sehat maka virus tersebut
akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Jika orang yang ditularkan tidak memiliki kekebalan
maka ia akan segera menderita DBD dalam waktu 7 hari.
Gejala dan Tanda

Demam mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung 2 – 7 hari, kurang nafsuk makan, nyeri
pada persendian, sakit kepala, nyeri perut, dan mual, serta muntah.

Tanda Bahaya

Tanda-tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti bekas digigit nyamuk.
Kadang-kadang terjadi mimisan, perdarahan di gusi, muntah darah dan bab berdarah. Kadang-
kadang nyeri ulu hati karena perdarahan pada lambung. Bila sudah parah penderita gelisah,
penderita tidak sadar, ujung tangan dan kaki dingin, hal tersebut disebut dengan syok.

Penanganan Pertama di Rumah

 Minum air mineral 1,5-2 liter


 Mengurangi gejala demam dengan meminum obat penurun panas
 Amati tanda bahaya
 Jika ditemukan segera membawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat

Pencegahan dan Pemberantasan

Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan / pengasapan / fogging dengan


menggunakan insektisida. Fogging dilakukan di dalam maupun diluar rumah. Cara yang paling
tepat dan sederhana dengan memberantas jentik- jentik nyamuk Aedes aegypti di tempat
berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) DBD
secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.

PSN-DBD dapat dilakukan dengan cara :

1. Fisik
Cara ini dikenal dengan 3 M : menguras dan menyikat bak mandi, WC dan lain-lain,
menutup tempat penampungan air di rumah tangga seperti tempayan, drum dan lain-lain,
mengubur, menyingkirkan dan memusnakan barang-barang bekas seperti kaleng, ban,
barang plastic dan lain-lain.
2. Kimia
Cara memberantas jentik dengan menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat
penampungan air yang sulit dikuras dan didaerah yang air besihnya sulit di dapat
sehingga perlu penampung air hujan. Takaran yang dipakai adalah 1 sendok makan peres
untuk 100 liter air.
3. Biologi
Cara memberantas jentik dengan cara memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan
kepala timah, ikan gupi, ikan cupang / tempalo dan lain-lain
DOKUMENTASI
UPAYA PROMOSI KESEHATAN dan PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Waktu : Senin, 22 Oktober 2019

Tempat : SD Al-Washliyah 80 Kisaran

Jenis Kegiatan : Penyuluhan tentang Gigi Berlubang (Karies), Pemeriksaan Gigi dan
Mulut, serta Praktek Sikat Gigi pada Kegiatan Bimbingan Dokter Kecil UKGS (Unit
Kesehatan Gigi Sekolah) di SD Al-Washliyah 80 Kisaran

Tujuan

1. Setelah diberikan penyuluhan dokter kecil dapat memahami tentang gigi berlubang
(karies).
2. Setelah diberikan penyuluhan diharapkan dapat :
a) Menjelaskan tentang definisi gigi berlubang.
b) Menjelaskan tentang penyebab gigi berlubang.
c) Menjelaskan tentang bagaimana proses terjadinya gigi berlubang.
d) Menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat mencegah gigi berlubang.
e) Mengetahui cara menyikat gigi yang baik dan benar.

Definisi

Gigi merupakan jaringan tubuh keras yang memiliki fungsi untuk mengunyah, berbicara, dan
memperindah wajah (Suryawati, 2010). Struktur gigi berlapis-lapis mulai dari email yang sangat
keras, dentin (tulang gigi) yang berada di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah,
pembuluh saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Jika tidak dilakukan perawatan dengan
baik, gigi akan mudah sekali mengalami kerusakan.

Penyebab gigi berlubang

Karbohidrat seperti sukrosa yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi dikenal
dengan sebutan makanan kariogenik. Pada umumnya anak usia tersebut mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang manis atau yang mengandung gula murni seperti permen, cokelat,
dan donat. Konsumsi karbohidrat yang mudah terfermentasi, terutama sukrosa yang berlebihan
mempunyai efek pada integritas dan kekuatan gigi seseorang.

Proses terjadinya gigi berlubang

Pada keadaan normal, bakteri dalam rongga mulut ada pada semua orang dan bila berinteraksi
dengan karbohidrat yang kemudian terjadi fermentasi akan dihasilkan asam. Gigi yang berada
dalam kondisi asam terus menerus akan menyebabkan terjadinya proses demineralisasi pada
permukaan email gigi. Oleh karena setiap gigi membentuk plak setiap hari maka untuk
mencegah terjadinya plak sebaiknya setiap orang harus membatasi konsumsi karbohidrat
terfermentasi.

