Pembuatan Sabun Cuci Tangan Dari Daun Sirih Untuk Menerapkan Perilaku
Hidup Sehat dan Bersih Di SMP Negeri 1 Kota Jambi
Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan
dan jemari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih serta dapat mencegah terjadinya
penyakit. Sehingga, dibutuhkan kesadaran diri mereka bahwa pentingnya perilaku sehat cuci tangan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi faktor-faktor seperti
pengetahuan, sikap, dan tindakan (Mersil, 2021).
Menurut Ekawaty Prasetyo tahun (2022) “Anak merupakan kelompok yang paling rentan
terserang penyakit. Penyakit yang sering muncul akibat rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat antara
lain cacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk, dan lain sebagainya”. Setelah dilakukan observasi,
masih banyak peserta didik yang mengabaikan cuci tangan pakai sabun, seperti hal nya yang terjadi di
lingkungan SMP Negeri 1 Kota Jambi. Sehingga berdampak pada jumlah rata rata absensi kehadiran
perserta didik disetiap kelasnya. Dari data yang sudah didapatkan oleh peneliti ternyata jumlah perserta
didik yang tidak masuk di karenakan sakit di SMP Negeri 1 Kota Jambi dari kelas 7 sampai kelas 9
berturut turut adalah Kelas 7 = 49,4%, Kelas 8 = 50,8%, Kelas 9 = 44,7%. Dari data yang peneliti
dapatkan total keseluruhan perserta didik yang tidak hadir karna sakit adalah 48,3%. Peserta didik yang
tidak hadir karena sakit terhitung selama bulan maret 2023.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh peneliti melalui kuesioner menggunakan google form
didapatkan data sebagai berikut:
Pertanyaan Persentase
Saya mengetahui tentang PHBS (Perilaku Hidup 96,6%
Besih dan Sehat)
Saya mengetahui cara dan langkah mencuci 98,1%
tangan yang baik
Saya sudah biasa menerapkan cara cuci tangan 27,8%
yang baik dan benar di sekolah
Mencuci tangan menggunakan sabun dengan air 87,4%
yang mengalir
Apakah kalian sebelum dan sesudah makan di 35,3%
sekolah mencuci tangan pakai sabun?
Mencuci tangan pakai sabun setelah bermain atau 24,7%
berolahraga
Tabel 1.1 hasil kuesioner
Salah satu alasan jarang mencuci tangan yang banyak dipaparkan oleh peserta didik melalui
kuesioner adalah “jarang ada sabun, mau cepat atau terburu-buru dan tidak terbiasa menggunakan sabun”
Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa penyebab paling mendasar dari jarangnya peserta didik
mencuci tangan pakai sabun adalah karena kurangnya kesadaran diri dari peserta didik untuk mencuci
tangan pakai sabun dan juga karena jarang tersedianya sabun cuci tangan di setiap toilet. Berdasarkan
pemasalahan yang ada, peneliti terinspirasi untuk membuat sabun cuci tangan dari bahan alami yaitu daun
sirih yang tumbuh didalam lingkungan sekolah dan kulit jeruk sebagai ekstrak pewangi serta botol bekas
sebagai wadah sabun agar bisa merealisasikan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan SMP Negeri
1 Kota Jambi. Daun sirih merupakan tumbuhan obat yang banyak manfaatnya, sirih mengandung zat
antiseptik dihampir seluruh bagiannya, daun sirih dikenal sebagai tanaman obat yang sudah ada sejak 600
SM karena daun sirih mengandung zat antiseptik yang mampu membunuh kuman.
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sabun cuci tangan yang dapat digunakan oleh
siswa-siswi SMP Negeri 1 Kota Jambi.
2. Bagi Peserta Didik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan
menerapkan cuci tangan pakai sabun.
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah salah satu upaya promosi kesehatan
yang bertujuan agar setiap orang dapat tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat dengan
menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan (Raksanagara &
Raksanagara, 2015)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Bergaul dengan banyak
peserta didik lain akan membuatnya terpapar lebih banyak kuman daripada di rumah. Meskipun
Anda tidak dapat mencegah kontak dengan semua kuman (dan ingat bahwa paparan terhadap
beberapa kuman adalah hal yang baik), Anda dapat membantu mengurangi resiko peserta didik Anda
terkena infeksi peseta didik Anda terkena infeksi (termasuk covid 19) melalui Perilaku hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di sekolah (Tim Penyusun Derektorat Sekolah Dasar, 2021).
Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di rumah tangga. Program PHBS dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan anggota
rumah tangga agar sadar, mau, dan mampu melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Dengan
menjalankan perilaku-perilaku melakukan PHBS, masyarakat berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat seperti memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko
terjadinya penyakit, dan melindungi diri dari ancaman penyakit (Depkes RI, 2009).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan
memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan Karena tangan seringkali menjadi agen yang
membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan
kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (mengunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas) (Pusat Data dan Informasi KemenKesRI, 2014).
Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir hendaknya disiapkan
digerbang sekolah, toilet/jamban, Kantin, kelas, dan tempat-tempat cuci tangan dengan jumlah yang
memadai harus tersedia dan berfungsi secara baik. Sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah dapat mencuci tangan sebelum masuk sekolah dan selama berkegiatan di
sekolah. Fasilitas harus dapat diakses oleh semua penguna. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci
hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku, setelah itu
keringkan . Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah menyentuh
hewan dan sarana umum, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Jadikan kebiasaan
mencuci tangan pakai sabun menjadi budaya sekolah (Tim Penyusun Derektorat Sekolah Dasar,
2021)
Berdasarkan artikel di website dinas kesehatan Provinsi Bali tahun 2020 “enam langkah
mencuci tangan yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia WHO”:
Sirih (Piper betle L.)merupakan tumbuhan merambat dengan bentuk daun menyerupai jantung
dan bewarna hijau.Minyak atsiri yang terkandung dalam sirih menyebabkan tumbuhan ini
mempunyai aroma yang khas.Sirih yang telah dikenal masyarakat sebagai tanaman obat mempunyai
banyak manfaat untuk kesehatan.(Ningtias, 2014).
Sirih merupakan tanaman merambat yang tingginya mencapai 15 m dan mempunyai batang
bewarna coklat,beruas-ruas sebagai tempat keluarnya akar.Helaian daun berbentuk jantung,tumbuh
berselang-seling,bertangkai dan dilengkapi dengan daun pelindung.Jika daun diremas memberikan
aroma yang harum.Buah buni, berbentuk bulat dan berbulu.Tanaman ini tumbuh di daerah dengan
ketinggian mencapai 300 m di atas permukaan laut,tumbuh subur pada tanah yang kaya zat organik
dan cukup air (Susilowati, 2017)
Daun sirih diketahui memiliki aktivitas antibakteri dari beberapa senyawa antibakteri dari
beberapa senyawa aktif yang dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan Bakteri Gram positif
dan Gram negatif (Nouri dkk, 2014).Hal ini dibuktikan oleh penelitian Djuma,(2019) menyatakan
ekstrak daun sirih dapat menghambat bakteri S.aureus dengan diameter zona hambat sebesar 20,3
mm pada konsentrasi 75%.Penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa bakteri Pseudomonas
aeruginosa dapat dihambat oleh ekstrak daun sirih(Hafsari dan Nurfajriah, 2012).
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah pengaduk, wadah, pisau,
penumbuk, papan botol, timbangan saringan, kain, gelas ukur dan kompor.
3.2.3 Bahan
Penelitian Pengembangan (R&D) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Bahan yang digunakan dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah 5 tangkai daun sirih, 100gr Texapon, 15 ml Gliserin, Air
matang, Pewangi, Pewangi 1 sdm, Pewarna 2 tetes, Garam dapur secukupnya.
Friska Hasna Farida & Wilda Amananti, S. M. (2020). Analisis Kandungan Flavonoid Total Pada Kulit
Jeruk Nipis. Jurnal Ilmiah Farmasi , 1-2.
Hendati, Y. H. (2020). Cuci Tangan Pakai Sabun. Jurnal Pasca Dharma Pengabdian Masyarakat, 2, 41.
Kesehatan, P. P. (2020, April Selasa). Ayo Kita Lakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sebagai
Salah Satu Upaya Pencegahan Covid19.
Mustikawati, I. S. (2017). Panduan Penyelenggaraan Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia(HCTPS).
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun, 2, 115.
Ningtias Apri Ningtias, A. (2014). Manfaat Daun Sirih Sebagai Obat Tradisional Penyakit Dalam di
Kecamatan Kalinget Kabupaten Sumenep Madura. 1-4.
Raksanagara, A. S. (2023). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sebagai Determinanan Kesehatan yang
Penting pada Tatanan Rumah Tangga DI i Kota Bandung. Jurnal Sistem Kesehatan, 1, 30-34.
Supriyanto, M. &. (2021). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Sekolah. Jakarta: Direktorat Sekolah
Dasar.
Susilowati, E. (2017). TOGA Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: CV. Sinar Cemerlang Abadi
LAMPIRAN
96.4; 97%
98.1; 97%
ya
12.6; 13% ya
27.8; 28% tidak tidak
ya 24.7; 25% ya
tidak tidak
35.3; 35%