Disusun oleh:
ESTI NURMALA
NIM. 25010114120026
Kelas A-2014
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor penyebab dan penularan skabies pada santri di Pondok
Pesantren Al Hikmah 2
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara perilaku santri Pondok Pesantren Al
Hikmah 2 memakai handuk (alat mandi) secara bergantian dengan
kejadian skabies.
b. Mengetahui hubungan antara perilaku santri Pondok Pesantren Al
Hikmah 2 bergantian pakaian atau alat sholat dengan kejadian skabies.
c. Mengetahui hubungan antara perilaku santri Pondok Pesantren Al
Hikmah 2 tidur bersama dan berhimpitan dalam satu tempat tidur
dengan kejadian skabies.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Personl Hygiene
1.1 Definisi
Menurut wartonah (2003), personal hygiene berasal dari bahasa
Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikisnya. Seseorang dikatakan memeliki kebersihan diri baik apabila
orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi
kebersihan kulit, tangan dan kuku serta kebersihan genitalia.
c. Kebersihan genitalia
Karena minimnya pengetahuan tentang kebersihan genitalia,
banyak kaum remaja putri maupun putra mengalami infeksi di alat
reproduksinya akibat garukan, apalagi seorang anak tersebut sudah
mengalami penyakit kulit pada daerah tertentu maka garukan di area
genitalia akan sangat mudah terserang penyakit kulit tersebut, karena
area genitalia merupakan tempat yang lembab dan kurang sinar
matahari. Salah satu contoh pendidikan kesehatan di dalam keluarga,
misalnya bagaimana orang tua mengajarkan anak cebok secara benar.
Seperti penjelasan, bila ia hendak cebok harus dibasuh dengan
air bersih. Caranya menyiram dari depan ke belakang bukan belakang
ke depan. Apabila salah, pada alat genital anak perempuan akan lebih
mudah terkena infeksi. Penyebabnya karena kuman dari belakang
(dubur) akan masuk ke dalam alat genital. Jadi hal tersebut, harus
diberikan pengetahuan sejak dini. Kebersihan genital lain, selain
cebok, yang harus diperhatikan yaitu pemakaian celana dalam.
Apabila ia mengenakan celana, pastikan celananya dalam keadaan
kering. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan
meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Oleh karena itu
dianjurkan untuk sering menganti celana dalam.
2. Skabies
2.1 Definisi
2.3 Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau
skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang
terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau
yang memerlukan waktu kurang lebih satu bulan setelah infestasi. Pada
saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya
papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder (Djuanda, 2010).
2.7 Prognosis
2.8 Pengobatan
a. Delousing yakni shower dengan air yang telah dilarutkan bubuk
DDT (Diclhoro Diphenyl Trichloroetan).
b. Mengolesi salep yang mempunyai daya miticid
c. Mandi dengan sabun sulfur/belerang Pencegahan
2.9 Pencegahan
a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.
b. Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya
secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu.
c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.
e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian
yang dicurigai terinfeksi tungau skabies.
f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.
3. Pondok Pesantren
5. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Kebersihan kulit
Kejadian Skabies
Kebersihan tangan dan kuku
Kebersihan tempat tidur dan sprei
Kebersihan genitalia
BAB III
METODE PENELITIAN
2.2 Sampel
Dalam penelitian ini sampelnya adalah seluruh santri di Pondok
Pesantren Al Hikmah 2 Kabupaten Brebes. Jika subjeknya lebih dari
100 maka sampel yang diambil antara 10%-20% atau 20%-25% atau
lebih. Namun, apabila subjeknya kurang dari 100 maka sampel yang
diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi.
3. Variable Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu;
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor personal hygiene
santri yang meliputi kebersihan genitalia, kebersihan tempat tidur dan
sperei, kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku, kebersihan handuk
dan kebersihan pakaian.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian skabies pada
santri di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Kabupaten Brebes.
