Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEBIDANAN

PADA KELUARGA BAPAK.U DI RT 06 RW09


KELURAHAN TAMBAKREJAKECAMATAN CILACAP SELATAN
KABUPATEN CILACAP PROPINSI JAWATENGAH

Laporan Individu
Praktik Aplikasi Komunitas

Disusun Oleh :

YUYUN MILNA PURWATI


206117013

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2019
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA
BAPAK.U RT 06 RW 09 DESA TAMBAKREJA

Tanggal Pengkajian :18 November 2019/ 10.00 WIB


Tempat Pengkajian : Rumah Tn.U
Pengkaji : Yuyun Milna Purwati

A. DATA DAN IDENTIFIKASI


1. Biodata
Nama KK :Tn.U
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jalan Srikaya Rt 06/Rw 09, Desa Tambakreja
2. Nama anggota keluarga
No Nama Umur L/ Hubungan Pendidikan Pekerjaan Agama
P Kelurga

1. Ny.M 32 thn P Istri SLTP IRT Islam


2. An.I 19 bln P Anak Belum Belum Islam
Sekolah Bekerja
Genogram :

AYAH IBU AYAH IBU

Ny.D Tn.A Tn.W Tn.R Tn.N Tn.U


Ny.M Ny.D Ny.D

An.I

Keterangan Genogram :

: Laki-laki : Garis pernikahan

: Perempuan : Garis keturunan

: Meninggal : Tinggal serumah

3. Riwayat Penyakit Sekarang


 Tn.U mengatakan tidak mempunyai atau mengalami penyakit
menular ataupun menurun sekarang dan tidak dalam masa
pengobatan.
 Ny.M mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menurun
ataupun menurun sekarangd dan tidak dalam masa pengobatan.
 An.I ,ibu mengatakan anaknya tidak mempunyai atau mengalami
penyakit menurun atau pun menular sekarang dan tidak dalam masa
pengobatan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny.M mengatakan dari ibunya mempunyai penyakit jantung, dan sesak
nafas. Sedangkan dari keluarga suaminya tidak mempunyai penyakit
menular ataupun menurun.
5. Riwayat KIA
a. Pengkajian Bayi ( 1-5 tahun )
An.I usia 1 tahun 6 bulan 21 hari , jenis kelamin perempuan, belum
pernah diberikan vitamin A dipuskesmas maupun posyandu, sudah
mempunyai kartu bpjs, nutrisi dan gizi baik tetapi tidak sesuai Berat
Badan Ideal (BBI) , BB : 8,9 kg /TB :77 cm. BBI : 2n + 8 = ( 2 x 1.9
) + 8 = 11.8 kg.
Penilaian KPSP : anak sudah bisa melambaikan tangan, berdiri
dengan bantuan, anak dapat menunjukkan apa yang diinginkan
dengan suara, anak dapat mengatakan “papa” jika memanggil
ayahnya, anak dapat mengambil benda kecil seperti potongan
biskuit, anak dapat memegang cangkir sendiri, anak dapat
menggelindingkan atau melemparkan bola, anak tidak bisa berdiri
sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik, anak tidak dapat
berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih, anak
tidak dapat membungkuk untuk memungut mainan dilantai
kemudian berdiri. Skor penilaian KPSP : 7 ( meragukan ).
Riwayat ANC : G2P0A1, abortus hamil pertama karena perdarahan
usia 2 bulan, kehamilan ke-2 usia 28 tahun ibu mempunyai riwayat
KEK, tidak ada riwayat alergi, tidak ada riwayat penyakit penyerta,
golongan darah O, selama hamil tidak ada keluhan, pemeriksaan
ANC rutin dibidan Amel, mengkonsumsi vitamin tambah darah dan
kalsium, makanan yang jarang dikonsumsi saat hamil sayuran,cek
laboratorium Hb 10,9 gr%,protein dan glukosa urine negatif, sudah
imunisasi TT 2x terakhir 28 September 2014.
Riwayat Persalinan :Spontan, di bidan puskesmas cilacap selatan 1,
BB/PB lahir : 3200 gram/49 cm, tanggal/jam lahir 27 April 2018/
20.35 WIB, tidak ada masalah pada saat persalinan.
6. Riwayat Perkawinan
Tn.U dan Ny.M menikah 1x, perkawinan yang pertama, sah, sudah 5
tahun menikah, pada saat Tn.B usia 38 tahun dan Ny.A berusia 27 tahun.
7. Riwayat Imunisasi dan Timbangan Berat Badan
Ny.M mengatakan anaknya sudah dilakukan imunisasi dasar
lengkap ,sudah dilakukan imunisasi DPT-Hb-Hib lanjutan.
HB : 27 April 2018
BCG : 09 Mei 2018
Polio 1 : 09 Mei 2018
DPT-HB-Hib 1 : 09 Agustus 2018
Polio 2 : 09 Agustus 2018
DPT-HB-Hib 2 : 13 September 2018
Polio 3 : 13 September 2018
DPT-HB-Hib 3 : 13 November 2018
Polio 4 : 13 November 2018
IPV : 13 Desember 2018
Campak : 09 April 2019
DPT-HB-Hib Lanjutan : 15 November 2019
Timbangan berat badan ,ibu mengatakan penimbangan di posyandu
sebelumnya tidak aktif setelah pindah selama 5 bulan ke RW 09 mulai
aktif penimbangan. Terakhir nimbang BB 8,7 kg/TB 74 cm dan kenaikan
grafiknya setiap penimbangan naik turun di warna hijau muda.
8. Activy Daily Living
a. Pola Makan dan Minum
No Anggota Keterangan
Keluarga
1. Tn.U Makan 2x sehari ,porsi penuh ,jenis nasi,
sayur dan lauk.
Makanan selingan gorengan.
Minum 5-6 gelas/hari jenis air putih,
kopi, teh, tidak ada pantangan dan
keluhan
2. Ny.M Makan 3x sehari,porsi sedang,jenis nasi,
sayur dan lauk.
Makanan selingan buah pisang.
Minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, teh
manis, tidak ada pantangan dan keluhan
3. An.I Makan 3x sehari, porsi sedikit, jenis
nasi,lauk
Makanan selingan biskuit dan buah.
Minum 5-7 gelas/hari, jenis air putih,ASI
,teh.
Anak susah untuk makan sayur-sayuran
dan ikan.

b. Pola Eliminasi
No Anggota Keterangan
Keluarga
1. Tn.U BAB :1x sehari setiap pagi, konsistensi
lunak, warna kecoklatan
BAK: 4 -5 x sehari, konsistensi cair,
warna kuning jernih
2. Ny.M BAB :1x sehari setiap pagi, konsistensi
lunak, warna kecoklatan
BAK: 4 -5 x sehari, konsistensi cair,
warna kuning jernih
3. An.I BAB :1x sehari tidak tentu, konsistensi
lunak, warna kecoklatan
BAK: 5-6 x sehari dan kadang-kadang
memakai pampers jika memakai
pampers 2-3x ganti pampers,
konsistensi cair, warna kuning jernih

c. Pola Istirahat
No Anggota Keterangan
Keluarga
1. Tn.U Tidur siang jarang dilakukan hanya
rebahan saja, tidur malam ±6-7 jam
2. Ny.M Tidur siang ±1 jam kadang dilakukan
atau hanya rebahan di tempat tidur,
tidur malam ±5-6 jam
3. An.I Tidur siang 2x sekitar ±2 jam, tidur
malam ±8 jam

d. Personal Hygiene
No Anggota Keterangan
keluarga
1. Tn.U Mandi 2x sehari, ganti pakaian dan
pakaian dalam 2-3x
2. Ny. M Mandi 2x sehari, ganti pakaian dan
pakaian dalam 2-3x
3. An.I Mandi 2x sehari, ganti pakaian dan
pakaian dalam 3-4x
e. Kebiasaan Hidup
No Anggota Keterangan
keluarga
1. Tn.U Bapak tidak memiliki kebiasaan
merokok dan tidak memiliki kebiasaan
seperti minum-minuman keras,obat
terlarang ataupun jamu, bekerja di
pabrik gula.
2. Ny.M Tidak memiliki kebiasaan seperti
merokok, minum-minuman keras, obat
terlarang dan tidak minum jamu,
kebiasaan sehari-hari memasak,
mengurus rumah, mengurus anak.
3. An.I Masih ASI ekslusif ±5x/hari
Anak biasa bermain dirumah dengan
ibunya tetapi jarang bermain dengan
anak sepantarannya di luar rumah, jika
bermain di luar rumah anak selalu
menangis

