Anda di halaman 1dari 11

PENTINGNYA VITAMIN K DAN IMUNISASI DASAR PADA BBL

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : BBL (Bayi baru lahir)


Sub Topik : Pentingnya Vitamin K dan Imunisasi dasar pada BBL
Tempat : PMB Ni Putu Ratna Dewi Ningsih Amd.Keb
Hari/ tanggal : Sabtu, 13 Desember 2019
Waktu : 09.00 WITA
Sasaran : Ibu Hamil Trimester III
Jumlah sasaran : 4 Orang

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta lebih memahami tentang pentingnya
vitamin K pada BBL dan harapkan ibu-ibu yang mempunyai anak balita memahami
tentang pentingnya imunisasi pada anak-anaknya

B. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang:
1. Pengertian Vitamin K
2. Sumber Vitamin K
3. Fungsi Vitamin K
4. Defisiensi Vitamin K
5. Efek Samping Vitamin K
6. Kontraindikasi
7. Menjelaskan pengertian imunisasi
8. Menjelaskan manfaat imunisasi
9. Menyebutkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
10. Menjelaskan jenis dan jadwal pemberian imunisasi
11. Menjelaskan akibat jika anak tidak diimunisasi
12. Membawa anak untuk imunisasi
C. Metode
1. Diskusi

D. Media dan Alat


1. Leaflet

E. Proses belajar mengajar


Tahap Kegiatan Waktu
Pembukaan1. Salam Pembuka - Menjawab salam 2 menit
2. Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
3. Menjelaskan jalannya penyuluhan
Pelaksanaan1. Menjelaskan Pengertian Vitamin K - Mendengarkan 10
2. Menjelaskan Sumber Vitamin K penjelasan menit
3. Menjelaskan Fungsi Vitamin K - Menanyakan
4. Menjelaskan Defisiensi Vitamin K yang belum
5. Menjelaskan Farmakokinetik Vitamin K dimengerti
6. Menjelaskan Efek Samping Vitamin K
7. Menjelaskan Kontraindikasi
M Menjelaskan pengertian imunisasi
8. Menjelaskan manfaat imunisasi
9. Menyebutkan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi
10 Menjelaskan jenis dan jadwal pemberian
imunisasi
11 Menjelaskan akibat jika anak tidak diimunisasi
12 Membawa anak untuk imunisasi
Penutup 1. Menanyakan kembali pada peserta - Menjawab 3 menit
2. Memberikan reinforcement positif. pertanyaan
3. Salam penutup. - Menyimak
- Menjawab salam
F. Evaluasi
1. prosedur
a. Pembukaan
b. pelaksanaan ( pemberian materi)
c. Penutupan (tanya jawab, evaluasi)
2. Cara : metode diskusi yang mudah dipahami
3. alat : sarana dan prasarana ditunjang dengan baik
G. MATERI

PENTINGNYA VITAMIN K PADA BBL

A. Pengertian Vitamin K
Pengertian vitamin K : merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang
berfungsi untuk pembentukan prothrombin, faktor koagulasi II, VII, IX dan X yang
harus tersedia pada tubuh dalam jumlah yang cukup (Hidayat, 2012).
Vitamin K adalah pemanjangan waktu prothrombin, Vitamin K untuk
mencegah terjadinya pendarahan sebagai akibat dari ibu yang mendapat fenoharbital.
Untuk membentuk faktor II, VII, IX dan X serta bayi yang mendapat air susu ibu
(Prawirohardjo, 2010).
Vitamin K dari “koagulation-vitamin” dalam bahasa Jerman, vitamin
hydrophobic yang dibutuhkan untuk modifikasi pasca-terjemah dari berbagai macam
protein, terutama banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan darah. Vitamin K2
(menaguinone, menatetrenone) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran
pencernaan, dan defenisi gizi akibat diet yang sangat jarang kecuali saluran
pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehinga tidak dapat meyebabkan
molekul.
Vitamin K merupakan salah satu dari faktor pembeku darah. Vitamin K sangat
penting untuk pembekuan prothrombin, yang memungkinkan darah membeku, dan
ternyata kadarnya dianggap “rendah” pada bayi bari lahir. Kadar vitamin K “rendah”
adalah normal, dan secara fisiologis diharapkan pada bayi baru lahir. Pada beberapa
hari dan beberapa minggu awal setelah kelahiran bayi akan membentuk pasokan
vitamin K dari makanan (Hidayat, 2012).
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K injeksi 1mg intramuskuler
setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusui untuk mencegah
pendarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian
BBL (Hidayat, 2012).
Jadi Vitamin K adalah salah satu imunisasi dasar pada bayi baru lahir untuk
mencegah terjadinya pendarahan di otak, dengan pemberian vitamin K kemungkinan
akan terjadinya pembekuan darah sehingga dapat memperdapat pendarahan. Semua
bayi baru lahir harus diberikan vitamin K setelah 1 jam skin toe skin (IMD).

