Anda di halaman 1dari 20

“PEMBERIAN VITAMIN K PADA BAYI BARU

LAHIR”

Disusun oleh :
Kelompok 7 (Kelas IB)
1. Sintha Makravela (204330809)
2. Siska Suryani (204330810)
3. Sri Devi (204330811)
4. Suci Atri Wahyuni (204330812)
5. Trivina Efrilia (204330813)
6. Vani Nopriyanti (204330814)

Dosen pembimbing
Haspita Rizki Syurya Handini, S.ST, M.Keb
Vitamin K prophylaxis for prevention of
vitamin K deficiency
bleeding: a systematic review

Penulis
MJ Sankar, A Chandrasekaran, P Kumar, A
Thukral, R Agarwal and VK Paul
01. Pengertian vitamin K

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan


suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi
beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah,
seperti faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S,
serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum
banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah.
Vitamin K merupakan vitamin larut dalam lemak yang memiliki
peranan penting dalam mengaktifkan zat-zat yang berperan dalam
pembekuan darah, diantaranya zat yang dikenal sebagai protrombin
dan faktor-faktor pembekuan. Bayi baru lahir sangat membutuhkan
vitamin K karena bayi yang baru lahir sangat rentan mengalami
defisiensi vitamin K ketika proses pembekuan darah (koagulan)
menurun dengan cepat dan mencapai titik rendah pada usia 48-72 jam
(Marmi, 2012).
. Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu:

Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat


pada sayuran hijau. Sediaan yang ada saat
ini adalah cremophor dan vitamin K mixed
micelles (KMM).
01
02
03 Vitamin K2 (menaquinone) disintesis
Vitamin K3 (menadione) yang sering oleh flora usus normal seperti
ADD TITLE HERE
dipakai sekarang merupakan vitamin K Bacteriodes fragilis dan beberapa
No one indebted for others,while many people don't know how to

sintetik tetapi jarang diberikan lagi strain E. coli.


cherish others.No one indebted for others,while many people
don't know how to cherish others.
pada neonatus karena dilaporkan
dapat menyebabkan anemia hemolitik.
2 Sifat Vitamin K
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah
rusak oleh radiasi, asam, dan alkali. Vitamin K juga terdapat di alam
dalam dua bentuk, keduanya terdiri atas cincin 2-metilnaftakinon
dengan rantai samping. Vitamin K1 mempunyai rantai samping fitil.
Vitamin K2 merupakan sekumpulan ikatan yang rantai sampingnya
terdiri atas beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 samping dengan
14 unit). Vitamin K3 terdiri atas naftakinon tanpa rantai samping,
oleh karena itu mempunyai sifat larut air. Vitamin K atau metadion
baru aktif secara biologis setelah mengalami alkalilasi didalam tubuh
(Almatsier, 2006).
3 Fungsi Vitamin K

Vitamin ini merupakan kebutuhan vital untuk sintesis beberapa protein


termasuk dalam pembekuan darah. Disebut juga vitamin koagulasi, vitamin ini
bertugas menjaga konsistensi aliran darah dan membekukannya saat
diperlukan. Vitamin yang larut dalam lemak ini juga berperan penting dalam
pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal. Selain berperan dalam
pembekuan, vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang terutama jenis
K1. Vitamin K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi
maksimal (Winarno, 1986).
Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protombin. Kadar protombin
yang tinggi didalam darah merupakan indikasi baiknya daya pengumpalan
darah. Pada proses pembekuan darah, gama-karboksilasis terjadi di dalam hati
pada residu asam glutamate yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan
darah, seperti faktor II (Protombin), VII, VIII, IX, dan X (Almatsier, 2006).
4 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Vitamin K

Jika Vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku.
Hal ini dapat menyebabkan perdarahan atau hemorrhargia.
Bagaimanapun, kekurangan Vitamin K jarang terjadi karena hampir
semua orang memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dalam
makanan. Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem
pencernaan mereka masih steril dan tidak mengandung bakteri yang
dapat mensintesis vitamin K, sedangkan air susu ibu mengandung
hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K
saat lahir (Rahayu, 2008).
5 Faktor-faktor Pemberian Vitamin K pada Bayi yang Baru Lahir.

Menurut Heird (1995) terdapat beberapa faktor pemberian vitamin K


pada bayi yang baru lahir antara lain: akibat rendahnya cadangan
vitamin K pada bayi yang baru lahir, prematuritas, kadar vitamin K yang
rendah pada air susu ibu (ASI), terlambatnya kolonisasi bakteri usus
yang disebabkan oleh terlambatnya pemberian makanan, ASI eksklusif,
diare berat, pemberian antibiotik.
6 Rendahnya cadangan vitamin K pada bayi yang baru lahir

Dalam keadaan normal, bayi baru lahir relative mengalami kekurangan


vitamin K. Hal ini disebabkan karena kondisi saluran cerna masih dalam
keadaan steril (tidak ada bakteri normal usus) sehingga vitamin K tidak
dapat diproduksi. Selain itu fungsi organ hati sebagai tempat
metabolisme vitamin K juga belum dapat berfungsi secara matang
terutama pada bayi kurang bulan.
Menurut Heird (1995) bayi baru lahir rawan terjadi pendarahan.
Pendarahan yang biasanya terjadi adalah pendarahan tali pusat,
pendarahan yang terlihat di kulit, buang air besar (BAB) berdarah,
hingga muntah darah. “Dalam istilah medis disebut hemorrhagic
disease of the newborn (HDN). Umumnya HDN disebabkan kekurangan
vitamin K, khususnya vitamin K1.
Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K karena
cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah, sedikitnya transfer
vitamin K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan
saluran pencernaan bayi baru lahir yang masih steril.4,5,13
Kekurangan vitamin K berisiko tinggi bagi bayi sehingga mengakibatkan
Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB).
VKDB dini timbul pada hari pertama kehidupan, sangat jarang dan biasanya terjadi pada
01. bayi dari ibu yang mengkonsumsi obat yang mengganggu metabolisme vitamin K.

