PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PHBS di praktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
penting suatu daerah sebagai indikator suatu keberhasilan daerah untuk menurunkan
kejadian penyakit yang di sebabkan oleh perilaku yang tidak sehat (Profil Kesehatan
RI, 2017).
pasal 47 dilaksanakan salah satunya melalui kegiatan kesehatan sekolah. (UU No. 36,
2009).
harapkan hasilnya, anak memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, jajanan di kantin sekolah yang sehat, membuang sampah pada tempatnya,
mengukur tinggi badan setiap bulan, tidak merokok di sekolah, buang air kecil dan
secara rutin (Pedoman pembinaan prilaku hidup bersih dan sehat, 2014).
yang memiliki kebijakan PHBS secara nasional pada tahun 2017 yaitu 60,89% sudah
mencapai target renstra 2017 60%. Jumlah rumah tangga yang ada di Sumatra Barat
tahun 2017 sebanyak 1.231.519 rumah tangga, dengan cakupan rumah tangga yang
ber PHBS adalah 344.861 rumah tangga dari 633.947 rumah tangga yang dipantau
tangga pada tahun 2017 adalah 203.702 rumah tangga, dengan cakupan rumah tangga
ber PHBS adalah sebanyak 42.346 rumah tangga dari 100.652 rumah tangga yang
dipantau atau sebesar 42,07%. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu
indikator dari perilaku hidup bersih dan sehat, menurut Riskesdas tahun 2013 rerata
nasional proporsi penduduk yang berperilaku cuci tangan secara benar di Indonesia
sebesar 47,0% dan Sumatera Barat hanya 29,0%. (Badan Penelitian dan
sehat yang memenuhi syarat 70% masih jauh dari target 87% pada umumnya semua
kab/kota masih dibawah target, rumah sehat ini banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat akan mempengaruhi dari perilaku
kebersihan diri dan lingkungannya (rumah sehat, limbah, sampah, dan jamban
keluarga serta air bersih). Sebagaimana kita ketahui bahwa rumah yang dikatakan
dan kandang ternak yang ada disekitar rumah. Untuk meningkatkan cakupan rumah
sehingga dapat merubah perilaku masyarakat hidup sehat. Di tahun 2016 dari 69.445
rumah tangga yang di pantau terdapat 25.947 atau 37,4 % yang melakukan PHBS.
Pada tahun 2017 sendiri rumah tangga yang di pantau sebanyak 62.202 atau 73,10%
Anak usia sekolah merupakan periode perkembangan dan waktu yang paling
tepat untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat. Anak usia sekolah
juga merupakan kelompok terbesar dari golongan anak-anak terutama di negara yang
mengenal wajib belajar. Hal ini menjadikan promosi kesehatan pada anak sekolah
merupakan langkah strategi untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
demonstrasi dan redemonstrasi secara teratur dan terus menerus sehingga pemahaman
sejalan dengan praktik. Seorang peneliti yang bernama Lau juga menyarankan
penyampaian pesan promosi kesehatan setiap 2 bulan sekali, walaupun singkat tetapi
akan menjadi suatu kebiasaan baik (Profil Dinas Kesehatan RI, 2017).
oleh WHO (World Health Organization), hal ini dapat terlihat dengan diperingatinya
hari cuci tangan pakai sabun sedunia yang pertama diselenggarakan pada tanggal 15
Oktober 2008. Yang merupakan perwujudan dari upaya untuk meningkatkan praktek
personal hygiene dan sanitasi di seluruh dunia. Hari CTPS yang diperingati oleh
banyak negara di dunia ditujukan untuk meningkatkan budaya CTPS secara global,
manusia seperti penyakit diare yang dapat berakibat fatal bisa dikurangi (Badan
Salah satu upaya untuk mencegah penyakit yang ditimbulkan akibat cuci
tangan yang buruk adalah dengan usaha promotif yaitu penyuluhan atau pendidikan
paksaaan (Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai Penyakit, 2016).
Akibat pengetahuan siswa tentang perilaku hidup sehat rendah, bukan tidak
mungkin siswa tidak bisa menerapkan perilaku hidup sehat dengan benar atau bahkan
tidak menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, sehingga akan berpengaruh pada
derajat kesehatan tubuh yang rendah. Perlunya penanganan itu dengan meningkatkan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkkan sekolah sehat. PHBS harus ditanamkan sejak
dini agar terbawa sampai dewasa. Usia anak sekolah dasar masih tergolong muda,
sehingga membutuhkan bantuan dari orang sekitar lingkungan terdekat yaitu, orang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah peneliti ini adalah
video dan leaflet terhadap Prilaku cuci tangan pakai sabun Di SDN 16 Padang Magek
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dan leaflet terhadap pengetahuan dan prilaku cuci tangan pakai sabun Di SDN 16
2019.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
pengetahuan peneliti dan sebagai sarana dalam menerapkan teori yang telah
di peroleh selama mengikuti kuliah serta hasil penelitian ini juga sebagai
pengalaman meneliti.
b. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bacaan bagi instansi dalam
menular seperti diare, dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat