OLEH :
LATIFATUN NISWAH
NIM. P07124519025
d. Diagnosis
Temuan-temuan
Anamnesis Pemeriksaan Kemungkinan
Diagnois
Kesulitan Lahir Tidak ada gerakan spontan Palsi lengan
pada salah satu tangan Erbs/klumpke
Lahir - Lengan dan tangan lemas
Sungsang - Bayi besar (berat lahir
>4000 gram)
e. Komplikasi
1) Paralis duchnae atau erb
2) Paralis permanent
3) Paralis tangan / paralis klumpke ( namun ini jarang terjadi )
f. Erbs Palsy
Erbs Paralysis merupakan lesi pada plexus brachialis bagian atas
karena cedera yang diakibatkan perpindahan kepala yang berlebihan
dan depresi bahu pada sisi yang sama saat kelahiran, sehingga
menyebabkan traksi yang berlebihan bahkan robeknya akar saraf C5
dan C6 dari plexsus brachialis. Hal ini sering disebabkan ketika leher
bayi itu ditarik ke samping selama kelahiran yang sulit. Kebanyakan
bayi dengan lesi plexus brachialis lahir akan memulihkan kedua
gerakan dan perasaan di lengan yang terpengaruh. Untuk mendiagnosa
cedera plexus brachialis pada bayi baru lahir, dapat dilihat dari
manifestasi klinisnya berupa tidak adanya respon motorik yang normal
pada otot-otot ekstremitas atas, seperti tidak adanya refleks
menggenggam dan refleks moro asimetris. Namun agak sulit untuk
menentukan diagnosis otot yang mengalami kelumpuhan karena bayi
belum dapat melakukan apa yang diperintahkan.
Sebagian besar rumah sakit melaporkan satu sampai dua bayi yang
lahir dengan plexus brachialis mengalami cedera pada 1000 kelahiran.
Informasi yang cukup tentang insiden cedera plexus brachialis atas
(erbs paralysis) trumatis sulit ditemukan, insiden pastinya tidak
diketahui. Saat ini, insiden tersebut adalah 0,8 per 1000 kelahiran bayi.
Angka ini turun dari tingkat pada tahun 1900, ketika dilaporkan jumlah
penderita yang mencapai dua kali lipat dari pada saat ini. Penurunan
penderita ini dipengaruhi oleh pelayanan kebidanan yang terus
ditingkatkan. Diperkirakan terjadi 400-450 penderita cedera tertutup
supraclavicular di inggris setiap tahunnya. Laki-laki lebih banyak yang
terkena trauma. Masalah utama yang timbul pada penderita Erbs
Paralysis adalah lesi pada plexus brachialis yang dapat menyebabkan
adanya nyeri pada bahu, adanya penurunan kekuatan pada otot-otot
lengan atas, keterbatasan lingkup gerak sendi pada lengan dan
penurunan aktivitas fungsional.
Pada penelitian oleh Andreas Vincent Handoyo, dkk (2010) bahwa
Obstetrical brachial plexus palsy dapat terjadi akibat teregangnya satu
atau lebih komponen plexus brachialis oleh karena proses penarikan
(traksi) pada saat lahir dan pada presentasi bokong, risiko meningkat
175 kali. Faktor risiko lain antara lain janin dengan pertumbuhan lebih
besar dari usia gestasional, diabetes maternal, obesitas dan
penambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan.
g. Penatalaksanaan dan Asuhan Kebidanan
1) Hati-hati waktu memegang bayi, agar tidak terjadi trauma yang
ebih parah.
2) Dalam minggu pertama, balut lengan dengan posisi seperti pada
bayi dengan fraktur humerus.
3) Minta ibu membawa bayinya pada waktu umur 1 minggu untuk :
(Melihat apakah keadaan bayi membaik, Minta ibu melakukan
latihan pasif bila gerakan lengan belum normal).
