Laporan Individu
Praktik Aplikasi Komunitas
Disusun Oleh :
An.I
Keterangan Genogram :
b. Pola Eliminasi
No Anggota Keterangan
Keluarga
1. Tn.U BAB :1x sehari setiap pagi, konsistensi
lunak, warna kecoklatan
BAK: 4 -5 x sehari, konsistensi cair,
warna kuning jernih
2. Ny.M BAB :1x sehari setiap pagi, konsistensi
lunak, warna kecoklatan
BAK: 4 -5 x sehari, konsistensi cair,
warna kuning jernih
3. An.I BAB :1x sehari tidak tentu, konsistensi
lunak, warna kecoklatan
BAK: 5-6 x sehari dan kadang-kadang
memakai pampers jika memakai
pampers 2-3x ganti pampers,
konsistensi cair, warna kuning jernih
c. Pola Istirahat
No Anggota Keterangan
Keluarga
1. Tn.U Tidur siang jarang dilakukan hanya
rebahan saja, tidur malam ±6-7 jam
2. Ny.M Tidur siang ±1 jam kadang dilakukan
atau hanya rebahan di tempat tidur,
tidur malam ±5-6 jam
3. An.I Tidur siang 2x sekitar ±2 jam, tidur
malam ±8 jam
d. Personal Hygiene
No Anggota Keterangan
keluarga
1. Tn.U Mandi 2x sehari, ganti pakaian dan
pakaian dalam 2-3x
2. Ny. M Mandi 2x sehari, ganti pakaian dan
pakaian dalam 2-3x
3. An.I Mandi 2x sehari, ganti pakaian dan
pakaian dalam 3-4x
e. Kebiasaan Hidup
No Anggota Keterangan
keluarga
1. Tn.U Bapak tidak memiliki kebiasaan
merokok dan tidak memiliki kebiasaan
seperti minum-minuman keras,obat
terlarang ataupun jamu, bekerja di
pabrik gula.
2. Ny.M Tidak memiliki kebiasaan seperti
merokok, minum-minuman keras, obat
terlarang dan tidak minum jamu,
kebiasaan sehari-hari memasak,
mengurus rumah, mengurus anak.
3. An.I Masih ASI ekslusif ±5x/hari
Anak biasa bermain dirumah dengan
ibunya tetapi jarang bermain dengan
anak sepantarannya di luar rumah, jika
bermain di luar rumah anak selalu
menangis
S
Kamar Dapur
Mandi
J
Kamar 3
A
17 M
15 M L
Kamar 2 A
N
Ruang
Tamu
Kamar 1
Pintu
HALAMAN
Pemeriksaan fisik
1. Tn.U
Kepala : Mesocephal
Wajah : Lonjong, tidak ada oedema
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mata : Sclera : Putih, Conjungtiva : Merah Muda
Telinga : Simetris
Mulut dan gigi : Bersih, Tidak ada caries
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada
pembesaran limphe, tidak ada pembesaran vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Dada : Simetris
Perut :Tidak ada kelainan
Punggung : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tangan dan Kaki pergerakan aktif
Postur tubur : Mesomorf
TTV : Nadi : 85 x/mnt TD : 120/80mmgh TB: 165 cm
Respirasi: 20 x/mnt Suhu : 36.4ºC BB: 55 kg
2. Ny.M
Kepala : Mesocephal
Wajah : Lonjong, tidak ada oedema
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mata : Sclera : Putih, Conjungtiva : Merah Muda
Telinga : Simetris
Mulut dan gigi : Bersih, Tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada
pembesaran limphe, tidak ada pembesaran vena jugularis
Payudara : Tidak ada benjolan, simetris, aerola hiperpigmentasi,
masih keluar ASI
Dada : Simetris
Perut : Tidak ada bekas luka operasi/SC, tidak ada striae
gravidarum ataupun linea nigra
Punggung : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tangan dan Kaki pergerakan aktif
Postur tubur : Mesomorf
TTV : Nadi : 88 x/mnt TD : 120/80mmgh TB: 160cm
Respirasi: 20 x/mnt Suhu : 36.5ºC BB: 45 kg
3. An.I
Kepala : Mesocephal
Wajah : Lonjong, tidak ada oedema
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mata : Sclera : Putih, Conjungtiva : Merah Muda
Telinga : Simetris
Mulut dan gigi : Bersih, Tidak ada caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran limphe, tidak ada pembesaran vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada : Simetris