Jenis-Jenis VKDB klasik timbul pada hari ke 2 sampai 7 setelah lahir dan lebih sering terjadi

VKDB 02. pada bayi yang kondisinya tidak optimal pada waktu lahir atau yang terlambat
mendapatkan suplementasi makanan.

AD3.VKDB lambat terjadi pada hari ke 8 sampai 6 bulan setelah lahir, dengan
03. angka kejadian tertinggi pada usia 1 sampai 2 bulan. Manifestasi tersering pada
VKDB lambat adalah perdarahan intrakranial dengan perdarahan subdural
merupakan tipe yang paling sering, ekimosis, perdarahan traktus
gastrointestinal atau membran mukosa, suntikan pada kulit, dan insisi operasi .
Telaah Kritisi Jurnal
Judul : Vitamin K prophylaxis for prevention of vitamin K deficiency
bleeding (Pengaruh pemberian Vitamin K Provilaksi Pencegahan
Perdarahan terhadap defisiensi Vitamin K)

Menelaah Artikel menggunakan Critical Appraisal of a Meta-analysis or


Systematic Review
01. 1.Did the study address a clearly focused question? /
Apakah penelitian tersebut menjawab pertanyaan yang terfokus dengan jelas?
Jawab : YA
Merumuskan clinical question: PICO

P (Patient): Neonatus dan bayi usia kurang 1


tahun
I (Intervention) : Pemberian Vit K
01 02 Provilaksis

03 04
C (Comparator) : Tidak O (Outcome) : Pencegahan
diberikan Vit K Provilaksis Perdarahan kekurangan vitamin K
Was a comprehensive literature search conducted using relevant research databases (i.e. ABI/INFORM, Business
Source Premier, PsycINFO, Web of Science, etc.) / Apakah pencarian literatur komprehensif yang dilakukan

02. menggunakan database penelitian yang relevan (mis. ABI / INFORM, Business Source Premier, PsycINFO, Web of
Science, dll.) ?
Jawab : YA

Is the search systematic and reproducible (e.g. were searched information sources listed, were search
terms provided)? / Apakah pencarian sistematis dan dapat direproduksi (misalnya apakah sumber informasi
03. yang dicari terdaftar, apakah istilah pencarian disediakan)?
Jawab : Ya

Has publication bias been prevented as far as possible (e.g. were attempts made at collecting
04. unpublished data)? / Apakah bias publikasi sejauh mungkin dicegah (misalnya, apakah ada upaya untuk
mengumpulkan data yang tidak dipublikasikan)?
Jawab : YAk
Are the inclusion and exclusion criteria clearly defined (e.g.population, outcomes of
05. interest, study design) / Apakah kriteria inklusi dan eksklusi didefinisikan dengan jelas
(misalnya populasi, hasil yang diminati, desain studi)?
Jawab : YA

Was the methodological quality of each study assessed using predetermined quality criteria? /

06. Apakah kualitas metodologis dari setiap studi dinilai menggunakan kriteria kualitas yang telah
ditentukan sebelumnya?
Jawab : YA
Studi observasional termasuk survei populasi serta uji coba terkontrol secara acak (RCT)
dengan survei cross-sectional.

07. Are the key features (population, sample size, study design, outcome measures, effect sizes,
limitations) of the included studies described? / Apakah ciri-ciri utama (populasi, ukuran
sampel, desain penelitian, ukuran hasil, ukuran efek, batasan) dari penelitian yang disertakan
dijelaskan?
Jawab : YA
Has the meta-analysis been conducted correctly? / Apakah meta-analisis telah dilakukan dengan
benar?
08. Jawab : YA
Meta-analisis studi dengan data lengkap dilakukan dengan menggunakan Stata 11.2(StataCorp,
College Station, TX, USA).Untuk hasil yang pasti, risiko relative (RR) dan interval kepercayaan
95% (CI) dilaporkan

Were the results similar from study to study? / Apakah hasil penelitian sama dari penelitian ke
09. penelitian ?
Jawab : YA

Is the effect size practical relevant? / Apakah ukuran efek relevan praktis?
10. Jawab : YA
How precise is the estimate of the effect? Were confidence intervals given? / Seberapa
11. tepat perkiraan efeknya? Apakah interval kepercayaan diberikan?
Jawab : YA

Can the results be applied to your organization? / Bisakah hasilnya diterapkan ke organisasi
Anda?
12. Jawab : YA
Mengingat resiko tinggi mortalitas dan morbilitas pada bayi dengan akhir VKDB, sangat
dianjurkan pemberian vitamin K Profilaksis secara IM untuk semua neonatus di setiap
kelahiran
Thank YOU

Anda mungkin juga menyukai