B. Sumber Vitamin K
Ada dua jenis vitamin K alamiah, yaitu berasal dari tanaman yang larut lemak dan dari
flora usus yang larut air. Asupan utama vitamin K pada bayi bersumber dari susu, hanya
sebagian kecil yang berasal dari usus si bayi. Khusus bayi yang baru lahir, vitamin K
juga bisa bersumber dari ibundanya saat persalinan. Namun, vitamain K dari ibu bisa
tidak sampai bila terjadi gangguan plasenta dan ari-ari. Selain itu, fungsi hati, tempat
metabolisme vitamin K, juga belum matang menambah resiko si kecil kekurangan
vitamin K. (Hidayat, 2012).
Ada Dua Kelompok Preparat Vitamin K :
1. Preparat Yang Larut Dalam Air (Menadion). Penggunaan preparat ini merupakan
konsentrasi indikasi pada neonatus bayi, kehamilan stadium lanjut. Merupakan
vitamin buatan bagi mereka yang tak mampu menyerap dari makanan
(Prawirohardjo, 2010)
2. Preparat yang larut dalam lemak (Fitomenadion). Kebanyakan sumber vitamin K
dalam makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak,
sayur sejenis kol dan susu (Prawirohardjo, 2010)
C. Fungsi Vitamin K
Vitamin K diperlukan untuk pembentukan tulang pada janin dan faktor-faktor
pembekuan darah II, VII, IX, X. Faktor-faktor anti pembekuan dalam hati. Vitamin K
berguna untuk meningkatkan biosintesis faktor pembeku darah yaitu prothrombin,
faktor VII, faktor IX, faktor X hingga membantu proses pembekuan darah dan
mencegah terjadinya pendarahan bila mengalami luka.
D. Defisiensi Vitamin K
Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan pendarahan. Vitamin ini bersifat larut
dalam lemak disimpan didalam hati dan dapat mengalami defisiensi pada keadaan
Malabsorbsi (misalnya pada klien penyakit (oeliac).
Defisiensi vitamin K berkaitan dengan :
a. Neonatus yang ibunya pernah mendapatkan obat-obatan anti epilepsy
b. Noenatus (khususnya bayi yang prematur).
c. Defisiensi makanan yang meliputi pemberian nutrisi parenteral yang lama.
d. Malabsorbsi.
e. Gangguan flora usus karena pemberian antibiotic.
f. Penyakit hepar (yang meliputi penyakit yang ada kaitannya dengan konsensi
alkohol)
Defisinsi vitamin K dapat menyebabkan :
a. Hipoprotrombinemia dan menurunnya beberapa faktor pembekuan darah sehingga
terjadi pendarahan spontan
b. Mudah terjadi pendarahan, gangguan metabolisme tulang belum
diketahui. Kemungkinan menyebabkan kuning pada bayi premature (Hidayat, 2012).
Kelainan Pendarahan Pada Bayi Baru Lahir
Penyakit ini telah dibagi menjadi 3 kategori :
1. Usia Dini
Pada saat lahir atau dalam waktu 24 jam yang mengenai noenatus yang ibunya
pernah mendapatkan obat-obat yang mempengaruhi metabolisme vitamin K, misalnya
warfarin, fenitoin, rifambisin, dan karbamazefin.
2. Usia Klasik
Pada usia bayi 2-7 hari ketika pendarahan umumnya terjadi dari umbilicus atau traktus
gastrointestinal dan biasanya sembuh sendiri.
3. Usia Lanjut
Pada usia 8 hari hingga 12 bulan, yang terutama terjadi pada bayi-bayi yang
mendapatkan ASI. Kategori ini meliputi pendarahan intracranial dengan mendadak
dengan gejala sisa yang serius. Defisiensi vitamin K dapat dipicu oleh diare
malabsorbsi misalnya sesudah pemberian antibiotik dalam waktu yang lama.
Faktor-faktor resiko lainnya adalah trauma lahir, diare kronis, kistik fibrosis,
sindrom malabsorbsi, penyakit hati (Prawirohardjo, 2010)
E. Efek Samping Vitamin K
Vitamin K pada bayi baru lahir telah dikaitkan dengan anemia hemolitik dan
hiperbilirubenia, terutama pada bayi premature dan bayi dengan defisiensi glukosa atau
defisiensi vitamin E. Vitamin K oral secara umum ditoleransi baik, tetapi mungkin
menyebabkan mual, sakit kepala, atau pusing. Pada gagal hati akan terus terdepresi.
F. Kontraindikasi
Vitamin K paranteral harus diberikan dengan kewaspadaan pada bayi dengan bayi
berat kurang dari 2,5 kg karena peningkatan resiko kernik terus.

PENTINGNYA IMUNISASI

A. Defenisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk mempertahankan kekebalan tubuh dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terlindungi dari penyakit infeksi tertentu. Imunisasi
adalah pemberian kekebalan atau masuknya bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan
agar tubuh terlindungi dari penyakit tertentu. Vaksin adalah bibit penyakit yang telah
dilemahkan/ dimatikan yang diberikan saat imunisasi, yang menyebabkan anak
memproduksi antibodi (zat kekebalan tubuh), bukan menimbulkan penyakit.
B. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
2. Menurunkan angka kematian
3. Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak. Namun bila anak
terserang juga penyakit tersebut maka anak tidak akan sakit lebih parah. Dan mencegah
terjadinya kecacatan seperti pada penyakit poliomyelitis.
4. Mengendalikan wabah
C. Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:
1. Semua bayi dan anak sehat di bawah usia 1 tahun
2. Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap
3. Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
D. Tempat Pelaksanaan Imunisasi
Imunisasi bisa didapatkan di:
1. PRaktik Mandiri Bida
E. Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi
1. Polio (Poliomyelitis)
Polio disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menular melalui air
liur. Tanda-tanda awalnya adalah anak demam, batuk dan menjadi rewel. Dua hari
kemudian leher menjadi kaku, sakit kepala dan kaki terasa kaku. Pada hari berikutnya
salah satu kaki atau lengan menjadi lemas dan lumpuh.Walaupun dapat sembuh tetap
akan cacat seumur hidup. Kelumpuhan juga dapat terjadi pada otot pernafasan sehingga
anak sulit bernafas. Polio tidak dapat diobati, namun dapat dicegah dengan imunisasi.
2. TBC (Tuberculosis)
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan sangat menular
melalui pernafasan. Menyebabkan TBC miliare pada paru, arthritis TBC pada tulang,
meningitis atau radang pada selaput otak dan dapat menyerang seluruh organ lain pada
tubuh manusia. Anak dapat menderita cacat atau terjadi kematian.
3. Campak (Measles/ Morbili/ Rubella)
Penyakit ini sering mewabah. Penyebabnya adalah virus Morbili. Menyerang
selaput lendir dan kulit. Ciri-cirinya adalah demam 3 – 5 hari, disertai batuk dan pilek.
Kemudian timbul kemerahan dimulai dari belakang telinga, menjalar ke leher, muka,
dahi, dada dan ke seluruh tubuh. Komplikasi yang dapat timbul akibat penyakit ini
adalah Enchepalitis (radang otak) dan Bronchopneumonia (radang paru).
4. Diphteri
Penyakit yang sangat menular, disebabkan oleh Corynebacterium Dyphteriae.
Menyerang daerah mukosa, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Demam tinggi, pada hari ke-5 anak terlihat sakit berat
b. Leher menjadi besar dan terlihat seperti leher lembu (bullneck)
c. Tonsil atau amandel membesar diselaputi lapisan warna abu-abu yang bila disentuh
mudah berdarah, dan bisa menutup saluran nafas sehingga suara anak hilang dan sesak
nafas bahkan dapat terjadi kematian.
5. Pertusis (batuk rejan/ batuk 100 hari)
Penyakit batuk yang disebabkan Bordetella Pertusis, yang menyerang anak-
anak selama kira-kira 100 hari. Diawali dengan batuk dan pilek yang berlangsung
sekitar 7 – 14 hari kemudian diikuti dengan batuk yang sangat khas. Satu kali tarikan
nafas diikuti 10 – 20 kali batuk beruntun kemudian muntah. Jika tidak diobati penyakit
ini dapat mengakibatkan radang paru-paru sehingga anak batuk darah, dapat juga terjadi
kerusakan otak, sehingga anak kejang, pingsan, bahkan terjadi kematian.
6. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh Clostridium Tetani yang dapat bertahan hidup
bertahun-tahun di tanah yang lembab, pada tubuh dan kotoran hewan. Penyakit ini
menyerang semua usia dengan gejala kejang pada otot muka, mulut terkunci, leher,
tulang belakang dan punggung kaku, perut kram dan keras seperti papan, serta anggota
gerak kejang. Pada bayi baru lahir (5 – 28 hari) mendadak tidak mau menyusu lagi
karena mulutnya kaku.
7. Hepatitis B
Ciri-ciri penyakit ini adalah mual muntah, dan kadang warna kuning pada kulit.
Penyakit ini berlangsung secara menahun dan akan mengakibatkan kanker hati di
kemudian hari.
F. Jenis imunisasi
Imunisasi dasar yang diharuskan di Indonesia ada 5 jenis, yaitu:
1. Imunisasi Polio
a. Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Poliomyelitis
b. Diberikan dengan cara diteteskan di mulut
Efek samping: Imunisasi polio hampir tidak mempunyai efek samping, namun kadang
anak bisa juga menderita diare setelah imunisasi polio.
2. Imunisasi BCG (Bacillius Calmitte Guerine)
a. Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit TBC (Tuberculosis)
b. Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping: 1 minggu setelah imunisasi akan terjadi kemerahan dan pembengkakan
kecil pada daerah suntikan, menimbulkan bekas dan kadang-kadang bernanah seperti
bisul kecil, namun dapat sembuh sendiri. Jarang dijumpai efek samping lain akibat
imunisasi BCG, namun dapat juga terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening
yang akan sembuh sendiri pada daerah ketiak atau leher.
3. Imunisasi Campak
a. Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Campak
b. Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping: Imunisasi campak dapat menyebabkan diare, rash (kemerahan dan gatal),
dan conjunctivitis (radang selaput mata). Anak juga mungkin akan demam setelah 4 – 10
hari penyuntikan. Berikan obat penurun panas selama anak panas.
4. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
a. Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Diphteri, Pertusis dan Tetanus
b. Diberikan melalui penyuntikan pada daerah paha atas
Efek samping: Kebanyakan anak akan demam setelah mendapat imunisasi DPT. Namun
panas tubuh akan turun dalam 1 – 2 hari. Akan terjadi kemerahan dan bengkak pada
daerah suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Jika
demam tinggi, berikan obat penurun panas yang diberikan oleh petugas kesehatan.
5. Imunisasi Hepatitis B
a. Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B
b. Diberikan melalui penyuntikan di paha atau di lengan atas
Efek samping: Setelah pemakaian biasanya, tidak adanya efek samping yang berarti
G. Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi wajib dari pemerintah :
Umur Jenis imunisasi
0-7 hari Hepatitis B1
< 2 bulan BCG,Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1,Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2,Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3,Polio 4
9 bulan Campak
6 tahun Booster (difteri tetanus)

H. Waktu yang tidak diperbolehkan imunisasi


1. BCG tidak diberikan bila bayi sedang sakit TBC dan panas tinggi
2. DPT tidak diberikan bila bayi panas dan kejang
3. Campak tidak boleh diberikan bila bayi mendadak panas tinggi
I. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi
1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan
ke puskesmas;
2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan
berikan kompres hangat.
3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.

Anda mungkin juga menyukai