4) Lakukan tindak lanjut tiap bulan dan jelaskan pada ibu bahwa
sebagian besar kasus palsi lengan dapat sembuh setelah umur 6
sampai 9 bulan. Apabila setelah umur 1 tahun gerakan lengan
masih terbatas, kemungkinan kelainan tersebut akan berlangsung
lama.
Referensi :
Handoyo Andreas Vincent,Isminarto Yoyos Dias Isminarto. 2010.
Characteristics and Risk Factors of Obstetrical Brachial Plexus Palsy
in Newborn Baby. Universitas Padjajaran : Bandung.
IDAI (UKK Perinatologi) MNN.JPHPIEGO, Buku panduan masalah bayi
baru lahir untuk dokter bidan dan perawat di rumah sakit maternal,
neonatal health, kerjasama Departemen Kesehatan RI.
Mahadewa, Tjokorda Gde Bagus, 2013; Saraf Perifer masalah dan
Penanganannya : Indeks, Jakarta
2. Bayi baru lahir di RS, kondisi tidak menangis, nafas megap-megap dan
tonus otot lemah, air ketuban keruh. Ibu bayi umur 38 tahun G4 P1 A2 UK
42 minggu, riwayat persalinan yang lalu dengan VE. Ibu mempunyai
riwayat DM. Faktor apakah yang paling mungkin menyebabkan kondisi
bayi tersebut?
Landasan Teori:
Referensi :
3. Bayi baru lahir di RS 2 jam yang lalu, ibu bayi mempunyai riwayat DM.
Berat bayi 4000 gram, PB 50 cm, suhu 36 C, bayi tampak pucat, kulit
kebiruan, refleks hisap lemah dan bayi mengalami kesulitan minum.
Faktor risiko apakah yang menyebabkan keadaan bayi tersebut?
Jawaban : faktor risiko yang menyebabkan keadaan bayi tersebut adalah
ibu riwayat DM.
Landasan Teori:
Kadar gula darah yang tinggi pada wanita hamil dapat memengaruhi
bayi setelah lahir. Bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit diabetes sering
lahir dengan ukuran lebih besar (makrosomia/ berat bayi lebih dari 4000
gram) dibandingkan bayi lainnya. Organ dalam seperti liver, kelenjar
adrenal, dan jantung cenderung membesar. Bayi seperti ini biasanya akan
mengalami masa di mana kadar gula darah mereka rendah (hipoglikemia)
tak lama setelah lahir, karena meningkatnya kadar insulin di dalam darah
mereka. Insulin adalah zat yang menggerakkan kadar gula (glukosa) dari
darah ke dalam jaringan tubuh. Kadar gula darah si bayi perlu diawasi
dalam waktu 12-24 jam pertama setelah kelahiran.
Gejala yang ditunjukkan adalah, warna kulit biru atau berbintik-bintik,
denyut jantung cepat, nafas cepat (tanda-tanda paru-paru yang belum
sempurna atau gagal jantung), kulit bayi kuning, tidak mau makan atau
nafsu makan buruk, lesu, menangis lemah (tanda-tanda gula darah rendah
yang parah), wajah bengkak, gemetar segera setelah lahir.
Pengobatan yang bisa dilakukan, semua bayi yang lahir dari ibu yang
mengidap diabetes harus diuji mendeteksi gejala gula darah rendah
(hipoglikemia), bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala. Jika bayi
menunjukkan salah satu gejala gula darah rendah, tes dapat dilakukan
selama beberapa hari. Tes akan terus dilanjutkan sampai gula darah bayi
bisa kembali stabil sambil tetap diberi ASI secara normal. Dalam beberapa
kasus ringan, pemberian ASI setelah melahirkan dapat berkhasiat untuk
mencegah gula darah rendah. Kadar gula darah rendah yang tidak kembali
normal dengan cepat dapat ditangani dengan pemberian gula (glukosa) dan
air yang diberikan melalui nadi.