Hal-hal yang yang dapat mencegah gigi berlubang antara lain:

1. Memelihara kebersihan mulut (menghilangkan plak dan bakteri). Memelihara kebersian


mulut dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satu cara yang paling efektif adalah
dengan menggosok gigi secara rutin.
2. Memperkuat gigi (dengan Flour). Cara memperkuat gigi dengan menggunakan pasta gigi
yang mengandung flour.
3. Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket. Makanan yang kita makan
merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh kita namun beberapa makanan mungkin
tidak cocok untuk kesehatan gigi dan mulut kita, sebenarnya bukan tidak boleh namun
apabila kita mengkonsumsi makanan manis dan lengket sebaiknya setelah itu langgung
menggosok gigi dengan bersih agar sisa-sisa dari makanan tersebut tidak menempel pada
sela-sela gigi yang akan mempercepat terjadinya proses karies dan berbagai penyakit
mulut lainnya.
4. Membiasakan konsumsi makanan berserat dan menyehatkan gigi. Makanan serat selain
bagus untuk kesehatan tubuh juga bagus untuk kesehatan gigi dan mulut.

Cara menyikat gigi yang baik dan benar, yaitu :

1. Langkah pertama dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan menyiapkan
pasta gigi dan sikat gigi. Anda dapat memilih sikat gigi dan pasta gigi yang tepat untuk
gigi Anda dengan menyesuaikan ukuran kepala sikat gigi dengan lebar mulut Anda.
Kepala sikat gigi yang berukuran kecil dapat lebih mudah untuk menjangkau
sudut mulut bagian dalam. Tidak hanya sikat gigi, Anda juga harus memilih pasta gigi
yang cocok untuk tipe gigi Anda. Jika Anda memiliki gigi sensitif maka pilih pasta gigi
khusus untuk gigi sensitif dan jika gigi Anda termasuk gigi yang normal maka Anda
dapat memilih pasta gigi yang mengandung fluoride.
2. Tidak hanya bagian gigi yang perlu dibersihkan, tetapi Anda juga perlu menyikat bagian
gusi dan lidah. Sebelum menyikat gigi, sebaiknya menyikat lidah terlebih dahulu.
Menyikat lidah memiliki tujuan untuk menghilangkan bakteri anaerob yang dapat
menyebabkan bau tidak sedap pada mulut. Saat menyikat lidah sebaiknya jangan terlalu
ditekan karena bisa melukai lidah dan dapat meningkatkan rasa mual.
3. Gunakan pasta gigi (odol) pada gosok gigi secukupnya. Jika pasta gigi sudah menempel
pada sikat gigi, Anda dapat membaginya ke beberapa bagian mulut yakni ke bagian kiri,
kanan, dan depan gigi supaya pasta gigi tidak hanya berkumpul pada satu tempat saja.
4. Langkah menyikat gigi selanjutnya adalah dengan meletakkan bulu sikat gigi pada
permukaan gigi dengan membentuk sudut 45 derajat. Mulailah menyikat gigi geraham
atas, lalu bergerak membersihkan gigi belakang di salah satu sisi mulut. Lakukan gerakan
tersebut melingkar dari atas ke bawah selama sekitar 20 detik untuk setiap bagian gigi.
5. Tidak hanya bagian depan gigi saja, tetapi permukaan belakang gigi juga harus
dibersihkan. Anda dapat memegang sikat gigi secara vertikal atau menggunakan ujung
kepala sikat gigi Anda dan sikat dengan gerakan melingkar secara perlahan dari tepi gusi
sampai seluruh bagian belakang gigi. Lakukan gerakan ini berulang sebanyak 2-3 kali
hingga bersih.
6. Setelah selesai menggosok gigi, jangan lupa untuk membilas atau berkumur dengan air
atau obat kumur khusus. Hal ini bertujuan untuk melengkapi proses pembersihan gigi.
Lakukan secara rutin agar gigi dan mulut Anda tetap dapat terjaga dengan baik.
DOKUMENTASI
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN
TIDAK MENULAR

Waktu : Rabu, 23 Oktober 2019

Tempat : Pesantren Daar Al-Ulum Kisaran

Jenis Kegiatan : Penyuluhan tentang Difteri pada Kegiatan Imunisasi Difteri Kelas
X, XI, XII Pesantren Daar Al-Ulum Kisaran

Tujuan

Agar siswi memahami tentang pentingnya imunisasi difteri yang dimulai dari pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, pencegahan penyakit difteri.