9. Keadaan Sosial Ekonomi


a. Keadaan Sosial
Tn.U dalam bermasyarakat dikenal baik dan mudah beradaptasi
karena sering mengikuti kegiatan acara desa, menghadiri kumpulan
kegiatan seperti kumpul per RT dan mudah berinteraksi dengan
tetangga dan warga sekitar.
Ny.M dalam bermasyarakat dikenal baik karena bisa bersosialisasi
dan mudah bergabung dengan warga sekitar tetapi jarang mengikuti
kegiatan acara-acara RW.
An.I dalam bersosialisasi jarang beradaptasi dengan lingkungan
sekitar karena anak selalu menangis setiap bertemu orang baru atau
pun
b. Keadaan Ekonomi
Tn.Umengatakan bekerja sebagai karyawan dipabrik gula,
penghasilan perbulan kurang lebih Rp.1.500.000,00 dan pengeluaran
Rp.1.300.000. Jumlah uang tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan sisanya di tabung. Pengelolaan dan
penentu keuangan dalam keluarga adalah Tn.U dan Ny.M.
10. Situasi Lingkungan U
a. Denah Rumah
7M T B

S
Kamar Dapur
Mandi

J
Kamar 3
A
17 M
15 M L

Kamar 2 A

N
Ruang
Tamu
Kamar 1

Pintu
HALAMAN

b. Penilaian Rumah Sehat


1.) Komponen Rumah
 Langit-langit : Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
 Dinding : Permanen ( tembok/pasangan bata atau batu yang
diplester/papan kedap air )
 Lantai : Diplester/ubin/keramik/papan ( rumah panggung )
 Jendela kamar tidur : Ada
 Jendela ruang keluarga : Ada
 Ventilasi : Ada, luas ventilasi > 10% dari luas lantai
 Lubang asap dapur : Ada, luas ventilasi permanen <10% dari
luas dapur
 Pencahayaan : Terang dan tidak silau, sehingga dapat
digunakan untuk membaca dengan normal
Total 14, Skor = 14 x 31 = 434
2.) Sarana Sanitasi
 Sarana Air Bersih : Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat
 Jamban ( Sarana pembuangan kotoran ) : Ada, leher angsa,
septictank
 Sarana pembungan air limbah (SPAL) : Ada, dialirkan
keselokan tertutup (selokan kota) diolah lebih lanjut
 Sarana pembuangan sampah (tempat sampah) : Ada, kedap
air dan tertutup
Total 13, Skor = 13 x 25 = 325
3.) Perilaku Penghuni
 Membuka jendela kamar : Setiap hari dibuka
 Mebersihkan rumah dan halaman : Setiap hari
 Membuang tinja bayi dan balita ke jamban : setiap hari
dibuang ke jamban
 Membuang sampah pada tempat sampah : Setiap hari
dibuang ke tempat sampah
Total 7, Skor = 8 x 44 = 352
Total hasil penilaian = 434 + 325 + 352 = 1,111
Skor = Nilai x Bobot
Total hasil penilaian = I + II + III
Rumah Sehat total hasil penilaian 1068-1200
Rumah Tidak Sehat total hasil penilaian <1068
11. Aktivitas anggota keluarga
a. Kewirausahaan
Keluarga Tn.U tidak mempunyai usaha tambahan hanya hasil dari
pekerjaan pokok saja.
b. Pendidikan
Pendidikan Tn.U : SMA
Pendidikan Ny.M : SMP
Pendidikan An.I : Belum Sekolah
c. Kesehatan
Tn.U : Kesehatannya baik tidak sedang menderita penyakit atau
sedang dalam pengobatan
Ny.M : Kesehatannya baik tidak sedang menderita penyakit atau
sedang dalam pengobatan
An.I : Kesehatannya baik tidak sedang menderita penyakit atau sedang
dalam pengobatan, gizi pada An.I baik :
 Berat badan berdasarkan umur (BB/U) : 8.9/19 = 0.46
Berat badan normal : ≥-2 SD sampai 3 SD
Berat badan kurang : <-2 SD sampai -3 SD
Berat badan sangat : <-3 SD
 Tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) : 77/19 = 4.05
Tinggi badan di atas normal : >2 SD
Tinggi badan normal : -2 SD sampai dengan 2 SD
Pendek ( stunting ) : -3 SD sampai dengan <-2 SD
Sangat pendek ( severe stunting ) : <-3 SD
 Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB) : 8.9/77 = 0.11
Sangat gemuk : >3 SD
Gemuk : >2 SD sampai dengan 3 SD
Normal : -2 SD sampai dengan 2 SD
Kurus ( wasting ) : -3 SD sampai dengan <-2 SD
d. Lingkungan
Lingkungan rumah keluarga Tn.U bersih dan sehat tetapi ada hewan
peliharaan unggas di dalam rumah yaitu burung tidak dipisahkan dari
rumah atau mempunyai kandang sendiri, jarak rumah dengan rumah
lainnya saling berdekatan tidak ada jarak sedikit pun.

Pemeriksaan fisik
1. Tn.U
Kepala : Mesocephal
Wajah : Lonjong, tidak ada oedema
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mata : Sclera : Putih, Conjungtiva : Merah Muda
Telinga : Simetris
Mulut dan gigi : Bersih, Tidak ada caries
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada
pembesaran limphe, tidak ada pembesaran vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Dada : Simetris
Perut :Tidak ada kelainan
Punggung : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tangan dan Kaki pergerakan aktif
Postur tubur : Mesomorf
TTV : Nadi : 85 x/mnt TD : 120/80mmgh TB: 165 cm
Respirasi: 20 x/mnt Suhu : 36.4ºC BB: 55 kg

2. Ny.M
Kepala : Mesocephal
Wajah : Lonjong, tidak ada oedema
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mata : Sclera : Putih, Conjungtiva : Merah Muda
Telinga : Simetris
Mulut dan gigi : Bersih, Tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada
pembesaran limphe, tidak ada pembesaran vena jugularis
Payudara : Tidak ada benjolan, simetris, aerola hiperpigmentasi,
masih keluar ASI
Dada : Simetris
Perut : Tidak ada bekas luka operasi/SC, tidak ada striae
gravidarum ataupun linea nigra
Punggung : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tangan dan Kaki pergerakan aktif
Postur tubur : Mesomorf
TTV : Nadi : 88 x/mnt TD : 120/80mmgh TB: 160cm
Respirasi: 20 x/mnt Suhu : 36.5ºC BB: 45 kg

3. An.I
Kepala : Mesocephal
Wajah : Lonjong, tidak ada oedema
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mata : Sclera : Putih, Conjungtiva : Merah Muda
Telinga : Simetris
Mulut dan gigi : Bersih, Tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran limphe, tidak ada pembesaran vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada : Simetris
Perut : Tidak ada kelainan, tidak kembung
Punggung : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tangan dan Kaki aktif
Postur tubur : Mesomorf
BB/ TB : 8.9 kg/ 77 cm
LK : 44,5 cm
BBI/IMT Anak : 2n + 8 = ( 2 x 1.9 ) + 8 = 11.8 kg
TTV : Nadi : 89 x/mnt Suhu : 36.6ºC
Respirasi:21 x/mnt