4. Hipotesis Penelitian
a. Ho : Tidak ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies
di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Kabupaten Brebes
Ha : Ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies di
Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Kabupaten Brebes
c. Ho : Tidak ada hubungan antara kebersihan tempat tidur dan sprei dengan
kejadian skabies di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Kabupaten Brebes
Ha : Ada hubungan antara kebersihan tempat tidur dan sprei dengan
kejadian skabies di Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Kabupaten Brebes
5. Pengumpulan Data
5.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif, yang
diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner dan observasi secara
langsung mengenai faktor personal hygiene meliputi: bergantian handuk,
bergantian pakaian atau alat shalat dan tidur berhimpitan.
a. Kuesioner
b. Alat tulis
c. Kamera digital
a. Editing
Editing adalah pengecekan jumlah kuisioner, kelengkapan data
diantaranya kelengkapan identitas, lembar kuisioner, dan
kelengkapan pengisian kuisioner, sehingga apabila terdapat
ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.
b. Coding
Coding adalah melakukan pemberian kode agar
memudahkan pengolahan data, untuk kuesioner pengetahuan
santri/i yang benar mempunyai skor 1 dan yang salah mmpunyai
skor 0, untuk kuesioner sikap kebersihan diri yang favourable
mendukung mempunyai skor 1 dan yang tidak mendukung
mempunyai skor 0 dan yang unfavourable yang mendukung
mempunyai skor 0 yang tidak mendukung mempunyai skor 1.
Sedangkan untuk kuesioner personal hygiene santri untuk
yang favourable yang baik 43 43 mempunyai skor 3, cukup
mempunyai skor 2 dan yang kurang mempunyai skor 1, yang
unfavourable baik mempunyai skor 1, cukup mempunyai skor 2
dan yang kurang mempunyai skor 3.
c. Entri
Entri adalah memasukan data yang diperoleh menggunakan
fasilitas komputer dengan menggunakan spss versi 17.
d. Tabulasi
Tabulasi adalah mengelompokan data sesuai dengan tujuan
penelitian kemudian dirubah dalam table yang sudah disiapkan
setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai, selanjutnya dijelaskan
dan diberi kategori jumlah pertanyaan pada angket.
a. Analisis Univariat
Unit ini digunakan untuk mendiskripsikan dari masingmasing
variabel, baik variabel terikat yaitu prilaku pencegahan skabies
maupun variabel bebas yaitu pengetahuan dan sikap kebersihan
diri.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mencari korelasi atau hubungan
antara variabel terikat dan variabel bebas. Uji statistik yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi-Square, 44 44 variabel
berskala ordinal, serta jumlah sampel pada penelitian ini dianggap
besar.
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal, L.C, Putha, M.A, Kotwal, A.C, Tilak, R. (2012). Mass Scabies
Managemenet in Orphange of Rural Community: An experience. Medical
Journal Armed Forces India Vo 68. 403-406
Audhal, A.N, Umniyati, R.S, Siswati, S.A. (2012). Scabies Risk Faktor on
Students of Islamic Boarding School (Study at Darul Hijrah Islamic
Boarding School, Cindai Alus Village, Martapura Subdistrict, Banjar
District, South Kalimantan). Epidemiologi and Zoonosis Journal Vol 2
No2. 12-22
Djuanda, A. dkk. (2012). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. FK. UI.
Jakarta
El-Moselhy, E.A, Hassan, M.H, Abdelhady, S.A, Wahed, A.A & Mohammed, S.A.
(2015). Risk Factor and Effects of Infestation with Prediculosis Capitis
and Scabies among Promary School Students in Cairo, Egypt. The
Egyption Journal of Hospital Medicine Vol 59. 191-207
Hay, R.J, Steer, C, Engelman, D & Walton, S. (2012). Scabies in the Developing
World is Prevalence, Complications and Management. Clin Microbiol
Infect Vol 18. 313-323
Karim, S.A, Anwar, K.S, Khan, M.A, Mollah, M.A. (2007). Socio-Demographic
Characteristics of Childern Infested with Scabies in Desenly Populated
Communities of Residentiol Madrasahas (Islamic Education Institutes) in
Dhubai, Bangladesh. Public Health Vol 121. 923-934
Murti, B. (2006). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitas dan
Kualitatif. Gajah Mada University Press. Yogyakarta