Definisi
Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan yang ditularkan melalui kontak
langsung atau droplet dari penderita.

Penyebab

Difteri adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheria, suatu bakteri
Gram positif fakultatif anaerob.

Gejala dan Tanda

Penyakit ini ditandai dengan sakit tenggorokan, demam, malaise dan pada pemeriksaan
ditemukan pseudomembran pada tonsil, faring, dan / atau rongga hidung. Pemeriksaan khas
menunjukkan pseudomembran tampak kotor dan berwarna putih keabuan yang dapat
menyebabkan penyumbatan karena peradangan tonsil dan meluas ke struktur yang berdekatan
sehingga dapat menyebabkan bull neck. Membran mudah berdarah apabila dilakukan
pengangkatan.

Pencegahan

Pencegahan utama Difteri adalah dengan imunisasi. Indonesia telah melaksanakan


Program imunisasi termasuk imunisasi Difteri sejak lebih 5 dasa warsa. Vaksin untuk imunisasi
Difteri ada 3 jenis, yaitu vaksin DPT-HB-Hib, vaksin DT, dan vaksin Td yang diberikan pada
usia berbeda. Imunisasi Difteri diberikan melalui Imunisasi Dasar pada bayi (di bawah 1 tahun)
sebanyak 3 dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak 1 bulan. Selanjutnya, diberikan Imunisasi
Lanjutan (booster) pada anak umur 18 bulan sebanyak 1 dosis vaksin DPT-HB-Hib; pada anak
sekolah tingkat dasar kelas-1 diberikan 1 dosis vaksin DT, lalu pada murid kelas-2 diberikan 1
dosis vaksin Td, kemudian pada murid kelas-5 diberikan 1 dosis vaksin Td.
DOKUMENTASI
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN
TIDAK MENULAR

Waktu : Jumat, 25 Oktober 2019

Tempat : Puskesmas Sidodadi

Jenis Kegiatan : Penyuluhan USILA (Usia lanjut) tentang Diabetes Mellitus di


Puskesmas Sidodadi

Tujuan

Agar masyarakat memahami tentang Diabetes Mellitus yang dimulai dari pengertian, faktor
resiko, tanda dan gejala, komplikasi, pengelolaan diabetes mellitus.

Definisi

Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi (banyak penyebab)
yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid (lemak) dan protein sebagai akibat gangguan fungsi insulin.

Faktor Resiko

1. Riwayat Keluarga

2. Obesitas Atau Kegemukan

3. Usia Yang Semakit Bertambah

4. Kurangnya Aktivitas Fisik

5. Merokok

6. Suka Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi

7. Penderita Hipertensi Atau Tekenan Darah Tinggi

8. Masa Kehamilan
9. Ras Tertentu

10. Stres Dalam Jangka Waktu Yang Lama

Gejala dan Tanda

 Sering kencing
 Mudah lapar dan haus
 Berat badan menurun
 Penglihatan kabur
 Gatal-gatal
 Mudah lelah dan mengantuk
 Luka sulit sembuh
 Sering kesemutan atau kebas-kebas
 Impoten
 Riwayat melahirkan bayi > 4 kg

Komplikasi

 Hipoglikemia
 Hiperglikemia
 Retinopati diabetik
 Nefropati diabetik
 Neuropati diabetik
 Luka sukar sembuh
 Penyakit jantung koroner
Pengelolaan diabetes mellitus

 Diet Sehat DM (3J)


o Atur jumlah kalori
o Atur jadwal makanan
o Atur jenis makanan
 Olahraga, 3-4 kali seminggu dengan durasi setiap olahraga 30 menit.
 Hindari Stres
 Cek kadar gula darah teratur
 Menghindari terjadinya luka dengan memakai alas kaki ketika berjalan
DOKUMENTASI
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Waktu : Rabu, 6 November 2019

Tempat : Puskesmas Pembantu (PUSTU) Sei Renggas

Jenis Kegiatan : Penyuluhan tentang Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil dan
Pemeriksaan HIV pada ibu hamil di Puskesmas Pembantu (PUSTU) Sei Renggas

Tujuan

Agar ibu hamil memahami tentang Pencegahan Anemia yang dimulai dari pengertian, anemia
yang sering dijumpai pada ibu hamil, penyebab, pencegahan anemia, pengobatan anemia.