B. ANALISIS DATA
1. Masalah : Berat badan tidak sesuai dengan berat badan ideal
Penyebab :Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang Gizi seimbang pada
Balita
Penyelesaian :Memberikan konseling tentang gizi balita seimbang
2. Masalah : Anak susah untuk makan sayur dan ikan
Penyebab :Kurangnya Pengetahuan Ibu dalam mengetahui anak susah
makan
Penyelesaian : Memberikan konseling kepada ibu mengenai anak susah
makan
3. Masalah : Anak selalu menangis ketika beradaptasi dengan
lingkungan sekitar
Penyebab :Kurangnya perhatian ibu terhadap adaptasi lingkungan
sekitar anak seusianya
Penyelesaian : Mengajak ibu untuk selalu mengajarkan anak beradaptasi
kepada lingkungan sekitar
4. Masalah : Keterlamabatan perkembangan anak pada usianya
Penyebab :Kurangnya Pengetahuan ibu mengenai cara menstimulasi
tumbuh kembang anak
Penyelesaian : Memberikan konseling mengenai cara menstimulasi
tumbuh kembang anak dan mengajak ibu untuk melatih cara menstimulasi
anak di rumah
5. Masalah : Terdapat hewan unggas di dalam maupun luar rumah
Penyebab :Kurangnya Pengetahuan ibu mengenai hewan unggas
disekitar rumah
Penyelesaian : Memotivasi ibu untuk selalu membersihkan rumah dan
memberikan saran kepada ibu untuk memisahkan tempat tinggal dengan
tempat unggas

C. INTERPRETASI DATA DAN SKORING


1. Interpretasi Data
No Rumusan Masalah Data Subyektif/Data Objektif
1. Berat badan tidak sesuai DS : -
dengan berat badan ideal DO : BB : 8.9 kg /TB : 77 cm
2. Anak susah makan sayur dan DS : Ibu mengatakan ketika anak
ikan diberikan makanan sayur atau
ikan anak menolak
DO : Conjungtiva : merah muda
3. Anak selalu menangis ketika DS : Ibu mengatakan anak selalu
beradaptasi dengan lingkungan menangis ketika dibawa keluar
sekitar rumah, dan ketika diajak bertanya
atau diperiksa anak menangis
DO : -
4. Keterlambatan perkembangan DS : Ibu mengatakan anak belum
anak pada usianya bisa berjalan
DO : Anak tidak bisa berdiri
sendiri tanpa berpegangan selama
kira-kira 5 detik, anak tidak dapat
berdiri sendiri tanpa berpegangan
selama 30 detik atau lebih, anak
tidak dapat membungkuk untuk
memungut mainan dilantai
kemudian berdiri. Skor penilaian
KPSP : 7 ( meragukan )
5. Terdapat hewan unggas di DS : Ibu mengatakan ada hewan
dalam atau luar rumah unggas seperti burung di dalam
dn luar rumah
DO : -

2. Skoring
Perumusan Masalah A B C D Jumlah Prioritas
Masalah
Berat badan tidak sesuai 0,6 1 0,6 1 3,2 4
dengan berat badan ideal
Anak susah makan sayur 0,6 1 0,6 0,5 2,7 3
dan ikan
Anak selalu menangis 0,3 1 0,6 0,5 2,4 1
ketika beradaptasi
dengan lingkungan
sekitar
Keterlambatan 0,3 1 0,3 1 2,6 2
perkembangan anak
pada usianya
Terdapat hewan unggas 0,6 2 1 0 3,6 5
di dalam dan di luar
rumah

D. POA
1. Masalah : Anak selalu menangis ketika beradaptasi dengan
lingkungan sekitar
Tujuan Sasaran Rencana Waktu/Tempat Pelaksana
Kegiatan
Diharapkan Orang tua Mengajak 22 November Heni Tasari
dan Anak
anak bisa ibu untuk 2019 / di rumah
beradaptasi selalu Tn.U
dengan mengajarkan
lingkungan anak
sekitar beradaptasi
kepada
lingkungan
sekitar

2. Masalah : Keterlambatan perkembangan anak pada usianya


Tujuan Sasaran Rencana Waktu/Tempat Pelaksana
Kegiatan
Diharapkan Orang Memberikan 22 November Heni
tua dan Tasari
anak dapat konseling 2019/ di rumah
Anak
melawati mengenai Tn.U
perkembangan cara
yang menstimulasi
terlambat di tumbuh
usianya kembang
anak dan
mengajak
ibu untuk
melatih cara
menstimulasi
anak di
rumah

3. Masalah : Anak susah makan sayur dan ikan


Tujuan Sasaran Rencana Waktu/Tempat Pelaksana
Kegiatan
Diharapkan Orang tua Memberikan 24 November Heni Tasari
dan Anak 2019 / di rumah
anak bisa konseling
Tn.U
makan kepada ibu
sayur dan mengenai
ikan anak susah
makan

4. Masalah : Berat badan tidak sesuai dengan berat badan ideal


Tujuan Sasaran Rencana Waktu/Tempat Pelaksana
Kegiatan
Diharapkan Anak Memberikan 24 November Heni Tasari
2019 / di rumah
berat badan konseling
Tn.U
anak sesuai tentang gizi
dengan balita
berat badan seimbang
ideal

5. Masalah : Terdapat hewan unggas di dalam dan di luar rumah


Tujuan Sasaran Rencana Waktu/Tempat Pelaksana
Kegiatan
Diharapkan Keluarga Memotivasi 28 November Heni
2019 / di rumah Tasari
tempat ibu untuk
Tn.U
tinggal dan selalu
tempat membersihkan
hewan rumah dan
unggas memberikan
terpisahkan saran kepada
ibu untuk
memisahkan
tempat tinggal
dengan tempat
unggas

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Masalah Implementasi Waktu Evaluasi


Anak selalu Mengajak ibu 22 November Ibu dapat
menangis untuk selalu 2019 Jam memahami dan
ketika mengajarkan 11.30 WIB / di bersedia untuk
beradaptasi anak beradaptasi rumah Tn.U mengajarkan
dengan kepada anaknya
lingkungan lingkungan beradaptasi
sekitar sekitar terhadap
lingkungan
sekitar
Keterlambatan Memberikan 22 November Ibu dapat
2019 Jam
perkembangan konseling mengerti dan
11.50 WIB/ di
anak pada mengenai cara rumah Tn.U bersedia untuk
usianya menstimulasi melatih stimulus
tumbuh kembang tumbuh kembang
anak dan anak di rumah
mengajak ibu
untuk melatih
cara
menstimulasi
anak di rumah
Anak susah Memberikan 24 November Ibu dapat
makan sayur konseling kepada 2019 / di mengerti dan
dan ikan ibu mengenai rumah Tn.U bersedia untuk
anak susah mengolah
makan sayur dan makanan yang
ikan menarik untuk
makan sayur atau
pun ikan
Berat badan Memberikan 24 November Ibu mengerti dan
tidak sesuai konseling tentang 2019 / di bersedia untuk
dengan berat gizi balita rumah Tn.U memberikan gizi
badan ideal seimbang seimbang kepada
anak untuk
mengoptimalkan
tumbuh kembang
anak
Lampiran 1

PENGKAJIAN BAYI (1 – 5TAHUN)

Nama : Ikfina Laili Sya’bana


Tanggal Lahir : 27 April 2019 ,Usia: 1 Tahun 6 Bulan 21 Hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Nutrisi dan Gizi : √ Baik
Tidak Baik
Penimbangan Posyandu : √ Ditimbang
Tidak Ditimbang
Kartu Menuju Sehat : Punya/Tidak punya
Pemberian Vit A : Belum Pernah

Umur/ Dosis Tanggal diberikan


Bulan
12 – 23
24 – 35
1 kapsul merah
36 – 47
48 – 59
BB/TB
: 8,9 kg/77 cm
Status Gizi : Baik/Kurang/Buruk
Perkembangan : Normal/Ada Keterlambatan
Lampiran 2
PENGKAJIAN PASANGAN USIA SUBUR

