BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembekuan darah pada neonatus masih imatur sehingga pada saat lahir kadar
Cadangan vitamin K pada Bayi baru lahir juga rendah, hal ini disebabkan
oleh sedikitnya transfer vitamin K dari ibu melalui plasenta serta tidak mampu
dilaporkan antara 0,25 sampai 1,7%, di Inggris 10 kasus dari 27 penderita atau
sebesar 37%, dan di beberapa Negara Asia angka kesakitan bayi karena
hidup. Sedangkan di Thailand dilaporkan sebanyak 82% atau 524 kasus dari 641
penderita PDVK, dan di Jepang menemukan kasus ini pada 1:4.500 bayi 81% di
bayi baru lahir untuk mencegah perdarahan dalam otak (Munthe, 2015).
pada bayi baru lahir yang memiliki resiko saja seperti BBLR, bayi baru lahir
dengan tindakan traumatis, bayi baru lahir dari ibu yang mengkonsumsi obat anti
koagulan, obat anti kejang dan lain – lain. Berkaitan dengan kasus KIPI yang
tidak mengetahui bahwa berbagai kasus KIPI sebenarnya dapat diberikan injeksi
jugameliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,tokoh agama, sikap dan
Pemberian vitamin K kepada bayi baru lahir secara rutin merupakan suatu
sejak tahun 1961, danditegaskan kembali pada tahun 2003. Vitamin Kmelalui
dalam proses pembekuan darah. Selain berperan dalam pembekuan, vitamin ini
vitamin K dalam hati relatif masih rendah, sedikitnya transfer vitamin K melalui
tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan saluran pencernaan bayi
baru lahir yang masih Steril. Kekurangan vitamin K berisiko tinggi bagi bayi
2011).
Perdarahan akibat kekurangan viamin K pada bayi baru lahir dapat terjadi
spontan atau akibat trauma atau benturan, gesekan terutama trauma ketika anak
lahir. Perdarahan dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh bayi seperti otak,
kulit, mata, tali pusat, hidung, telinga dan saluran pencernaan. Perdarahan dalam
otak dengan manisfestasi sakit kepala (bayi menangis terus menerus ), muntah,
serius karena dapat menyebbkan kematian atau kecacatan pada bayi 2 minggu
sampai 6 bulan. Tingkat kematian akibat perdarahan otak pada bayi sebesar 10 –
kasus. Jadi peran bidan sangat berpengaruh dalam mengurangi tingkat kematian
Ketika bayi baru lahir, secara fisiologis kadar faktor koagulan yang
bergantung dari vitamin K itu menurun dengan cepat, dan mencapai titik
terendah pada usia 48-72 jam. Kemudian, faktor itu akan bertambah secara
perlahan selama beberapa minggu, tetapi masih tetap di bawah kadar yang
dimiliki orang dewasa (Ruslie, 2012). Alasan rendahnya kadar vitamin K pada
bayi baru lahir adalah karena selama dalam rahim, plasenta biasanya tidak siap
menghantarkan lemak dengan baik (vitamin K larut dalam lemak). Selain itu,
saluran cerna bayi baru lahir masih steril, sehingga tidak dapat menghasilkan
vitamin K yang berasal dari flora di usus. Kadar vitamin K dari ASI pun rendah (
Ruslie, 2012).
pemberian 1 mg/ml dosis tunggal, suntik intramuskular, atau oral 3 kali 2 mg,
diberikan pada waktu bayi baru lahir, umur 3 sampai 7 hari, dan pada saat bayi
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting
dan strategi terutama dalam menurunkan angka kematian bayi. Salah satu faktor
neonatal yang berkualitas, setiap persalinan di tolong oleh bidan terlatih atau
yang adekuat oleh sebab itu, bidan harus terampil dangan didukung oleh sarana
semua bidan mengetahui Jenis vitamin K yang diberikan pada bayi baru lahir
yaitu sebesar 61,63% Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 35 bidan
dapat berakibat kecacatan pada bayi, oleh karena itu pemberin vitamin K menjadi
57,1% bidan menyatakan setuju bahwa dengan pemberian vitamin K bidan yakin
intramuskular di daerah mana saja pada tubuh bayi. Sebesar 8,6% bidan
menyatakan sangat tidak setuju bahwa bayi yang lahir tidak ditolong bidan, maka
pemberian vitamin K boleh dilakukan kapan saja. Sikap bidan tentang pemberian
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Tahun 2020
2. Tujuan Khusus
Tahun 2020
Tahun 2020
D. Manfaat Penelitian
Bukittinggi dan bahan informasi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih
c. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Injeksi Vitamin K
1. Pengertian Vitamin K
merupakan salah satu vitamin larut lemak, diperlukan dalam sintesis protein
diperlukan pada sintesis prokoagulan faktor II, VII, IX, dan X (kompleks
disintesis dalam sel hati dan disimpan dalam bentuk precursor tidak aktif;
padaBayi baru lahir juga rendah, hal inidisebabkan oleh sedikitnya transfer
pada bayi.Oleh karena itu perlu diberikan vitamin Ksecara injeksi atau oral
padaBayi baru lahir juga rendah, hal inidisebabkan oleh sedikitnya transfer
pada bayi.Oleh karena itu perlu diberikan vitamin K secara injeksi atau oral
yang berperan dalam pembekuan darah, seperti factor II, VII, IX, X dan
VII, IX, dan X yangbergantung pada cukup atau tidaknya kadar vitamin K
dalam tubuh. Ketika bayi barulahir, secara fisiologis kadar faktor koagulan
yang bergantung dari vitamin K itu menurun dengan cepat, dan mencapai
titik terendah pada usia 48-72 jam. Kemudian, faktor ituakan bertambah
Alasan rendahnya kadar vitamin K pada bayi baru lahir adalah karena
dengan baik (vitaminK larut dalam lemak). Selain itu, saluran cerna bayi
berasal dari flora di usus. Kadar vitamin Kdari ASI pun rendah (Ruslie &
Habriel, 2013).
2. Jenis Vitamin K
yaitu:
yang ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles
(KMM).
sekitar 50% dan akan menurun dengan cepat mencapai titik terendah
dalam 48-72 jam setelah kelahiran. Kemudian kadar faktor ini akan
3. Sifat Vitamin K
d. Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh
radiasi, asam, dan alkali. Vitamin K juga terdapat di alam dalam dua
itu mempunyai sifat larut air. Vitamin K atau metadion baru aktif
2010).
4. Defisiensi Vitamin K
antara lain simpanan vitamin K yang rendah pada waktu lahir, sedikitnya
Alasan rendahnya kadar vitamin K pada bayi baru lahir adalah karena
dengan baik (vitamin K larut dalam lemak). Selain itu, saluran cerna bayi
baru lahir masih steril, sehingga tidak dapat menghasilkan vitamin K yang
berasal dari flora di usus. Kadar vitamin K dari ASI pun rendah(Ruslie &
Habriel, 2013).
adalah 5 mg/hari. Terjadi perdarahan pada tali pusat, hidung, mulut, telinga,
saluran kemih atau anus. Memar tanpa sebab (bukan ,menangis karena
lebih dari 6 menit, padahal bagian tersebut sudah ditekan. Jika terjadi
muntah, demam, ubun – ubun tampak menonjol, kadang tampak kuning dan
aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (Faktor II, VII, IX dan
kadar fibrinogen dan jumlah trombosit masih dalam batas normal. Kelainan
yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu – 6 bulan,
antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak mendapat vitamin K
dosis pemberian 1 mg/ml dosis tunggal, suntik intramuskular, atau oral 3 kali
2 mg, diberikan pada waktu bayi baru lahir, umur 3 sampai 7 hari, dan pada
faktorlain(Ismy, 2017).
5. Fungsi Vitamin K
faktor lain yang diperlukan dalam pembekuan darah (Back, 2011). Bayi baru
darah dan membekukannya saat diperlukan. Vitamin yang larut dalam lemak
ginjal. Selain berperan dalam pembekuan, vitamin ini juga penting untuk
glutamate untuk membentuk tiga protein kunci yang terdapat dalam tulang,
terjadi di dalam hati pada residu asam glutamate yang terdapat pada berbagai
faktor pembekuan darah, seperti faktor II (Protombin), VII, VIII, IX, dan X.
essensial dalam pembekuan darah. Gla protein lain yang mampu mengikat
ion kalsium terdapat didalam jaringan tulang dan gigi sebagai osteokalsin
juga ditemukan pada jaringan tubuh lain seperti ginjal, pankreas, limpa,
dengan pasti. Gla protein di dalam otak diduga berperan dalam metabolisme
2003).
diberikan pada semua bayi yang baru lahir. Hasil dari dua penelitian
dosis 0,3 mg/kg untuk bayi dengan berat lahir kurang dari1.000 gram, dan
baru lahir. Biasanya diagnosis vitamin K akan semakin kuat jika setelah
2013).
6. Sumber Vitamin K
kacang polong, kol, dan brokoli. Bahkan makanan lain yang mengandung
vitamin k dalam jumlah kecil adalah susu, telur, daging, sereal dan buah –
buahan. Sumber penting vitamin K yang lain adalah bakteri flora dalam usus
2007.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan khusus:
bayi baru lahir sedini mungkin yaitu 1-2 jam setelah lahir.
2. Pelaksana
a. Kebijakan
yang bermutu.
b. Strategi
oleh tenaga kesehatan segera setelah lahir atau pada saat Kunjungan
a. Cara Pemberian
profilaksis.
Gambar 2.1
Phytomenadion (Vitamin K1)
(Sumber: Kemenkes RI, 2017)
Gambar 2.2
Pemberian Vitamin K1 (paha kiri anterolateral)
(Sumber: Kemenkes RI, 2017)
3) Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
jarumnya.
kulit.
8) Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan tekan
5. Logistik
d. Penyimpanan sediaan
Sediaan disimpan di tempat yang kering, sejuk dan terhindar dari cahaya
a. Supervisi
Cakupan yang tinggi saja tidak cukup untuk mencapai tujuan akhir
2) Data PDVK
3) Ketenagaan
Gambar 2.3
Formulir Bayi Baru Lahir
(Sumber: Kemenkes RI, 2017)
Gambar 2.4
Rekapitulasi Kohort Bayi
(Sumber: Kemenkes RI, 2017)
cara:
d. Stok Sediaan
pelayanan kesehatan ibu dan anak di semua unit pelayanan kesehatan (Kemenkes
1. Definisi
Indonesiaserta mengacu kepada definisi bidan ICM yang telah diakui oleh
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
berikut:
kebidanan.
nikah
dan keluarga.
melibatkan klien/keluarga.
yaitu:
masyarakat.
rencana.
yang terkait.
ada
serta masyarakat.
petugaskesehatan lainnya.
dengan kesehatan.
kesehatan.
kelompok.
3. PengetahuanBidan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
Selain faktor ibu, bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
kematian bayi. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka
itu, bidan harus terampil dangan didukung oleh sarana dan prasarana yang
terhadap suatu stimulus atau objek dan sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
persalinan dapat berakibat kecacatan pada bayi, oleh karena itu pemberin
dilakukan secara steril. Sebesar 31,4 bidan menyatakan tidak setuju bahwa
tubuh bayi. Sebesar 8,6% bidan menyatakan sangat tidak setuju bahwa bayi
yang lahir tidak ditolong bidan, maka pemberian vitamin K boleh dilakukan
kapan saja. Sikap bidan tentang pemberian vitamin K1 tergolong baik yaitu
1. Input
pelayanan. Hubungan antara struktur dan kualitas pelayanan adalah hal yang
hal ini adalah kejujuran, dan efisiensi, serta kuantitas, efektifitas dan kualitas
dukungan Input yang bermutu pula. Semua daya yang ada perlu
undang dan prosedur kerja yang berlaku. Dalam penelitian dikecamatan sahu
yang didapatkan Sumber daya manusia fasilitas sarana dan prasarana yang
tidak memadai dan obat-obat yang terbatas, hal ini yang dapat menghambat
kinerja dari Sumber daya tersebut, sangat diperlukan fasilitas yang memadai
sumber daya manusia fasilitas sarana dan prasana yang belum memadai.