Definisi

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr %
pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan
perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada
trimester 2.

Anemia yang sering dijumpai pada ibu hamil

Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat kekurangan
zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan penyerapan,
peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari
tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian
anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan
zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk
diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan
cadangan zat besinya.
Penyebab

1. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.


2. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil, masa tumbuh kembang
pada remaja, penyakit kronis, seperti tuberculosis dan infeksi lainnya.
3. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid yang berlebihan
dan melahirkan.

Pencegahan

 Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau, kacang –
kacangan, protein hewani, terutama hati. Konsumsi makanan yang banyak mengandung
zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom, kedelai,
kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam) dan
buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu tambahkan substansi yang
memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan.
Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut
dihindari.
 Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan
lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

Pengobatan

Memberikan preparat besi 60 mg/hari. Saat ini program nasional menganjurkan


kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia. Pemberian zat besi
secara oral dapat menimbulkan efek samping pada saluran gastrointestinal pada sebagian orang,
seperti rasa tidak enak di ulu hati, mual, muntah dan diare. Konsumsi tablet besi pada malam hari
juga dilakukan para partisipan dalam upaya mencegah mual setelah minum tablet besi. Sangat
dianjurkan memakan makanan sumber vitamin C tiap kali makan. Vitamin C sangat membantu
penyerapan besi.
DOKUMENTASI
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Waktu : Jumat, 8 November 2019

Tempat : Kelurahan Kisaran Barat

Jenis Kegiatan : Penyuluhan Hubungan Stunting dengan Buang Air Besar


Sembarangan (BABS) dalam Kegiatan Identifikasi Masalah (IMAS) Perilaku Kesehatan
Buang Air Besar Sembarangan dan Pemetaan Sanitasi Kelurahan Kisaran Barat

Definisi

Sanitasi total berbasis masyarakat adalah pendekatan yang digunakan untuk merubah
perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas tidak buang air besar sembarangan (BABS)
atau Open Defecation Free (ODF). Prinsip dari pelaksanaan STBM adalah meniadakan subsidi
untuk fasilitas sanitasi dasar dengan pokok kegiatan menggali potensi yang ada di masyarakat
untuk membangun sarana sanitasi sendiri dan mengembangkan solidaritas sosial. Dalam
Kemenkes RI nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 yang kemudian diperkuat dengan Permenkes RI
nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan peran dan tanggung
jawab pemangku kepentingan seperti di tingkat RT/Dusun/Kampung memiliki peran dan
tanggung jawab mempersiapkan masyarakat untuk berpatisipasi aktif, di tingkat desa berperan
dan bertanggung jawab dalam membentuk tim fasilitator desa atau kader pemicu STBM untuk
memfasilitasi gerakan masyarakat dan pada tingkat kecamatan, pemerintah kecamatan berperan
dan bertanggung jawab berkoordinasi dengan Badan Pemerintah yang lain dan memberi
dukungan bagi kader pemicu STBM.

Tujuan

Tujuan Program Sanitasi Total adalah menciptakan suatu kondisi masyarakat (pada suatu
wilayah :

a) Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat


b) Mencuci tangan pakai sabun dan benar sebelum makan, setelah BAB, sebelum
memegang bayi setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan.
c) Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman
d) Mengelola sampah dengan baik
e) Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).

Rencana Kerja dan Indikator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

C. Rencana Kerja
Setiap pelaku pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat mengembangkan
rencana aksi serta pembinaannya untuk pencapaian sanitasi total yang disampaikan
kepada pemerintah daerah.
D. Indikator
3. Output
a) Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi
dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air
disembarang tempat.
b) Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di rumah tangga.
c) Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
tersedia fasilitas cuci tangan sehingga semua orang mencuci tangan dengan
benar.
d) Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
e) Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar
4. Outcome

Menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan
sanitasi dan perilaku.
DOKUMENTASI
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK
MENULAR

Waktu : Selasa, 12 November 2019

Tempat : Puskesmas Pembantu (PUSTU) Kisaran Barat.