Nama : Masrohatun

Usia : 32 Tahun

Media Kontrasepsi : Tidak Suntik 3 bulanan

Alami √ AKBK

Kondom AKDR

Pil Kombinasi MOP

Mini Pil MOW

Suntik 1 bulanan

Alasan Penggunaan : Untuk menjarakkan anak

Efek Samping/Masalah : Tidak ada keluhan


Lampiran 3
PENGKAJIAN RUMAH SEHAT

N Komponen Rumah Kriteria Nila Skor


o Yang dinilai i
I Komponenen Rumah Bobot 31
1. Langit-langit Tidak ada 0
Ada,kotor sulit dibersihkan dan 1
rawan kecelakaan
Ada, bersih dan tidak rawan 2 √
kecelakaan
2. Dinding Bukan tembok (terdapat dari 1
anyaman bambu atau ilalang)
Semi permanen/setengah 2
tembok/pasangan bata atau batu
yang tidak diplester/papan yang
tidak kedap air
Permanen (tembok/pasangan 3 √
bata atau batu yang
diplester/papan kedap air).
3 Lantai Tanah 0
Papan/anyaman bambu dekat 1
dengan tanah/plaster yang
retak/berdebu
Diplester/ubin/keramik/papan 2 √
(rumah panggung)
4 Jendela kamar tidur Tidak ada 0
Ada 1 √
5 Jendela ruang keluarga Tidak Ada 0
Ada 1 √
6 Ventilasi Tidak Ada 0
Ada, luas ventilasi permanen < 1
10% dari luas lantai
Ada, luas ventilasi permanen > 2 √
10% dari luas lantai
7 Lubang asap dapur Tidak ada 0
Ada, luas ventilasi permanen < 1 √
10% dari luas dapur
Ada, luas ventilasi permanen > 2
10% dari luas apur (asap keluar
dengan sempurna) atau ada
exhauster fanada peralatan yang
sejenis
8 Pencahayaan Tidak terang, tidak dapat 0
digunakan untuk membaca
Kurang terang, sehingga kurang 1
jelas untuk membaca normal
Terang dan tidak silau, sehingga 2 √
dapat digunakan untuk
memebaca dengan normal
Total 434
II Sarana Sanitasi Bobot 25
1 Sarana Air Bersih Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PA Ada, bukan milik sendiri dan 1
H) tidak memenuhi syarat
kesehatan
Ada, milik sendiri dan tidak 2
memenuhi syarat
Ada, bukan milik sendiri dan 3
memenuhi syarat
Ada, milik sendiri dan 4 √
memenuhi syarat
2 Jamban (sarana Tidak ada 0
pembuangan kotoran) Ada, bukan leher angsa, tidak 1
tutup, disalurkan ke
sungai/kolam
Ada, bukan leher angsa, ditutup 2
(leher angsa), disalurkan ke
sungai/kolam
Ada, leher angsa, septictank 3 √
3 Sarana Pembuangan Tidak ada, sehingga tergenang 0
Air Limbah (SPAL) tidak teratur di halaman rumah
Ada, diresapkan tetapi 1
mencemari sumber air (jarak
dengan sumber air < 10 m)
Ada, disalurkan ke selokan 2
terbuka
Ada, dialirkan ke selokan 3 √
tertutup (selokan kota)diolah
lebih lanjut
4 Sarana Pembuangan Tidak ada 0
Sampah (tempat Ada, tetapi tidak kedap air dan 1
sampah) tidak tertutup
Ada, kedap air dan tidak 2
tertutup
Ada, kedap air dan tertutup 3 √
Total 325
III Perilaku Penghuni Bobot 44
1 Membuka Jendela Tidak Pernah dibuka 0
Kamar Kadang-kadang 1
Setiah hari dibuka 2 √
2 Membersihkan rumah Tidak Pernah 0
dan halaman Kadang-kadang 1
Setiah hari 2 √
3 Membuang tinja bayi Dibuang ke sungai/kebun/kolam 0
dan balita ke jamban sembarangan
Kadang-kadang ke jamban 1
Setiap hari dibuang ke jamban 2 √
4 Membuang sampah Dibuang ke sungai/kebun/kolam 0
pada tempat sampah sembarangan
Kadang-kadang ke tempat 1
sampah
Setiah hari dibuang ke tempat 2 √
sampah
Total 352
Total Hasil Penilaian 1,11
1

Skor = Nilai x Bobot

Total Hasil Penilaian = I + II + III

Rumah Sehat total hasil penilaian 1068 – 1200

Rumah Tidak Sehat total hasil penilaian < 1068


Lampiran 4
PENGKAJIAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS)

N Indikator Nilai
o
KIA dan Gizi
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 1
2 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali 1
3 Memberikan ASI Eksklusif pada bayi 1
4 Menimbang balita minimal 8 kali setahun 1
5 Anggota rumah tangga dengan menu gizi seimbang dengan 1
garam beryodium
Kesehatan Lingkungan
6 Anggota rumah tangga menggunakan air bersih 1
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat 1
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya 1
9 Menggunakan lantai kedap air 1
Gaya Hidup
10 Anggota rumah tangga melakukan aktifitas fisik/berolah raga 0
11 Anggota rumah tangga tidak ada yang merokok 1
12 Anggota rumah tangga mencuci tangan dengan sabun 1
13 Anggota rumah tangga menggosok gigi 2 kali sehari 1
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan Miras/Narkoba 1
Upayakan Kesehatan Masyarakat
Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK/Dana sehat 0
Anggota rumah tangga melakukan PSN minimal seminggu 0
sekali
Keterangan: jawaban yang dinilai 1 (satu), dan jawaban tidak dinilai 0 (nol)

Klasifikasi/Strata Rumah Tangga:

1. Strata Sehat Pertama (Warna Merah): JIka jumlah nilai dari jawaban ya antara
0 s/d 5
2. Strata Sehat Madya (Warna Kuning): JIka jumlah nilai dari jawaban ya antara
6 s/d 10
3. Strata Sehat Utama (Warna Hijau): JIka jumlah nilai dari jawaban ya
antara 11 s/d 15
4. Strata Sehat Paripuma (Warna Biru): JIka jumlah nilai dari jawaban ya antara
= 16
Lampiran 5
TABEL MAKANAN UNTUK BAYI DAN BALITA

Usia Jenis dan Cara Pemberian


0 – 6 Bulan Berikan kolostrum
ASI eksklusif
Susui sesering mungkin (3 jam seklai)
6 – 9 Bulan ASI
Mulai berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) secara
bertahap baik dan tekstur dan jumlahnya (bubur susu, bubur
tim lumat)
Berikan aneka makan seperti telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-
buahan seperti jeruk, pisang, papaya

9 – 12 ASI
Bulan Berikan MP-ASI yang lebih padat (bubur nasi, nasi tim, nasi
lembek)
Berikan aneka makanan seperti telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-
buahan seperti jeruk, pisang, papaya

1 – 2 Tahun ASI
Makanan orang dewasa (nasi, lauk, sayur, dan buah)
Makan 3 kali sehari 1/3 porsi orang dewasa sekali makan
Makanan selingan 2 kali sehari

2 – 3 Tahun Makanan orang dewasa (nasi, lauk, sayur, dan buah)


Makan 3 kali sehari 1/2 porsi orang dewasa sekali makan
Makanan selingan 2 kali sehari

3 – 5 Tahun Makanan orang dewasa (nasi, lauk, sayur, dan buah)


Makan 3 kali sehari porsi orang dewasa sekali makan
Makanan selingan 2 kali sehari
Lampiran 6
Lampiran 7
SATUAN ACARA PENYULAN (SAP)
TUMBUH KEMBANG ANAK

Penyuluh : Heni Tasari


Pokok Bahasan : Tumbuh Kembang Anak
Sasaran : Orang tua dan anak
Waktu : 15 menit
Tempat : Rumah Tn.U
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 November 2019
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit tentang “Tumbuh
Kembang” , diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami
pentingnya Perkembangan Tumbuh Kembang anak.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
menjelaskan kembali :
a.    Pengertian Tumbuh Kembang Anak.
b.      Pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
c.       Gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui
d.      Keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak
e.       Pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh Kembang
B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
C. Media
1. Leaflet
D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1 3 menit Pembukaan:    Menjawab salam
         Memberi salam    Mendengarkan dan
         Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
         Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan

2 10 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi Menyimak dan memperhatikan


penyuluhan secara berurutan: penjelasan materi.
         Pengertian Tumbuh Kembang
dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang
         Jenis-jenis Deteksi Dini Tumbuh
Kembang
         Intervensi dan pencegahan
Tumbuh Kembang
         Jenis layanan Intervensi Tumbuh
Kembang
3 5 menit Evaluasi:          Bertanya kepada pemateri.
         Tanya jawab tentang materi          Menjawab pertanyaan yang
penyuluhan diberikan oleh pemateri
         Memberi pujian atau dukungan          Menyimpulkan semua dari
kepada peserta. materi penyuluhan yang telah
diberikan.
4 2 menit Penutup: Menjawab salam
         Mengucapkan terima kasih.
Mengucapkan salam.
E. Evaluasi
a. Menjelaskan pengertian Tumbuh Kembang Anak?
b. Menjelaskan pengertian Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak?
c. Menjelaskan gangguan Tumbuh Kembang yang sering ditemui?
d. Menjelaskan keuntungan dan keterbatasan dari Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak?
e. Menjelaskan pada Usia berapa saja dapat dilakukan Deteksi Tumbuh
Kembang?
F. Daftar Pustaka
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep, Jakarta: Salemba Medika.
MATERI TEORI
TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

A. MENGAPA ANAK PERLU DIASUH DAN DIBIMBING


Anak perlu diasuh dan dibimbing karena mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertumbuhnya  anak dari segi
jasmani. Perkembangan ialah berkembangnya kepribadian anak, dari seorang
mahluk yang tadinya secara mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi
seorang yang secara relatif mandiri dan berguna bagi lingkungannya.
Perkembangan anak merupakan proses. Artinya, perkembangan itu
meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi
antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan
sebaik-baiknya, anak perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama
dalam lingkungan kehidupan berkeluarga.

B. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGASUH DAN


MEMBIMBING ANAK
Sebagaimana dijelaskan diatas, perkembangan anak dipengaruhi oelh faktor
bawaan dan faktor lingkungan. Kedua faktor itu perlu diperhatikan dalam
mengasuh anak.
1. Faktor bawaan
Faktor bawaan adalah sifat yang dibawa anak sejak lahir :
o   Ada anak yang penyabar, pemarah, pendiam, banyak bicara, ceradas,
bodoh, dll
o   Kedaan fisik yang berbeda-beda , ada yang tinggi/pendek, ada yang
berkulit hitam/putih, hidung mancung/pesek, dll
Faktor bawaan dapat mempercepat, menghambat, atau melemahkan
pengaruh faktor lingkungan. Setiap anak itu unik, artinya bahwa tidak ada
satu anak pun yang persis sama. Dalam mengasuh dan membimbing anak,
kita tidak boleh membandingkan perkembangan anak yang satu dengan
yang lainnya, tanpa memperhatikan sifat mereka masing-masing.\
2. Faktor lingkungan
Adalah pengaruh luar atau lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan anak. Faktor lingkungan meliputi suasana lingkungan
dalam keluarga dan hal lain yang berpengaruh dalam perkembangan anak,
seperti sarana dan prasarana yang tersedia, misalnya alat bermain,
lapangan bermain atau televisi.
Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangnya fungsi tertentu
dari anak, shingga mempercepat perkembangan anak. Namun, faktor
lingkungan juga dapat mmeperlambat atau mengganggu kelangsungan
perkembangan anak. Peran orangtua adalah menciptakan lingkungan yang
mendukung perkembangan anak ke arah yang positif.

C. HAKIKAT MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK


1.      Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam mendidik anak.
Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan dasar-dasar pertama
perkembangan anak
2.      Mengasuh dan membimbing anak ialah mendidik anak agar kepribadian
anak dapat berkembang dengan sebaik-baiknya, sehingga menjadi manusia
dewasa yang bertanggung jawab.
3.      Mengasuh dan mebimbing anak melibatkan seluruh aspek kepribadian
anak, baik aspek jasmani, intelektual, emosional dan keterampilan, serta
aspek norma dan nilai.
4.      Hakikat mengasuh dan membimbing anak meliputi pemberian kasih
sayang dan rasa aman, sekaligus disiplin dan contoh yang baik. Oleh
karena itu, diperlukan suasana kehidupan keluarga yang stabil dan bahagia
5.      Mengasuh dan membimbing anak selain merupakan tantangan dalam
kelauraga, juga merupakan pengalaman yang menyenangkan dan
memuaskan.
6.      Mengasuh dan membimbing anak membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kesabaran orangtua
D. PRINSIP DALAM MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK
1.      MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 0 – 1,5 TAHUN
a.      Ciri dan tuntutan perkembangan
 Memperoleh rasa aman dan rasa percaya dari lingkungan merupakan
dasar yang penting dalam hubungan anak dengan lingkungannya
 Rasa aman ini diperolehnya melalui sentuhan fisik yang menyenangkan
dengan ibunya dan sesedikit mungkin mengalami hal-hal yang kurang
mneyenangkan
b.      Sikap orangtua
 Penuh kasih sayang dalam merawat dan mengasuh akan menimbulkan
perasaan aman serta percaya pada bayi
 Kesiapan ibu pada setiap saat dibutuhkan oleh bayi, juga menimbulkan
rasa aman dan percaya pada bayi
 Berilah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi anda. Jangan terlalu ketat
dengan jadwal pemberian makanan, karena setiap bayi mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda
 Bila ibu terpaksa memberikan susu botol, perlakukanlah seperti bayi
minum ASI, yaitu dengan cara memeluknya
 Ketika bayi rewel, carilah penyebabnya dan atasilah masalahnya.
Tangisan tidak selalu berarti bayi lapar.
 Angkat dan peluklah bayi anda serta gendonglah berkeliling
rumah/halaman sambil menunjukkan benda-benda yang ada di
sekitarnya
 Sering-seringlah berbicara kepada bayi anda setiap hari, pada saat
memakaikan pakaian, memberinya makan, memandikan, atau ketika
melakukan kesibukan rumah tangga lainnya. Bayi tidak pernah
terlalu muda untuk diajak berbicara
 Ajaklah bayi anda bermain sambil tersenyum dan tirukanlah gerakan,
mimik, dan kegiatannya. Bayi anda akan menirukan kegiatan anda pula.
 Senandungkan dan ayunkanlah bayi anda pada saat menidurkan,
sehingga ia akan tertidur dengan nyaman.
 Perkenalkan dengan berbagai macam benda, bunyi-bunyian, dan warna.
Hal ini akan mempercepat perkembangan bayi anda.
c.       Gagguan/penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini
 Kesulitan makan
 Mudah terangsang, marah, tersinggung (Irritabilitas)
 Menolak segala sesuatu yang baru
 Sikap dan tingkah laku yang seolah-olah ingin melekat pada ibu dan
menolak lingkungan
Bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka pada masa dewasa
kemungkinan besar akan timbul kelainan jiwa yang bercorak
ketergantungan yang kuat seperti :
 Depresi (rasa murung, sedih, dan perasaan tertekan)
 Adiksi obat (ketergantungan obat)
 Skizofrenia (gangguan jiwa dengan kepribadian terpecah)
2.      MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 1,5 – 3 TAHUN
a.      Ciri dan tuntutan perkembangan
 Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan keamuannya
sendiri, sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa yang dapat
dilakukannya
 Anak dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak ia
kehendaki
 Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan mengatur
badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar
terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri di kemudian hari
b.      Sikap orangtua

 Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-
hal yang diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan
menumbuhkan rasa kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas
untuk melindungi dari bahaya, karena dorongan anak berbuat belum
diimbangi oleh kemmapuan untuk melaksanakannya secara wajar dan
rasional
 Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan
demikian ia akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan.
Namun jangan lupa bahwa dalam bermain atau berhubungan dengan
orang lain, anak masih bersifat egoistis, yaitu mementingkan dirisendiri
dan memperlakukan orang lain sebagai obyek atau benda sesuai dengan
kemauannya sendiri
 Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah
dimengerti
 Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan
doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau
dengar
 Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat
lainnya
 Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain,
membantu kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan
pakaiannya tanpa dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung
jawab.
 Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan
buang air besar pada tempatmnya, namun jangan terlalu ketat
 Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan
ajaklah ia makan bersama keluarga
 Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau
bermain balok-balok atau menggambar
 Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua pun
jangan terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan
tenangkanlah anak ketika ia kecewa dengan cara memeluknya dan
mengajaknya berbicara.
c.       Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

