Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB Pil
Kombinasi Ny. Y dengan menerapkan manajemen kebidanan, maka penulis akan membahas serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan kenyataan yang terjadi saat memberikan asuhan. Sewaktu melakukan pengkajian, ibu mengaku telah mendapatkan informasi tentang Keluarga Berencana dari petugas kesehatan dan sudah tau jenis, keefektifan, keuntungan, efek samping dan cara pemakaian KB yang mungkin ibu gunakan sesuai dengan keadaan ibu untuk menjarangkan anak. Pada tanggal 14 Februari 2021, Ny. y ingin memakai alat kontrasepsi KB Pil Kombinasi.
Ny. Y kontrasepsi ini lebih praktis dan dapat menjarangkan kehamilan,
ibu juga sudah mengetahui efek samping dari pemakaian KB Pil Kombinasi. Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. KB Pil Kombinasi sendiri memiliki Efek samping mual, nyeri tekan pada payudara, pertambahan berat badan, sakit kepala, perdarahan tidak teratur (umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian), meningkatkan tekanan darah (dapat kembali normal bila pil kombinasi dihentikan), bekuan darah pada vena tungkai (3-4 kali pada pil KB dosis tinggi), meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, risiko stroke (pada wanita usia > 35 tahun)
Setelah diberikan KB Pil Kombinasi, Ny. Y diberikan Penjelasan kapan
harus melakukan kunjungan setelah KB Pil Kombinasi habis. Dan kembali jika ibu ada keluhan yang tidak nyaman atau tidak mengerti mengenai pemakaian KB untuk mendapatkan pelayanan atau informasi yang lebih legkap.