Jenis Kegiatan : Penyuluhan tentang Antenatal Care, Pentingnya Imunisasi TT pada


Ibu Hamil dan Pemeriksaan HIV pada ibu hamil di Puskesmas Pembantu (PUSTU)
Kisaran Barat

Tujuan

Diharapkan ibu hamil mengetahui tentang:

a) Mengetahui apa saja pemeriksaan pada kehamilan


b) Pengertian imunisasi dan apa itu imunisasi Tetanus toksoid (TT)
c) Manfaat imunisasi TT
d) Berapa kali ibu hamil imunisasi TT
e) Dimana saja tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT

Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan
dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan, yaitu :

 1x pada trimester pertama (usia kehamilan 0 -13 minggu)


 1x pada trimester kedua (usia kehamilan 14 -27 minggu)
 2x pada trimester ketiga (usia kehamilan 20 – 40 minggu)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilan, sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu
“14T” meliputi :
1. Timbang berat badan

2. Ukur tekanan darah


3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5. Pemberian imunisasi TT
6. Pemeriksaan Hb
7. Pemeriksaan VDRL
8. Pemeriksaan payudara
9. Senam payudara dan pijit tekan payudara
10. Pemeliharaan tingkat kebugaran / selama ibu hamil
11. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
12. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
13. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
14. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah edemis gondok dan pemberian anti malaria
untuk daerah endemis malaria.

Imunisasi dan apa itu imunisasi Tetanus toksoid (TT)

Imunisasi adalah suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar
merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Imunisasi
adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila nanti terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

Imunisasi TT adalah suntikan vaksin tetanus untuk meningkatkan kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah
dilemahkan kemudian dimurnikan. Kemasan vaksin dalam 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis dan
setiap 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan.

Manfaat imunisasi TT

Imunisasi TT di anjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Vaksin tetanus
pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah
kematian ibu akibat tetanus. Imunisasi TT dapat melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus
neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi
berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan
toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.

Berapa kali ibu hamil imunisasi TT

Setiap ibu hamil yang belum pernah imunisasi TT harus mendapatkan imunisasi TT paling
sedikit 2 kali suntikan selama hamil yaitu :

 Kunjungan pertama kehamilan


 4 minggu setelah imunisasi pertama

Apabila ibu telah diimunisasi TT sebanyak 2 kali, kemudian dalam satu tahun ibu hamil maka
saat hamil diberikan 1 kali suntikan paling lambat 2 minggu sebelum melahirkan.

Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT yaitu :

1. Puskesmas
2. Puskesmas pembantu
3. Rumah sakit
4. Polindes
5. Posyandu
6. Rumah sakit swasta
7. Dokter praktik
8. Bidan praktik.
DOKUMENTASI
UPAYA KIA DAN KB

Waktu : Rabu, 13 November 2019

Tempat : Posyandu Lk V Puskesmas Pembantu (PUSTU) Bunut.

Jenis Kegiatan : Penyuluhan tentang Antenatal Care, Tanda-Tanda Persalinan,


Tanda-Tanda Bahaya pada kehamilan dan Pemeriksaan HIV pada ibu hamil di Puskesmas
Pembantu (PUSTU) Bunut

Tujuan

Diharapkan ibu hamil mengetahui tentang:

a) Mengetahui apa saja pemeriksaan pada kehamilan


b) Mengetahui pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
c) Mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan
d) Mengetahui tanda-tanda persalinan

Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan
dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan, yaitu :

 1x pada trimester pertama (usia kehamilan 0 -13 minggu)


 1x pada trimester kedua (usia kehamilan 14 -27 minggu)
 2x pada trimester ketiga (usia kehamilan 20 – 40 minggu)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilan, sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu
“14T” meliputi :

1. Timbang berat badan


2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5. Pemberian imunisasi TT
6. Pemeriksaan Hb
7. Pemeriksaan VDRL
8. Pemeriksaan payudara
9. Senam payudara dan pijit tekan payudara
10. Pemeliharaan tingkat kebugaran / selama ibu hamil
11. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
12. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
13. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
14. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah edemis gondok dan pemberian anti malaria
untuk daerah endemis malaria.

Pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).
Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
 Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinanan,
sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin.
 Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas
atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan
steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