 Kesulitan makan, terutama bila ibu memaksa makan


 Suka mengadat (ngambek/tempertantrum)
 Tingkah laku kejam
 Tingkah laku menentang dan keras kepala
 Gangguan dalam berhubungan dengan orang lain yang diwarnai oleh
sikap menyerang
3.      MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 –5 TAHUN
a.      Ciri dan tuntutan perkembangan

 Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru
kegiatan di sekitarnya.
 Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan
inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan
hasilnya. Pengalaman dalam melakukan aktivitas ini amat penting
artinya bagi anak.
 Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan
meninggalkan tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang
lain. Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan
dengan lingkungan yang semakin menuntut, sehingga anak mengalami
kekecewaan
 Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi
anak, dalam tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya.
Disini terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak
laki-laki merasa lebih sayang kepada ibunya, dan anak perempuan lebih
sayang kepada ayahnya
 Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci,
irihati, persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut
dan cemas.
 Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap
ini. Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting
 Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau
dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang
sama, baik terhadap anak perempuan ataupun anak laki-laki
 Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak wanita
akan beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan ayahnya
(identitas seksual maupun identitas diri)
 Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah tangga,
sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara
lahiriah maupun kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses
meniru) yang salah. Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan ibunya,
sehingga ia lebih mengembangkan sikap kewanitaan dan sebaliknya
 Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang,
ia terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki
memegang alat kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal
ini tetapi alihkanlah perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini
akan berakhir dengan baik pada usia 6 tahun.
b.      Sikap orangtua

 Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan inisiatifnya,


sehingga ia mendapat kesempatan untuk membuat kesalahan dan
belajar dari kesalahan tersebut
 Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu,
berbelanja ke pasar, memasak, atau membetulkan mainan yang rusak
 Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat cemas,
karena pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya
(kastrasi), sedangkan pada anak perempuan timbul rasa iri hati.
 Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak
 Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak
 Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah
perlu lebih akrab dengan anak laki-lakinya
 Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau
menunda jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya adik
keluar dari perut mama, jawablah bahwa keluarnya melalui jalan lahir,
jangan katakan dibelah dari perut. Hal ini akan menakutkan bagi anak
yang dapat berdampak negatif pada jiwanya
 Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng. Kemudian
diskusikanlah isi ceritanya dan tanyakanlah beberapa pertanyaan
kepada anak
 Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan saudara
tanpa ditemani.
 Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak.
Dengarkanlah ia dan tunjukkanlah bahwa anda mengerti
pembicaraannya dengan mengulangi apa yang dikatakannya. Pada saat
ini janganlah menggurui, mencaci dan menyepelekannya
 Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta tata
tertib dan sopan santun yang berlaku di masyarakat setempat
 Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak
bermain bersama. Disini, ayah perlu bersikap sebagai teman bagi anak
 Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan anak
merasa bersalah, rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan
sesuatu, serta serba salah dalam bergaul
c.       Gangguan/ Penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini
 Kesulitan belajar
 Masalah sekolah
 Masalah pergaulan dengan teman
 Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif
SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)
GIZI BALITA

Penyuluh : Heni Tasari


Pokok Bahasan : Gizi Balita
Sasaran : Orang tua dan anak
Waktu : 15 menit
Tempat : Rumah Tn.U
Hari/Tanggal : Minggu, 24 November 2019
A. Tujuan
1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan Meningkatkan pengetahuan
ibu balita tentang pemenuhan gizi seimbang untuk balita
2. Indikator
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan dapat :
a. Menjelaskan pengertian gizi pada balita
b. Mengetahui 1000 HPK
c. Menjelaskan pengaturan makan untuk balita
d. Menjelaskan masalah gizi akibat dari kelebihan dan kekurangan gizi
B. Metode
3. Ceramah
4. Diskusi
C. Media
3. Leaflet
D. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan
peserta
1 Pembukaan 3 menit a. Salam Menjawab
b. Perkenalan salam
c. Menjelaskan tujuan dari
pertemuan
2 Isi materi 10 menit a. Menjelaskan pengertian Memperhatikan
gizi, 1000 HPK
b. Menjelaskan pengaturan Memperhatikan
makan untuk balita
c. Menjelaskan masalah gizi Memperhatikan
akibat dari kelebihan dan
kekurangan gizi
d. Memberi kesempatan Memperhatikan
peserta Bertanya
3 Penutup 2 menit a. Menyimpulkan materi
bahasan yang telah
disampaikan.
b. Memberikan motivasi
peserta untuk memberikan
gizi seimbang pada balita

E. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta mendapatkan penyuluhan
selama 15 menit, maka diberikan pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian gizi pada balita?
b. Jelaskan 1000 HPK?
c. Jelaskan pengaturan makan untuk balita?
d. Jelaskan masalah gizi akibat dari kelebihan dan kekurangan gizi?
F. Daftar Pustaka
1. Almatsier, S.2008.Penuntun Diet.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Gizi_seimbangdiakses pada tanggal 20
November 2019 pukul 11.00 WIB
3. http://balitapedia.com/kenali-5-masalah-gizi-yang-umum-terjadi-pada-
balita-berikut-ini/667diakses pada tanggal 20 November 2019 pukul 11.25
WIB
4. http://lagizi.com/1000-hari-pertama-kehidupan-untuk-generasi-yang-lebih-
baik/diakses pada tanggal 20 November 2019 pukul 11.30 WIB
MATERI TEORI
GIZI BALITA

A. Gizi
1. Pengertian
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia
yang berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin
yaitu sejak mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil.
Kebiasaan makan sudah dimulai sejak dari masa kanak-kanak. Gizi adalah
suatu zat yang berguna dan dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
Makanan yang bergizi seimbang mengandung 3 fungsi utama yaitu
a. Zat tenaga
Zat gizi menghasilkan tenaga atau energi. Bagi balita, tenaga diperlukan
untuk melakukan aktivitasnya serta untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi sumber tenaga
balita relatif lebih besar daripada orang dewasa. Zat tenaga dapat
diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat pembangun
Zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan
jaringan yang rusak. Zat pembangun dapat diperoleh dari protein.
c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur
dapat diperoleh dari vitamin, mineral dan air
2. Masalah gizi balita
a. Kurang Energi Protein (KEP)
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila
berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia
(BB/U) baku WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition
dapat diartikan sebagai salah satu penyakit gangguan gizi yang penting
dimana pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan
patologis yang disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein
dalam proporsi yang bermacam-macam. Kurangnya zat gizi makro
(Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP. Berikut ini
sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
1. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari
makanan dalam usus terganggu
4. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang
tidak diimbangi dengan asupan yang memadai
b. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan
lemak dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar
dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas
pada anak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti :
hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah),
hipertensi, hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi
ortopedik (tulang). Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan
berlebih (obesitas) akan berlanjut sampai anak beranjak remaja dan
dewasa.
Menurut Aven-Hen, obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut:
1. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
2. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
3. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
4. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia
berbuat sesuai dengan keinginan orang tua
5. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada
keluarga. Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
1) Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola
makan anak agar tetap seimbang. Awasi kebiasaan makannya,
jangan berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi.
2) Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan
masakan yang mengandung banyak lemak seperti santan yang
terlalu kental.
3) Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
4) Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis,
karena itu adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat
badan.
5) Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan
energinya, terutama di luar ruangan seperti lari, berenang, atau
bermain bola, dan lain-lain

B. 1000 HPK
Pada fase kehamilan, perkembangan janin terjadi di setiap trimester
kehamilannya, diantaranya:
 Trimester 1 (minggu 1-12), Pembentukan organ-organ penting (mata,
jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau
lengan, kaki, dan organ tubuh lainnya)
 Trimester 2 (minggu 13-27), Berat janin mulai bertambah, organ mulai
berfungsi
 Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan pesat,
organ mulai matang
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena
sebagian organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak.
Perkembangan fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga
mencapai puncaknya pada usia 0-2 tahun
Pengertian
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang
yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2
tahun. 1000 HPK juga disebut periode emas, karena pada periode ini terjadi
pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses
pertumbuhan anak dengan sempurna. Kurang gizi pada 1000 HPK tidak dapat
diperbaiki dimasa kehidupan selanjutnya.

Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi
kesempatan bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif,
juga berisiko lebih rendah dari menderita penyakit degeneratif. Analisis dari
penelitian kohor di 5 negara memberikan bukti kuat bahwa gizi yang cukup di
dalam kandungan dan di usia 2 tahun pertama kehidupan sangat kritis untuk
pembangunan sumber daya manusia.
C. Pengaturan Makan Balita
Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah
pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
imunisasi, dan suplementasi vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan
makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI
diberikan kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI
saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian
makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada
saat bayi berumur 6 atau 7 bulan bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk
mengonsumsi makanan padat.
Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat
gizi mikro seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena
pada masa ini sampai anak usia dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan
dengan laju metabolisme tinggi. Kandungan lemak pada makanan pendamping
ASI anak diperlukan sebagai sumber asam lemak esensial, memfasilitasi
penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan
pendamping ASI berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.

Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok
untuk anak yaitu  gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu
dengan rasa yang tajam. Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan
anak, meskipun mereka perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600
ml susu atau 2-3 porsi susu per hari. Berikan anak makanan yang sehat,
bervariasi dan seimbang,Anak harus makan berbagai macam makanan dari
setiap kelompok makanan:
a. 4 porsi jenis karbohidrat perhari
b. 2-3 porsi susu perhari
c. 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari
d. 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari
Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan sampai
12 bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan
mengunyah dan menelan serta menerima macam-macam makanan dengan
berbagai tekstur dan rasa. Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi,
mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar,
makanan lumat, makanan lembik dan akhirnya makanan padat. MP-ASI
sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit dalam bentuk encer
secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental sampai padat. Anjuran
pemberian makanan pada bayi dan anak dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Anjuran Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak

MP-ASI
Usia
ASI Makanan Makanan Makanan
(Bulan)
Lumat Lembik Keluarga
0-6
6-8
9-12
12-24
Sumber : Depkes RI, Panduan Untuk Petugas Tentang ASI dan MP-ASI,
2009
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai pemberian MP-ASI yang
mencakup jenis, tekstur, frekuensi dan porsi pemberian untuk setiap kali makan
menurut kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pemberian MP-ASI
Usia
Komponen
6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan
Jenis 1 Jenis bahan dasar 3-4 jenis bahan dasar Makanan
(6 bulan) (Sajikan secara keluarga
2 jenis bahan dasar terpisah atau
(7-8 bulan) dicampur)
Tekstur Semi cairMakanan yang Padat
(dihaluskan), secara dicincang halus atau
bertahap kurangi lunak (disaring
campuran airkasar). Ditingkatkan
sehingga menjadi sampai semakin
semi padat kasar sehingga dapat
digenggam
Frekuensi Makanan utama 2-3 Makanan utama 3-4 Makanan
kali sehari, camilan kali sehari, camilan utama 3-4 kali
1-2 kali sehari 1-2 kali sehari sehari, camilan
1-2 kali sehari
Porsi setiap Dimulai dengan 2-3 ½ mangkok kecil ¾ sampai 1
makan sendok makan dan atau setara dengan mangkok kecil
ditingkatkan secara 125 ml atau setara
bertahap sampai ½ dengan 175 –
mankok kecil atau 250 ml
setara dengan 125 ml
Sumber : Krisnatuti, 2008

Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka perlu


diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Makanan
tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu tampilan dan
aroma yang layak. Selain itu dilihat dari segi kepraktisannya, makanan
tambahan bayi sebaiknya sudah dipersiapkan dengan waktu pengolahan yang
singkat.
Berikut ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk bayi :
Bahan Makanan yangdianjurkan :
1. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan
cairan atau kaldu daging dan sayuran, susu formula, (ASI) atau air
2. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya,
pisang, apel, melon dan alpukat
3. Sayur-sayuran dan kacang-kacang yang direbus kemudian dihaluskan
menggunakan blender
4. Daging pilihan yang tidak berlemak kemudian diblender
5. Ikan yang diblender sebaiknya ikan yang tidak berduri
Bahan Makanan yang tidak dianjurkan :
1. Makanan yang tidak mengandung protein gluten yaitu tepung terigu barley,
biji gandum dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Makanan tersebut
dapat membuat perut bayi kembung, mual dan diare pada bayi. Hal ini
disebabkan karena reaksi gluten intolerance
2. Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak atau penyedap rasa.
3. Makanan terlalu berlemak.
4. Buah-buahan yang terlalu asam seperti jeruk dan sirsak
5. Makanan terlalu pedas atau bumbu terlalu tajam
6. Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, cempedak. Sayuran
yang mengandung gas seperti kol, kembang kol, lobak. Kedua makanan
tersebut dapat menyebabkan perut bayi kembung.
7. Kacang tanah dapat menyebabkan alergi atau pembengkakkan pada
tenggorokan sehingga bayi sulit bernapas
8. Kadang kala telur dapat memacu alergi pada bayi, sehingga pemberian telur
dilakukan secara bertahap dan dengan porsi kecil. Jika terjadi alergi
terhadap bayi, maka pemberian dihentikan
SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)
ANAK SUSAH MAKAN

Penyuluh : Heni Tasari


Pokok Bahasan : Anak Susah Makan
Sasaran : Orang Tua dan anak
Waktu : 15 menit
Tempat : Rumah Tn.U
Hari/Tanggal : Minggu, 24 November 2019

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan orang tua mampu
mengetahui, memahami, mengenal, dan mampu melakukan cara efektif
untuk mengatasi anak susah makan.
2. Tujuan Khusus
a. Orang tua dapat memahami definisi susah makan
b. Orang tua dapat mengetahui tanda-tanda anak susah makan
c. Orang tua dapat mengetahui penyebab anak susah makan
d. Orang tua dapat mengertahui cara mengatasi anak susah makan
B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
C. Media
1. Leaflet
D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
.
1. 3 Menit Pembukaan a. Menjawab
a. Membuka kegiatan dengan b. Mendengarkan
mengucapkan salam dan
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan c. Mendengarkan
d. Menyebutkan materi yang diberikan dan
memperhatikan
d. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. 10 Menit Pelaksanaan penyampaian materi : a. Mendengarkan
a. Menjelaskan definisi susah makan dan
b. Menjelaskan tanda-tanda anak susah memperhatikan
makan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan faktor penyebab anak dan
susah makan memperhatikan
d. Menjelaskan cara mengatasi anak c. Mendengarkan
susah makan dan
e. Memberi kesempatan untuk bertanya memperhatikan
d. Mendengarkan
dan
memperhatikan
e. Bertanya
3. 2 Menit a. Mengajukan 4 pertanyaan tentang a. Menjawab
materi b. Mendengarkan
b. Kesimpulan dari materi dan
c. Salam Penutup memperhatikan
c. Mendengarkan

E. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan Cara Mengatasi Anak Susah Makan orang tua
dapat : :
1. Orang tua dapat memahami definisi susah makan
2. Orang tua dapat mengetahui tanda-tanda anak susah makan
3. Orang tua dapat mengetahui penyebab anak susah makan
4. Orang tua dapat mengertahui cara mengatasi anak susah makan
F. Daftar Pustaka
Shofiyya, Ummu. 2013 . Apa Solusinya Anak Susah Makan.
http://ummushofiyya.wordpress.com/2013/04/21/anak-susah-makan-apa-
solusinya/. Diakses pada tanggal 20 November 2019 pukul 10.00 WIB
Choriyati, Laily. 2013.Cara Mengatasi Anak Susah Makan.
http://lailychoyriati.blogspot.com/2013/06/makalah-cara-mengatasi-anak-
susah-makan.html.Diakses padatanggal 20 November 2019 pukul 10.20 WIB
MATERI PENYULUHAN
CARA MENGATASI ANAK SUSAH MAKAN

DEFINISI
“Susah makan” adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
ketidakmampuan bayi atau anak untuk mengkonsumsi sejumlah makanan yang
diperlukannya, secara alamiah dan wajar yaitu dengan menggunakan mulutnya
secara sukarela.
TANDA-TANDA ANAK SUSAH MAKAN
Tanda-tanda anak susah makan biasanya mudah dikenali oleh ibu karena
ibu biasanya tahu kebiasaan makan anak sehari-hari. Setiap anak menunjukkan
tanda yang berbeda sesuai dengan usia dan karakter mereka masing-masing. Pada
usia 3-4 tahun, anak lebih terang-terangan menolak makanan, bisa dengan
mengatupkan mulut, mengemut, melepeh, atau membuang makanan.
FAKTOR PENYEBAB ANAK SUSAH MAKAN
Secara umum, faktor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan faktor
internal eksternal :
a. Faktor Internal meliputi faktor fisik, antara lain :
1. Terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya
infeksi dalam tubuh anak
2. Kelainan atau penyakit pada gigi geligi dan rongga mulut, saluran
cerna, infeksi secara umum maupun non infeksi
3. Gangguan nafsu makan ketika sakit
b. Faktor Eksternal meliputi faktor psikis, meliputi gangguan psikologis pada
anak, seperti :
1. Suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan
bersama orang tua
2. Bosan dengan makanan yang disajikan ibu
3. Cara pemberian makanan yang kurang tepat, misalnya terlalu
memaksakan waktu dan jumlah, tidak dengan lemah lembut ketika
membujuk sehingga mereka melawan
4. Masalah kesukaan dan ketidaksukaan
5. Memakan cemilan padat kalori menjelang jam makan
6. Minum susu terlalu banyak
7. Terpengaruh kebiasaan orang tua
CARA MENGATASI ANAK SUSAH MAKAN
Susah makan merupakan masalah individu anak sehingga upaya untuk
mengatasinya juga bersifat individual tergantung kepada beratnya dan faktor-
faktor yang menjadi penyebab susah makan. Langkah-langkah yang bisa
dilakukan ibu untuk mengatasi susah makan pada anak antara lain :
1. Sajikan makanan dalam porsi kecil.
Ingat, lambung si kecil belum mampu menampung makanan terlalu banyak,
jadi berikan ia makanan sedikit demi sedikit.
2. Variasi makanan.
Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda
memilih makanan yang ia sukai. Biasanya anak lebih suka dengan makanan
pilihannya.
3. Sajikan dengan menarik
Setelah menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan menarik.
Misalnya, mencetak nasi goreng dalam cetakan teddy bear atau bebek kecil.
Contoh: Makanan Unik
4. Jadikan saat makan menyenangkan
Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar ia makan
lebih banyak.
Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak
menyenangkan. Dan bukan tak mungkin menimbulkan trauma psikologis
baginya.
5. Makan teratur
Jadwalkan waktu makan dengan teratur, agar si kecil terbiasa dengan waktu
makannya. Sama halnya dengan waktu tidur, mandi dan sebagainya.
6. Beri cemilan sehat
Setelah bisa berjalan, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya.
Apalagi ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya semakin banyak saja. Ini
mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang.
Untuk menyiasatinya, berikan ia cemilan sehat dalam porsi kecil namun
beragam. Misalnya saja bola-bola kentang isi wortel dan daging cincang, sus
mini isi fla coklat, donat tabor keju, dan sebagainya.
7. Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak.
Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan
jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
8. Libatkanlah anak untuk menyiapkan makanan.
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau
sayur di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu,
anak anda memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi
makanan sehat, maka anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang
tua.
9. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah.
Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang
paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan
mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan
penutup selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya
tidak anda berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti
sebagai makanan penutup.
10. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan.
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak,
namun bila terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk
makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.
11. Jenis makanan yang diberikan
Penyebab anak susah makan juga bisa karena jenis makanan yang kita berikan.
Bisa terjadi, anak tidak suka dengan rasanya atau aromanya mungkin. Atau
kondisi makanannya, bisa karena terlalu panas atau bahkan terlalu dingin, kita
bisa sangat memperhatikan hal ini. Dan paling sering, balita tidak suka dengan
makanan yang semua campur jadi satu dalam piring. Nasi, sayur dan buah bisa
kita tempatkan dalam wadah yang berbeda. Juga pada pilihan potongan,
usahakan untuk tidak terlalu besar, ukuran potongan yang kecil akan lebih
disukai anak.
12. Kapasitas perut anak
Masing-masing anak mempunyai kapasitas perut yang berbeda. Untuk balita
dengan muatan perut yang tidak terlalu besar, bisa menjadi penyebab anak
susah makan. Ini bisa kita atasi dengan pemberian makanan yang tidak terlalu
banyak, tetapi dengan nilai makanan sehat serta gizi yang mencukupi.
Biasanya, balita bisa makan beberapa kali dalam sehri, ini sangat bervariasi,
bisa 3 kali sampai 6 kali sehari.
NUGGET SAYUR

Bahan-bahan:
· 3 buah wortel yang berukuran sedang, bersihkan dan potong-potong
· 1/2 bagian kembang kol, hancurkan

· 1 bagian brokoli, hancurkan

· 2 siung bawang putih, cincang halus

· 1 butir telur

· 1/2 sendok teh bubuk bawang

· 1 sendok teh garam

· 1/2 sendok teh lada

· 1 3/4 cangkir tepung roti


Cara membuat:
1. Campurkan wortel, kembang kol, brokoli, bawang putih, telur, bubuk bawang,
garam dan lada ke dalam blender hingga halus.
2. Tambahkan 1 1/4 cangkir tepung roti dan campurkan hingga rata.
3. Ambil satu sendok makan campuran tersebut dan bentuk nugget seperti
lingkaran kecil.

4. Tempatkan 1/2 cangkir sisa tepung roti di dalam piring. Lalu, lumuri nugget
dengan tepung roti.
5. Panaskan minyak pada wajan di atas api sedang. Kemudian, goreng sekitar 10
menit hingga kedua sisi nugget berubah warna menjadi cokelat keemasan.

BAKSO GORENG IKAN CRISPY

Bahan yang dibutuhkan :


 100 gram mi telur kering, remukan
 200 gram ikan tenggiri
 1 batang daun bawang, iris tipis-tipis
 1 buah putih telur
 1 sendok makan tepung sagu
 2 sendok makan saus tiram
 2 sendok makan minyak wijen
 ½ sendok makan garam
 1 sendok teh merica bubuk
 2 siung bawang putih, haluskan
 Minyak secukupnya untuk menggoreng
Cara membuat :
1. Campurkan ikan tenggiri, daun bawang, putih telur, saus tiram, minyak wijen,
garam, merica bubuk, dan bawang putih. Aduk semua hingga rata.
2. Masukan tepung sagu, aduk kembali hingga rata
3. Bentuk adonan bulat dengan sendok makan.
4. Gulingkan adonan yang sudah  berbentuk bulat ke dalam remahan mi hingga
tertutupi semua permukaannya
5. Goreng dalam minyak dengan api sedang. Angkat dan tiriskan hingga warna
coklat keemasan.

Lampiran 8
DOKUMENTASI

Mengajak anak untuk beradaptasi yaitu diajak salaman dengan orang lain.
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 November 2019/ 11.30 WIB
Pemeriksaan Fisik An.I
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 November 2019/ 11.40 WIB

Konseling Tumbuh Kembang Anak


Hari/Tanggal : Jum’at, 22 November 2019/ 11.50 WIB
Pengukuran Lila Ny.M karena pada saat hamil riwayat KEK
Hari/Tanggal : Minggu, 24 November 2019

Pengecekan Tekanan Darah Ny.M


Hari/Tanggal : Minggu, 24 November 2019
Konseling Gizi Balita
Hari/Tanggal : Minggu, 24 November

Konseling Anak Susah Makan


Hari/Tanggal : Minggu, 24 November 2019

Anda mungkin juga menyukai