Referensi :
Maryuni, Amik NS. 2008. Buku Saku Diabetes Pada Kehamilan. Jakarta :
Trans Info
Putri, Meggeria dkk. 2017. Gambaran Kondisi Ibu Hamil dengan Diabetes
Melitus. Vol.6 (No 1) Januari 2018
4. Anak umur 5 tahun diare sejak 2 hari yang lalu, BAK 2x/hari, warna
kuning pekat dan berbau tajam. Hasil pemeriksaan: KU sedang, N 96
x/menit, S 37,9 0C, P 60x/menit, regular. Turgor kulit 4 detik. Jelaskan
fungsi ginjal dalam menjaga homeostasis tubuh.
Jawaban : Pada kasus di atas, anak umur 5 tahun mengalami diare dengan
dehidrasi sedang. Hal ini didapatkan dari tanda dehidrasi yaitu KU sedang,
kondisi turgor kulit kembali 4 detik, suhu hipertermi, belum ada letargi,
mata cekung, dan atau tidak bisa minum atau malas minum.
Landasan Teori :
Menurut Sulaiman, dkk (2011) pada diare, dehidrasi menyebabkan
penurunan volume ekstraseluler yang menyebabkan perfusi jaringan
berkurang. Peningkatan kecepatan nadi terjadi sebagai kompensasi karena
jantung berusaha untuk meningkatkan keluaran (output) dalam
menghadapi volume pukulan (stroke volume) yang berkurang. Perfusi
jaringan yang berkurang juga menghambat fungsi ginjal sehingga bisa
menyebabkan asidosis dan uremia.
Homeostasis atau mempertahankan keseimbangan tubuh pada ginjal
meliputi keseimbangan asam basa, mempertahankan volume plasma tekanan
darah, Na+, H2O; mempertahankan osmolaritas, ginjal juga menjaga
keseimbangan tubuh karena adanya filtrasi, sekresi, ekskresi, dan reabsorpsi
pada urin. Mekanisme homeostasis pada ginjal melibatkan ion, hormon,
substansi, dan enzim pada prosesnya. Berikut merupakan berbagai mekanisme
homeostasis ginjal yang utama:
a. Filtrasi
Proses ini merupakan proses penyaringan awal, dimana darah yang
melewati glomerulus akan difiltrasi menuju ke kapsula Bowman. Cairan
yang difiltrasikan melalui glomerulus ke dalam kapsul Bowman disebut
filtrat glomerulus, dan membran kapiler glomerulus disebut membran
glomerulus yang memiliki permeabilitas 100-1000 kali permebialitas
kapiler biasa. Filtrat glomerulus mempunyai komposisi yang hampir sama
dengan komposisi cairan yang merembes dari ujung arteri kapiler pada
cairan interstisial. Di sini tidak ditemukannya eritrosit dan hanya
mengandung sekitar 0,03 % protein. berikut gambar untuk proses filtrasi:
Jika GFR meningkat karena elevasi dari tekanan arterial, lebih banyak
cairan dari normal terfiltrasi dan mengalir menuju tubulus distal. Sebagai
respon, macula densa akan melepaskan adenosine, yang bekerja sebagai
parakrin terhadap arteriol afferent terdekat, membuatnya konstriksi dan
menurunkan aliran darah sehingga GFR kembali normal. Dua mekanisme
di atas dapat bekerja selama tekanan darah berjarak antara 80 sampai 180
mmHg. berikut gambar untuk mekanisme kedua autoregulasi:
Referensi :
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Asam dan Basa. FIK UI.
Sulaiman, dkk. 2011. Gambaran Derajat Dehidrasi dan Gangguan Fungsi
Ginjal pada Diare Akut. Sari Pediatri : Vol. 13, No.3, Oktober 2011.
Calvin Augurius. Struktur dan Fungsi Kerja Homeostasis pada Ginjal
Manusia. FK UKKW.
Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed.24. Jakarta: EGC; 2012 h.397-
502.
Marks DB, Marks AD. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2007. h.
696-710.
Kumpulan gambar-gambar anatomi tubuh. Diunduh dari:
http://www.walgreens.com/marketing/library/graphics/images, 24
September 2017.
Guyton, A.C, Hall J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th Ed. Jakarta:
EGC; 2008.