Tanda-tanda bahaya pada kehamilan

1. Perdarahan dari vagina


Perdarahan dikatakan normal jika hanya sebatas bercak. Namun, jika volume darah yang
keluar cukup banyak dan disertai adanya gumpalan jaringan, kondisi tersebut bisa
menjadi tanda bahwa ibu hamil mengalami keguguran, kehamilan ektopik, atau hamil
anggur. Perdarahan tersebut perlu diwaspadai terutama jika disertai nyeri dan kram perut.
2. Kontraksi sebelum waktu bersalin
Kontraksi ringan normal dialami ibu hamil pada trimester kedua atau ketiga, terutama
saat ibu hamil merasa lelah atau kekurangan cairan. Kontraksi akan semakin sering
terjadi saat hari perkiraan lahir semakin dekat.
Namun, kontraksi bisa menjadi tanda bahaya pada kehamilan apabila disertai dengan
perdarahan atau keluar cairan dari vagina, ketuban pecah dini, dirasakan semakin kuat,
dan terjadi sebelum perkiraan waktu kelahiran bayi. Hal tersebut kemungkinan
menandakan ibu hamil akan melahirkan secara prematur.
3. Mual dan muntah
Kedua kondisi ini wajar dialami oleh ibu hamil, khususnya pada trimester pertama
kehamilan. Namun, jika mual dan muntah terjadi secara berlebihan, dapat terjadi
dehidrasi, kekurangan elektrolit, kurang gizi, dan penurunan berat badan.
4. Janin kurang aktif bergerak
Janin kurang aktif bergerak bisa menjadi tanda bahwa dia sedang tidur atau ibu hamil
tidak menyadari gerakannya. Namun, janin yang kurang aktif atau bahkan berhenti
bergerak dan tidak kembali aktif seperti biasanya juga bisa menjadi tanda dia kekurangan
nutrisi atau oksigen.
Jika gerakan janin kurang dari 10 kali dalam jangka waktu dua jam, sebaiknya segera
konsultasikan ke dokter kandungan.
5. Sakit saat buang air kecil
Jika muncul rasa sakit atau nyeri saat buang air kecil, bisa jadi ibu hamil menderita
infeksi saluran kemih, bakterialis vaginosis, jamur, dsb. Segera temui dokter saat pertama
kali ibu hamil merasakan sakit ketika buang air kecil.
6. Sakit kepala, bengkak-bengkak, dan gangguan penglihatan
Sakit kepala normal terjadi saat hamil, karena tubuh akan mengalami lonjakan hormon
dan darah. Sementara, nyeri perut muncul akibat rahim yang terus bertambah besar serta
peregangan ligamen dan otot panggul dan sekitar rahim.
Akan tetapi, jika gejala-gejala tersebut disertai oleh gangguan penglihatan, bengkak-
bengkak, tekanan darah tinggi, dan kencing berbusa (banyak protein pada urine), Bumil
perlu berhati-hati, karena bisa jadi hal tersebut menandakan preeklampsia.
7. Demam
Demam saat hamil adalah salah satu keluhan yang harus selalu diwaspadai oleh ibu
hamil. Hal ini karena bisa jadi demam ini disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi saat
hamil bisa terjadi akibat banyak penyakit, misalnya infeksi saluran kemih, infeksi saluran
pernapasan, demam tifoid, hingga infeksi pada ketuban.

Tanda-tanda persalinan

Tanda-tanda melahirkan bisa terlihat atau terasa sangat jelas pada sebagian wanita, namun
sebagian lagi tidak merasakan tanda apa pun. Dari segi fisik, mungkin Anda akan merasakan
perubahan pada tubuh Anda seperti :

 Merasakan kontraksi palsu, kontraksi palsu ini tidak sekuat kontraksi asli yang terjadi
saat melahirkan. Biasanya kontraksi ini berlangsung 30 hingga 120 detik. Kontraksi ini
dapat hilang ketika ibu hamil berpindah posisi atau rileks.
 Rasa sakit atau nyeri
 Air ketuban pecah
Ketika air ketuban pecah terjadi, biasanya persalinan akan menyusul dengan segera.
Namun bahayanya, jika air ketuban sudah pecah, tapi ibu hamil tidak juga mengalami
kontraksi, maka bayi akan lebih mudah terserang infeksi.
 Sulit untuk tidur
Tidur malam yang terganggu dan perasaan gelisah bisa menjadi tanda-tanda melahirkan.
Usahakan untuk tidur atau beristirahat di siang hari, karena ibu hamil membutuhkan
tenaga ketika persalinan berlangsung.
 Frekuensi buang air kecil meningkat
 Keluar lendir kental bercampur darah dari vagina
Ketika mendekati persalinan, serviks akan membesar dan membuat jalan agar lendir itu
keluar melalui vagina. Warnanya bisa bening, merah muda, atau sedikit berdarah.
DOKUMENTASI
UPAYA KIA DAN KB