Perut : Tidak ada kelainan, tidak kembung
Punggung : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Tangan dan Kaki aktif
Postur tubur : Mesomorf
BB/ TB : 8.9 kg/ 77 cm
LK : 44,5 cm
BBI/IMT Anak : 2n + 8 = ( 2 x 1.9 ) + 8 = 11.8 kg
TTV : Nadi : 89 x/mnt Suhu : 36.6ºC
Respirasi:21 x/mnt
B. ANALISIS DATA
1. Masalah : Berat badan tidak sesuai dengan berat badan ideal
Penyebab :Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang Gizi seimbang pada
Balita
Penyelesaian :Memberikan konseling tentang gizi balita seimbang
2. Masalah : Anak susah untuk makan sayur dan ikan
Penyebab :Kurangnya Pengetahuan Ibu dalam mengetahui anak susah
makan
Penyelesaian : Memberikan konseling kepada ibu mengenai anak susah
makan
3. Masalah : Anak selalu menangis ketika beradaptasi dengan
lingkungan sekitar
Penyebab :Kurangnya perhatian ibu terhadap adaptasi lingkungan
sekitar anak seusianya
Penyelesaian : Mengajak ibu untuk selalu mengajarkan anak beradaptasi
kepada lingkungan sekitar
4. Masalah : Keterlamabatan perkembangan anak pada usianya
Penyebab :Kurangnya Pengetahuan ibu mengenai cara menstimulasi
tumbuh kembang anak
Penyelesaian : Memberikan konseling mengenai cara menstimulasi
tumbuh kembang anak dan mengajak ibu untuk melatih cara menstimulasi
anak di rumah
5. Masalah : Terdapat hewan unggas di dalam maupun luar rumah
Penyebab :Kurangnya Pengetahuan ibu mengenai hewan unggas
disekitar rumah
Penyelesaian : Memotivasi ibu untuk selalu membersihkan rumah dan
memberikan saran kepada ibu untuk memisahkan tempat tinggal dengan
tempat unggas
2. Skoring
Perumusan Masalah A B C D Jumlah Prioritas
Masalah
Berat badan tidak sesuai 0,6 1 0,6 1 3,2 4
dengan berat badan ideal
Anak susah makan sayur 0,6 1 0,6 0,5 2,7 3
dan ikan
Anak selalu menangis 0,3 1 0,6 0,5 2,4 1
ketika beradaptasi
dengan lingkungan
sekitar
Keterlambatan 0,3 1 0,3 1 2,6 2
perkembangan anak
pada usianya
Terdapat hewan unggas 0,6 2 1 0 3,6 5
di dalam dan di luar
rumah
D. POA
1. Masalah : Anak selalu menangis ketika beradaptasi dengan
lingkungan sekitar
Tujuan Sasaran Rencana Waktu/Tempat Pelaksana
Kegiatan
Diharapkan Orang tua Mengajak 22 November Heni Tasari
dan Anak
anak bisa ibu untuk 2019 / di rumah
beradaptasi selalu Tn.U
dengan mengajarkan
lingkungan anak
sekitar beradaptasi
kepada
lingkungan
sekitar
Nama : Masrohatun
Usia : 32 Tahun
Alami √ AKBK
Kondom AKDR
Suntik 1 bulanan
N Indikator Nilai
o
KIA dan Gizi
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 1
2 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali 1
3 Memberikan ASI Eksklusif pada bayi 1
4 Menimbang balita minimal 8 kali setahun 1
5 Anggota rumah tangga dengan menu gizi seimbang dengan 1
garam beryodium
Kesehatan Lingkungan
6 Anggota rumah tangga menggunakan air bersih 1
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat 1
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya 1
9 Menggunakan lantai kedap air 1
Gaya Hidup
10 Anggota rumah tangga melakukan aktifitas fisik/berolah raga 0
11 Anggota rumah tangga tidak ada yang merokok 1
12 Anggota rumah tangga mencuci tangan dengan sabun 1
13 Anggota rumah tangga menggosok gigi 2 kali sehari 1
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan Miras/Narkoba 1
Upayakan Kesehatan Masyarakat
Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK/Dana sehat 0
Anggota rumah tangga melakukan PSN minimal seminggu 0
sekali
Keterangan: jawaban yang dinilai 1 (satu), dan jawaban tidak dinilai 0 (nol)
1. Strata Sehat Pertama (Warna Merah): JIka jumlah nilai dari jawaban ya antara
0 s/d 5
2. Strata Sehat Madya (Warna Kuning): JIka jumlah nilai dari jawaban ya antara
6 s/d 10
3. Strata Sehat Utama (Warna Hijau): JIka jumlah nilai dari jawaban ya
antara 11 s/d 15
4. Strata Sehat Paripuma (Warna Biru): JIka jumlah nilai dari jawaban ya antara
= 16
Lampiran 5
TABEL MAKANAN UNTUK BAYI DAN BALITA
9 – 12 ASI
Bulan Berikan MP-ASI yang lebih padat (bubur nasi, nasi tim, nasi
lembek)
Berikan aneka makanan seperti telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging, wortel, bayam, santan, kacang hijau, minyak dan buah-
buahan seperti jeruk, pisang, papaya
1 – 2 Tahun ASI
Makanan orang dewasa (nasi, lauk, sayur, dan buah)
Makan 3 kali sehari 1/3 porsi orang dewasa sekali makan
Makanan selingan 2 kali sehari
Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-
hal yang diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan
menumbuhkan rasa kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas
untuk melindungi dari bahaya, karena dorongan anak berbuat belum
diimbangi oleh kemmapuan untuk melaksanakannya secara wajar dan
rasional
Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan
demikian ia akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan.
Namun jangan lupa bahwa dalam bermain atau berhubungan dengan
orang lain, anak masih bersifat egoistis, yaitu mementingkan dirisendiri
dan memperlakukan orang lain sebagai obyek atau benda sesuai dengan
kemauannya sendiri
Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah
dimengerti
Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan
doronglah agar ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau
dengar
Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat
lainnya
Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain,
membantu kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan
pakaiannya tanpa dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung
jawab.
Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan
buang air besar pada tempatmnya, namun jangan terlalu ketat
Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan
ajaklah ia makan bersama keluarga
Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau
bermain balok-balok atau menggambar
Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua pun
jangan terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan
tenangkanlah anak ketika ia kecewa dengan cara memeluknya dan
mengajaknya berbicara.
c. Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini
Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru
kegiatan di sekitarnya.
Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan
inisiatif untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan
hasilnya. Pengalaman dalam melakukan aktivitas ini amat penting
artinya bagi anak.
Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan
meninggalkan tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang
lain. Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan
dengan lingkungan yang semakin menuntut, sehingga anak mengalami
kekecewaan
Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi
anak, dalam tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya.
Disini terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak
laki-laki merasa lebih sayang kepada ibunya, dan anak perempuan lebih
sayang kepada ayahnya
Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci,
irihati, persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut
dan cemas.
Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap
ini. Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting
Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau
dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang
sama, baik terhadap anak perempuan ataupun anak laki-laki
Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak wanita
akan beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan ayahnya
(identitas seksual maupun identitas diri)
Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah tangga,
sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara
lahiriah maupun kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses
meniru) yang salah. Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan ibunya,
sehingga ia lebih mengembangkan sikap kewanitaan dan sebaliknya
Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang,
ia terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki
memegang alat kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal
ini tetapi alihkanlah perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini
akan berakhir dengan baik pada usia 6 tahun.
b. Sikap orangtua
E. Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta mendapatkan penyuluhan
selama 15 menit, maka diberikan pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian gizi pada balita?
b. Jelaskan 1000 HPK?
c. Jelaskan pengaturan makan untuk balita?
d. Jelaskan masalah gizi akibat dari kelebihan dan kekurangan gizi?
F. Daftar Pustaka
1. Almatsier, S.2008.Penuntun Diet.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Gizi_seimbangdiakses pada tanggal 20
November 2019 pukul 11.00 WIB
3. http://balitapedia.com/kenali-5-masalah-gizi-yang-umum-terjadi-pada-
balita-berikut-ini/667diakses pada tanggal 20 November 2019 pukul 11.25
WIB
4. http://lagizi.com/1000-hari-pertama-kehidupan-untuk-generasi-yang-lebih-
baik/diakses pada tanggal 20 November 2019 pukul 11.30 WIB
MATERI TEORI
GIZI BALITA
A. Gizi
1. Pengertian
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia
yang berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin
yaitu sejak mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil.
Kebiasaan makan sudah dimulai sejak dari masa kanak-kanak. Gizi adalah
suatu zat yang berguna dan dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
Makanan yang bergizi seimbang mengandung 3 fungsi utama yaitu
a. Zat tenaga
Zat gizi menghasilkan tenaga atau energi. Bagi balita, tenaga diperlukan
untuk melakukan aktivitasnya serta untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi sumber tenaga
balita relatif lebih besar daripada orang dewasa. Zat tenaga dapat
diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat pembangun
Zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan
jaringan yang rusak. Zat pembangun dapat diperoleh dari protein.
c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur
dapat diperoleh dari vitamin, mineral dan air
2. Masalah gizi balita
a. Kurang Energi Protein (KEP)
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila
berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia
(BB/U) baku WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition
dapat diartikan sebagai salah satu penyakit gangguan gizi yang penting
dimana pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan
patologis yang disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein
dalam proporsi yang bermacam-macam. Kurangnya zat gizi makro
(Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan KEP. Berikut ini
sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
1. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari
makanan dalam usus terganggu
4. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang
tidak diimbangi dengan asupan yang memadai
b. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan
lemak dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar
dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas
pada anak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti :
hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah),
hipertensi, hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi
ortopedik (tulang). Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan
berlebih (obesitas) akan berlanjut sampai anak beranjak remaja dan
dewasa.
Menurut Aven-Hen, obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut:
1. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
2. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
3. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
4. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia
berbuat sesuai dengan keinginan orang tua
5. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik
Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada
keluarga. Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
1) Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola
makan anak agar tetap seimbang. Awasi kebiasaan makannya,
jangan berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi.
2) Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan
masakan yang mengandung banyak lemak seperti santan yang
terlalu kental.
3) Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
4) Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis,
karena itu adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat
badan.
5) Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan
energinya, terutama di luar ruangan seperti lari, berenang, atau
bermain bola, dan lain-lain
B. 1000 HPK
Pada fase kehamilan, perkembangan janin terjadi di setiap trimester
kehamilannya, diantaranya:
Trimester 1 (minggu 1-12), Pembentukan organ-organ penting (mata,
jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau
lengan, kaki, dan organ tubuh lainnya)
Trimester 2 (minggu 13-27), Berat janin mulai bertambah, organ mulai
berfungsi
Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan pesat,
organ mulai matang
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena
sebagian organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak.
Perkembangan fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga
mencapai puncaknya pada usia 0-2 tahun
Pengertian
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang
yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2
tahun. 1000 HPK juga disebut periode emas, karena pada periode ini terjadi
pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses
pertumbuhan anak dengan sempurna. Kurang gizi pada 1000 HPK tidak dapat
diperbaiki dimasa kehidupan selanjutnya.
Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi
kesempatan bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif,
juga berisiko lebih rendah dari menderita penyakit degeneratif. Analisis dari
penelitian kohor di 5 negara memberikan bukti kuat bahwa gizi yang cukup di
dalam kandungan dan di usia 2 tahun pertama kehidupan sangat kritis untuk
pembangunan sumber daya manusia.
C. Pengaturan Makan Balita
Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah
pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
imunisasi, dan suplementasi vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan
makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI
diberikan kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI
saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian
makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada
saat bayi berumur 6 atau 7 bulan bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk
mengonsumsi makanan padat.
Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat
gizi mikro seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena
pada masa ini sampai anak usia dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan
dengan laju metabolisme tinggi. Kandungan lemak pada makanan pendamping
ASI anak diperlukan sebagai sumber asam lemak esensial, memfasilitasi
penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan
pendamping ASI berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.
Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok
untuk anak yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu
dengan rasa yang tajam. Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan
anak, meskipun mereka perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600
ml susu atau 2-3 porsi susu per hari. Berikan anak makanan yang sehat,
bervariasi dan seimbang,Anak harus makan berbagai macam makanan dari
setiap kelompok makanan:
a. 4 porsi jenis karbohidrat perhari
b. 2-3 porsi susu perhari
c. 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari
d. 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari
Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan sampai
12 bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan
mengunyah dan menelan serta menerima macam-macam makanan dengan
berbagai tekstur dan rasa. Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi,
mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar,
makanan lumat, makanan lembik dan akhirnya makanan padat. MP-ASI
sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit dalam bentuk encer
secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental sampai padat. Anjuran
pemberian makanan pada bayi dan anak dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Anjuran Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak
MP-ASI
Usia
ASI Makanan Makanan Makanan
(Bulan)
Lumat Lembik Keluarga
0-6
6-8
9-12
12-24
Sumber : Depkes RI, Panduan Untuk Petugas Tentang ASI dan MP-ASI,
2009
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai pemberian MP-ASI yang
mencakup jenis, tekstur, frekuensi dan porsi pemberian untuk setiap kali makan
menurut kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pemberian MP-ASI
Usia
Komponen
6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan
Jenis 1 Jenis bahan dasar 3-4 jenis bahan dasar Makanan
(6 bulan) (Sajikan secara keluarga
2 jenis bahan dasar terpisah atau
(7-8 bulan) dicampur)
Tekstur Semi cairMakanan yang Padat
(dihaluskan), secara dicincang halus atau
bertahap kurangi lunak (disaring
campuran airkasar). Ditingkatkan
sehingga menjadi sampai semakin
semi padat kasar sehingga dapat
digenggam
Frekuensi Makanan utama 2-3 Makanan utama 3-4 Makanan
kali sehari, camilan kali sehari, camilan utama 3-4 kali
1-2 kali sehari 1-2 kali sehari sehari, camilan
1-2 kali sehari
Porsi setiap Dimulai dengan 2-3 ½ mangkok kecil ¾ sampai 1
makan sendok makan dan atau setara dengan mangkok kecil
ditingkatkan secara 125 ml atau setara
bertahap sampai ½ dengan 175 –
mankok kecil atau 250 ml
setara dengan 125 ml
Sumber : Krisnatuti, 2008
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan orang tua mampu
mengetahui, memahami, mengenal, dan mampu melakukan cara efektif
untuk mengatasi anak susah makan.
2. Tujuan Khusus
a. Orang tua dapat memahami definisi susah makan
b. Orang tua dapat mengetahui tanda-tanda anak susah makan
c. Orang tua dapat mengetahui penyebab anak susah makan
d. Orang tua dapat mengertahui cara mengatasi anak susah makan
B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
C. Media
1. Leaflet
D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
.
1. 3 Menit Pembukaan a. Menjawab
a. Membuka kegiatan dengan b. Mendengarkan
mengucapkan salam dan
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan c. Mendengarkan
d. Menyebutkan materi yang diberikan dan
memperhatikan
d. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. 10 Menit Pelaksanaan penyampaian materi : a. Mendengarkan
a. Menjelaskan definisi susah makan dan
b. Menjelaskan tanda-tanda anak susah memperhatikan
makan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan faktor penyebab anak dan
susah makan memperhatikan
d. Menjelaskan cara mengatasi anak c. Mendengarkan
susah makan dan
e. Memberi kesempatan untuk bertanya memperhatikan
d. Mendengarkan
dan
memperhatikan
e. Bertanya
3. 2 Menit a. Mengajukan 4 pertanyaan tentang a. Menjawab
materi b. Mendengarkan
b. Kesimpulan dari materi dan
c. Salam Penutup memperhatikan
c. Mendengarkan
E. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan Cara Mengatasi Anak Susah Makan orang tua
dapat : :
1. Orang tua dapat memahami definisi susah makan
2. Orang tua dapat mengetahui tanda-tanda anak susah makan
3. Orang tua dapat mengetahui penyebab anak susah makan
4. Orang tua dapat mengertahui cara mengatasi anak susah makan
F. Daftar Pustaka
Shofiyya, Ummu. 2013 . Apa Solusinya Anak Susah Makan.
http://ummushofiyya.wordpress.com/2013/04/21/anak-susah-makan-apa-
solusinya/. Diakses pada tanggal 20 November 2019 pukul 10.00 WIB
Choriyati, Laily. 2013.Cara Mengatasi Anak Susah Makan.
http://lailychoyriati.blogspot.com/2013/06/makalah-cara-mengatasi-anak-
susah-makan.html.Diakses padatanggal 20 November 2019 pukul 10.20 WIB
MATERI PENYULUHAN
CARA MENGATASI ANAK SUSAH MAKAN
DEFINISI
“Susah makan” adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
ketidakmampuan bayi atau anak untuk mengkonsumsi sejumlah makanan yang
diperlukannya, secara alamiah dan wajar yaitu dengan menggunakan mulutnya
secara sukarela.
TANDA-TANDA ANAK SUSAH MAKAN
Tanda-tanda anak susah makan biasanya mudah dikenali oleh ibu karena
ibu biasanya tahu kebiasaan makan anak sehari-hari. Setiap anak menunjukkan
tanda yang berbeda sesuai dengan usia dan karakter mereka masing-masing. Pada
usia 3-4 tahun, anak lebih terang-terangan menolak makanan, bisa dengan
mengatupkan mulut, mengemut, melepeh, atau membuang makanan.
FAKTOR PENYEBAB ANAK SUSAH MAKAN
Secara umum, faktor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan faktor
internal eksternal :
a. Faktor Internal meliputi faktor fisik, antara lain :
1. Terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya
infeksi dalam tubuh anak
2. Kelainan atau penyakit pada gigi geligi dan rongga mulut, saluran
cerna, infeksi secara umum maupun non infeksi
3. Gangguan nafsu makan ketika sakit
b. Faktor Eksternal meliputi faktor psikis, meliputi gangguan psikologis pada
anak, seperti :
1. Suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan
bersama orang tua
2. Bosan dengan makanan yang disajikan ibu
3. Cara pemberian makanan yang kurang tepat, misalnya terlalu
memaksakan waktu dan jumlah, tidak dengan lemah lembut ketika
membujuk sehingga mereka melawan
4. Masalah kesukaan dan ketidaksukaan
5. Memakan cemilan padat kalori menjelang jam makan
6. Minum susu terlalu banyak
7. Terpengaruh kebiasaan orang tua
CARA MENGATASI ANAK SUSAH MAKAN
Susah makan merupakan masalah individu anak sehingga upaya untuk
mengatasinya juga bersifat individual tergantung kepada beratnya dan faktor-
faktor yang menjadi penyebab susah makan. Langkah-langkah yang bisa
dilakukan ibu untuk mengatasi susah makan pada anak antara lain :
1. Sajikan makanan dalam porsi kecil.
Ingat, lambung si kecil belum mampu menampung makanan terlalu banyak,
jadi berikan ia makanan sedikit demi sedikit.
2. Variasi makanan.
Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda
memilih makanan yang ia sukai. Biasanya anak lebih suka dengan makanan
pilihannya.
3. Sajikan dengan menarik
Setelah menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan menarik.
Misalnya, mencetak nasi goreng dalam cetakan teddy bear atau bebek kecil.
Contoh: Makanan Unik
4. Jadikan saat makan menyenangkan
Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar ia makan
lebih banyak.
Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak
menyenangkan. Dan bukan tak mungkin menimbulkan trauma psikologis
baginya.
5. Makan teratur
Jadwalkan waktu makan dengan teratur, agar si kecil terbiasa dengan waktu
makannya. Sama halnya dengan waktu tidur, mandi dan sebagainya.
6. Beri cemilan sehat
Setelah bisa berjalan, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya.
Apalagi ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya semakin banyak saja. Ini
mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang.
Untuk menyiasatinya, berikan ia cemilan sehat dalam porsi kecil namun
beragam. Misalnya saja bola-bola kentang isi wortel dan daging cincang, sus
mini isi fla coklat, donat tabor keju, dan sebagainya.
7. Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak.
Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan
jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
8. Libatkanlah anak untuk menyiapkan makanan.
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau
sayur di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu,
anak anda memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi
makanan sehat, maka anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang
tua.
9. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah.
Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang
paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan
mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan
penutup selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya
tidak anda berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti
sebagai makanan penutup.
10. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan.
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak,
namun bila terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk
makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.
11. Jenis makanan yang diberikan
Penyebab anak susah makan juga bisa karena jenis makanan yang kita berikan.
Bisa terjadi, anak tidak suka dengan rasanya atau aromanya mungkin. Atau
kondisi makanannya, bisa karena terlalu panas atau bahkan terlalu dingin, kita
bisa sangat memperhatikan hal ini. Dan paling sering, balita tidak suka dengan
makanan yang semua campur jadi satu dalam piring. Nasi, sayur dan buah bisa
kita tempatkan dalam wadah yang berbeda. Juga pada pilihan potongan,
usahakan untuk tidak terlalu besar, ukuran potongan yang kecil akan lebih
disukai anak.
12. Kapasitas perut anak
Masing-masing anak mempunyai kapasitas perut yang berbeda. Untuk balita
dengan muatan perut yang tidak terlalu besar, bisa menjadi penyebab anak
susah makan. Ini bisa kita atasi dengan pemberian makanan yang tidak terlalu
banyak, tetapi dengan nilai makanan sehat serta gizi yang mencukupi.
Biasanya, balita bisa makan beberapa kali dalam sehri, ini sangat bervariasi,
bisa 3 kali sampai 6 kali sehari.
NUGGET SAYUR
Bahan-bahan:
· 3 buah wortel yang berukuran sedang, bersihkan dan potong-potong
· 1/2 bagian kembang kol, hancurkan
· 1 butir telur
4. Tempatkan 1/2 cangkir sisa tepung roti di dalam piring. Lalu, lumuri nugget
dengan tepung roti.
5. Panaskan minyak pada wajan di atas api sedang. Kemudian, goreng sekitar 10
menit hingga kedua sisi nugget berubah warna menjadi cokelat keemasan.
Lampiran 8
DOKUMENTASI
Mengajak anak untuk beradaptasi yaitu diajak salaman dengan orang lain.
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 November 2019/ 11.30 WIB
Pemeriksaan Fisik An.I
Hari/Tanggal : Jum’at, 22 November 2019/ 11.40 WIB