Halmahera Barat. Masih belum efektif dalam hal ini kendala-kendala yang
Mtbb, dan semua pasien masih diperiksa dalam satu ruang ini(Abram, 2014).
pemerintah dalam hal ini dalam penambahan fasilitas sarana prasarana dalam
manusia dan fasilitas sarana dan prasanan yang memadai untuk menunjang
2014).
a. Vitamin K injeksi
d. Bak instrument
e. Kom
f. Bengkok
h. Kapas kering
j. Safety box
2. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang
mutu yang penting. Proses adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara
terhadap proses adalah evaluasi terhadap dokter dan profesi kesehatan dalam
(Abram, 2014).
d. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis
di paha kanan.
b. Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas yang telah
c. Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
d. Isap obat yang akan disuntikkan kedalam semprit dan pasang jarumnya.
f. Dengan satu gerakan cepat, masukkan jarum tegak lurus melalui kulit.
g. Tarik tuas semprit perlahan untuk meyakinkan bahwa ujung jarum tidak
m. Bila tidak dijumpai darah, suntikan obat dengan tekanan kuat dalam
n. Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan tekan
2011).
3. Output
antara lain dengan melakukan audit medis, review rekam medis dan review
2012).
dilaksanakan.
kesehatan bagi itu dari segi fasilitas sarana dan prasarana yang belum
cara :
d. Stok Sediaan
kecenderungan :
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENJELASAN
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kerangka Pemikiran
SDM/Tenaga Kesehatan
Perencanaan Kualitas
Kebijakan Pelayanan
Pengelolaan
Logistik Efektivitas
Pelaksanaan
Sarana dan Prasarana
Pendokumentasian
Skema 3.1
Manajemen PelaksanaanPemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir
Di Wilayah Kerja Puskesmas RaoTahun 2020
1. Input
Adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem yang
adalah :
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting
SDM yang dilihat dalam penelitian ini adalah Bidan yang memberikan
1) Kompetensi
2) Keterampilan
b. Kebijakan
c. Logistik
macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan,
1) Vitamin K injeksi
4) Bak instrument
5) Kom
6) Bengkok
8) Kapas kering
2. Proses
b. Pengelolaan
yaitu:
masyarakat.
terkait.
ada
dengan cara :
dengan kesehatan.
c. Pelaksanaan
3) Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
jarumnya.
kulit.
f) Bila telah selesai, tarik jarum dengan sekali gerakan halus dan
d. Pendokumentasian
3. Output
proses dalam sistem. Keluaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
a. Kualitas Pelayanan
dilaksanakan.
b. Efektivitas
dalam pelayanan kesehatan bagi itu dari segi fasilitas sarana dan
BAB IV
METODE PENELITIAN
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
C. Informan Penelitian
orang yang dipandang tahu berhubungan dengan tujuan penelitian tersebut yang
dipilih dengan pertimbangan tujuan tertentu. Informan dalam penelitian ini yaitu
52
dari 7 orang yang terdiri dari Kepala Puskesmas Rao, Pemegang Program KIA,
dan 2 bidan desa sebagai informan Triagulasi yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Rao.
D. Instrumen Penelitian
pertanyaan yang akan diajukan kepada informan dan juga dibantu dengan
lebih lengkap.
E. Sumber Data
1. Data Primer
Puskesmas Rao yang hasil cakupan injeksi Vitamin K pada bayi baru lahir
pada tahun 2019 dalam kohort bayi dan kepala puskesmas Rao.
2. Data sekunder
Vitamin K pada bayi baru lahir Puskesmas Rao berupa laporan tahunan
injeksi Vitamin K. Data yang akan diambil sebagai data pada penelitian ini
adalah data Primer yaitu data yang di dapat dengan cara wawancara dan
dokumentasi.
langkah:
a. Pembukaan
kehidupan responden.
6) Jawaban yang diberikan tidak akan dinilai yang benar ataupun yang
jawaban responden
pendapat.
wawancara berlangsung.
diwawancarai lagi.
2. Data Sekunder
pustaka
Tabel 4.1
Matriks Wawancara
G. Validasi Data
probability) dan jumlah sampel sedikit, perlu melakukan validasi data. Uji
memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam satu penelitian untuk
sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk
1. Triangulasi data
2. Triangulasi peneliti
Dalam teknik ini digunakan sejumlah evaluator atau tim evaluator dalam
3. Triangulasi teori
informasi.
4. Triangulasi metode
5. Triangulasi lingkungan
H. Pengolahan Data
Proses analisis data kualitatif dilakukan pada variabel input, proses dan
output. Pada variabel input, variabel proses dan variabel outputnya dengan
1. Data Collection
pada waktu penelitian antara informan dan peneliti dari hasil rekaman dan
catatan.
2. Data Reduction
yang penting, mencari tema dan polanya serta membuang yang tidak
gambaran yang jelas, dan informasi sesuai dengan pertanyaan pada pedoman
3. Data Display
4. Conclusion Drawing
BAB V
HASIL PENELITIAN
Informan dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang yaitu Kepala Puskesmas
utama dan 2 orang bidan Puskesmas dan 2 bidan desa sebagai informan
berikut:
Tabel 5.1
Karakteristik Informan
Pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Tahun 2020 yang telah
61
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
62
digunakan pada penelitian ini adalah berupa rekaman suara dan foto
dokumentasi.
1. Input
a. Kebijakan
Tabel 5.2
Reduksi Data Kebijakan Program Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi
Baru Lahir Di Wilayah Kerja Rao Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7
kebijakan sudah kebijakan kebijakan Kebijakan kebijakan kebijakan
ada dengan sudah ada sudah ada tidak tahu, tapi sudah ada sudah ada
mengacu dengan yang masuk pemberian yang masuk
kepada program mengacu kunjungan Vitamin K layanan KIA
pemerintah kepada neonatal masuk 58
dalam Kementerian langkah APN
menurunkan Kesehatan
angka sesuai dengan
kesakitan, standar-
kecacatan dan standar yang
kematian bayi ada
akibat PDVK
Dari sisi SDM dalam Program pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi
bahwa:
Hal ini dibenarkan oleh bidan puskesmas dan Bidan desa di wilayah kerja
puskesmas Rao seperti hasil wawancara berikut ini.
“ kalau tenaga bidan gak ada yang kurang, malah berlebih –
lebih.”(If 4)
“ di puskesmas rata-rata bidan yang banyak nya.” (If 5)
“ tenaga kesehatan ya, bidan selama ini sudah lebih dari cukup.”(If 6)
“ sudah cukup, malah berlebih.”(If 7).
menjawab:
“kalau tenaga bidan bisa di bilang gak ada yang kurang.” (If 4)
Informan 5 : “rasanya gak ada masalah.”(If 5)
Informan 6 : “gak ada kendala terkait jumlah bidan.” (If 6)
Informan 7 : “menurut saya, tenaga bidan sudah cukup.” (If 7)
Tabel 5.3
Reduksi Data SDM Program Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru
Lahir Di Wilayah Kerja Rao Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7
SDM nya para tenaga SDM SDM Bidan, Tenaga sudah Tenaga Tenaga
bidan dan cukup dan tidak kurang mencukupi kesehatan kesehatan
tenaga bidan tidak ada yang cukup (bidan)
tentunya sekali kendala sudah
sudah cukup
mencukupi
c. Logistik
sebagai berikut:
menjawab:
puskesmas dan Bidan desa di wilayah kerja puskesmas Rao seperti hasil
Tabel 5.4
Reduksi Data Logistik Program Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi
Baru Lahir Di Wilayah Kerja Rao Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 3 If 4 If 5 If 6 If 7
Logistik Vitamin K di dari dinas dari dinas Dari Dari Dari
sudah Drop dari kesehatan. kesehatan gudang puskesmas puskesmas
mencukupi, Dinas Kendalanya tapi farmasi yang tetapi
laporan Kesehatan, pada kendala puskesmas diperoleh kendala
kendala pada dan dikelola ketersedian pada tetapi stock dari dinas ketersediaan
bagian oleh Vitamin K stock Vitamin K kesehatan vitamin K
gudang puskesmas karena vitamin K yang tidak tetapi
farmasi dan terkendala kekosongan yang ready kendala
pada stock dari BPO langka ketersediaan
Vitamin K Kabupaten vitamin K
d. Sarana Prasarana
dibawah ini:
“ kalau sarana prasarana dalam hal ini cuma vitamin K aja dan
format pelaporannya.. itu aja sih.“ (If 1)
“ kalau sarana prasarana yang dari lapangan sih enggak ada ya
karna kalau memberikannya cuman vitamin K nya saja terus
pelaporan tapi kalau dalam bentuk eemmm… alat-alat sudah cukup
dalam kegiatan ini.” (If 2)
“ tidak ada sarana dan prasananya hanya vitamin K saja termasuk
spuit nya.“ (If 3).
dan Bidan desa di wilayah kerja puskesmas Rao seperti hasil wawancara
berikut ini.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh bidan puskesmas dan bidan
Tabel 5.5
Reduksi Data Sarana Prasarana Program Pemberian Injeksi Vitamin K
Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Rao Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 3 If 4 If 5 If 6 If 7
Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana
prasarananya prasarana prasaran prasarana prasaranany prasaranya prasaranaya
vitamin K dan dilapangan lengkap yang a lengkap di hanya Vitamin K,
format yaitu vitamin akan tetapi termasuk puskesmas vitamin K spuit dan
pelaporan dan K dan format ketersedian dalam tetapi dan pelaporan.
sudah tersedia pelapolaran. Vitamin K persiapan ketersedian format Masalhanya
di puskesmas Masalahnya yang persalinan Vitamin K pelaporan pada
pada menjadi yang tidak ketersediaan
ketersedian masalahny memadai Vitamin K
logistic a
2. Proses
a. Perencanaan
Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Kepala Puskesmas dan Pemegang Program
Hal ini dibenarkan oleh bidan puskesmas dan bidan desa seperti hasil
Tabel 5.6
Reduksi Data Perencanaan Program Pemberian Injeksi Vitamin K Pada
Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Rao
Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7
Perencanaan Yang Perencanaan Direncanakan Perencanaan Perencanaan
program menyusun termasuk oleh Kepala program program ada
pemberian perencanaan dalam puskesmas dan termasuk dalam
injeksi Vitamin adalah program Bidan dalam program
K Pada Bayi Pemegang pelayanan Koordinator program puskesmas
Baru Program KIA persalinan Puskesmas
disesuaikan yang dan BBL
dengan diketahui
program KIA oleh kepala
(kunjungan puskesmas
Neonatus)
b. Pengelolaan
Sesuai dengan hasil wawancara dengan bidan puskesmas dan bidan desa
berikut ini:
Tabel 5.7
Reduksi Data Pengelolaan Program Pemberian Injeksi Vitamin K Pada
Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Rao Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7
Sesuai dengan Karena Puskesmas Puskesmas Semua bidan Bidan
perencanaan pemberian yang yang mengatur melakukan sebagai
vitamin K mengatur pengelolaan pemberian pelaksana
dilakukan bidan sebagai program Vitamin K program
setiap ada pelaksana pada BBL
BBL yang
didata sejak
kunjungan
ANC
c. Pelaksanaan
berikut:
Hal ini dibenarkan oleh bidan puskesmas dan Bidan desa di wilayah kerja
menjawab:
dan Bidan desa di wilayah kerja puskesmas Rao seperti hasil wawancara
berikut ini.
Tabel 5.8
Reduksi Data Pelaksanaan Program Pemberian Injeksi Vitamin K Pada
Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Rao Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7
pelaksanaan pelaksanaan Tergantung Pelaksanaan Jarang Jarang
pemberian pemberian keresediaan disesuaikan dilakukan dilakukan
injeksi Vitamin injeksi vitamin K. dengan stock karerena karerena
K Pada Bayi Vitamin K Vitamin K terkendala terkendala
Baru di Pada Bayi stock Vitamin stock
puskesmas Rao Baru K Vitamin K
sudah sesuai dilakukan
dengan secara
perencanaan langsung saat
persalinan di
puskesmas
ataupun pada
bidan desa
dan mandiri
3. Output
Hal ini dibenarkan oleh bidan puskesmas dan Bidan desa di wilayah kerja
Tabel 5.9
Reduksi Data Pencatatan dan Pelaporan Pemberian Injeksi Vitamin K
Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Rao Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7
Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai Setiap Laporan Laporan
SOP SOP SOP tindakan ada diberikan ke diberikan
pelaporan puskesmas ke
puskesmas
Ketika peneliti menanyakan kendala dalam dan apa usaha yang akan
Tabel 5.10
Reduksi Data Kendala dan Usaha Program Pemberian Injeksi Vitamin K
Pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Rao Tahun 2020
Informan Penelitian
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7
meningkatkan meningkatkan Tersediaan Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan
permintaan permintaan Vitamin K Vitamin K Vitamin K Vitamin K
vitamin K vitamin K yang harus agar agar agar
(stok) di (stok) di disediaakan pemberian pemberian pemberian
gudang farmasi gudang pada BBL pada BBL pada BBL
Puskesmas farmasi tidak tertunda tidak tertunda tidak
Puskesmas tertunda
D. Triangulasi Metode
1. Kebijakan
pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir sudah ada dengan
yang ingin dicapai dari pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir
bayi baru lahir sedini mungkin yaitu 1-2 jam setelah lahir dan tercapainya
kekurangan vitamin K.
Tabel 5.11
Triangulasi Kebijakan Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru
No. Kebijakan Data Hasil Penelitian Analisis
Wawancara Telaah
mendalam Dokumen
1 Surat Keputusan Belum ada Tidak ada Surat keputusan terkait
pemberian injeksi vitamin K
2 Pedoman Sudah ada ada
pada bayi baru lahir tetapi
sudah dilakukan sesuai
Pedoman Teknis Pemberian
Injeksi Vitamin K 1
2. SDM
pemegang program KIA dan dengan bidan puskesmas serta bidan desa
K Pada Bayi Baru Lahir karena jumlah bidan di wilayah kerja puskesmas
Tabel 5.12
Triangulasi SDM Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru
No. SDM Data Hasil Penelitian Analisis
Wawancara Telaah
mendalam Dokumen
1 Bidan Sudah cukup Ada SDM yang melakukan
pemberian injeksi vitamin K
adalah semua bidan di
wilayah kerja Puskesmas Rao
3. Logistik
injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir seperti stok vitamin K yang kosong
Tabel 5.13
Triangulasi Logistik Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru
No. Logistic Data Hasil Penelitian Analisis
Wawancara Telaah
mendalam Dokumen
1 Vitamin K Tidak Daftar Keterbatasn ketersedian
mencukupi permintaan Vitamin K menjadi kendala
besar dalam pemberian
injeksi Vitamin K pada BBL
4. Sarana Prasarana
Rao untuk pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir dengan
kepala puskesmas Rao dan pemegang program KIA serta bidan puskesmas
dan bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Rao didapatkan bahwa sarana
dan format pelaporan sehingga tidak ada kendala terkait sarana prasaran di
Tabel 5.14
Triangulasi Sarana Prasarana Pemberian Injeksi Vitamin K
Pada Bayi Baru
No. Sarana Prasarana Data Hasil Penelitian Analisis
Wawancara Telaah
mendalam Dokumen
1 Alat-alat Injeksi Sudah ada ada Sarana prasarana pemberian
injeksi Vitamin K pada BBL
2 Format Pelaporan Sudah ada ada
sudah cukup
pemegang program KIA dan dengan bidan puskesmas serta bidan desa
oleh pemegang program KIA yang diketahui oleh kepala puskesmas dengan
akan tetapi secara structural tidak ada, akan tetapi disesuaikan dengan
Pada Bayi Baru di puskesmas Rao sudah sesuai dengan perencanaan yaitu
Bayi Baru di puskesmas Rao sudah yaitu ketersediaan logistic yang tidak
Tabel 5.15
Triangulasi Proses Pemberian Injeksi Vitamin K
Pada Bayi Baru
No. Proses Data Hasil Penelitian Analisis
Wawancara Telaah
mendalam Dokumen
1 Perencanaan Perencanaan Tidak ada perencanaan program
termasuk pemberian injeksi Vitamin K
program KIA Pada Bayi Baru di Puskesmas
Rao dipegang oleh pemegang
program KIA yang diketahui
oleh kepala puskesmas
2 Pengelolaan Sesuai dengan Tidak ada pengelolaan program
perencanaan pemberian injeksi Vitamin K
program KIA Pada Bayi Baru, sudah sesuai
dengan perencanaan program
puskesmas akan tetapi secara
structural tidak ada, akan
tetapi disesuaikan dengan
rencana program KIA.
3 Pelaksanaan sudah sesuai Tidak ada Pelaksanaan tidak dapat
dengan dilakukan belum optimal
perencanaan tapi karena terkendala pada
6. Output
bayi baru lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao sudah sesuai dengan SOP
akan tetapi masih kurang lengkap karena ketersediaan Vitamin K yang tidak
Tabel 5.16
Triangulasi Output Pelaksanaan Pemberian Injeksi
Vitamin K Pada Bayi Baru
No. Output Data Hasil Penelitian Analisis
Wawancara Telaah
mendalam Dokumen
1 Pencatatan dan sudah sesuai ada pencatatan dan pelaporan hasil
Pelaporan dengan SOP kegiatan Pemberian injeksi
Vitamin K Pada bayi baru lahir
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rao sudah sesuai dengan SOP
akan tetapi masih kurang
lengkap karena ketersediaan
Tabel 5.17
Matriks Tabel tentang Kebijakan Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Rao
Informan Penelitian Analisis
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7 Masalah Penyebab
kebijakan sudah ada kebijakan sudah ada kebijakan Kebijakan kebijakan kebijakan Tidak ada Tidak ada
dengan mengacu dengan mengacu sudah ada tidak tahu, tapi sudah ada sudah ada
kepada program kepada Kementerian yang masuk pemberian yang masuk
pemerintah dalam Kesehatan sesuai kunjungan Vitamin K layanan KIA
menurunkan angka dengan standar- neonatal masuk 58
kesakitan, kecacatan standar yang ada langkah APN
dan kematian bayi
akibat PDVK
b. SDM
Tabel 5.18
Matriks Tabel tentang SDM Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Rao
Informan Penelitian Analisis
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7 Masalah Penyebab
SDM nya para bidan tenaga SDM cukup SDM Bidan, Tenaga sudah Tenaga Tenaga Tidak ada Tidak ada
dan tenaga bidan dan tidak ada tidak kurang mencukupi kesehatan kesehatan
tentunya sekali sudah kendala yang cukup (bidan) sudah
mencukupi cukup
c. Logistik
Tabel 5.19
Matriks Tabel tentang Logistik Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Rao
Informan Penelitian Analisis
If 1 If 2 If 3 If 4 If 5 If 6 If 7 Masalah Penyebab
Secara prinsip Vitamin K di dari dinas dari dinas Dari gudang Dari Dari Ketersediaan Stock di Dinas
logistic sudah Drop dari Dinas kesehatan. kesehatan farmasi puskesmas puskesmas Vitamin K Kesehatan
mencukupi yang di Kesehatan, dan Kendalanya tapi kendala puskesmas yang tetapi di Kabupaten
drop dari Dinas dikelola oleh pada ketersedian pada stock tetapi stock diperoleh kendala Puskesmas tidak selalu
Kesehatan puskesmas dan Vitamin K vitamin K Vitamin K dari dinas ketersediaan tersedia
terkendala pada karena yang langka yang tidak kesehatan vitamin K sehingga stock
stock Vitamin K kekosongan dari ready tetapi vitamin K
BPO Kabupaten kendala puskesmas
ketersediaan juga tidak ada
vitamin K
d. Sarana Prasarana
Tabel 5.20
Matriks Tabel Sarana Prasarana Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Rao
Informan Penelitian Analisis
If 1 If 2 If 3 If 4 If 5 If 6 If 7 Masalah Penyebab
Sarana prasarana Sarana prasarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Tidak ada Tidak ada
berupa alat-alat dan berupa alat-alat prasarana prasarana prasarana prasarana prasarana
format pelaporan dan format berupa alat-alat berupa alat- berupa alat- berupa alat- berupa alat-
yang sudah lengkap pelaporan yang dan format alat dan alat dan alat dan alat dan
sudah lengkap pelaporan yang format format format format
sudah lengkap pelaporan pelaporan pelaporan pelaporan
yang sudah yang sudah yang sudah yang sudah
lengkap lengkap lengkap lengkap
2. Proses
a. Perencanaan
Tabel 5.21
Matriks Tabel tentang Perencanaan Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Rao
Informan Penelitian Analisis
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7 Masalah Penyebab
Perencanaan program Yang menyusun Perencanaan Direncanakan Perencanaan Perencanaan Tidak ada Tidak ada
pemberian injeksi perencanaan adalah termasuk oleh Kepala program program ada
Vitamin K Pada Bayi Pemegang Program dalam program puskesmas dan termasuk dalam
Baru disesuaikan KIA yang diketahui pelayanan Bidan dalam program
dengan program KIA oleh kepala persalinan dan Koordinator program puskesmas
(kunjungan Neonatus) puskesmas BBL Puskesmas
b. Pengelolaan
Tabel 5.22
Matriks Tabel tentang Pengelolaan Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Rao
Informan Penelitian Analisis
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7 Masalah Penyebab
Perencanaan program Yang menyusun Perencanaan Direncanakan Perencanaan Perencanaan Tidak ada Tidak ada
pemberian injeksi perencanaan adalah termasuk oleh Kepala program program ada
Vitamin K Pada Bayi Pemegang Program dalam program puskesmas dan termasuk dalam
Baru disesuaikan KIA yang diketahui pelayanan Bidan dalam program
dengan program KIA oleh kepala persalinan dan Koordinator program puskesmas
(kunjungan Neonatus) puskesmas BBL Puskesmas
c. Pelaksanaan
Tabel 5.23
Matriks Tabel tentang Pengelolaan Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Rao
Informan Penelitian Analisis
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7 Masalah Penyebab
pelaksanaan pemberian pelaksanaan Tergantung Pelaksanaan Jarang Jarang Tidak ada Tidak ada
injeksi Vitamin K Pada pemberian injeksi keresediaan disesuaikan dilakukan dilakukan
Bayi Baru di puskesmas Vitamin K Pada vitamin K. dengan stock karerena karerena
Rao sudah sesuai Bayi Baru dilakukan Vitamin K terkendala terkendala
dengan perencanaan secara langsung saat stock Vitamin stock Vitamin
persalinan di K K
puskesmas ataupun
pada bidan desa dan
mandiri
3. Output
Tabel 5.24
Matriks Tabel tentang Pencatatan dan Pelaporan Pemberian Injeksi Pemberian Injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir
Di Puskesmas Rao
Informan Penelitian Analisis
If 1 If 2 If 4 If 5 If 6 If 7 Masalah Penyebab
Sudah sesuai SOP Sudah sesuai SOP Sudah sesuai Setiap Laporan Laporan Laporan Ketersediaan
SOP tindakan ada diberikan ke diberikan ke pelayanan Vitamin K
pelaporan puskesmas puskesmas kunjungan yang sering
Neonatus dilakukan
sering tertunda
tertunda sehingga
laporan
kunjungan
neonates juga
tertunda
meningkatkan meningkatkan Tersediaan Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan Pemberian Ketersediaan
permintaan vitamin K permintaan vitamin Vitamin K Vitamin K Vitamin K Vitamin K Vitamin K Vitamin K di
(stok) di gudang farmasi K (stok) di gudang yang harus agar agar agar pada BBL puskesmas
Puskesmas farmasi Puskesmas disediaakan pemberian pemberian pemberian sering yang tidak ada
pada BBL pada BBL pada BBL tertunda dan
tidak tertunda tidak tertunda tidak tertunda tidak
dilakukan
Keterangan Tabel:
If 1 : Kepala Puskesmas Rao If 4 & If 5 : Bidan Puskesmas Rao
If 2 : Pemegang Program KIA Puskesmas Rao If 6 & If 7 : Bidan Desa di Wil.Kerja Rao
If 3 : apoteker Puskesmas Rao
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa hal yag menjadi kesulitan dan keterbatasan dalam penelitian
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dan juga dipengaruhi oleh suasana
b. Waktu dan dana yang terbatas sehingga peneliti tidak dapat mengikuti
dianalisis.
B. Input
Dari hasil wawancara diketahui bahwa dari komponen input yang terdiri
dari pertama yaitu: kebijakan terkait injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir itu
angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat PDVK. Kedua yaitu jumlah
SDM atau tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rao khususnya untuk
87
program pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir sudah mencukupi
Ketiga yaitu: logistik program pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru
Lahir berasal dari Drop dari Dinas Kesehatan dan dikelola oleh puskesmas. Dan
keempat yaitu: sarana prasarana yang disediakan puskesmas hanya berupa alat-
naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang
berperan dalam pembekuan darah, seperti factor II, VII, IX, X dan antikoagulan
protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum
fasilitas kesehatan pemerintah, swasta dan masyarakat yang berbasis hak anak
melalui kerjasama lintas program dan lintas sector (Kemenkes RI, 2011).
Vitamin A Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Kota
Bukittinggi Tahun 2018 bahwa dari indikator input bahwa tenaga kesehatan,
dana, logistik sudah ada, tetapi kebijakan belum ada Pemberian Vitamin A.
sarana prasarana dalam pelaksanaan program injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru
Lahir di wilayah kerja Puskesmas Rao diketahui bahwa sudah sesuai dengan
kematian bayi akibat PDVK. Namun dari segi SDM atau tenaga kesehatan di
Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir sudah mencukupi. Dari segi logistik program
pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir berasal dari Drop dari Dinas
Kesehatan dan dikelola oleh puskesmas. Dari segi sarana prasarana yang
disediakan puskesmas hanya berupa alat-alat dan format pelaporan saja. Program
ini adalah program umum KIA yaitu menyangkut kunjungan neonates yang
berjalan dengan baik dan sesuai dengan buku pedoman teknis pelaksanaan
Tabel 6.1
Analisis Manajemen Input PelaksanaanPemberian Injeksi Vitamin K Pada
Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Tahun 2020
No. Input Masalah Penyebab Saran
1. Kebijakan Kebijakan sesuai Surat keputusan terkait Agar kebijakan
dengan Pedoman pemberian injeksi terkait pemberian
Teknis Pemberian vitamin K pada bayi injeksi vitamin K
Injeksi Vitamin K 1 baru lahir belum ada pada bayi baru lahir
lebih difokuskan
2. SDM Tidak ada Tidak ada SDM sudah
lengkap
3. Logistik Ketersediaan Stock di Dinas Agar Dinas
Vitamin K di Kesehatan Kabupaten Kesehatan
Puskesmas tidak tidak selalu tersedia Kabupaten Pasaman
mencukupi Timur
meningkatkan
persediaan stock
Vitamin K
4. Sarana Prasarana Tidak ada Tidak ada Sarana prasarana
sudah lengkap
C. Proses
Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di wilayah kerja Puskesmas Rao dipegang oleh
Vitamin K Pada Bayi Baru di Puskesmas Rao secara struktural tidak ada, akan
injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru di puskesmas Rao sudah sesuai dengan
ataupun pada bidan desa dan mandiri akan tetapi belum merata karena ada ibu
bayi yang mana bayinya tidak mendapatkan Vitamin K saat baru lahir karena
ketersediaan logistik yang tidak ada di gudang farmasi Puskesmas Rao sehingga
pelaksanaan pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru terlambat dan tertunda
Program injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir dilakukan oleh tenaga
kesehatan ibu dan anak di semua unit pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2011)
yaitu bidan. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan segera setelah lahir atau pada saat
diketahui bahwa dari indikator proses yaitu kurangnya sosialisasi dan dalam
kunjungan neonates masih ada bidan yang melaksanakan pelayanan tidak sesuai
ketentuan, peralatan dan pelaporan yang tidak lengkap. Sedangkan dari hasil
Vitamin A Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Kota
Bayi Baru Lahir di wilayah kerja Puskesmas Rao sudah sesuai dengan
Bayi Baru Lahir di Puskesmas Rao secara struktural tidak ada. Selain itu
tidak berjalan mulus sehingga masih ada bayi baru lahir yang tidak mendapatkan
pemberian Vitamin K pada bayi baru lahir di wilayah puskesmas Rao tidak
Tabel 6.2
Analisis Manajemen Proses PelaksanaanPemberian Injeksi Vitamin K Pada
Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Tahun 2020
No. Proses Masalah Penyebab Saran
1. Perencanaan Tidak ada Tidak Ada Perencanaan program
pemberian injeksi Vitamin K
Pada Bayi Baru sudah sesuai
dengan pelayana KIA
2. Pengelolaan Pengelolaan Structural
masuk program perencanaan
KIA program puskesmas
tidak ada
3. Pelaksanaan Pemberian karena terkendala Agar Dinas Kesehatan
Vitamin K pada pada ketersedian Kabupaten Pasaman
bayi baru lahir Vitamin K Timur meningkatkan
tidak merata persediaan stock Vitamin
K
D. Output
Kerja Rao tahun 2020 sudah baik dilihat dari pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan pemberian injeksi Vitamin K Pada bayi baru lahir yang sesuai dengan
Vitamin K yang tidak selalu ada di puskesmas. Agar hal hasil ini dapat
K (stok) di gudang farmasi Puskesmas Rao agar selalu ada dan tidak tertunda
baru lahir digunakan pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak
mengetahui hasil ataupun proses kegiatan bila dibandingkan dengan target atau
PDVK harus disertai mutu program yang tinggi pula. Untuk meningkatkan mutu
program, pembinaan dari atas (supervisi) sangat diperlukan (Kemenkes RI, 2011).
neonatal yang masih belum tercapai karena target dari dinas kesehatan kabupaten
yang terlalu tinggi. Sedangkan dari hasil penelitian Lestari (2019) tentang
Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Kota Bukittinggi Tahun 2018 bahwa dari
indikator output bahwa program pemberian Vitamin A pada ibu nifas masih
Vitamin K Pada Bayi Baru Di Wilayah Kerja Rao tahun 2020 telah berjalan
dengan baik sesuai standar. Akan tetapi pelaksanaan masih kurang yang
tidak selalu ada stok nya di gudang farmasi puskesmas. Untuk itu penting sekali
gudang farmasi Puskesmas Rao agar selalu tersedia dan tidak tertunda dalam
pemberian vitamin K pada bayi baru lahir. Hingga tujuan umum dari injeksi
Vitamin K Pada Bayi Baru yaitu menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan
kematian bayi akibat PDVK dapat tercapai. Selain itu perlu ditingkatkan
Kesehatan Kabupaten.
Tabel 6.3
Analisis ManajemenOutput PelaksanaanPemberian Injeksi Vitamin K Pada
Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kecamatan Tahun 2020
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
analisis tentang pencapaian pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di
Wilayah Kerja Puskesmas Rao Tahun 2020, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Kebijakan terkait pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir, sudah
c. Logistik dalam pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir berasal
dari dan di Drop dari Dinas Kesehatan dan dikelola oleh puskesmas dan
format pelaporan.
Puskesmas Rao dipegang oleh pemegang program KIA yang diketahui oleh
kepala puskesmas.
95
b. Pengelolaan program pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru, di
tetapi secara structural tidak ada, akan tetapi disesuaikan dengan rencana
program KIA.
pemberian injeksi Vitamin K Pada Bayi Baru dilakukan secara langsung saat
persalinan di puskesmas ataupun pada bidan desa dan mandiri akan tetapi
3. Hasil dari komponen output bahwa pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
pemberian injeksi Vitamin K Pada bayi baru lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rao sudah sesuai dengan SOP akan tetapi masih kurang lengkap karena
ketersediaan Vitamin K yang tidak selalu ada di puskesmas. Agar hal hasil ini
tersedia dan tidak tertunda dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir
B. Saran
dan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut
yaitu pemberian Vitamin K pada BBL karena manfaat Vitamin K pada BBL
akibat PDVK.
3. Bagi Peneliti
khususnya tentang pemberian injeksi Vitamin K pada BBL dan juga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abram, O. O., Posumah, J. H., & Palar, N. (2017). Sistem Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Akelamo Di Kecamatan Sahu Timur Kabupaten Halmahera Barat.
Jurnal Administrasi Publik UNSRAT, 3(046).
Hanifa, R., Syarif, I., & Jurnalis, Y. D. (2017). Gambaran perdarahan intrakranial
pada perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) di RSUP Dr. M. Djamil.
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2), 379–385.
Lestari, Suci Ika. (2019). Analisis Tentang Pencapaian Pemberian Vitamin A Pada
Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Kota Bukittinggi
Tahun 2018. Universitas Fort De Kock.
Ruslie, & Habriel, R. (2013). Peranan Vitamin sebagai Nutrisi pada Bayi Prematur
The Role of Vitamin in the Nutrition of Premature Infants. Jurnal Sains
Medika, 4(1), 97–111. http://id.portalgaruda.org/index.php?
ref=browse&mod=viewarticle&article=81486
Suoth, S., Vanus, G., & Vivekenanda, P. (2015). Persalinan Di Puskesmas Kota
Manado Terhadap Profilaksis Vitamin K. Jurnal E-Clinic (ECl),3, 2–5.
Surjono, E., Wijaya, E., & Clarissa, E. (2011). Pentingnya Profilaksis Vitamin K1
pada Bayi Baru Lahir. Damianus Journal of Medicine, 10(1), 51–55.