Waktu : Kamis, 14 November 2019

Tempat : Posyandu Mekar Baru

Jenis Kegiatan : Penyuluhan tentang Antenatal Care, Inisiasi Menyusui Dini,


Perawatan Masa Nifas dan Pemeriksaan HIV pada ibu hamil di Puskesmas Pembantu
(PUSTU) Mekar Baru

Tujuan

Diharapkan ibu hamil mengetahui tentang:

a) Mengetahui apa saja pemeriksaan pada kehamilan


b) Mengetahui tentang inisiasi menyusui dini (IMD)
c) Mengetahui perawatan masa nifas

Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan
dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan, yaitu :

 1x pada trimester pertama (usia kehamilan 0 -13 minggu)


 1x pada trimester kedua (usia kehamilan 14 -27 minggu)
 2x pada trimester ketiga (usia kehamilan 20 – 40 minggu)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilan, sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu
“14T” meliputi :

15. Timbang berat badan

16. Ukur tekanan darah


17. Ukur tinggi fundus uteri
18. Pemberian tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan
19. Pemberian imunisasi TT
20. Pemeriksaan Hb
21. Pemeriksaan VDRL
22. Pemeriksaan payudara
23. Senam payudara dan pijit tekan payudara
24. Pemeliharaan tingkat kebugaran / selama ibu hamil
25. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
26. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
27. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
28. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah edemis gondok dan pemberian anti malaria
untuk daerah endemis malaria.

Inisiasi menyusui dini (IMD)

Inisiasi menyusui dini adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu
segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersaman dengan kontak kulit antara bayi dengan
kulit ibunya, bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai bayi menyusu
sendiri.

Manfaat inisiasi menyusui dini yaitu sebagai berikut :

1. Ibu
Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya oksitosin. Oksitosin
menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya plasenta dan
mencegah perdarahan. Oksitosin menstimulasi hormon lain menyebabkan ibu merasa
aman dan nyaman, sehingga ASI keluar dengan lancar.
2. Bayi
Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan, sehingga napas dan
denyut jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrum yang mengandung
antibodi.
3. Manfaat secara psikologis
Adanya ikatan emosi (Emotional Bonding) antara ibu dan bayi

 Rawat gabung ibu dan bayi dirawat satu kamar selama 24 jam, bayi tetap tidak dipisahkan
dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman prelaktal (cairan yang diberikan
sebelum ASI keluar) dihindarkan

Tatalaksana inisiasi menyusui dini menurut depkes (2009) yaitu :

 Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan


 Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat
diganti dengan cara non kimiawi, misalnya pijat, aromatherapy atau gerakan
 Keringkan bayi secepatnya, kecuali kedua tangannya. Pertahankan lemak putih alami
(vernix) yang melindungi kulit baru bayi
 Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu.
Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah
menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti, jika perlu gunakan topi bayi
 Biarkan bayi mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan
lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke putting susu
 Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi
sebelum menyusu
 Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit pada ibu yang melahirkan
dengan tindakan, misalnya operasi sectio caesarea
 Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau
menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif misalnya suntikan vitamin K dan tetesan
mata bayi dapat ditunda

Perawatan Masa Nifas


Masa nifas disebut juga masa post partum atau peurperium adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan
seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat melahirkan.

Periode Masa Nifas

Adapun tahapan atau periode masa nifas dibagi menjadi 3 periode, yakni:

 Puerperium dini: Masa kepulihan, yakni saat-saat ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
 Puerperium intermedial: masa kepulihan menyeluruh dari organ- organ genital, kira-kira
antara 6 sampai 8 minggu.
 Remot puerperium: waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

Tujuan Asuhan Masa Nifas

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik


2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu atau bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

Kebutuhan Masa Nifas

 Makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, protein hewani,
protein nabati, sayur, dan buah-buahan
 Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah 14 gelas sehari
dan 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari
 Menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah kemaluan, ganti pembalut sesering
mungkin
 Istirahat cukup, saat bayi tidur ibu istirahat
 Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar maka harus menjaga kebersihan
luka bekas operasi
 Cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASI saja selama 6 bulan
 Perawatan bayi yang benar
 Jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama, karena akan membuat bayi stress
 Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi sedini mungkin bersama suami dan keluarga
 Untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk pelayanan KB setelah persalinan.
DOKUMENTASI
UPAYA KIA DAN KB

Waktu : Senin, 18 November 2019

Tempat : Rumah Bidan di Kelurahan Sidodadi

Jenis Kegiatan : Penyuluhan tentang Antenatal Care, ASI Eksklusif dan Pemeriksaan
HIV pada ibu hamil di Kelurahan Sidodadi

Tujuan

Diharapkan ibu hamil mengetahui tentang:

d) Mengetahui apa saja pemeriksaan pada kehamilan


a) Mengetahui tentang pengertian ASI Eksklusif
b) Mengetahui manfaat ASI
c) Mengetahui bagaimana posisi dan perlekatan menyusui yang benar
d) Mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar

Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care (ANC)


Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan
dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan, yaitu :

 1x pada trimester pertama (usia kehamilan 0 -13 minggu)


 1x pada trimester kedua (usia kehamilan 14 -27 minggu)
 2x pada trimester ketiga (usia kehamilan 20 – 40 minggu)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilan, sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu
“14T” meliputi :

1. Timbang berat badan

2. Ukur tekanan darah


3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5. Pemberian imunisasi TT
6. Pemeriksaan Hb
7. Pemeriksaan VDRL
8. Pemeriksaan payudara
9. Senam payudara dan pijit tekan payudara
10. Pemeliharaan tingkat kebugaran / selama ibu hamil
11. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
12. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
13. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
14. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah edemis gondok dan pemberian anti malaria
untuk daerah endemis malaria.

ASI Eksklusif

ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah memberikan hanya ASI
saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6
bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif
pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun.

Manfaat ASI Eksklusif

1. ASI dapat mengurangi tingkat depresi pada ibu. Sebuah penelitian terhadap 14 ribu ibu
baru, yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, menunjukkan ibu yang
menyusui cenderung terhindar dari masalah kesehatan mental. Satu dari sepuluh
perempuan dunia rentan terkena depresi, namun jumlah itu turun saat perempuan punya
kesempatan untuk memberikan ASI.

2. ASI meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Ibu meneruskan zat antibodi mereka
lewat ASI kepada bayi-bayi mereka, sehingga bayi dapat membentuk sistem pertahanan
tubuh yang kuat untuk melawan virus flu dan infeksi.
3. ASI membantu memperkuat ikatan emosional antara anak dan ibu mereka. Kedekatan ini
merupakan katalis dalam membangun hubungan yang kuat antara orang tua dengan anak-
anak mereka karena anak akan merasa lebih terlindungi dan beradaptasi dengan dunia
baru di sekitar mereka.
4. ASI membuat anak lebih cerdas. Meskipun demikian, masih diperdebatkan oleh para
pakar, apakah kecerdasan itu dipicu kandungan asam lemak dalam ASI ataukah ikatan
emosional yang terbentuk antara orang tua dan anak selama proses menyusui
berlangsung.
5. ASI mengurangi risiko obesitas. ASI membantu bayi untuk memilih makanan lebih baik
di kemudian hari, yang pada akhirnya memperkecil risiko obesitas. ASI adalah makanan
yang mudah dicerna bayi, sangat bergizi, dan membantu bayi memutuskan berapa banyak
yang bisa dia konsumsi dan kapan meminumnya.
6. ASI menjadikan anak-anak berperilaku lebih baik. Anak-anak yang minum ASI dan
mampu membentuk ikatan emosional dengan kedua orang tuanya selama proses
menyusui, mampu mengembangkan perilaku yang lebih baik daripada yang tidak. Namun
jika ikatan itu tidak terbentuk, dampaknya bisa berlawanan.
7. Nutrisi dalam ASI membantu otak anak berkembang sempurna dan lebih baik daripada
nutrisi dalam susu formula.
8. ASI membantu ibu menurunkan berat badan. Proses menyusui membakar banyak kalori
dalam tubuh ibu, sehingga berat badan berlebih selama hamil dapat cepat turun.
9. ASI mengurangi risiko kanker pada ibu, terutama kanker payudara dan indung telur.
10. ASI membantu keluarga menghemat anggaran rumah tangga karena gratis.

Posisi dan perlekatan menyusui yang benar

 Pastikan posisi ibu ada dalama posisi yang aman


 Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus
 Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan putting
 Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya
 Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayi
 Sebagian besar areola (bagian hitam disekitar putting) masuk ke dalam mulut bayi
 Mulut terbuka lebar
 Bibir bawah melengkung ke luar
 Dagu menyentuh payudara ibu

Cara menyusui yang benar

 Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari
 Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan dan susui
 Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang lain
 Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa penuh/kencang, perlu dikosongkan
dengan diperah untuk disimpan. Hal ini agar payudara tetap memproduksi ASI yang
cukup.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai